Job 1
Job 1
NPM: 1510015211128
JOB I
PENENTUAN BERAT JENIS SEMEN
1.1 PELAKSANAAN
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan pratikum ini mahasiswa diharapkan dapat
menentukan berat jenis semen portland dalam kondisi yang masih dapat
digunakan untuk pekerjaan stuktural dan pekerjaan lainnya.
b. Tujuan Khusus
Setelah pratikum ini diharapkanmahasiswa dapat :
1. Terampil dalam menggunakan alat pengujian berat jenis semen
porland tersebut.
2. Menentukan berat jenis semen secara laboratorium dan secara
lapangan serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat
jenis semen portland tersebut.
3. Menentukan apakah semen portland masih dapat digunakan untuk
pekerjaan stuktural dan pekerjaan lainnya.
1.3 REFERENSI
1. SNI 7064-2004
2. SII 003-81
Semen adalah suatu bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang
memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi suatu massa
yang padat. Semen yang dimaksud adalah bahan yang mengeras dengan
adanya air – yang dinamakan semen hidraulik (hydraulic cement). Semen
semacam ini terutama terdiri dari silikat (silicate) dan lime yang terbuat dari
kapur dan tanah liat (batu tulis) yang digerinda, dicampur, dibakar dalam
pembakaran kapur (klin), dan kemudian dihancurkan menjadi tepung. Semen
semacam ini secara kimia dicampur dengan air (hydration) untuk membentuk
massa mengeras. Semen hidrolik biasa digunakan dalam pembuatan beton
bertulang yang disebut dengan semen pordland.
Fungsi utama dari semen adalah untuk mengikat partikel agregat yang
terpisah sehingga menjadi satu kesatuan. Bahan dasar pembentuk semen
adalah :
C3S dan C2S merupakan senyawa yang membuat sifat – sifat perekat, C3A
adalah senyawa yang paling reaktif, sedangkan C4F berfungsi sebagai
katalisator yang menurunkan temperatur pembakaran dalam pembentukan
kalsium silikat.
Dari dasar teori di atas dapat kita aplikasikan bahwa penentuan berat jenis
semen dilaboratorium maupun dilapangan yang mana bertujuan untuk
perencanaan dan pengendalian campuran beton.
Adalah tipe semen dengan panas hidrasi rendah. Semen tipe ini digunakan
untuk keperluan konstruksi yang memerlukan jumlah dan kenaikan panas
harus diminimalkan. Oleh karena itu semen jenis ini akan memperoleh
tingkat kuat beton dengan lebih lambat ketimbang Portland type I. tipe
semen seperti ini digunakan untuk struktur beton massif seperti dam
gravitasi besar yang aman kenaikan temperature akibat panas yang
dihasilkan selama proses curing merupakan factor kritis.
Berdasarkan SII 003-81 bahwa berat jenis semen berkisar 3,1 sampai
3,3 gr/ml. Sedangkan yang sering ditemui dilapangan biasanya berkisar
antara 3,2 gr/ml. Apabila berat jenis semen tersebut berada dalam batas
standar diatas, maka semen tersebut dinyatakan dalam keadaan siap pakai
untuk pekerjaan konstruksi dan bangunan lainnya. Namun, diluar standar
maka hal tersebut menyatakan bahwa semen telah mengalami pehidrasi
atau mengalami pelepasan panas terlebih dahulu akibat pengaruh
kelembapan udara.
Berat jenis semen penting untuk diketahui karena semen portland
yang tidak sempurna pembakarannya dan dicampur dengan bubuk batuan
lain, berat jenisnya akan terlihat lebih rendah dari angka tersebut.
B. Cara Lapangan
1. Mengisi gelas ukur 500 ml dan 100 ml dengan minyak tanah
masing-masing150 ml dan 40 ml.
2. Gelas ukur yang berisi minyak tanah tersebut dimasukkan kedalam
water bath dengan suhu antara 20º - 30º C selama 20 menit,
dimana tujuannya menyamakan suhu dalam gelas ukur dengan
suhu kamar.
3. Timbang semen sebanyak 100 gr dan 25 gr yang terlebih dahulu
semen diayak dengan saringan Mesh no200.
4. Setelah 20 menit, keluarkan gelas ukur tersebut dan amati
volumenya dan catat sebagai 𝑉1.
5. Masukkan semen yang telah ditimbang sebanyak 100 gr kedalam
gelas ukur 500 ml dan25 gr kedalam gelas ukur 100 ml.
Memasukkan semen secara sedikit-dikit.
6. Mengocok gelas ukur tersebut sehingga semen yang menempel
pada dinding gelas ukur terkena minyak tanah agar bersih dan juga
supaya gelembung-gelembung udara keluar.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
BJ semen = × 𝐵𝐽𝑎𝑖𝑟 BJ air = 1 gr/ml
𝑉2−𝑉1
a. Cara Laboratorium
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
BJ semen = 𝑉 × 𝐵𝐽𝑎𝑖𝑟
2−𝑉1
64 𝑔𝑟
= 21−0,5 × 1 𝑔𝑟/𝑚𝑙
64 𝑔𝑟
= 20,5
= 3,12 gr/ml
b. Cara Lapangan
Lapangan I
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
BJ semen = × 𝐵𝐽𝑎𝑖𝑟
𝑉2−𝑉1
100 𝑔𝑟
= 185−150 × 1 𝑚𝑙
100
= 35
=2,86gr/ml
Lapangan II
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
semen = × 𝐵𝐽𝑎𝑖𝑟
𝑉2−𝑉1
25
= 48−40 × 1 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25
=8
= 3,12 grpp/ml
= 2,99 gr/ml
1.9 KESIMPULAN
Pada ketentuan yang sudah ditetapkan Berat Jenis semen berkisar antara
3,1 gr/ml sampai 3,3 gr/ml. Tetapi berat jenis semen dengan cara lapangan
tidak tercapai karena beberapa faktor, seperti untuk memperoleh V1 di
lapangan pada saat perendaman, mungkin disebabkan karena waktu
perendaman yang kurang dari 20 menit, kecerobohan saat praktikum atau di
pengaruhi oleh factor luar lainnya.
DOKUMENTASI