gumpalan basil yang masih hidup. Granulomas diubah menjadi massa jaringan
jaringan fibrosa, bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut tuberkel ghon dan
menajdi nekrotik membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami
Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit aktif
karena gangguan atau respon yang inadekuat dari respon system imun. Penyakit
dapat juga aktif dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus
ini, tuberkel ghon memecah melepaskan bahan seperti keju dalam bronki.
tb
Jawab :
Hubungan antara TBC dan HIV yaitu Tuberkulosis dan HIV memiliki efek
pada pasien HIV adalah diawali dengan adanya infeksi HIV dan kerusakan sel
CD4 membawa penurunan pada sel imun, jika sistem imun menurun maka
Jawab :
Fase awal atau inkubasi terjadi 2 – 4 minggu pertama setelah terinfeksi tidak ada
Fase akut yang di tandai dengan gejala demam, sakit kepala, limfa denopati,
lebih akut seperti meningitis dan pneumonitis. Karakteristik dari fase ini adalah
viral load tinggi, berlangsung selama 28 hari sampai beberapa minggu. Setelah
terinfeksi HIV gejala yang muncul yaitu demam, banyak berkeringat pada malam
hari, kehilangan berat badan kurang dari 10%, diare, lesi pada mukosa dan
penyakit infeksi kulit berulang. Gejala – gejala ini merupakan tanda awal
paru dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : ( Fitrika dan Mulyadi, 2011 ;
Darliana, 2011).
tb
Jawab :
analog nukleosida
analog thymin: zidovudin (ZDV/AZT) dan stavudin (d4T)
nevirapin (NVP)
efavirenz (EFV)
saquinavir (SQV)
Isoniazid
Rifampisin
Pyrazinamid
Etambutol
Streptomisin
dan tb
Jawab :
(Penghambat Transkriptase-balik)
Zidovudin, Zalsitabin dan Lamivudin adalah analog nukleosid dan bekerja setelah
(Penghambat Protease)
terbentuknya partikel yang tidak terinfeksi dengan ciri- ciri yang tidak matang.
Isoniazida
Bersifat bakterisid dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari
Rifampisin
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi dormant yang tidak dapat
RNA terganggu.
Pirazinamid
Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan
Etambutol
Streptomisin
kerja penghambatan sintesa protein kuman dengan jalan pengikatan pada RNA
ribosomal.
Jawab :
a) Isoniazid
Efek samping :
vitamin B6 )
Reaksi alergi
Efek samping :
Keluhan gastrointestinal
Reaksi alergi
c) Pirazinamid
Efek samping :
Keluhan gastrointestinal
Hiperglikemia
Hiperurisemia
d) Etambutol
Efek samping :
Keluhan gastrointestinal
Hiperurisemia
b) Didanosin (ddI )
neuropati perifer.
c) Stavudin (d4T)
d) Lamivudin (3TC)
e) Abacavir
Efek samping: mual, muntah, diare, nyeri perut, dan reaksi hipersensitivitas (5%)
Perhatikan tanda-tanda alergi: demam, mual atau lelah, dengan atau tanpa
ruam. Jangan pernah diulangi jika terjadi alergi karena bisa timbul shok
f) Nelfinavir
Efek samping : diare sering timbul setelah dosis awal, dalam bentuk intermiten
dan biasanya tidak disertai dengan keluhan yang lain. Diare tersebut
memberikan respon yang baik terhadap loperamide, bisa dicoba dengan kalsium
karbonate.
g) Tenofovir DF (Viread)
dengan tenofovir.
h) Efavirenz
Efek samping: susunan saraf pusat (SSP): mimpi buruk , susah konsentrasi,
14 hari.
i) Nevirapine
Efek samping: ruam yang berat, demam, gangguan saluran cerna, peningkatan
transaminase
j) Saquinavir
k) Enfuvirtide (T-20)
Efek samping: Reaksi pada tempat suntikan, diare, nausea, sakit kepala, reaksi
Jawab :
a. TBC
sputum pada waktu yang berbeda apabila salah satu dari pemeriksaan sputum
Kesimpulan :
Dari data klinis dalam skenario dapat dilihat pemeriksaan sputum BTA
sewaktu hari pertama, pagi hari dan sewaktu hari kedua, dimana hasil
pemeriksaan dari pasien adanya infeksi bakteri dengan ditandai positif 1 dan
positif 2, dimana dikatakan dalam pustaka apabila ada dua ditemukan posistif
b. HIV
(Kemenkes, 2011).
Kesimpulan :
Dari data klinis dalam skenario dapat dilihat dari pemeriksaan CD4 terjadi
penurunan dengan hasil pesien 400 sel/mm3 sedangkan nilai rujukan 500 -
1300 sel/mm3 yang menandakan adanya penurunan sistem kekebalan tubuh
Untuk hasil pemeriksaan radiografi dada, terdapat bercak pada paru- paru
Hasil diagnosa dokter juga menunjukan A15 sebagai kode penyakit TB dan B20
Selain itu juga bisa di lihat dari gelaja yang dialami pasien, menunjukan bahwa
Jawab :
Penatalaksanaan pasien TBC dan HIV dengan CD4 ˃ 350 sel/mm 3 dimulai
dengan terapi TB nya sampai selesai. Ditunda pemberian ARV sambil monitoring
yaitu 400 sel/mm3. Jadi untuk pemberian terapi ARV setelah 8 minggu
penggunaan terapi TBC, baru dilakukan terapi ARV dan dilanjutkan kembali
pengobatan TBC. Dan disini nanti akan dimonitoring untuk terjadinya interaksi
Tahap Awal :
Tahap Lanjutan
Pengobatan tahap lanjutan untuk membunuh sisa bakteri yang masih ada
setiap hari
Kenapa dipilih obat kategori 1 karena pasien TB baru dan kategori 1 obat
yang dapat diberikan untuk TB Paru BTA positif dan Rontgen Positif
.Anjuran Pemilihan Obat ARV Lini Pertama Paduan yang ditetapkan oleh
2 NRTI + 1 NNRTI
Mulailah terapi antiretroviral dengan salah satu dari paduan di bawah ini:
+ Nevirapine) ATAU
+ Efavirenz) ATAU
Nevirapine)
TDF + 3TC (atau FTC) + (Tenofovir + Lamivudine
Efavirenz)
Direkomendasikan
Ko-infeksi HIV/TB AZT atau TDF + 3TC (FTC) Mulai terapi ARV segera
Jawab :
Menurut
dilakukan meliputi :
1) Monitoring Kepatuhan
Monitoring kepatuhan dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana pasien patuh
a) Menghitung jumlah obat yang tersisa pada saat pasien mengambil obat
kembali.
sebulan pasien tidak minum obat. Sebagai contoh jika diperlukan tingkat
60 kali dalam sebulan maka pasien diharapkan tidak lebih dari 3 kali lupa
minum obat.
terapi antiretroviral karena pada umumnya tingkat kepatuhan rendah. Hal ini
disebabkan karena adanya sensasi mual & muntah pada saat kehamilan dan
menjadi lebih berat karena efek samping obat pada umumnya dapat
penekanan jumlah virus dan dapat menaikkan fungsi kekebalan tubuh. Jika
rejimen yang dipilih tidak memberikan respon pada penekanan jumlah virus
toksisitas yang mungkin terjadi. Efek samping yang terjadi perlu diatasi
secara periodik kepada anggota tim yang lain sebagai bahan pertimbangan
cara berikut :
memulai terapi
b) Meyakinkan pasien bahwa pengobatan dengan antiretroviral dapat
memberikan manfaat.
Depresi
obat.
Dipiro, J. T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and Dipiro C. V., 2009, Pharmacotherapy
Handbook, Ninth Edit., McGraw-Hill Education Compantes, Inggris.
Darliana, 2011 “ Manajemen Pasien Tuberkulosis Paru”, jurnal PSIK-FK Unsiyah, Vol 2,
No 2.