A.
1.
2.
3.
Jenis dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-Undang
4.
5.
B.
1.
2.
3.
5.
II.
a.
b.
Account Code
untuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, maupun
organisasi sektor publik lainnya, dimana review terhadap
transaksi yang berkaitan dapat dilakukan dalam rangka
konsolidasi dan audit
c.
d.
a.
Akuntansi adalah sesuatu yang sulit
b.
III.
A.
1.
2.
3.
5.
6.
B.
1. Pengertian pemda adalah kepala daerah dan DPRD (pasal 13 ayat (1)
UU Nomor 5 Tahun 1975). Artinya tidak terdapat pemisahan secara
kongkret antara lembaga eksekutif dan legistatif.
2. Perhitungan APBD berdiri sendiri, terpisah dari pertanggungjawaban
mkepala daerah (pasal 33 PP Nomor 6 Tahun 1975).
3. Bentuk laporan perhitungan APBD terdiri atas:
a. Perhitungan APBD
b. Nota Perhitungan
c. Perhitungan kas dalam pencocokan antara sisa perhitungan.
Dilengkapi dilengkapi dnegan lampiran Ringkasan Perhitungan
Pendapatab dan Belanja (PP Nomor 6 Tahun 1975 dan Kepmendagri
Nomor 3 Tahun 1999)
4. Pinjaman, baik pinjaman pemda maupun pinjaman BUMD,
diperhitungkan sebagai pendapatan pemda, yang dalam struktur APBD,
menurut Kepmendagri Nomor 903-057 Thaun 1988 tentang
Penyempurnaan Bentuk dan Susunan Anggaran Pendapatan Daerah,
masuk dalam pos Penerimaan Pembangunan.
5. Unsur-unsur yang terlibat dalam penyusunan APBD adalah pemda
yang terdiri atas kepala daerah dan DPRD, belum melibatkan
masyarakat.
6. Indikator kinerja pemda mencakup:
a. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya
b. Perbandinagn antara standar biaya dengan realisasinya
c. Target dan persentase fisik proyek
Hal ini tercantum dalam penjabaran perhitungan APBD (PP Nomor 6
Tahun 1975 tentang Cara Penyususnan Perhitungan APBD).
7. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan
Laporan Perhitungan APBD, baik yang dibahas DPRD maupun yang
tidak dibahas DPRD, tidak mengandung konsekwensi terhadap masa
jabatan kepala daerah.
1.
2.
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana
Perimbangan
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
Adanya lembaga pemeriksa internal yang kuat, profesional, dan
mendiri serta dihindarinya duplikasi dalam pelaksanaan
pemerintahan.
1.
3.
4.
5.
6.
UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
7.
8.
D.
Lampiran I
Lampiran II
-
Lampiran I
-
PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
Lampiran II
-
PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
Barang Publik
Jasa Publik
Jasa publik dalam ketentuan ini sebagai contoh, antara lain pelayanan
kesehatan (rumah sakit dan puskesmas), pelayanan pendidikan (sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan
perguruan tinggi), pelayanan navigasi laut (mercu suar dan lampu suar),
pelayanan peradilan, pelayanan kelalulintasan (lampu lalu lintas),
pelayanan keamanan (jasa kepolisian), dan pelayanan pasar.
penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau
kekayaan daerah yang dipisahkan;
Jasa publik dalam ketentuan ini adalah jasa yang dihasilkan oleh badan
usaha milik negara/badan usaha milik daerah yang mendapat
pelimpahan tugas untuk menyelenggarakan pelayanan publik (public
service obligation), sebagai contoh, antara lain jasa pelayanan
transportasi angkutan udara/laut/darat yang dilakukan oleh PT (Persero)
Garuda Indonesia, PT (Persero) Merpati Airlines, PT (Persero) PELNI,
PT (Persero) KAI, dan PT (Persero) DAMRI, serta jasa penyediaan air
bersih yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum.
A.
B.
1.
2.
Barang swasta adalah barang yang punya excludability dan
daya saing tinggi. Orang-orang yang memanfaatkanya jelas,
sehingga mudah dikenakan biaya. 3.
4.
C.
Penyedia Pelayanan
Barang atau pelayanan yang dibiayai secara publik dapat
dikontrakkan kepada sektor swasta misalnya, penggunaan
kontraktor swasta dalam pembangunan lapangan terbang, atau
sebaliknya misalnya sekolah pemerintah menerima
pembayaran dari orang tua murid dalam bentuk pemakai
pelayanan. Setor swasta mempunyai kecendrungan bekerja
lebih efisien dan efektif karena :
1.
2.
D.
1.
2.
3.
pelayanan bimbingan teknis, pemberian pendapat dan
rekomendasi, serta koordinasi penyelesaian masalah di bidang
pengadaan
4.
5.
6.
1.
Socrates
2.
Hume
3.
John
Kant
VI.
KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH DALAM MEMPERBAIKI
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK