Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DESAIN DAN TATA LETAK

METODE PENENTUAN LOKASI INDUSTRI

Oleh:

KELOMPOK 3

ZUBAIDAH ANJAR R. 170254144001

ASTIKA 170254144004

HABSAH AGUSNIA 170254144005

KIKI FATMAWATI 170254144023

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Persaingan perdagangan yang semakin ketat di era globalisasi saat ini


menjadikan para pengusaha harus mengatur strategi untuk memasarkan barang
dagangannya. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah strategi dalam
menetapkan suatu lokasi pemasaran dalam usaha. Pemilihan lokasi usaha yang
tepat dapat memaksimalkan hasil penjualan suatu bisnis usaha. Sering kali hasil
dari penjualan produk suatu usaha kurang dari jumlah target yang diharapan,
dikarenakan kurang tepatnya dalam pemilihan lokasi untuk membuka suatu
tempat usaha.

Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis
menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu
usaha. Dalam memilih lokasi usahanya, pemilik lokasi usaha harus
mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan lokasi, karena lokasi usaha akan
berdampak pada kesuksesan usaha itu sendiri.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan


mengidentifikasi faktor-faktor yang dijadikan prioritas dalam penentuan lokasi
industry.

1.3 Manfaat

Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor yang


dijadikan prioritas dalam penentuan lokasi industry.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga
reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,
tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejateraan penduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas
dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuan untuk
memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. UU Perindustrian No 5 Tahun
1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan
perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu sistem,
merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia (Sumaatmaja,
1981).

2.2 Pengelompokan Jenis Industri

Departemen Perindustrian mengelompokan industri nasional Indonesia dalam


3 kelompok besar yaitu:

 Industri Dasar Industri dasar meliputi kelompok industri mesin danlogam


dasar (IMLD) dan kelompok industri kimia dasar (IKD). Yang termasuk
dalam IMLD atara lain industri mesin pertanian, elektronika, kereta api,
pesawat terbang, kendaraan bermotor, besi baja, alumunium, tembaga dan
sebagainya. Sedangkan yang termasuk IKD adalah industri pengolahan kayu
dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk, industri silikat dan
sebagainya. Industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, membantu struktur industri dan bersifat padat modal.
Teknologi yang digunakan adalah teknologi maju, teruji dan tidak padat karya
namun dapat mendorong terciptanya lapangan kerja secara besar.

 Aneka industri (AL) Yang termasuk dalam aneka industri adalah industri
yang menolah sumber daya hutan, industri yang menolah sumber daya
pertanian secara luas dan lain-lain. Aneka industri mempunyai misi
meningkatkan pertumbuhan eonomi dan atau pemerataan, memperluas
kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan adalah
teknologi menengah atau teknologi maju.

 Industri Kecil Industri kecil meliputi industri pangan (makanan, minuman


dan tembakau), industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang
dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan,
penebitan, barang-barang karet dan plastik), industri kerajinan umum
(industri kayu, rotan, bambu dan barang galian bukan logam) dan industri
logam (mesin, listrik, alat-alat ilmu pengetahuan, barang dan logam dan
sebagainya).

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri

Penentuan suatu lokasi industri sangat memperhatikan beberapa faktor yang


mempengaruhi dalam keberlanjutan perkembangannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penentuan lokasi suatu indusri tersebut antara lain adalah (menurut
Radjiman, G.1998):

 Lahan Faktor pertama adalah lahan, yang merupakan dasar atau tempat suatu
industri dibangun dan berdiri. Lahan dijadikan dasar peletakan sebuah industri
karena lahan yang nantinya yang mengatur kesesuaiannya dengan RTRW, skala
pelayanan juga ditentukan dari letak suatu industri, untuk industri yang
berorientasi sumber daya alam akan memperhatikan ketersediaan sumber bahan
baku dari lahan tersebut. Lahan juga secara tidak langsung berkaitan dengan
aksesibiltas transportasi bahan baku dan distribusi ke pasar, kondisi topografi
yang tidak terlalu curam akan mempermudah pengangkutan, mengurangi
hambatan serta tidak membutuhkan biaya yang tinggi. Serta soal kepemilikan
tanah juga sangat diperhatikan disini, apakah itu tanah bebas yang telah dijatuhi
hak atau belum maupun apakah tanah itu adalah tanah adat juga sangat perlu
untuk dicari tahu terlebih dahulu sejarahnya seperti apa.

 Layanan Transportasi Faktor kedua adalah layanan transportasi atau


aksesibiltas. Kemudahan dalam pengangkutan bahan baku dan distribusi ke pusat
pasar juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi suatu perusahaan untuk
mendirikan industrinya. Adanya kemudahan aksesibiltas juga sangat berkaitan
dengan biaya transportasi total yang dikeluarkan suatu industri untuk melakukan
pengangkutan bahan baku (assembly cost) dan distribusi ke pusat pasar
(distribution cost). Jenis kendaraan yang digunakan juga sangat diperhatikan
disini, bagaimana kemudahan dalam akses kendaraan berat maupun kendaraan
ringan dalam mencapai lokasi industri.

 Tenaga Kerja Faktor ketiga adalah berkaitan tenaga kerja. Sebuah industri tidak
akan berjalan tanpa adanya tenaga kerja didalamnya, oleh karena itu faktor tenaga
kerja juga sangat diperhatikan dalam menentukan lokasi pendirian suatu industri.
Bagaimana tenaga kerja dapat menentukan lokasi sebuah industri yaitu dilihatdari
beberapa hal seperti ketersediaan tenaga kerja, kemampuan/keterampilan yang
dimiliki dan yang terakhir adalah upah minimum yang ada di suatu kawasan atau
daerah tertentu. Ketersediaan tenaga kerja secara kuantitas yaitu industri yang
mengutamakan jumlah tenaga kerja yang murah dan dalam jumlah besar serta
secara kualitas yaitu industri yang mengutamakan tenaga kerja dengan keahlian
atau kemampuan khusus. Tenaga kerja yang dekat dengan industri sangat
diperlukan dalam efisiensi sebuah perusahaan sehingga perusahaan tidak perlu
memperhatikan masalah biaya transportasi karyawan yang tempat tinggalnya jauh
dari letak industri. Sedangkan untuk kemampuan atau ketrampilan, suatu industri
akan sangat membutuhkan banyak tenaga kerja dari berbagai tingkatan
pendidikan, dari yang tinggi yang meemgang manajemen perusahaan sampai yang
terendah yang bekerja sebagai pekerja kasar. Upah yang berlaku juga sangat
diperhatikan, tentunya perusahaan menginginkan pengeluaran yang lebih besar
dibanding dengan pendapatan yang masuk. Keuntungan yang besar pastinya
menjadi dambaan setiap perusahaan. Dengan pengeluaran yang minimum dapat
mendapatkan hasil atau keuntungan maksimum, itulah prinsip yang dipakai setiap
perusahaan dalam menentukan strategi industrinya.

 Penyediaan Energi Faktor keempat adalah ketersediaan sumber energi seperti


listrik, gas, dan lain sebagainya. Dalam proses pembuatan produk atau proses
produksi sebuah industri pasti membutuhkan sumber energi untuk menjalankan
mesin produksinya. Oleh karena itu, adanya sumber energi seperti listrik dan gas
sangat diperhatikan dalam mempertimbangkan lokasi suatu industri. Semakin
dekat lokasi industri dengan sumber energi maka proses produksi akan lebih
efisien dan efektif.

 Penyediaan Air Bersih Layanan Faktor kelima adalah penyediaan air bersih,
baik itu berasal dari PDAM maupun air tanah dengan memperhatikan kualitas dan
kuantitasnya. Sumber air bersih sangat dibutuhkan pada setiap proses industri
terlebih untuk industri yang membutuhkan air yang banyak dalam proses
pembuatannya, seperti contohnya industri gula. Sehingga adanya ketersediaan air
bersih di sekitar lokasi industri juga sangat dipertimbangkan dalam penentuan
lokasi industri.

 Pajak, retribusi, pungutan, insentif Faktor keenam adalah yang berhubungan


dengan kebijakan fiskal yaitu pajak, retribusi, pungutan atau insentif perusahaan.
Besarnya biaya pajak atau retribusi yang harus perusahaan keluarkan kepada
pemerintah daerah dimana perusahaan berada sangat menentukan pemilihan
lokasi pembangunan suatu industri. Karena perusahaan juga memperhatikan
pendapatan atau pemasukan dari kegiatan industri tersebut terlebih dahulu, dan
coba dibandingkan dengan biaya pajak atau retribusi lain yang harus dikeluarkan
perusahaan. Sekali lagi prinsip keuntungan masih menjadi patokan disini.

 Kegiatan usaha yang berdekatan Pembangunan sebuah industri juga akan


memperhatikan lokasi yang berdekatan dengan industri lainnya. Selain karena
berpatokan pada kawasan industri yang direncanakan pada RTRW, juga karena
adanya aglomerasi industri akan membawa pada beberapa keuntungan bagi
kegiatan industri disana. Jika biaya pembangunan sebuah IPAL (Instalasi
Pengolah Air Limbah) sebesar 25 Juta Rupiah untuk satu kegiatan industri, jika
dalam suatu kawasan ada 5 industri yang sejenis yang lokasinya berdekatan maka
akan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan tiap-tiap industri. Oleh karena itu,
faktor untuk meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan suatu industri dapat
diperoleh dari adanya aglomerasi industri yang sejenis.

2.4 Pemilihan Lokasi Pabrik

2.4.1 Faktor-faktor Pemilihan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pabrik secara umum bisa dikelompokkan berdasarkan


beberapa faktor. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan
penentuan lokasi adalah:

1. Letak pasar. Faktor ini sangat penting, khususnya bagi perusahaan jasa
(bank, restoran, toko, jasa konsultan, dan lain-lain) atau manufaktur
(meskipun jarang-jarang) yang memang memiliki karakteristik dekat
dengan pasar. Coba perhatikan di dalam kehidupan sehari-hari kita,
benarkah perusahaan jasa yang umumnya didirikan di tempat atau lokasi
yang dekat dengan pasar.

2. Bahan baku. Berbeda dengan perusahaan jasa, perusahaan manufaktur


umumnya didirikan di lokasi yang dekat dengan bahan baku (Perusahaan
pengolahan kayu, miniman, makanan, dan lain-lain).

3. Tenaga kerja. Ketersediaan tenaga kerja juga menjadi faktor penting dalam
menentukan lokasi usaha, terutama bagi perusahaan manufaktur yang
umumnya banyak membutuhkan banyak tenaga kerja dalam proses
produksinya .

4. Masyarakat. Masyarakat merupakan faktor penting dalam penentuan


lokasi usaha mengingat keberadaan perusahaan disamping dapat memberi
manfaat tapi juga bisa menimbulkan kerugian bagi masyarakat, di sekitar
usaha khususnya. Oleh karena itu penerimaan masyarakat akan keberadaan
perusahaan menjadi sangat penting. Sebagai contoh, perusahaan yang
mempekerjakan masyarakat sekitar biasanya tidak mengalami masalah ini,
namun perusahaan yang mengolah sampah atau limbah seringkalai ditolak
keberadaannya oleh masyarakat sekitar.

5. Peraturan Pemerintah. Pemerintah selama ini telah menentukan mana


kawasan untuk pemukiman dan mana untuk industri. Dengan demikian
perusahaan tidak dapat atau akan mengalami kesulitan bila memilih lokasi
yang bukan untuk kawasan industri. Termasuk juga disini masalah ijin
mendirikan bangunan, ketinggian maksimal bangunan, pembuangan
limbah, dan kebijakan pemerintah lainnya.

6. Listrik, air, telepon. Sarana pendukung ini tidak dapat diabaikan, karena
hampir setiap aktivitas perusahaan membutuhkan listrik, air, dan alat
komunikasi.

7. Transportasi. Faktor ini juga penting, karena dengan transportasi ini bahan
baku didatangkan dan bahan jadi akan dikirim. Terabaikannya masalah
transportasi akan menimbulkan kesulitas produksi (karena keterlambatan
pengiriman bahan baku misalnya) dan tersendatnya distribusi hasil
produksi ke pasar.

8. Sarana prasarana pendukung. Ketersediaan lahan parkir yang memadai,


pembuangan limbah, keamanan, fasilitas kesehatan kerja, merupakan
faktor yang juga tidak kalah pentingnya di dalam penentuan lokasi usaha.

2.4.2 Metode-metode Pemilihan Lokasi

Meskipun tidak semua perusahaan menyadari dan menggunakannya,


beberapa metode ilmiah yang biasanya dipergunakan untuk perencanaan dan
penentuan lokasi usaha diantaranyan yaitu:
1. Metode Factor Rating
Penentuan lokasi usaha dengan metode ini dilakukan dengan beberapa langkah
sebagai berikut :

 Menentukan dan mengurutkan faktor-faktor yang diperkirakan akan


mempengaruhi aktivitas perusahaan nantinya.
 Setelah faktor-faktor tersebut diberikan bobot sesuai dengan tingkat
kepentingannya. Semakin penting pengaruh faktor tersebut pada
operasional perusahaan, semakin besar bobot yang harus diberikan.
Perlu diingat bahwa total bobot dari keseluruhan faktor haruslah 100%.
 Tentukan beberapa lokasi alternatif usaha, selanjutnya bandingkan
beberapa alternatif lokasi tersebut dengan mengacu pada faktor yang
telah ditentukan sebelumnya
 Menganalisis kemungkinan dampak setiap faktor pada masing-masing
lokasi alternatif. Lokasi yang lebih baik kondisinya untuk setiap faktor
akan diberikan nilai yang lebih tinggi. Sebagai contoh dalam tabel di
bawah, untuk faktor pasar, ternyata lokasi 1 lebih baik dari lokasi 2,
sehingga nilainya diberi lebih tinggi.
 Setelah semua faktor dibandingkan dan semua lokasi memiliki nilai,
kalikan masing-masing nilai dalam setiap lokasi dengan bobotnya, dan
selanjutnya dijumlah ke bawah.

2. Metode Analisis Nilai Ideal

Secara umum penggunaan metode ini mirip dengan metode 1, hanya


menggunakan bobot untuk membedakan berbagai alternatif lokasi yang akan
dipilih. Lokasi dengan total jumlah bobot yang terbesarlah yang akan dipilih
sebagai lokasi usaha.

3. Metode Analisis Ekonomi


Sesuai dengan namanya, dalam menentukan lokasi usaha, yang pertama
metode ini akan membandingkan besaran beberapa kompenen biaya untuk setiap
alternatif lokasi usaha. Sebagai contoh, untuk masalah tenaga kerja, lokasi
manakah yang memberikan perkiraan biaya paling murah, begitu pula untuk
komponen biaya lainnya. Lokasi yang memberikan total biaya paling kecil akan
dipilih sebagai olkasi usaha. Namun demikian tetap harus mempertimbangkan
jenis dan karakteristik usaha masing-masing perusahaan. Bagi perusahaan rokok
yang umumnya padat karyawan, tentunya akan mencari lokasi yang komponen
biaya tenaga kerjanya paling murah, karena komponen inilah yang paling penting.
Sehingga bisa saja lokasi tersebut secara total biaya bukan yang paling murah,
namun tetap dipilih, karena pertimbangan tenaga kerja tersebut.

4. Metode Analisis Volume Biaya

Metode ini sangat tergantung dari besar kecilnya volume produksi yang
akan dihasilkan yang secara ekonomi, akan berdampak pada biaya produksi
variabelnya.

5. Metode Pusat Grafiti (Grid)

Metode ini dipakai untuk menentukan lokasi usaha dengan memanfaatkan


lokasi geografis dari pasar yang dimiliki. Langkah-langkah umum yang
diperlukan dalam penggunaan metode ini adalah :

 tentukan pasar-pasar yang akan dilayani dan tentukan nilai kebutuhan dari
masing-masing pasar tersebut
 cari koordinat pasar yang akan dilayani tersebut di peta geografis
 masukkan data kebutuhan dan koordinat pasar tujuan tadi dalam formulasi
di bawah ini untuk mendapatkan koordinat lokasi usaha.

6. Metode Transportasi
Metode ini menjelaskan penentuan lokasi usaha dengan memanfaatkan
alokasi pengiriman yang paling optimal dari lokasi usaha yang akan didirikan,
menuju pasar yang akan dituju, dengan bantuan transportasi.

2.5 Penentuan Lokasi

Setelah lokasi dipilih, maka perusahaan harus menentukan bagaimana pabrik


akan didirikan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan untuk pemilihan tempat
antara lain:

a. Tanah harus kering dan kuat untuk menyangga bangunan


b. Mempunyai keamanan dan perlindungan kebakaran yang baik
c. Bila pabrik mengeluarkan asap, maka harus cukup banyak angin yang
membawa asap keluar daerah pemukiman
d. Dekat dengan transportasi masyarakat
e. Cukup tersedia areal untuk bangunan sekarang, ekspansi, dan parker kendaraan
karyawan.

2.5.1 Metode Kualitatif – Kuantitatif

Untuk menilai secara kualitatif baik atau buruk suatu daerah untuk tempat
pabrik sehubungan dengan faktor-faktor yang terdapat dalam daerah yang disurvei
sehingga keadaan daerah dapat dibandingkan satu sama lain.

2.5.2 Tata Letak/Layout Pabrik

Tata letak atau layout pabrik meliputi pengaturan letak mesin, material,
personalia, fasilitas pelayanan, dan lain-lain. Penentuan letak fasilitas fisik
hendaknya mengacu pada tercapainya situasi minimal seperti berikut:

 Minimalisasi biaya pengendalian bahan

 Kecelakaan karyawan berkurang


 Terciptanya keseimbangan dalam proses produksi

 Gangguan oleh mesin berkurang

 Ruang yang tersedia dimanfaatkan dengan baik

Dengan situasi seperti di atas, hendaknya kemampuan karyawan meningkat


sehingga dapat bekerja secara efektif dan efisien. Selain itu perlu dijaga adanya
keluwesan supaya pengaturan kembali letak fasilitas fisik dalam pabrik menjadi
lebih mudah.
Tujuan penyusunan layout yaitu agar peralatan dapat ditemukan sesuai dengan
fungsinya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancer, efektif,
ekonomis, aman, dan nyaman. Sebelum menyusun layout, perlu dilakukan analisis
produk, proses produksi, dan peralatan sehingga jenis produk dan kapasitas
produksi dari setiap peralatan dapat diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan
dalam penentuan kebutuhan ruangan dan tata letak peralatan. Peralatan ditata
secara keseluruhan mengikuti aliran proses produksi.

Layout yang baik akan menghemat penggunaan ruangan, mengurangi


waktu tunggu, menghindari antrian (bottle neck), serta memperlancar distribusi
bahan dan pergerakan tenaga kerja selama proses produksi sehingga dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dalam penyusunan layout pabrik yaitu, efisiensi penggunaan alat,
aliran proses produksi, tenaga kerja, dan keamanan.

Ruangan yang diperlukan untuk usaha pengolahan pangan meliputi ruang


penyimpanan bahan baku, ruang persiapan, ruang produksi, ruang pengemasan,
ruang penyimpanan produk, dan ruang administrasi.

1. Ruang Penyimpanan Bahan

Bahan baku yang digunakan harus diperhatikan dengan baik penyimpanannya,


jika tidak maka bahan tersebut akan mengalami kerusakan. Ruang penyimpanan
harus bersih dan kering, kedap udara dan air, lantai mudah dibersihkan, serta
bebas binatang perusak, seperti tikus dan kecoa.

2. Ruang Produksi

Ruang produksi merupakan ruang utama tempat peralatan pengolahan pangan


diletakkan. Selain bersih, ruangan ini juga dilengkapi dengan sarana air bersih
untuk mencuci peralatan dan menjaga kebersihan pekerja. Penerangan di ruangan
ini harus mencukupi agar memudahkan para pekerja dalam melaksanakan
tugasnya. Proses persiapan juga dapat dilakukan di ruangan ini.

3. Ruang Pengemasan

Ruang pengemasan digunakan untuk mengemas dan memberikan label pada


produk. Oleh karena itu, peralatan pengemasan dan pelabelan diletakkan di
ruangan ini. Ruangan ini harus bersih dan kering.

4. Ruang Penyimpanan Produk

Produk yang sudah dikemas dan siap dipasarkan disimpan dalam ruang
penyimpanan produk dalam ruang penyimpanan produk sampai waktu
pengiriman. Ruangan ini harus bersih, lantai kering, memiliki ventilasi yang
cukup, tidak terkena sinar matahari secara langsung, dan bebas dari binatang
perusak.

5. Ruang Administrasi

Ruang ini digunakan untuk melaksanakan semua kegiatan administrasi industry,


seperti pencatatan barang yang masuk dan keluar, pemesanan, perencanaan kerja,
dan lain-lain.
Contoh layout industri sebagai berikut:
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

• Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang penting dalam
perancangan pabrik yang memproduksi barang maupun jasa. Lokasi pabrik
yang paling ideal terletak pada suatu yang mampu memberikan total biaya
produksi rendah dan keuntungan yang maksimal.

• Tata letak atau layout pabrik meliputi pengaturan letak mesin, material,
personalia, fasilitas pelayanan, dan lain-lain.
• Tujuan penyusunan layout yaitu agar peralatan dapat ditemukan sesuai
dengan fungsinya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancer,
efektif, ekonomis, aman, dan nyaman. Sebelum menyusun layout, perlu
dilakukan analisis produk, proses produksi, dan peralatan sehingga jenis
produk dan kapasitas produksi dari setiap peralatan dapat diketahui dengan
pasti.
• Layout yang baik akan menghemat penggunaan ruangan, mengurangi
waktu tunggu, menghindari antrian (bottle neck), serta memperlancar
distribusi bahan dan pergerakan tenaga kerja selama proses produksi
sehingga dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan layout pabrik yaitu,
efisiensi penggunaan alat, aliran proses produksi, tenaga kerja, dan
keamanan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai