Anda di halaman 1dari 13

PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W

NPM: 1510015211128

JOB I
PENENTUAN BERAT JENIS SEMEN

1.1 PELAKSANAAN

Hari, Tanggal : Rabu, 27 April 2016

Waktu : 14.00 WIB - Selesai

Tempat : Laboratorium Teknologi Beton Universitas BungHatta.

1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan pratikum ini mahasiswa diharapkan dapat
menentukan berat jenis semen portland dalam kondisi yang masih dapat
digunakan untuk pekerjaan stuktural dan pekerjaan lainnya.
b. Tujuan Khusus
Setelah pratikum ini diharapkanmahasiswa dapat :
1. Terampil dalam menggunakan alat pengujian berat jenis semen
porland tersebut.
2. Menentukan berat jenis semen secara laboratorium dan secara
lapangan serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat
jenis semen portland tersebut.
3. Menentukan apakah semen portland masih dapat digunakan untuk
pekerjaan stuktural dan pekerjaan lainnya.

1.3 REFERENSI
1. SNI 7064-2004
2. SII 003-81

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
1
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

1.4 DASAR TEORI

Semen adalah suatu bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang
memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi suatu massa
yang padat. Semen yang dimaksud adalah bahan yang mengeras dengan
adanya air – yang dinamakan semen hidraulik (hydraulic cement). Semen
semacam ini terutama terdiri dari silikat (silicate) dan lime yang terbuat dari
kapur dan tanah liat (batu tulis) yang digerinda, dicampur, dibakar dalam
pembakaran kapur (klin), dan kemudian dihancurkan menjadi tepung. Semen
semacam ini secara kimia dicampur dengan air (hydration) untuk membentuk
massa mengeras. Semen hidrolik biasa digunakan dalam pembuatan beton
bertulang yang disebut dengan semen pordland.
Fungsi utama dari semen adalah untuk mengikat partikel agregat yang
terpisah sehingga menjadi satu kesatuan. Bahan dasar pembentuk semen
adalah :

1.3CaO.SiO2 (tricalcium silikat) disingkat C3S (58% - 69%).


2. 2CaO.SiO2 (dicalcium silikat) disingkat C2S (8% - 15%).
3. 3CaO.Al2O3 (tricalcium aluminate) disingkat C3A (2% - 15%).
4.4CaO.Al2O3.Fe2O3(tetracalcium aalummoferrit) disingkat C4AF (6%-
14%)

C3S dan C2S merupakan senyawa yang membuat sifat – sifat perekat, C3A
adalah senyawa yang paling reaktif, sedangkan C4F berfungsi sebagai
katalisator yang menurunkan temperatur pembakaran dalam pembentukan
kalsium silikat.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

Dari dasar teori di atas dapat kita aplikasikan bahwa penentuan berat jenis
semen dilaboratorium maupun dilapangan yang mana bertujuan untuk
perencanaan dan pengendalian campuran beton.

Macam- MacamTipe Semen

1. Semen Portland Type I

Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memakai persyratan


khusus terhadap panas hidrasi dan kekutan tekan awal. Cocok dipakai
pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0,0%-0,10% dan dapat
digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat,
perkerasan jalan, strukturrel dan lain-lain.

2. Semen PortLand type II.

Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa yang memerlukan


ketahanan sulfat ( pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat
antara 0,10%-0,20% ) dan panas hidrasi sedang, misalnya bangunan di
pinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa
untuk dam-dam dan landasan jembatan.

3. Semen Portland type III

Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan


awal tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi, misalnya
untuk pemnuatan jalan beton, bangunan-bangunan tingkat tinggi,
bangunan-bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap
serangan sulfat.

4. Semen Portland type IV

Adalah tipe semen dengan panas hidrasi rendah. Semen tipe ini digunakan
untuk keperluan konstruksi yang memerlukan jumlah dan kenaikan panas

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
3
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

harus diminimalkan. Oleh karena itu semen jenis ini akan memperoleh
tingkat kuat beton dengan lebih lambat ketimbang Portland type I. tipe
semen seperti ini digunakan untuk struktur beton massif seperti dam
gravitasi besar yang aman kenaikan temperature akibat panas yang
dihasilkan selama proses curing merupakan factor kritis.

5. Semen Portland type V

Diapaki untuk konstruksi bangunan-bangunan padaa tanah / air yang


mengandung sulfat melebihi 0,2% dan sangat cocok untuk instalasi
pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan,
pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.

6. Super Masonry Cement

Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan , gedung, jalan


dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K 225. Dapat juga digunakan
untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow brick, Paving Block,
tegel dan bahan bangnan lainnya.

7. Oil Well Cement, Class G-HSR ( High Sulfate Resistance) .

Merupakan semen khusus yang diguanakan untuk pembuatan sumur


minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah
permukaan laut dan bumi , OWC yang telah di produksi adalah class G,
HSR ( High Sulfat Resistance ) disebut juga sebagai “BASIC OWC”
adaptif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan
temperature.

8. Portland Composite Cement ( PCC)

Semen memnuhi persyratan mutu Portland Composite Cement SNI 15-


7064-2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
4
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

semua beton. Struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur


jalan beton, bahan bangunan, beton pratekan dan pracetak, pasangan bata,
Plesteran dan acian, panel beton, paving block, hollow brick, batako,
genteng, potongan ubin, lebih mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah
sehingga tidak mudah retak, lebih tahan terhadap sulfat, lebih kedap air
dan permukaa acian lebih halus.

9. Super ” Portland Pozzolan Cement” ( PPC) .

Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI


15-0302-2004 dan ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara luas
seperti :

- Konstruksi beton massa ( bendungan, dam dan irigasi)


- Konstruksi Beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat
( Bangunan tepi pantai, tanah rawa) .
- Bangunan / instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.
- Pekerjaan pasangandan plesteran.

Menurut SNI 7064-2004, Portland Cement Composit (PCC)


merupakan bahan pengikat hidrolis penggilingan bersama terak-terak
semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik lain.
Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi, pozzolan, senyawa
silikat, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6% sampai 35%
dari massa semen portland.
Berat jenis semen portland komposit tidak sama dengan berat jenis
portland biasa. Apabila semen portland memiliki berat jenis kisaran 3,00
sampai 3,20 maka semen portland komposit memiliki berat jenis kurang
dari 3,00.
Semen yang digunakan untuk beton adalah semen portland, berupa
hidrolik yang berfungsi sebagai bahan perekat bahan penyusun beton.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
5
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

Dengan jenis semen tersebut, diperlukan air guna berlangsungnya reaksi


kimia pada proses hidrasi. Pada proses hidrasi yang mengeras dan
mengikat bahan penyusun semen (beton) membentuk massa padat. Semen
portland terutama mengandung kalsium dan alumina silika. Untuk
menghasilkan campuran beton dengan mutu beton yang baik semen
portland harus dipenuhi adalah dengan mengetahui berat jenis semen
portland itu sendiri. Berdasarkan ketentuan itu sendiri dari ASTM standar
berat jenis semen portland adalah sekitar 3,15 sampai 3,17 dengan tolansi
yang diperkenankan 0,01. Melalui percobaan ini kita dapat menentukan
kelayakan semen tersebut untuk digunakan dalam campuran beton dengan
mutu yang baik..

Berdasarkan SII 003-81 bahwa berat jenis semen berkisar 3,1 sampai
3,3 gr/ml. Sedangkan yang sering ditemui dilapangan biasanya berkisar
antara 3,2 gr/ml. Apabila berat jenis semen tersebut berada dalam batas
standar diatas, maka semen tersebut dinyatakan dalam keadaan siap pakai
untuk pekerjaan konstruksi dan bangunan lainnya. Namun, diluar standar
maka hal tersebut menyatakan bahwa semen telah mengalami pehidrasi
atau mengalami pelepasan panas terlebih dahulu akibat pengaruh
kelembapan udara.
Berat jenis semen penting untuk diketahui karena semen portland
yang tidak sempurna pembakarannya dan dicampur dengan bubuk batuan
lain, berat jenisnya akan terlihat lebih rendah dari angka tersebut.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengujian berat jenis semen,


diantaranya :
- Keadaan (kondisi) semen portland
- Ukuran butiran semen portland
- Susunan senyawa semen portland

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
6
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

1.5 PERALATAN DAN BAHAN


a. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
2. Lie Chaterlier Glass
3. Water Bath / Ember
4. Corong Kaca
5. Saringan NO.200
6. Kawat Pengaduk
7. Wash Bottle
b. Bahan
1. Minyak Tanah
2. Semen Portland 64 gr.

1.6 PROSEDUR PELAKSANAAN


A. Cara Laboratorium
1. Mengisi botol Lie Chaterlier yang bersih dan kering dengan
minyak tanah yang telah disaring dengan skala 0 dan 1.Bagian
dalam botoldiatas permukaancairan dikeringkan.
2. Memasukkan botol Lie Chaterlier tersebut kedalam bak air dengan
suhu antara 20º - 30º C ( suhu kamar ) yang tujuannya
menyamakan suhu cairan didalam botol dengan suhu yang
ditetapkan ( suhu kamar ). Perendaman dilakukan selama 20 menit.
3. Menimbang semen sebanyak 64 gram yang terlebih dahulu semen
diayak dengan saringan Mesh no200.
4. Setelah 20 menit, botol Lie Chatelier dikeluarkan dari bak air
dimana diharapkan suhu telah sama dengan suhu ruangan.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
7
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

5. Memasukkan semen portland sebanyak 64 gram sedikit demi


sedikit ke dalam botol Lie Chatelier. Hindarkan penempelan pada
dinding dalam botol diatas cairan yaitu dibantu dengan corong kaca
agar hal tersebut tidak terjadi.
6. Setelah benda uji dimasukkan, tutup botol tersebut. Kemudian
diputar-putar dengan posisi miring sacara perlahan-lahan sampai
gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
7. Mengulangi pekerjaan no.2 yaitu memasukkan botol Lie Chatelier
yang telah berisi semen kedalam bak air atau water bath selama 20
menit.

B. Cara Lapangan
1. Mengisi gelas ukur 500 ml dan 100 ml dengan minyak tanah
masing-masing150 ml dan 40 ml.
2. Gelas ukur yang berisi minyak tanah tersebut dimasukkan kedalam
water bath dengan suhu antara 20º - 30º C selama 20 menit,
dimana tujuannya menyamakan suhu dalam gelas ukur dengan
suhu kamar.
3. Timbang semen sebanyak 100 gr dan 25 gr yang terlebih dahulu
semen diayak dengan saringan Mesh no200.
4. Setelah 20 menit, keluarkan gelas ukur tersebut dan amati
volumenya dan catat sebagai 𝑉1.
5. Masukkan semen yang telah ditimbang sebanyak 100 gr kedalam
gelas ukur 500 ml dan25 gr kedalam gelas ukur 100 ml.
Memasukkan semen secara sedikit-dikit.
6. Mengocok gelas ukur tersebut sehingga semen yang menempel
pada dinding gelas ukur terkena minyak tanah agar bersih dan juga
supaya gelembung-gelembung udara keluar.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
8
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

7. Masukkan kembali gelas ukur tersebut kedalam water bath selama


20 menit lalu dikeluarkan serta amati volumenya dan catat sebagai
𝑉2

1.7 PENGAMATAN DATA

Tempat Lab. Teknologi Beton FTSP Universitas Bung Hatta


Hari, Tanggal Kamis,28 April 2016 Dikerjakan Oleh Dian Ulfah
Waktu 11.00 WIB – Selesai Diperiksa Oleh Reza M. Hessein

Pengamatan W (gr) V1 (ml) V2 (ml) BJ semen

Laboratorim 64 gr 0,5 ml 0,2 ml 3,12 gr/ml


Lapangan I
100 gr 150 ml 150 ml 2,86gr/ml
G.U 50 ml
Lapangan II
25 gr 40 ml 40 ml 3,12gr/ml
G.U 100 ml

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
9
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

1.8 ANALISA/ PENGOLAHAN DATA

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
BJ semen = × 𝐵𝐽𝑎𝑖𝑟 BJ air = 1 gr/ml
𝑉2−𝑉1

a. Cara Laboratorium
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
BJ semen = 𝑉 × 𝐵𝐽𝑎𝑖𝑟
2−𝑉1
64 𝑔𝑟
= 21−0,5 × 1 𝑔𝑟/𝑚𝑙
64 𝑔𝑟
= 20,5

= 3,12 gr/ml

b. Cara Lapangan
Lapangan I
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
BJ semen = × 𝐵𝐽𝑎𝑖𝑟
𝑉2−𝑉1
100 𝑔𝑟
= 185−150 × 1 𝑚𝑙
100
= 35

=2,86gr/ml

Lapangan II
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
semen = × 𝐵𝐽𝑎𝑖𝑟
𝑉2−𝑉1
25
= 48−40 × 1 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25
=8

= 3,12 grpp/ml

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
10
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

2,86 gr/ml + 3,12 gr/ml


Rata-rata BJ semen lapangan = 2

= 2,99 gr/ml

Secara laboratorium Secara lapangan


Kelompok I 3,14 gr/ml 2.89 gr/ml
Kelompok II 3,12 gr/ml 2,99 gr/ml
Jumlah 6,26 gr/ml 5,88 gr/ml
Rata - Rata 3,13 gr/ml 2,94 gr/ml

1.9 KESIMPULAN

Pada Praktikum yang telah dilakukan untuk mendapatkan Berat Jenis


dari semen yang dilakukan pengujiannya, pencariannya itu dilakukan
dengan 2 cara, yaitu :
1. Cara Laboratorium, dan
2. Cara Lapangan.

Selanjutnya hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :

1. Berat Jenis semen laboratorium = 3,13 gr/ml


2. Berat Jenis semen lapangan = 2,94 gr/ml

Pada ketentuan yang sudah ditetapkan Berat Jenis semen berkisar antara
3,1 gr/ml sampai 3,3 gr/ml. Tetapi berat jenis semen dengan cara lapangan
tidak tercapai karena beberapa faktor, seperti untuk memperoleh V1 di
lapangan pada saat perendaman, mungkin disebabkan karena waktu
perendaman yang kurang dari 20 menit, kecerobohan saat praktikum atau di
pengaruhi oleh factor luar lainnya.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
11
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

DOKUMENTASI

Gambar 1.1Penyaringan semen

Gambar 1.2 Pengisian minyak tanah ke dalam botol lie chatelier

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
12
PRATIKUM TEKNOLOGI BETON NAMA : RETNO FITRI W
NPM: 1510015211128

Gambar 1.3 pengisian semen ke dalam botol Lie Chatelier

Gambar 1.4 Perendaman Bahan uji didalam water bath

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
13

Anda mungkin juga menyukai