Anda di halaman 1dari 9

“OTONOMI DAERAH”

Dosen pembimbing :PRIMARAGA


Tahun ajaran 2019

NAMA ANGGOTA :
1.ALDI SOLEH.H (
2.DIAS HARUM (
3.MAULIDIA LISA.R (111910153)
4. MARTIANA (
5.PUTRI AYU (
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian otonomi daerah
B. Landasan hukum otonomi daerah
C. prinsip otonomi daerah
D. pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia
E. tujuan otonomi daerah
F. asas otonomi daerah

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah negara kesatuan, menurut sistemnya dibedakan menjadi dua, yaitu sistem
sentralisasi dan sistem desentralisasi. Sebuah negara yang menganut sistem sentralisasi berarti
pemerintah pusat dalam negara tersebut memiliki kedaulatan penuh untuk menyelenggarakan
urusan pemerintah dari pusat hingga daerah, termasuk segala hal yang menyangkut urusan
pemerintahan daerah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah bersifat pasif dan
hanya mematuhi perintah dari pemerintah pusat.
Sedangkan sistem desentralisasi adalah sebuah sistem dimana pemerintah sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi dalam negara memberikan sebagian kekuasaanya kepada daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang menganut sistem desentralisasi. Oleh
karena itu, meskipun pemerintah pusat adalah pemegang kekuasaan tertinggi di Indonesia,
setiap daerah di Indonesia memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri, dengan catatan apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah tidak menentang
pemerintah pusat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah ?
2. Apakah landasan hukum otonomi daerah ?
3. Apa sajakah prinsip-prinsip otonomi daerah ?
4. Bagimana pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia ?
5 .apa tujuan otonomi daerah?
6.apa sajakah asas-asas otonomi daerah?

C. Tujuan
1. mengetahui pengertian otonomi daerah
2. Memahami lebih jauh tentang pengertian, landasan, dan prinsip-prinsip otonomi daerah.
3. Mengetahui pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia.
4. mengetahui tujuan otonomi daerah
5.mengetahui asas otonomi daerah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Otonomi Daerah


Otonomi atau autonomy berasal dari bahasa Yunani, autos yang berarti sendiri dan nomous yang berarti
hukum atau peraturan. Otonomi pada dasarnya memuat makna kebebasan dan kemandirian.

Menurut Fernandez, otonomi daerah adalah pemberian hak, wewenang, dan kewajiban kepada daerah
yang memungkinkan daerah tersebut dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan
terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan

Menurut Widarta, otonomi daerah berarti kebebasan dan kemandirian daerah dalam menentukan
langkah-langkah sendiri.

Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa otonomi daerah adalah hak,
wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B. Landasan Hukum Otonomi Daerah


UUD 1945 pasal 18 ayat 2 berbumyi “Pemerintah daerah provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.”
Pasal tersebut adalah landasan mutlak untuk pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia.

Selain pasal tersebut, otonomi daerah juga diatur dalam :

1. UU No. 1 tahun 1945. Kebijakan Otonomi daerah pada masa ini lebih menitikberatkan pada
dekonsentrasi. Kepala daerah merupakan kepanjangan tangan Pemerintahan Pusat.

2. UU No. 22 tahun 1948. Mulai tahun ini Kebijakan otonomi daerah lebih menitikberatkan pada
desentralisasi. Tetapi masih ada dualisme peran di kepala daerah, di satu sisi ia punya peran besar untuk
daerah, tapi juga masih menjadi alat Pemerintah pusat.

3. UU No. 1 tahun 1957. Kebijakan otonomi daerah pada masa ini masih bersifat dualisme, di mana
kepala daerah bertanggung jawab penuh pada DPRD, tetapi juga masih alat Pemerintah pusat.

4. Penetapan Presiden No.6 tahun 1959. Pada masa ini kebijakan otonomi daerah lebih menekankan
dekonsentrasi. Melalui penpres ini kepala daerah diangkat oleh Pemerintah pusat terutama dari
kalangan pamong praja.

5. UU No. 18 tahun 1965. Kebijakan otonomi daerah menitikberatkan pada desentralisasi dengan
memberikan otonomi yang seluas-luasnya bagi daerah, sedangkan dekonsentrasi diterapkan hanya
sebagai pelengkap saja.
6. UU No. 5 tahun 1974. Setelah terjadinya G.30.S PKI pada dasarnya telah terjadi kevakuman dalam
pengaturan penyelenggaraan Pemerintahan di daerah sampai dengan dikeluarkanya UU NO. 5 tahun
1974 yaitu desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas perbantuan.

7. UU No. 22 tahun 1999. Pemerintah daerah sebagai titik sentral dalam penyelenggaraan Pemerintahan
dan pembangunan dengan mengedepankan otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.

C. PRINSIP-PRINSIP OTONOMI DAERAH


Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam melaksanakan otonomi daerah, antara
lain :

1. Prinsip otonomi seluas-luasnya artinya daerah berwenang mengatur semua urusan pemerintahan di
luar urusan pemerintahan yang ditetapkan Undang-undang (misalnya selain bidang-bidang politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama).

2. Prinsip otonomi nyata adalah bahwa untuk menangani urusan pemerintahan, berdasarkan tugas,
wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada serta berpotensi untuk hidup dan berkembang
sesuai potensi serta kekhasan daerah.

3. Prinsip otonomi bertanggung jawab adalah otonomi yang penyelenggaraannya benar-benar sejalan
dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi.

D. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia


Otonomi daerah sesungguhnya bukanlah hal yang baru di Indonesia. Hingga saat ini Indonesia sudah
beberapa kali merubah peraturan perundang-undangan tentang pemerintahan daerah yang
menandakan bagaimana otonomi daerah di Indonesia berjalan secara dinamis.

Apabila diamati, pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia masih banyak kekurangan dalam
pelaksanaan otonomi daerah seperti kurangnya koordinasi pusat dan daerah serta masalah-masalah lain
yang kemudian berdampak terhadap masyarakat itu sendiri. Masalah-masalah tersebut antara lain
seperti semakin maraknya penyebaran korupsi diberbagai daerah, money politics, munculnya fenomena
pragmatism politik di masyarakat daerah, legitimasi politik dan stabilitas politik belum sepenuhnya
tercapai, adanya konflik horizontal dan konflik vertical, dan kesejahteraan masyarakat ditingkat local
belum sepenuhnya diwujudkan.

Keinginan untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang baik melalui otonomi daerah memang bukanlah
hal yang mudah, masih banyak hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menciptakan otonomi daerah
yang maksimal demi menciptakan pemerintahan khususnya pemerintahan daerah yang lebih baik. Oleh
karena itu diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah serta
kejujuran dan pertanggung jawaban dari aparat pemerintah semua dalam menjalankan tugasnya.
E.Tujuan
Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut

 Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.


 Pengembangan kehidupan demokrasi.
 Keadilan nasional.
 Pemerataan wilayah daerah.
 Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam rangka
keutuhan NKRI.
 Mendorong pemberdayaaan masyarakat.
 Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang meliputi: tujuan politik, tujuan
administratif dan tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui tujuan politik dalam pelaksanaan
otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan
otonomi daerah adalah adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk
sumber keuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah. Sedangkan tujuan
ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah terwujudnya
peningkatan indeks pembangunan manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.[4]

F.Asas-asas otonomi daerah


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, terdapat 3 jenis
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
Otonomi Daerah, yaitu asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.

-Desentralisasi
Adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurus
urusan daerahnya sendiri berdasarkan asas otonom.

-Dekonsentrasi
Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah
tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan
pemerintahan umum.
-Tugas pembantuan
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari
Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Dalam pelaksanaannya, otonomi daerah harus berdasarkan prinsip-prinsipnya dan terjadi koordinasi
yang benar antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain itu juga dibutuhkan kejujuran dan
pertanggung jawaban dari aparat pemerintah dalam menjalankan tugasnya sehingga masalah-masalah
yang timbul dalam pelaksanaan otonomi daerah dapat berkurang dan diatasi.

B. Saran
Agar otonomi daerah di Indonesia berjalan baik dan benar, perlu adanya kerjasama antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah, serta rakyat sebagai anggota dari daerah otonom.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.lintasjari.com/2013/07/prinsip-prinsip-otonomi-daerah.html

http://www.smansax1-edu.com/2015/01/asas-prinsip-dan-dasar-hukum-otonomi.html

http://www.kompasiana.com/ekanovias/permasalahan-dalam-otonomi-daerah-di-
indonesia_5529a5406ea834202b552d8a

Otonomi Daerah: Landasan Hukum, Asas, dan Pemda

http://arnienuranisa.blogspot.co.id/2011/05/pelaksanaan-otonomi-daerah-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai