Anda di halaman 1dari 36

NASIONALISME

Paham Nasionalisme di Eropa pada Abad-19


Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai
negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara etimologis nasionalisme berasal dari bahasa
Inggris, yaitu nation yang artinya bangsa. Di Eropa paham nasionalisme dipicu oleh
berbagai peristiwa, seperti terjadinya Revolusi Prancis, Revolusi Industri di Inggris, dan
juga Revolusi Amerika.
Beberapa tokoh seperti Hans Kohn, Lothrop Stoddard, dan Otto Bouer memberikan
definisi tentang nasionalisme. Hans Kohn menyebutkan bahwa nasionalisme merupakan
suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada
negara dan bangsa. Lothrop Stoddard memandang nasionalisme sebagai suatu
kepercayaan yang hidup dalam hati rakyat yang berkumpul menjadi suatu bangsa. Otto
Bouer mengartikan paham nasionalisme muncul dikarenakan adanya persamaan sikap
dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, misal akibat adanya
persamaan penderitaan dan kesengsaraan sebagai bangsa yang terjajah. Dari pendapat-
pendapat di atas, secara garis besar nasionalisme diartikan sebagai suatu paham atau
kesadaran rasa kebangsaan sebagai bangsa yang didasarkan atas adanya rasa cinta
kepada tanah air dalam mencapai, mempertahankan, mengabadikan identitas, dan
integrasi kekuatan bangsanya.
Paham nasionalisme yang berkembang di Eropa tersebut pada perkembangan
selanjutnya memberikan pengaruh terhadap tumbuh kembangnya nasionalisme di
kawasan Asia-Afrika, khususnya di Indonesia. Paham nasionalisme di kawasan
AsiaAfrika secara objektif didorong oleh berbagai faktor, di antaranya persamaan
keturunan, bahasa, budaya, kesatuan politik, adat istiadat, tradisi, agama, dan lain-lain.
Konsep nasionalisme semakin berkembang dan menjadi wacana yang banyak mendapat
perhatian, diperdebatkan dan dianut oleh berbagai negara di dunia setelah
berlangsungnya Perang Dunia I. Negara-negara yang pertama menganut paham
nasionalisme adalah Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Masing-masing
negara tersebut menyadari akan pentingnya semangat kebangsaan dengan didasarkan
pada:
a. Keinginan untuk dapat bersatu dengan semangat kesetiakawanan yang tinggi
b. Adanya persamaan nasib;
c. Perasaan bersatu antara manusia dengan tempat tinggalnya.
Perkembangan nasionalisme Eropa berlangsung ketika terjadi pergantian tatanan
kehidupan masyarakat, yaitu dari masyarakat feodal menuju masyarakat industri.
Perubahan dan pergantian tersebut diawali dengan terjadinya Revolusi Industri di
Inggris.Revolusi Industri ini pada akhirnya membawa masyarakat pada system
kehidupan kapitalis dan liberalis

Farida S.
Pengertian Nasionalisme
Secara etimologi asal kata Nasionalisme berasal dari kata latin natio yang berarti
kelahiran, dan suku. dalam perkembanganya kemudian dikembangkan menjadi nation
(bahasa Inggris, Jerman, dan Belanda) yang artinya adalah bangsa. Dalam pengertian
antropologis dan sosiologis, Bangsa adalah suatu persekutuan hidup yang berdiri sendiri
dan masing-masing anggota persekutuan hidup merasa satu kesatuan ras, bahasa,
agama, sejarah dan adat-istiadat.
Sedangkan dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama,
dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar
dan kedalam. Untuk membentuk sebuah bangsa,orang-orangnya merasa diri untuk
Bersatu dan harus mauh bersatu. Keinginan untuk bersatu itu bisa disebabkan oleh
persamaan latar belakang sejarah, kebudayan, tradisi, dan kepentingan. misalkan bangsa
Indonesia yang tauh benar bahwa dimasa kejayaanya dibawah pimpinan kerajaan
Sriwijaya, Majapahit dan Mataram dan merasakan penjajahan.
Nasonalisme sebetulnya produk lain dari revolusi prancis. Istilah nasionalisme
sebetulnya sudah ada sejak jaman kuno. Saat terjadi revolusi prancis, beberapa tokoh
kemudian menggabungkan pengertian nasionalisme yang lebih tua ini dengan sebuah
gagasan tentang bangsa. Sejak saat itulah berkembang gagasan tentang bangsa dan
nasionalisme. Akan tetapi gagasan nasionalisme cenderung tidak realistis bahwa ketika
kita berbicara bangsa, bukan saja meliputih faktor budaya dll., yang dimiliki namun
tempat atau wilayah juga sebagai tempat perkumpulan dan menetap yang kemudian
disebut tanah air adalah hal mutlak yang harus diwujudkan sebagaimana yang dilakukan
oleh bangsa Israel.
Dalam konteks bangsa indonesia, beberapa bangsa yang mendiami pulau-pulau
mengikatkan diri pada sebuah bangsa besar bernama indonesia. Kesadaran untuk
menjadi satu negara bangsa (nation) inilah yang melatarblakangi munculnya
nasionalisme. Jadi Nasionalisme adalah suatu paham kesadaran untuk hidup bersama
sebagai suatu bangsa karena adanya kebersamaan kepentingan, rasa senasib
sepenanggungan dalam menghadapi masa lalu dan masa kini serta kesamaan
pandangan, harapan dan tujuan dalam merumuskan cita-cita masa depan bangsa. Untuk
mewujudkan kesadaran tersebut dibutuhkan semangat patriot dan perikemanusiaan
yang tinggi, serta demokratisasi dan kebebasan berfikir sehingga akan mampu
menumbuhkan semangat persatuan dalam masyarakat pluralis. Ketika negara-negara
eropa dengan paham politik imprealisme telah melakukan kolonialisme kemudian
mengakibatkan Penderitaan yang dasyat membuat bangsabangsa dan sala satunya
bangsa indonesia bersatu dan berpegang pada sebuah ideologi pendobrak yakni
nasionalisme dan gagasan persatuan nasional pun mulai tersebar luas hingga menyebar
ke seluruh negara bangsa yang di jajah pada saat itu

Farida S.
Nasionalisme Secara Umum
Apa itu nasionalisme? Pengertian Nasionalisme adalah paham kebangsaan dari
masyarakat suatu negara yang memiliki kesadaran dan semangat cinta tanah air dan
bangsa yang ditunjukkan melalui sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat.
Arti nasionalisme dapat juga didefinisikan sebagai pemahaman dari masyarakat suatu
bangsa yang mempunyai keselarasan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita
dan tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal
maupun eksternal.
Beberapa contoh sikap dan perilaku nasionalisme adalah:
 Mematuhi aturan yang berlaku
 Mematuhi hukum negara
 Melestarikan budaya Indonesia
 Menciptakan dan mencintai produk dalam negeri
 Bersedia melakukan aksi nyata membela, mempertahankan, dan memajukan negara
 Dan lain-lain.

Pengertian Nasionalisme Menurut Para Ahli


1. Otto Bauar
Menurut Otto Bauar pengertian nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau
karakter yang timbul karena perasaan senasib.
2. Ernest Renan
Menurut Ernest Renan pengertian nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan
bernegara.
3. Hans Kohn
Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National
Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan
rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan
kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara
nasional.
4. L. Stoddard
Menurut L. Stoddard nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh
sebagian besar masyarakat di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai
perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
5. Smith
Menurut Smith, definisi nasionalisme adalah suatu gerakan ideologis yang digunakan
untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi, dan individualitas. Gerakan ini
dilakukan oleh satu kelompok sosial tertentu yang diakui oleh beberapa anggotanya
guna membentuk atau menentukan satu bangsa atau yang berupa potensi saja.

Farida S.
Teori dan Tokoh Nasionalisme
 Ernest Renan
Unsur utama dalam nasionalisme adalah le desir de’etre ensemble (kemauan untuk
bersatu). Kemauan bersama ini disebut nasionalisme yaitu suatu paham yang
memberi ilham kepada sebagian besar penduduk bahwa nation state adalah cita-cita
dan merupakan bentuk organisasi politik yang sah, sedangkan bangsa merupakan
sumber semua tenaga kebudayaan dan kesejahteraan ekonomi.
 Otto Bauer
Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul dari adanya
national consiousnis atau kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.
 Mahatma Ghandi
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All
India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G.
Tilak, dsb. Akan tetapi tokoh pergerakan yang paling tersohor dan salah satu tokoh
nasioanalisme yang paling terpopuler adalah nasionalisme adalah Mahatma Gandhi
yang memiliki konsepsi dasar perjuangan:
 Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
 Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun
mereka masuk kantor atau pabrik.
 Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Inggris.
 Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan
negeri sendiri. (Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath
Tagore).
 Sun Yat Sen
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam
segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu.
Dasar gerakan San Min Chu:
 Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
 Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tangan
rakyat)
 Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya. Apa yang
dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan
rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina
(1911).
 Mustafa Kemal Pasha
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di
segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat menumbangkan Khilafah
(Negeri Islam) dengan faham racun (nasionalisme dan sekulerisme). Mustafa Kemal
merupakan agen Inggris (Negeri Penjajah). Gerakan Turki Muda ini banyak
mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
Farida S.
 Arabi Pasha
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa
Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir
yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-
organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.Intinya dengan gerakan
kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk
Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan
kolonialisme di negaranya.
 Bung Karno
Nasionalisme itu yalah suatu iktikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu ada
satu golongan, satu "bangsa" lanjut bung karno nasionalisme bukan saling
mengecualikan akan tetapi saling bersahabat karna kemanusiaan adalah satu.
Tujuan Nasionalisme
Sikap nasionalisme di suatu negara memiliki tujuan tertentu. Berikut ini adalah beberapa
tujuan nasionalisme:
 Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
 Membangun hubungan yang rukun dan harmonis antar individu dan masyarakat.
 Membangun dan mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota masyarakat.
 Berupaya untuk menghilangkan ekstrimisme atau tuntutan berlebihan dari warga
negara kepada pemerintah.
 Menumbuhkan semangata rela berkorban bagi tanah air dan bangsa.
 Menjaga tanah air dan bangsa dari serangan musuh, baik dari luar maupun dari dalam
negeri.

Ciri-Ciri Nasionalisme
Nasionalisme dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs. Sudiyo, ciri-ciri
nasionalisme adalah sebagai berikut:
 Adanya persatuan dan kesatuan bangsa.
 Adanya organisasi modern yang sifatnya nasional.
 Perjuangan yang dilakukan sifatnya nasional.
 Nasionalisme bertujuan untuk kemerdekaan dan mendirikan suatu negara merdeka
dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
 Nasionalisme lebih mengutamakan pikiran, sehingga pendidikan memiliki peranan
penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Semangat nasionalisme juga tertuang dalam Pancasila, yaitu pada sila ke-3 Pancasila
yang bunyinya “Persatuan Indonesia” denga ciri-ciri:
 Rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa Indonesia.
 Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
 Bangga memiliki tanah air dan bangsa Indonesia.

Farida S.
 Memposisikan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

Nasionalisme dan Negara Bangsa


Hubungan negara dan warga negara sangat kuat, tidak dapat dilepaskan dari paham
nasionalisme. Kewarganegaraan merupakan konsekuensi dari paham nasionalisme.
Dengan terbentuknya negara bangsa atau negara modern maka yang paling penting
adalah siapa-siapa yang menjadi warga negara dan negara bangsa tersebut.
Nasionalisme memiliki banyak arti, tergantung dari penekanan dan sudut pandang yang
dipakai. Nasionalisme dapat diartikan kesadaran diri suatu bangsa. Nasionalisme
berkaitan dengan gagasan dan sentimen tentang identitas nasional bersamaan dengan
identitas seperti agama, suku, kelas, gender dan lain-lain. Nasionalisme juga merupakan
gerakan untuk meraih dan memelihara otonomi kohesi dan individualitas bagi suatu
kelompok.
Konsep nasionalisme dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang meletakkan kesetiaan
tertinggi seseorang pada suatu negara tertentu. Konsep nasionalisme berasal dari
peradaban purba Yunani dan Ibrani Purba. Yang kemudian diubah pandangannya oleh
kaum kosmopolitan dengan pendapat tidak ada bangsa yang ada warga dunia. Dengan
munculnya Rennaissance dan reformasi maka nasionalisme kemudian tumbuh dan
berkembang dan akhirnya lahirlah bangsa-bangsa modern.
Revolusi Prancis pada tahun 1789 mengakibatkan perombakan total pada berbagai
bidang politik, negara memiliki peranan yang sangat penting memahami pendidikan agar
terbentuk generasi muda nasionalis. Revolusi ini digerakkan oleh bangsawan nasionalis.
Indonesia dapat dicirikan sebagai satu negara modern didasari dengan semangat
kebangsaan atau nasionalisme yaitu masyarakat untuk membangun masa depan
bersama negara walaupun berbeda-beda suku, agama, ras, etnik, budayadan golongan.
Nasionalisme lahir pada abad 20 dengan adanya organisasi Boedi Oetomo yang
menghasilkan ketetapan Sumpah Pemuda pada tanggal 20 Oktober 1928. Tetapi pada
saat itu belum dilandasi dengan nasionalisme. Akar nasionalisme muncul setelah para
pemuda belajar di Belanda atau belajar dari pemerintah jajahanyang memunculkan
nasionalisme modern karena melampaui batas-batas etnis.
Untuk membentuk negara lebih sulit daripada membentuk pemerintahan khususnya
bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Agar terbentuk negara modern harus memiliki
wawasan kenegaraan dan dasar-dasar kultur Politik Nasional yang bersifat abstrak dan
lembaga-lembaga negara yang bersifat konkrit untuk mewujudkan kepentingan rakyat.
Perlu adanya integrasi nasional yang solid.
Dalam merancang lembaga-lembaga negara Indonesia bersumber dari :
1. Esensi kultur politik tradisional yang dianut masyarakat Indonesia yang sifatnya
majemuk

Farida S.
2. Faham atau institusi kenegaraan modern yang dianut pemimpin pergerakan
kemerdekaan Indonesia.

Dari faham dan institusi kenegaraan modern disepakati bahwa paham negara yang
berdasarkan hukum, bentuk negara yang republik, kedaulatan rakyat atau demokrasi,
pemilihan umum, sistem pemerintahan presidensiil, pengawasan oleh dewan
perwakilan rakyat, otonomi daerahdan jaminan hak warga negara dan penduduk.
Dengan kesepakatan tersebut maka terbentuklah negara Indonesia.

Nasionalisme dibedakan menjadi lima jenis, yaitu nasionalisme humaniter, nasionalisme


jacobin, nasionalisme tradisional, nasionalisme liberal, dan nasionalisme integral.
 Nasionalisme humaniter adalah nasionalisme yang mendasarkan pandangannya
bahwa setiap bangsa berhak memperjuangkan kesejahteraan bangsanya berdasarkan
caranya sendiri.
 Nasionalisme jacobin adalah nasionalisme yang demokratis, tetapi doktriner dan
fanatic terhadap bangsa lain.
 Nasionalisme tradisional adalah nasionalisme yang menekankan keunikan setiap
bangsa dan mempertahankan tradisi dan sejarahnya. Nasionalisme liberal adalah
nasionalisme yang menekankan pentingnya dunia berpegang pada prinsip dimana
setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
 Nasionalisme integral adalah nasionalisme yang menekankan kepentingan nasional
ada di atas kepentingan individu, berdasarkan prinsip tersebut semua warga negara
harus sepenuhnya setia kepada negara.

Bentuk Nasionalisme
1. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) merupakan bentuk
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif
rakyatnya, kehendak rakyat, atau perwakilan politik.
2. Nasionalisme Etnis adalah sejenis semangat kebangsaan dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
3. Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas adalah dimana negara memperoleh
kebenaran politik secara semula jadi (organik) hasil dari bangsa atau ras; menurut
semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya adalah bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti
warna kulit, ras dan sebagainya.
5. Nasionalisme Kenegaraan adalah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat
sehingga diberi keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
6. Nasionalisme Agama adalah bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh
legitimasi politik dari persamaan agama.

Farida S.
Prinsip Nasionalisme
Semangat nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip nasionalisme,
yakni:
1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan doktrin
kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem
pertahanan keamanan, dan policy kebudayan;
2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam beragama, berbicara dan
berpendapat lisan dan tertulis, berkelompok dan berorganisasi;
3) kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban;
4) kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri (self
estreem), rasa bangga (pride) dan rasa sayang (depotion) terhadap kepribadian dan
identitas bangsanya yang tumbuh dari dan sesuai dengan sejarah dan
kebudayaannya;
5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan (welfare)
serta kebesaran dan kemanusiaan (the greatnees adn the glorification) dari bangsanya

Sejarah Nasionalisme Dunia


 Pada akhir abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-19, nasionalisme muncul sebagai
ide baru di Benua Eropa dan Amerika. Kemunculan ide ini dilanjutkan dengan proses
integrase kerajaan-kerajaan serta pembentukan negara nasional.
 Pada awal abad ke-20 nasionalisme tumbuh di Asia. Sebagian besar sebagai reaksi
perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.
 Ide nasionalisme pada bangsa Amerika didorong oleh semangat kebebasan dan
persamaan melawan sistem kekuasaan yang menindas dan diskriminatif terhadap ras
tertentu.
 Nasionalisme bangsa Amerika ini berhasil menciptakan negara nasional pertama di
dunia pada tahun 1776.
 Ide nasionalisme di Benua Eropa yang menonjol adalah nasionalisme di Prancis dan
Jerman.
 Nasionalisme pada bangsa Prancis erat kaitannya dengan gerakan revolusi Prancis.
 Ide nasionalisme di Prancis berhasil mengganti sistem kerajaan dengan sistem
demokrasi atau kedaulatan rakyat.
 Nasionalisme pada bangsa Jerman lebih dekat dengan nasionalisme yang berkembang
menjadi chauvinisme. Hal ini karena bangsa Jerman merasa sebagai bangsa yang
paling unggul di dunia melebihi ras bangsa lain.
 Nasionalisme bangsa Jerman ini yang diikuti dengan gerakan untuk menguasai dan
menghapuskan ras bangsa tertentu kemudian menjadi pemicu perang dunia II.

Farida S.
Nasionalisme di Indonesia
 Tiga titik sejarah penting pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme di Indonesia
adalah Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Proklamasi Kemerdekaan
 Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Oetomo pada
tahun 1908, merupakan titik lahirnya ide atau gagasan tentang nasionalisme
Indonesia
 Sumpah Pemuda tahun 1928 merupakan ikrar atau perjanjian untuk mewujudkan
nasionalisme dalam ikatan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa persatuan.
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 adalah sebuah pernyataan
nasionalisme sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bersatu dalam wadah
negara nasional yang bernama Republik Indonesia.

Tantangan nasionalisme di NKRI dapat dibagi menjadi beberapa periode waktu sebagai
berikut:

Faktor Pendorong Nasionalisme Di Indonesia

Nasionalisme Didorong Oleh Sejarah Internal dan Eksternal


Eksternal
a. Pada tahun 1905 Jepang menang atas Rusia dalam peperangan, sehingga menaikkan
rasa percaya diri bahwa bangsa berwarna mampu mengalahkan bangsa kulit putih
b. Terbentuknya negara-negara baru yang merupakan hasil dari munculnya
nasionalisme di daerah Asia dan Afrika
c. Beberapa prinsip Woodrow Wilson yang terdapat dalam Wilson 14 points. Semua hal
tersebut dapat diserap oleh kaum terpelajar Indonesia saat menuntut ilmu di luar
negeri.

Internal

Farida S.
a. Kejayaan bangsa Indonesia sebelum kedatangan bangsa barat di bawah kerajaan
Sriwijaya, Mataram dan Majapahit.
b. Penderitaan rakyat akibat politik Drainage (pengerukaan kekayaan)
c. Adanya Diskriminasi rasial.
d. Munculnya golongan terpelajar pada awal abad ke-20 ketika di terapkan politik etis
oleh kolonial.
Penerapan politik inilah peluang bagi bangsa indonesia secara strategi, sehingga
kemudian dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa indonesia untuk mengenyam
pendidikan yang selama ini telah dieksploitasi oleh Belanda. Ketika sudah banyak
pribumi yang mengenyam pendidikan lanjut kemudian mulai lah merumuskan format
perlawanan yang baru, sala satunya adalah pembentukan organisasi-organisasi
kepemudaan.

ORGANISASI GERAKAN MODERN

Budi Utomo (BU, 20 Mei 1908)


Gagasan pertama pembentukan Budi Utomo berasal dari dr. Wahidin Sudirohusodo,
seorang dokter Jawa dari Surakarta. Ia menginginkan adanya tenaga-tenaga muda yang
terdidik secara Barat, namun pada umumnya pemuda-pemuda tersebut tidak sanggup
membiayai dirinya sendiri. Sehubungan dengan itu perlu dikumpulkan beasiswa (study
fond) untuk membiayai mereka.
Pada tahun 1908 dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo, pelajar Stovia. Dokter Wahidin
mengemukakan gagasannya pada pelajar-pelajar Stovia dan para pelajar tersebut
menyambutnya dengan baik. Secara kebetulan para pelajar Stovia juga memerlukan
adanya suatu wadah yang dapat menampung kegiatan dan kehidupan budaya mereka
pada umumnya. Sehubungan dengan itu pada tanggal 20 Mei 1908 diadakan rapat di satu
kelas di Stovia. Rapat tersebut berhasil membentuk sebuah organisasi bernama Budi
Utomo dengan Sutomo ditunjuk sebagai ketuanya.
Pada awalnya tujuan Budi Utomo adalah menjamin kemajuan kehidupan sebagai bangsa
yang terhormat. Kemajuan ini dapat dicapai dengan mengusahakan perbaikan
pendidikan, pengajaran, kebudayaan, pertanian, peternakan, dan perdagangan. Namun
sejalan dengan berkembangnya waktu tujuan dan kegiatan Budi Utomo pun mengalami
perkembangan.
Pada tahun 1914 Budi Utomo mengusulkan dibentuknya Komite Pertahanan Hindia
(Comite Indie Weerbaar). Budi Utomo menganggap perlunya milisi bumiputra untuk
mempertahankan Indonesia dari serangan luar akibat Perang Dunia Pertama (PD I, 1914
– 1918). Namun, usulan itu tidak dikabulkan dan justru pemerintah Belanda lebih
mengutamakan pembentukan Dewan Rakyat Hindia (Volksraad). Selanjutnya ketika
Volksraad (Dewan Rakyat) didirikan, Budi Utomo aktif dalam lembaga tersebut. Pada

Farida S.
tahun 1932 pemahaman kebangsaan Budi Utomo makin berkembang maka pada tahun
itu pula mereka mencantumkan cita-cita Indonesia merdeka dalam tujuan organisasi.
Serikat Islam (SI, Agustus 1911)
Berbeda dengan Budi Utomo yang mula-mula hanya mengangkat derajat para priyayi
khususnya di Jawa, maka organisasi Serikat Islam mempunyai sasaran anggotanya yang
mencakup seluruh rakyat jelata yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Pada tahun
1909 R.M. Tirtoadisuryo mendirikan perseroan dalam bentuk koperasi bernama Sarekat
Dagang Islam (SDI). Perseroan dagang ini bertujuan untuk menghilangkan monopoli
pedagang Cina yang menjual bahan dan obat untuk membatik. Persaingan pedagang
batik Bumiputra melalui SDI dengan pedagang Cina juga nampak di Surakarta. Oleh
karena itu Tirtoadisuryo mendorong seorang pedagang batik yang berhasil di Surakarta,
Haji Samanhudi untuk mendirikan Serikat Dagang Islam. Setahun setelah berdiri, Serikat
Dagang Islam tumbuh dengan cepat menjadi organisasi raksasa. Sekitar akhir bulan
Agustus 1911, nama Serikat Dagang Islam diganti menjadi Serikat Islam (SI). Hal ini
dilakukan karena adanya perubahan dasar perkumpulan, yaitu mencapai kemajuan
rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan tolong-menolong di antara
kaum muslimin. Anggota SI segera meluas ke seluruh Jawa, Sumatra, Kalimantan dan
Sulawesi. Sebagian besar anggotanya adalah rakyat jelata. Serikat Islam ini dapat
membaca keinginan rakyat, dengan membantu perbaikan upah kerja, sewa tanah dan
perbaikan sosial kaum tani. Perkembangan yang cepat ini terlihat pada tahun 1917
dengan jumlah anggota mencapai 450.000 orang yang tersebar pada 84 cabang.
Meningkatnya anggota Serikat Islam secepat ini, membuat pemerintah Hindia Belanda
menaruh curiga. Gubernur Jenderal Idenburg berusaha menghambat pertumbuhannya.
Kebijakan yang diambil antara lain dengan cuma memberikan izin sebagai badan hukum
pada tingkat lokal. Sebaliknya pada tingkat pusat tidak diberikan izin sebab dianggap
membahayakan, jumlah anggota yang terlalu besar diperkirakan akan dapat melawan
pemerintah.
Dalam kongres tahunannya pada tahun 1916, H.O.S Cokroaminoto mengusulkan kepada
pemerintah untuk membentuk Komite Pertahanan Hindia. Hal itu menunjukkan bahwa
kesadaran politik bangsa Indonesia mulai meningkat. Dalam kongres itu diputuskan pula
adanya satu bangsa yang menyatukan seluruh bangsa Indonesia.
Sementara itu orang-orang sosialis yang tergabung dalam de Indische Sociaal
Democratische Vereeniging (ISDV) seperti Semaun, Darsono, dan lain-lain mencoba
mempengaruhi SI. Sejak itu SI mulai bergeser ke kiri (sosialis). Melihat perkembangan SI
itu, pimpinan SI yang lain kemudian menjalankan disiplin partai melalui kongres SI bulan
Oktober 1921 di Surabaya. Selanjutnya SI pecah menjadi SI “putih” di bawah
Cokroaminoto dan SI “merah” di bawah Semaun dan Darsono. Dalam Perkembangan SI
“merah” ini bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah berdiri sejak
23 Mei 1920.

Farida S.
Dalam kongres Serikat Islam di Madiun pada tahun 1923 nama Serikat Islam diganti
menjadi Partai Serikat Islam (PSI). Partai ini bersifat nonkooperasi yaitu tidak mau
bekerjasama dengan pemerintah tetapi menginginkan adanya wakil dalam Dewan
Rakyat (Volksraad).

Muhammadiyah (18 November 1912)


Pada tanggal 18 November 1912 Muhammadiyah didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan
di Yogyakarta. Organisasi Muhammadiyah bergerak di bidang pendidikan, sosial dan
budaya. Muhammadiyah bertujuan untuk memurnikan ajaran Islam dalam pelaksanaan
hidup sehari-hari agar sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadits. Muhammadiyah berusaha
memberantas semus jenis perbuatan yang tidak sesuai dengan al-Qur‟an dan hadits. Di
samping itu, Muhammadiyah juga giat memerangi penyakit TBC (Taklid, Bid’ah dan
Churafat) yang menghinggapi masyarakat khususnya di Jawa.
Praktik Churafat atau lebih dikenal dengan praktik-praktik amalan ibadah yang salah
menurut Islam, karena mendekati takhayul, perilaku syirik (menyekutukan Tuhan) yang
banyak terjadi di lingkungan Kerajaan Mataram Yogyakarta dan sekitarnya seperti:
percaya kepada kekuatan keris, tombak, peristiwa gerhana bulan dianggap sebagai Buta
Ijo sedang memakan bulan, dan bahkan ada yang percaya kepada Nyi Roro Kidul. Hal itu
barangkali alasan yang dapat menjawab pertanyaan mengapa Muhammadiyah lahir di
kota Yogyakarta.
Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah melakukan berbagai usaha seperti:
mendirikan sekolah-sekolah, mendirikan rumah sakit, mendirikan panti asuhan,
mendirikan rumah anak yatim piatu dan lain-lain.
Di bidang pendidikan Muhammadiyah mendirikan dan mengelola sekolah-sekolah dari
tingkat Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Di sekolah-sekolah
Muhammadiyah selain diajarkan agama juga diajarkan pelajaran umum yang mengacu
pada kaidah-kaidah modern. Pendidikan mengenal sistem kurikulum kelas atau
tingkatan, sebagaimana dilakukan sekolah model Barat.
Dalam perkumpulan Muhammadiyah terdapat bagian wanita yang disebut Aisyiah,
bagian khusus anak gadis disebut Nasyiatul Aisiyah, dan kepanduan yang disebut, Hizbul
Wathan.

Indische Partij (IP, 1912)


Organisasi yang sejak berdirinya sudah bersikap radikal adalah Indische Partij.
Organisasi ini dibentuk pada tanggal 25 Desember 1912 di kalangan orang-orang Indo di
Indonesia yang dipimpin oleh Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (dr. Danudirja
Setiabudi). Cita-citanya adalah agar orang-orang yang menetap di Hindia Belanda
(Indonesia) dapat duduk dalam pemerintahan. Adapun semboyan IP adalah Indie Voor
de Indier (Hindia bagi orang-orang yang berdiam di Hindia).

Farida S.
Dalam menjalankan propagandanya ke Jawa Tengah, E.F.E Douwes Dekker bertemu
dengan Cipto Mangunkusumo yang telah meninggalkan Budi Utomo. Cipto
Mangunkusumo terkenal dalam Budi Utomo dengan pandangan-pandangannya yang
radikal, segera terpikat pada ide Douwes Dekker. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara) dan Abdul Muis yang berada di Bandung juga tertarik pada ide Douwes
Dekker tersebut. Dengan dukungan tokoh-tokoh tersebut, Indische Partij berkembang
menjadi 30 cabang dengan 7.300 orang anggota, sebagian besar terdiri atas orang-orang
Indo-Belanda.
Indische Partij berjasa memunculkan konsep Indie voor de Indier yang sesungguhnya
lebih luas dari konsep “Jawa Raya” dari Budi Utomo. Dibandingkan dengan Budi Utomo,
Indische Partij telah mencakup suku-suku bangsa lain di nusantara. Budi utomo dalam
perkembangannya terpengaruh juga oleh cita-cita nasionalisme yang lebih luas. Hal ini
dialami juga oleh organisasi-organisasi lain yang keanggotaannya terdiri atas suku-suku
bangsa tertentu, seperti Serikat Ambon, Serikat Minahasa, Kaum Betawi, Partai Tionghoa
Indonesia, Serikat Selebes, dan Partai Arab-Indonesia. Cita-cita persatuan ini kemudian
berkembang menjadi nasionalisme yang kokoh, hal ini menjadi pokok.
Masa akhir Indische Partij terjadi setelah Suwardi Suryaningrat dan Cipto
Mangunkusumo ditangkap. Pemerintah Belanda menganggap Indische Partij
mengganggu serta mengancam ketertiban umum. Oleh karena itu, para pemimpinnya
ditangkap dan dibuang. dr. E.F.E. Douwes Dekker atau dr. Danudirja Setiabudi dibuang
ke Kupang (NTT), dr. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Bandanaira di Kepulauan
Maluku, dan Raden Mas Suwardi Suryaningrat dibuang ke Pulau Bangka. Akhirnya kedua
tokoh tersebut meminta dibuang ke negeri Belanda. Demikian juga Douwes Dekker
dibuang ke Belanda dari tahun 1913 sampai dengan 1918.
Pada saat pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan negeri
Belanda dari Belgia, tokoh yang disebut terakhir ini juga menulis sebuah artikel berjudul
“Als Ik de Netherlander was” (seandainya aku seorang Belanda) yang berisikan kritikan
pedas terhadap pemerintah. Kelak karena permohonan ketiga tokoh itu sendiri, akhirnya
mereka dibuang ke negeri Belanda.

Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia)


Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa
Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Indische Vereeniging berdiri atas
prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto yang tujuan utamanya ialah
mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato. Sejak Tjipto Mangoenkoesoemo dan
Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada 1913, mulailah mereka
memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa
pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah vereeninging ini
memasuki kancah politik. Waktu itu pula vereeniging menerbitkan sebuah buletin yang

Farida S.
diberi nama Hindia Poetera, tetapi isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan
bernada politik.
Semula, gagasan nama Indonesisch (Indonesia) diperkenalkan sebagai pengganti indisch
(Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander
(pribumi) diganti dengan indonesiër (orang Indonesia
Pada September 1922, saat pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan Herman
Kartawisastra organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Saat itu
istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah tenar digunakan oleh para
pemrakarsa Politik Etis. Para anggota Indonesische juga memutuskan untuk
menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta sebagai
pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk
menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan
tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan
petani.
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, Indonesische mulai
menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan
tanpa bekerjasama dengan Belanda. Tahun 1924, saat M. Nazir Datuk Pamoentjak
menjadi ketua, nama majalah Hindia Poetra berubah menjadi Indonesia Merdeka. Tahun
1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi berubah menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI).
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930,
sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia
kemudian menggalakkan secara terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia
ke luar negeri Belanda.
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain: Achmad Farhan ar-
rosyid, Soekiman Wirjosandjojo, Arnold Mononutu, '''Soedibjo Wirjowerdojo''', Prof Mr
Sunario Sastrowardoyo, Sastromoeljono, Abdul Madjid, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali
Abdurabbih, Wreksodiningrat, dll.

Partai Nasionalisme Indonesia


Kesadaran atas segala penindasan kemudian melahirkan pembentukan stady clap
sebagai cikal bakal pembentukan Partai Nasioanalisme Indonesia (PNI) yang didirikan
oleh bung Karno pada tahun 1927 dan bung karno pula sebagai ketuanya.

Upaya menggalang persatuan


1. Pembentukan permufakatan Perhimpunan Politik Kebngsaan Indonesia (PPPKI) yang
terdiri dari Muhammadiah, Jong Islamiche, sarekat ambon, madura.

Farida S.
2. gerakan pemuda kedaerahan pertama di indonesia adalah Trikoro Darmo berdiri
tanggal 7 Maret 1915 oleh pemuda-pemuda jawa dengan tokoh satiman, kadarman,
sumardi, jaksodipuro.
3. Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia pada tahun 1926.
Kongres Pemuda Indonesia (Sumpah Pemuda)
Sesuai dengan namanya sumpah pemuda dirancang oleh para pemuda. Hal tersebut
mereka lakukan karena sadar bahwa untuk membangun Bangsa Indonesia yang
majemuk harus dibarengi dengan semangat nasionalisme. Proses lahirnya sumpah
pemuda pun juga terjadi atas hasil kerja sama antar pemuda.

Semangat nasionalisme tersebut akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dengan
adanya sumpah pemuda. Oleh karena itu penting bagi kita para generasi penerus bangsa
untuk menghayati makna dibalik peristiwa bersejarah ini. Untuk simak artikel dibawah
ini yang akan mengupas tuntas sejarah dan isi sumpah pemuda.

Apa Itu Sumpah Pemuda?


Sumpah pemuda adalah suatu sumpah dari pemuda pemudi yang menjadi bukti nyata
bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh sebab itu sudah
sepatutnya semua rakyat Indonesia memperingati peristiwa 28 Oktober sebagai hari
lahirnya bangsa Indonesia.
Momentum lahirnya bangsa Indonesia itu merupakan hasil dari perjuangan panjang
rakyat Indonesia selama ratusan tahun. Sebuah perjuangan melawan penindasan di
bawah kekuasaan kaum penjajah pada era itu. Akibat kondisi yang demikian itu akhirnya
memunculkan semangat para pemuda.
Sebuah tekad untuk membulatkan tekad demi menjunjung tinggi harkat dan martabat
hidup rakyat asli Indonesia. Keinginan kuat inilah yang menjadi komitmen perjuangan
rakyat Indonesia sehingga sukses meraih kemerdekaannya 17 tahun kemudian, tepatnya
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Peristiwa Menjelang Sumpah Pemuda
Perjuangan rakyat Indonesia menghadapi para penjajah ini, bisa diklasifikasikan menjadi
dua yakni sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908. Perjuangan sebelum tahun 1908
selalu bisa digagalkan oleh penjajah. Karena pada saat itu perjuangan masih bersifat
kedaerahan dan berbentuk perlawanan fisik dengan senjata seadanya.
Karena kegagalan demi kegagalan yang terjadi itulah sehingga mendorong para pejuang
untuk mengubah taktik perjuangan melalui organisasi sosial politik. Akhirnya pada
permulaan tahun 1908 mulai bermunculan berbagai organisasi pergerakan nasional
seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dan PNI.
Semenjak itu arah perjuangan bangsa Indonesia semakin terlihat baik dan tegas dalam
mewujudkan persatuan nasional.

Farida S.
Nama Indonesia pertama kali dipakai oleh Perhimpunan Indonesia di tahun 1908.
Perhimpunan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang diinisiasi oleh pelajar-
pelajar Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Perhimpunan ini ketika dibentuk
bernama Indische vereeniging.
Kemudian di tahun 1922 dirubah menjadi indonesische vereeniging. Namun di tahun
yang sama namanya berganti menjadi Perhimpunan Indonesia. Pahlawan-pahlawan
Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara, Budi Utomo dan Dr. Muhammad Hatta ikut
memperkenalkan istilah Indonesia untuk menandingi nama Hindia Belanda yang
digunakan oleh pemerintahan kolonialisme pada era itu.
Kongres Pemuda 1
Terlaksananya Kongres Pemuda 1 tidak lepas dari peran Perhimpunan Indonesia dan
pelajar Indonesia PPPI yang peresmiannya baru dilakukan di tahun 1926. Anggota dari
organisasi-organisasi tersebut ialah pelajar-pelajar yang berasal dari sekolah tinggi yang
ada di Jakarta dan di Bandung.
Tokoh-tokoh PPPI antara lain ialah Sugondo Djojopuspito, Sigit, Abdul Syukur, Gularso,
Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, dan yang lainnya. Organisasi PPPI di
Indonesia biasa memperoleh kiriman majalah Indonesia Merdeka dari Perhimpunan
Indonesia yang berada di negeri Belanda.
Selain itu menjadi Indonesia merdeka terbitan PPPI di negeri Belanda. PPPI sendiri juga
membuat majalah Indonesia Raya dimana Abu Hanifah yang menjadi pimpinan
redaksinya. Dari gagasan-gagasan yang dikeluarrkan oleh PPPI sudah mencerminkan
semangat persatuan dan kesatuan.
Hal ini seperti yang terdapat pada Perhimpunan Indonesia yang ditunjukkan dengan
keinginan pemuda-pemuda di Bandung yang berharap supaya rakyat Indonesia mulai
melepaskan sifat-sifat kedaerahan. Selain itu keinginan ini juga terjadi atas dorongan
yang dilakukan oleh Mr. Sartono dan Mr. Sunario.
Kemudian terbetnuk organisasi bernama Jong Indonesia yang berubah nama menjadi
Pemuda Indonesia pada tanggal 20 Februari 1927. Tokoh yang pernah menjadi
pemimpin dari organisasi ini diantaranya adalah Sugiono, Moeljadi, Soepangkat,
Soekasmo, Soelasmi, Abdul Gani, Kotjo Sungkono, dan Agus Prawiranata.
Sedangkan yang menjadi ketua saat pertama kali adalah Sugiono. Meskipun termasuk
sebagai sebuah organisasi pergerakan politik, akan tetapi organisasi ini tidak langsung
terjun ke dunia politik ketika baru dibentuk. Sehingga terjadi perdebatan selama
beberapa tahun untuk menentukan bentuk persatuan yang diharapkan.
Hasil Kongres Pemuda 1
Hingga akhirnya pada tanggal 30 April 1926 sampai 2 Mei 1926 diadakan Kongres
Pemuda 1 di Jakarta. Tujuan dari diadakannya Kongres Pemuda 1 adalah untuk

Farida S.
menciptakan sebuah badan sentral organisasi pemuda yang menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa sehari-hari bagi rakyat Indonesia.
Terdapat beberapa poin peting yang menjadi hasil dari diadakannya Kongres Pemuda 1,
yaitu:
1. Mengakui dan menerima cita-cita untuk mewujudkan persatuan Indonesia
(meskipun dalam hal ini masih belum jelas).
2. Adanya upaya untuk menghilangkan pandangan adat, sifat kedaerahan yang kolot,
dan sebagainya.

Kongres Pemuda 2
Di tanggal 27 sampai 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda 2 dengan
Soegondo Djojopoespito dari PPPI sebagai pimpinan acara. Pada Kongres Pemuda 2
inilah didapatkan hasil yang penting yakni Sumpah Pemuda. Dalam acara inilah lagu
Indonesia Raya yang dibuat oleh Wage Rudolf Supratman ditetapkan sebagai lagu
negara.

Menjelang Kongres Pemuda Kedua


Semenjak Kongres Pemuda tahun 1926 Pertama telah diinisiasi sebuah badan untuk
mempersatukan berbagai organisasi pergerakan pemuda. Dalam rangka
menindaklanjuti hasil Kongres yang pertama, diselenggarakan sebuah pertemuan. Akan
tetapi pada pertemuan tersebut belum didapatkan hasil yang baik.
Oleh karena itu organisasi Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) mengusulkan
diadakan Kongres Pemuda 2. PPPI merupakan organisasi yang beranggotakan para
pelajar dari Hindia Belanda. Kemudian di tanggal 3 Mei dan 12 Agustus 1928
diselenggarakan pertemuan sebagai persiapan Kongres Kedua.
Dalam acara persiapan tanggal 12 Agustus 1928 itu dihadiri oleh seluruh utusan dari
setiap organisasi pemuda. Selain itu, juga dihasilkan sebuah kesepakatan untuk
mengadakan acara Kongres Pemuda Kedua pada bulan Oktober 1928 yang panitianya
diambil satu dari setiap organisasi.
Dalam susunan panitia itu juga tidak ada perwakilan organisasi yang mendapat dua
jabatan sekaligus.
Berikut susunan panitia penyelenggara acara Kongres Pemuda 2.
1. Pimpinan, Sugondo Djojopuspito dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
2. Wakil pimpinan, R. M. Joko Marsaid dai Jong Java
3. Sekretaris, Moh. Yamin dari Jong Soematranen Bond
4. Keuangan, Amir Sjarifudin dari Jong Bataks Bond
5. Asisten 1, Johan Moh. Cai dari Jong Islamieten Bond
6. Asisten 2, R. Katjasoengkanan dari Pemoeda Indonesia
7. Asisten 3, R. C. I. Sendok dari Jong Celebes

Farida S.
8. Asisten 4, Johannes Leimena dari Jong Ambon
9. Asisten 5, Moh. Rochjani S. dari Pemoeda Kaoem Betawi

Acara Kongres Pemuda 2


Penyelenggaraan Kongres Pemuda Dua ini dilakukan di tiga tempat yang berbeda dan
terdiri dari tiga pertemuan.
Pertemuan 1 diadakan Sabtu 27 Oktober 1928, lokasi Gedung Katholieke Jongenlingen
Bond disingkat KJB di Waterlooplein hari ini namanya Lapangan Banteng. Pada pidato
penyambutan oleh Sugondo Djojopuspito sebagai pimpinan panitia, berkeinginan
supaya acara ini bisa meningkatkan semangat persatuan di hati pemuda-pemuda. Ia
menyatakan bahwa persatuan indonesia bisa ditingkatkan melalui 5 hal, yaitu sejarah,
bahasa, hukum, budaya, pendidikan, dan tekad.
Pertemuan 2 diadakan Minggu 28 Oktober 1928, lokasi Gedung Oost-Java Bioscoop.
dalam pertemuan ini didiskusikan mengenai problem seputar pendidikan.
Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro menyampaikan opini tentang
keharusan setiap anak memperoleh pendidikan kebangsaan.
Selain itu, juga harus berimbang antara pendidikan di rumah dan sekolah serta
pendidikan harus bersifat demokrasi.
Pertemuan 3 merupakan acara penutupan, lokasi Gedung Indonesische Clubgebouw
yang berada di Jalan Kramat Raya No 106. Pada acara penutupan ini Sunario
memaparkan bahwa selain gerakan kepanduan, sifat kenasionalan (nasionalisme) dan
demokrasi adalah sesuatu yang penting.
Ramelan menjelaskan bahwa gerakan kepanduan tidak dapat terlepas dari pergerakan
nasional. Dimana gerakan kepanduan dapat berguna sebagai sarana pendidikan sejak
dini untuk mengajari kedisiplinan dan kemandirian kepada anak-anak, merupakan hal
yang diperlukan dalam perjuangan.
Pada akhir acara pra-penutup dimainkan lagu Indonesia Raya buatan Wage Rudolf
Supratman dengan iringan biola dan tanpa syair berdasarkan usulan Sugondo pada
Supratman. Para hadirin pun menyambut dengan senang lagu Indonesia Raya. Sebagai
penutup disampaikan kesimpulan keputusan kongres yang disebut Sumpah Pemuda.
NASIONALISME INDONESIA MENURUT BUNG KARNO

Satu hal yang juga penting adalah bahwa nasionalisme Indonesia tidaklah sama dengan
nasionalisme yang lahir dan berkembang di Eropa. Dalam salah satu artikelnya yang
berjudul ‘Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme’ (1926), Soekarno menguraikan
karakter dari nasionalisme Eropa:

Farida S.
“Nasionalisme Eropa ialah suatu nasionalisme yang bersifat menyerang, suatu
nasionalisme yang mengejar keperluan sendiri, suatu nasionalisme perdagangan yang
untung atau rugi, dan nasionalisme semacam itu akhirnya pastilah binasa,

Sedangkan nasionalisme indonesia menurut bung karno mengatakan bahwa


nasionalisme yang berperikemanusiaan yang tidak menginginkan l’éxploitation de la
nation par la nation (penindasan suatu bangsa terhadap bangsa lain) maupun
l’éxploitation de l’homme par l’homme (penindasan manusia terhadap manusia lain).
Dengan demikian maka watak dari nasionalisme Indonesia bukanlah nasionalisme yang
chauvinistis, melainkan nasionalisme yang berperikemanusiaan, nasionalisme yang
menginginkan terwujudnya kesejahteraan.

Integrasi Nasional

Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan


berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah
sehingga membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai
satu bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan
secara antropologis.

 Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan berbagai


kelompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian
membentuk identitas nasional.
 Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian
berbagai unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keseresaian
fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.

Berbagai keanekaragaman yang ada di Indonesia sudah seharusnya dipelihara dan dijaga
oleh seluruh elemen masyarakat. Jangan menjadikan perbedaan sebagai pertentangan
karena perbedaan dan keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan dan kelebihan
yang dimiliki oleh Indonesia.

Faktor Pendorong Integrasi Nasional


Berikut ini adalah beberapa faktor pendorong terjadinya national integration:
1. Adanya faktor sejarah sehingga timbul rasa senasib dan seperjuangan.
2. Semua kalangan masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk bersatu, seperti
yang tertuang pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
3. Timbulnya rasa cinta tanah air yang ditunjukkan pada masa perjuangan merebut
kemerdekaan, hingga mengisi kemerdekaan.

Farida S.
4. Adanya rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara seperti yang
ditunjukkan oleh para pahlawan yang gugur selama masa perjuangan kemerdekaan.
5. Konsensus nasional di dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila serta
UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.

Faktor Penghambat Integrasi Nasional


Berikut ini adalah beberapa faktor penghambat national integration:
1. Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai perbedaan lainnya
menjadi faktor penghambat proses national integration.
2. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan
kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga menjadi penghambat integrasi bangsa.
3. Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah menimbulkan
rasa tidak puas. Masih banyaknya konflik berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga menjadi
faktor penghambat integrasi.
4. Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku sehingga menonjolan
kelebihan daerahnya dan meremehkan budaya suku bangsa yang lain.

Syarat Integrasi Nasional


Berikut ini adalah beberapa syarat integrasi bangsa:
1. Adanya kesadaran anggota masyarakat bahwa dibutuhkan hubungan satu dengan
yang lain agar dapat memenuhi kebutuhan mereka.
2. Anggota masyarakat sepakat tentang norma dan nilai sosial yang dijadikan
pedoman dalam bermasyarakat.
3. Adanya norma dan nilai sosial yang berlaku sebagai aturan dan pedoman dalam
proses integrasi masyarakat.

Jenis Integrasi Nasional


Mengacu pada penjelasan definisi integrasi bangsa di atas, adapun beberapa jenis
integrasi nasional adalah sebagai berikut:
1. Integrasi Asimilasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang
menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya yang diterima oleh masyarakat.
2. Integrasi Akulturasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan
tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan asli di suatu lingkungan.
3. Integrasi Normatif; terjadi karna keberadaan norma-norma yang berlaku dan
mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.
4. Integrasi Instrumental; terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya
keseragaman antar individu dalam lingkungan masyarakat, misalnya keseragaman
pakaian.
5. Integrasi Ideologis; terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan
spiritual/ ideologis yang kuat tanpa adanya paksaan.
Farida S.
6. Integrasi Fungsional; terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua
pihak di dalam masyarakat.
7. Integrasi Koersif; terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat
paksaan.

Contoh Integrasi Nasional


Mengacu pada penjelasan di atas, berikut ini adalah beberapa contoh integrasi nasional
di Indonesia:
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah
Indonesia pada tahun 1976. Di lokasi TMII tersebut terdapat rumah adat dan aneka
macam budaya dari seluruh provinsi Indonesia.
2. Sikap menghargai dan toleransi terhadap antar umaat beragama di Indonesia. Hal
ini terlihat dari sikap masyarakat Indonesia yang menghargai perbedaan agama.
3. Sikap menghargai dan merasa memiliki kebudayaan yang berasal dari daerah lain,
bahkan mempelajari kebudayaan dari daerah yang berbeda.

Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata patria, artinya tanah air. Kata patria berubah menjadi
patriot yang berarti seseorang yang mencintai tanah air. Seorang patriotic adalah orang
yang cinta pada tanah air dan rela berkorban untuk mempertahankan negaranya.
Patriotisme berarti paham tentang kecintaan pada tanah air.
Semangat patriotisme semangat untuk mencintai tanah air. Gerakan patriotisme muncul
setelah terbentuknya bangsa yang dilandasi nasionalisme. Pada dasarnya patriotisme
berbeda dengan nasionalisme, meskipun berdekatan dan umumnya dianggap sama.
Patriotisme lahir dari semangat nasionalisme dengan terbentuknya negara.
Sikap patriotisme yang diwujudkan dalam semangat cinta tanah air dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
 Perbuatan rela berkorban untuk membela dan mempertahankan negara dan bangsa
 Perbuatan untuk mengisi kelangsungan hidup negara dan bangsa.
Perbuatan membela dan mempertahankan negara diwujudkan delam bentuk kesediaan
berjuang untuk menahan dan mengatasi serangan atau ancaman bangsa lain yang akan
menghancurkan negara. Selain itu, ancaman negara lain, ancaman dari kelompok bangsa
sendiri, kegiatan yang dapat merugikan negara, dan ancaman alam dapat mengakibatkan
kerusakan dan kehancuran negara. Kelangsungan hidup negara dapat diwujudkan
dengan kesediaan bekerja sesuai dengan bidang dan kapasitasnya dalam rangka
meningkatkan harkat dan martabat bangsa, serta pencapaian tujuan negara.

Contoh Sikap Patriotisme


Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam banyak hal. Wujud sikap patriotisme antara
lain sebagai berikut:

Farida S.
 Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri
Mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri merupakan bagian dari cinta
tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri berarti kita memberi keuntungan
kepada warga Indonesia sendiri. Baik pembuatnya ataupun pedagangnya. Berarti juga
memberi keuntungan kepada negara. Sebenarnya produk-produk dalam negeri tak
takkalah dengan produk luar negeri. Bahkan banyak produk-produk asli buatan
Indonesia yang ditiru orang luar negeri.
 Tidak merusak lingkungan hidup
Lingkungan hidup haruslah dijaga kelestariannya. Merusaknya berarti kita tidak
mencintai tanah air. Lingkungan hidup yang rusak akan merugikan manusia sendiri.
 Ikut serta memelihara fasilitas umum
Fasilitas umum merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk kebutuhan
masyarakat. Contohnya adalah telepon umum, jembatan, halte, kereta api dan lain-
lainnya. Jika kita merusak fasilitas umum akan merugikan orang lain dan negara. Kita
sendiri juga tidak dapat menggunakannya lagi.
 Ikut serta dalam pembangunan bangsa
Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan kehidupan rakyatnya lebih
baik. Bila kita ingin mencintai tanah air, maka kita harus ikut serta dalam pembangunan.
Ikut serta dalam pembangunan bisa diwujudkan dengan taat membayar pajak, menjadi
pegawai yang baik, dan sebagainya.
 Mentaati peraturan yang ada
Peraturan dibuat agar masya-rakat tertib dan nyaman. Jika kita melanggar peraturan
akan merugikan diri kita sendiri. Bahkan orang lain dan negara juga akan dirugikan.
Berarti jika kita melanggar peraturan berarti kita tidak cinta tanah air.
 Melestarikan budaya bangsa
Budaya bangsa merupakan kekayaan bangsa. Menjaga keles-tarian budaya bangsa
berarti mencintai bangsa dan tanah air. Kita harus bangga memiliki budaya bangsa yang
beragam dan unik. Orang asing saja banyak yang mengagumi budaya bangsa kita.
Termasuk melestarikan budaya bangsa adalah berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar.
Contoh Sifat dan jiwa nasionalisme dan patriotisme
 Pro-Patria dan Primus Patria, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan
tanah air.
 Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap
perjuangan kemerdekaan.
 Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, suku, golongan, dan bangsa.
 Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
 Jiwa kestaria, kebebasan jiwa yang tidak mengandung balas dendam.

Farida S.
Contoh Semangat nasionalisme dan patriotisme
 Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk
 Semangat pengorbanan seperti pengorbanan harta benda dan jiwa raga.
 Semangat tahan derita dan tahan uji.
 Semangat kepahlawan
 Semangat persatuan dan kesatuan
 Percaya pada diri sendiri

Penerapan Nasionalisme dan Patriotisme dalam Kehidupan Bangsa dan Negara


 Contoh penerapan jiwa dan semangat nasionalisme serta patriotisme dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
 Selalu berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air.
 Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan mamsyarakat dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan melalui pembangunan.
 Jiwa toleransi dan tenggang rasa antar agama, suku, golongan, dan bangsa.
 Jiwa tanpa pamrih dan bertanggungjawab dalam mempertahankan serta megisi
kemerdekaan sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
 Semangat menantang dominasi asing dalam segala bentuk perjanjian diantaranya
ekonomi, politik, sosial budaya, dan lain-lain.
 Semangat mengorbankan baik harta maupun jiwa demi mempertahankan
kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.
 Semangat tahan uji dan tahan derita dalam mempertahankan serta mengisi
kemerdekaan agar tidak tertinggal oleh bangsa lain.
 Semangat persatuan dan kesatuan dalam mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan.
 Semangat percaya diri sendiri dalam mepertahankan dan mengisi kemerdekaan
untuk mengejar bangsa lain yang lebih maju

Hubungan Antara Patriotisme Dengan Nasionalisme


Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep
identitas bersama untuk sekelompok manusia. Patriotisme adalah sikap yang berani,
pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau
jiwa pahlawan, atau “heroism” dan “patriotism” dalam bahasa Inggris. Pengorbanan ini
dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga. Antara nasionalisme dan
patriotisme mempunyai hubungan yang erat. Patriotisme lebih menekankan pada
cintanya terhadap tanah air tempat berpijak serta tempat hidup dan mencari
penghidupan, sedang nasionalisme lebih menekankan pada cintanya terhadap bangsa.
Jadi, jika seseorang memiliki nasionalisme, sikap patriot akan muncul dari dalam dirinya.
Sehingga, sikap nasionalisme akan menumbuhkan patriotisme pada diri seseorang.

Farida S.
BELA NEGARA
 Dasar-dasar hukum yang memuat tentang hak dan kewajiban bela negara adalah:
Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945:
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara"
Pasal 30 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945:
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung."
Pasal 68 Undang-Undang Rl No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia:
“Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Rl No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara:
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.”

 Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui:


o Pendidikan kewarganegaraan
o Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
o Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
o Pengabdian sesuai dengan profesi

 Nilai-nilai bela negara meliputi:


1. Cinta terhadap tanah air
Cinta tanah air adalah perasaan bangga dan cinta terhadap bangsa dan negara.
Bangga dan cinta telah menjadi bagian dari NKRI sehingga dengan sepenuh hati
rela berkorban untuk membela bangsa dan negara dari setiap ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan.
2. Sadar berbangsa dan bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara memiliki arti bahwa sebagai individu kita
hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan NKRI sehingga harus mempunyai
sikap dan perilaku untuk bertindak dan rela berkorban demi kebaikan bangsa dan
negara Indonesia.
3. Yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara
Keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara, harus tertanam di dalam hati
seluruh rakyat Indonesia. Karena sebagai ideologi negara, nilai-nilai Pancasila
menjadi sumber inspirasi dan cita-cita hidup bangsa Indonesia serta menjadi
pedoman hidup dalam bermasyarakat.

Farida S.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia
Rela berkorban demi bangsa dan negara adalah kerelaan berkorban dan mengabdi
tanpa pamrih terhadap tanah air dengan penuh kesadaran keikhlasan, dan
tanggung jawab untuk mempertahankan kelangsungan NKRI.
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
Kemampuan fisik dan psikis yang baik menjadi modal awal yang besar untuk
melakukan bela negara. Kemampuan fisik meliputi kesehatan jasmani yang prima
dan kemampuan melakukan tindakan fisik yang baik. Sementara kemampuan
psikis meliputi kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.

Ancaman Integrasi Indonesia


 Ancaman terhadap integrasi NKRI dapat berupa ancaman militer atau ancaman
nonmiliter.
 Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
dapat membahayakan keutuhan NKRI.
 Ancaman nonmiliter adalah ancaman tidak menggunakan unsur-unsur senjata
namun dapat membahayakan keutuhan NKRI.
 Ancaman militer dapat berupa agresi/invasi, pelanggaran wilayah, spionase, aksi
terorisme, sabotase, dan pemberontakan bersenjata.

Farida S.
Sistem Pertahanan Negara

 Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,


keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
 Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu,
terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
 Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung.
 Komponen cadangan adalah sumber daya nasional (meliputi sumber daya manusia,
sumber daya alam, dan sumber daya buatan) yang telah disiapkan untuk dikerahkan
melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan
komponen utama.
 Komponen pendukung adalah sumber daya nasional (meliputi sumber daya manusia,
sumber daya alam, dan sumber daya buatan) yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.
 Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter, menempatkan
Lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama yang
disesuaikan dengan bentuk dan sifat ancaman dengan didukung oleh unsur-unsur lain
dari kekuatan bangsa.
 Strategi pertahanan dan keamanan negara untuk mengatasi berbagai macam
ancaman militer dilaksanakan dengan menggunakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
 Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta pada hakikatnya merupakan segala
upaya menjaga pertahanan dan keamanan negara, dengan seluruh rakyat dan
segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah
negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.
 Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta memiliki ciri-ciri
kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan.
 Ciri kerakyatan berarti orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh
dan untuk kepentingan seluruh rakyat.
 Ciri kesemestaan berarti seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya
pertahanan.
 Ciri kewilayahan berarti gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi
geografis sebagai negara kepulauan.

Dewan Ketahanan Nasional


Dewan Ketahanan Nasional (disingkat Wantannas) adalah lembaga yang mempunyai
tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pembinaan ketahanan nasional

Farida S.
guna menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia. Dewan
Ketahanan Nasional merupakan Lembaga nonstruktural yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Sejarah
 Pada tahun 1946, berdasarkan UU No. 6 Tahun 1946 tentang Keadaan Bahaya,
dibentuk Dewan Pertahanan Negara, yang mempunyai fungsi sebagai pemegang
kekuasaan keadaan darurat. Sebagai ketua adalah Perdana Menteri.
 Pada tahun 1954, berdasarkan UU No.29 Tahun 1954 tentang Pertahanan Negara,
dibentuk Dewan Keamanan yang dalam keadaan perang berubah menjadi Dewan
Pertahanan. Dewan Keamanan mempunyai fungsi sebagai pembantu Presiden,
memberi pertimbangan soal keamanan dan pengerahan sumber-sumber kekuatan
bangsa dan Negara.
 Pada tahun 1961, berdasarkan Keppres No 618 tahun 1961 dibentuk Dewan
Pertahanan Negara dalam rangka upaya bela negara membebaskan Irian Barat.
 Pada tahun 1970, berdasarkan Keppres No. 51 Tahun 1970, dibentuk Dewan
Pertahanan Keamanan Nasional (Wanhankamnas)yang mempunyai fungsi sebagai
pembantu Presiden menetapkan kebijakan nasional tertinggi pemecahan masalah
keamanan nasional dan pengerahan sumber-sumber kekuatan bangsa dan negara
serta perkiraan risiko. Wanhankamnas diperkuat oleh UU No. 20 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RI.
 Pada tahun 1999, berdasarkan Keppres No.101 Tahun 1999 tentang Dewan
Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, maka nama
Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) secara resmi diberlakukan sebagai
pengganti Wanhankamnas.
Anggota
 Ketua Dewan: Presiden Republik Indonesia
 Sekretaris Dewan: Sekretaris Jenderal Wantannas merangkap anggota
 Anggota Dewan:
1. Wakil Presiden Republik Indonesia;
2. Menteri Negara Koordinator Bidang Politik dan Keamanan;
3. Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri;
4. Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan
Pendayagunaan Aparatur Negara;
5. Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan
Kemiskinan;
6. Menteri Negara Sekretaris Negara;
7. Menteri Dalam Negeri;
8. Menteri Luar Negeri;
9. Menteri Pertahanan Keamanan;
10. Menteri Penerangan;
11. Menteri Kehakiman;
12. Panglima ABRI;
13. Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara.

Farida S.
Susunan anggota diatas merupakan anggota inti Wantannas. Keanggotaan Wantannas
dapat ditambah sesuai kebutuhan. Ketua Wantannas juga dapat membentuk panitia ad-
hoc dan/atau kelompok kerja sesuai dengan kebutuhan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG


PERTAHANAN NEGARA (Silahkan Buka Peraturan agar lebih lengkap)
Bahwa usaha pertahanan negara dilaksanakan dengan membangun, memelihara,
mengembangkan, dan menggunakan kekuatan pertahanan negara berdasarkan prinsip
prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup,
ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta
prinsip hidup berdampingan secara damai;

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG


RENCANA AKSI NASIONAL BELA NEGARA TAHUN 2018-2019 (Silahkan Buka
Peraturan agar lebih lengkap)
Melaksanakan Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun 2018-2019 yang terdiri dari 3
(tiga) tahap, sebagai berikut:
1. Tahap Sosialisasi, Harmonisasi, Sinkronisasi, Koordinasi, dan Evaluasi;
2. Tahap Internalisasi Nilai Nilai Dasar Bela Negara; dan
3. Tahap Aksi Gerakan.

Pertahanan dan Keamanan Negara RI


Perubahan UUD 1945 semakin memperjelas sistem pertahanan dan keamanan negara
kita. Hal tersebut di atur dalam Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa:
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat,
serta menegakkan hukum.
5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan
warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara


Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh Warga Negara Indonesia. Dengan kata
lain, pertahanan dan keamanan negara tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI dan
POLRI saja, tetapi masyarakat sipil juga sangat bertanggung jawab terhadap pertahanan

Farida S.
dan kemanan negara, sehingga TNI dan POLRI manunggal bersama masyarakat sipil
dalam menjaga keutuhan NKRI. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga
memberikan gambaran bahwa usaha pertahanan dan kemanan negara dilaksanakan
dengan menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata). Sistem pertahanan dan kemanan rakyat semesta pada hakikatnya
merupakan segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan negara yang seluruh rakyat
dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah
negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh. Dengan kata lain,
Sishankamrata penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan
kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Komponen dalam Sishankamrata

Usaha pertahanan dan keamanan negara yang dilaksanakan melalui sishankamrata


dapat dijabarkan menjadi 3 komponen, yaitu komponen utama, komponen cadangan,
dan komponen pendukung.

Berikut ini 3 Komponen dalam Sishankamrata:

1. Komponen utama
Komponen utama meliputi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik
Indonesia.
Tentara Nasional Indonesia yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara merupakan alat negara yang berperan sebagai alat pertahanan negara.
Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan
memberikan pengayoman, serta pelayanan kepada masyarakat.
Prajurit TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara meliputi berikut:
 Prajurit sukarela yang berdinas jangka panjang sebagai prajurit karier.
 Prajurit sukarela yang berdinas untuk jangka waktu sekurang-kurangnya lima tahun
sebagai prajurit sukarela dinas pendek.
 Prajurit sukarela yang berdinas secara penggal waktu sebagai prajurit cadangan
sukarela.
 Prajurit wajib yang berdinas secara penggal waktu selama-lamanya lima tahun
sebagai prajurit cadangan wajib.

Prajurit Kepolisian Negara Republik Indonesia meliputi berikut:


 Prajurit sukarela yang berdinas untuk jangka panjang sebagai prajurit karier.
 Prajurit sukarela yang berdinas untuk jangka waktu sekurang-kurangnya lima tahun
sebagai prajurit sukarela dinas pendek.

Farida S.
2. Komponen cadangan
Komponen cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya alam, dan sarana serta
prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna
memperbesar dan memperkuat komponen utama. Mobilisasi adalah tindakan
pengerahan dan penggunaan secara serentak sumber daya nasional dan sarana serta
prasarana nasional sebagai kekuatan pertahanan negara.

3. Komponen pendukung
Komponen pendukung terdiri dari warga negara, sumber daya alam, dan sumber daya
buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak langsung
dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen
cadangan. Komponen cadangan dan komponen pendukung tersebut diatur dalam
undang-undang.
Selain dengan bergabung menjadi bagian prajurit TNI atau Polri, keikutsertaan warga
negara sebagai bagian dari sishankamrata dapat pula dilakukan melalui keikutsertaan
sebagai rakyat terlatih. Dalam hal, ini rakyat terlatih berfungsi sebagai penjaga
ketertiban umum, perlindungan rakyat, keamanan rakyat, dan perlawanan rakyat.
Berikut yang termasuk rakyat terlatih:
 Pertahanan sipil (hansip).
 Perlawanan rakyat (wanra).
 Keamanan rakyat (kamra).
 Resimen mahasiswa (menwa).
 Demikian pula dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pramuka, PKS, PMR,
PMI, tim SAR, dan lain-lain.

Ringkasnya:
Ada tiga komponen sumber daya nasional yang perlu dikelola dengan baik dalam rangka
pertahanan Negara, yakni; Komponen Utama (TNI dan Polri), Komponen Cadangan
(warga negara yang telah mengikuti pelatihan militer), Komponen Pendukung (warga
negara yang ikut melaksanakan kewajiban bela negara sesuai profesi dan keahliannya).
Ketiganya disebut sebagai Sumber Daya Nasional Pertahanan Negara.

Farida S.
INTEGRITAS
Pengertian Integritas

Kata integritas berasal dari bahasa Latin yakni dari kata “Integer” yang berarti “lengkap
atau utuh”. Jika kita artkan dari asal katanya tersebut, maka integritas dapat kita artikan
sebagai suatu usaha yang utuh dan lengkap yang dilandasi dengan kejujuran, kualitas,
serta konsistensi karakter dari seseorang tersebut.

Secara umum Integritas diartikan sebagai sebuah konsistensi dan keteguhan yang tidak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur serta keyakinan. Integritas juga
dapat diartikan sebagi suatu konsep yang menatap konsistensi antara suatu tindakan
dengan nilai atau prinsip. Dalam sudut pandang etika, integritas dikatakan sebagai
kejujuran atau kebenaran dari setiap tindakan seseorang. Lawan kata
dari integritas adalah hipocrisy (munafik).

 Definisi umum dari integritas adalah adanya kesesuaian antara hati, ucapan, dan
tindakan dari seseorang. Orang yang memiliki integritas akan memegang teguh
prinsip-prinsip moral dan menolak untuk mengubahnya walaupun harus menghadapi
godaan ataupun situasi dan kondisi yang menyulitkannya.
 Secara konsep, integritas dapat dibagi menjadi 3 (tiga) dimensi utama, yaitu
kejujuran, konsistensi, dan keberanian.
a. Dimensi kejujuran adalah dimensi integritas yang menunjukkan nilai dasar berupa
sikap kejujuran yang terdiri atas aspek empati, tidak mudah menuduh orang lain
bersalah, dan rendah hati.
b. Dimensi konsistensi merupakan dimensi integritas yang menunjukkan konsistensi
dalam perbuatan, sesuai dengan apa yang dipikirkannya dan dikatakannya.
c. Dimensi keberanian adalah dimensi integritas yang menunjukkan keberanian
untuk menyampaikan kebenaran secara terbuka dengan penuh percaya diri.

Pemberantasan Tindak Pidana Korusi di Indonesia

Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan pada siding pengadilan, dengan
peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan adalah:

 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Farida S.
Komisi Pemberantasan Korupsi

 Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan


tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan
manapun.
 Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan
hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
 Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

 Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Pemberantasan Korupsi


berasaskan pada:
a. Kepastian hUkum
b. Keterbukaan
c. Akuntabilitas
d. Kepentingan umum
e. Proporsionalitas
 Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki sebuah Road Map yang berlangsung dari
tahun 2011 sampai dengan 2023. Road Map ini diharapkan akan mampu menjadi
upaya pemberantasan korupsi yang komprehensif dan sistematis.
 Road Map Komisi Pemberantasan Korupsi difokuskan pada beberapa area yang
terbagi menjadi tiga fase atau tahap, yaitu:
Fase I
Fase pertama Road Map KPK berlangsung dari tahun 2011-2015. Dengan fokus area
ditekankan pada area-area berikut:
 Penanganan kasus Grand Corruption dan penguatan Aparat Penegak Hukum.

Farida S.
 Perbaikan sektor strategis terkait kepentingan nasional (national interest).
 Pembangunan pondasi Sistem Integritas Nasional (SIN).
 Penguatan sistem politik berintegritas dan masyarakat (CSO) paham integritas.
 Persiapan Fraud Control.

Fase II
Fase kedua Road Map KPK berlangsung dari tahun 2015-2019. Dengan fokus area
ditekankan pada area-area berikut:
 Perbaikan sektor strategis (melanjutkan fokus pada kepentingan nasional).
 Penanganan Kasus Grand Corruption dan penguatan aparat penegak hukum.
 Aksi Sistem Integritas Nasional (SIN).
 Implementasi Fraud Control.
Fase III
Fase ketiga atau fase terakhir dari Road Map KPK berlangsung dari tahun 2019-2023.
Dengan fokus area ditekankan pada area-area berikut:
 Optimalisasi penanganan sektor strategis (melanjutkan fokus pada kepentingan
nasional).
 Optimalisasi Sistem Integritas Nasional (SIN).
 Penanganan Fraud yang dilakukan oleh penyelenggara negara.
Sistem Integritas Nasional

 Sistem Integritas Nasional (SIN) adalah sistem yang berlaku secara nasional dalam
rangka pemberantasan korupsi secara terintegrasi yang melibatkan semua pilar
penting bangsa.
 SIN terdiri atas 3 (tiga) bagian utama, yaitu:
1. Bagian Pondasi
Bagian ini terdiri atas sistem politik. sosial, ekonomi, dan budaya
2. Bagian Pilar atau Tiang Penyangga
Bagian ini terdiri atas badan/lembaga legislatif, eksekutif, kehakiman/peradilan,
sector publik, sektor keuangan, penegak hukum. komisi pemilihan umum, komisi
ombudsman, badan audit, organisasi antikorupsi, partai politik, media massa,
masyarakat madani, dan dunia usaha.
3. Bagian Atap Bagian ini merupakan hasil akhir yang akan dicapai berupa integritas
nasional.

 Supaya pembangunan Sistem Integritas Nasional berjalan dengan positif maka semua
pilar dalam SIN harus memperhatikan tiga dimensi yang terdiri atas:
1. Peran/kontribusi [role)
2. Setiap pilar harus menjalankan aksi secara berintegritas dengan berbasiskan
keunggulan masing-masing untuk selanjutnya dikolaborasikan dengan pilar
lainnya dalam pembangunan SIN.
3. Transparansi dan akuntabilitas (governance)

Farida S.
4. Setiap pilar harus menerapkan akuntabilitas dan transparansi, dalam bentuk
implementasi sistem integritas, baik komponen utama maupun komponen
pendukung, dengan memastikan adanya instrumen, proses, dan struktur.
5. Kapasitas (capacity)
Untuk membentuk suatu Sistem Integritas Nasional yang diterapkan dalam cara
kerja sebuah organisasi dapat melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Transparansi anggaran.
b. Menghindarkan konflik kepentingan.
c. Menghindari penyalahgunaan wewenang atasan.
 Untuk membentuk suatu Sistem Integritas Nasional yang diterapkan dalam cara kerja
sebuah organisasi dapat melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Transparansi anggaran.
b. Menghindarkan konflik kepentingan.
c. Menghindari penyalahgunaan wewenang atasan.

Timnas Pencegahan Korupsi

Tim Nasional Pencegahan Korupsi dibentuk untuk menyelenggarakan Stranas PK.


Timnas PK terdiri atas menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan nasional, menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang dalam negeri, menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang aparatur negara, kepala lembaga non-struktural yang
menyelenggarakan dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam melaksanakan
pengendalian program prioritas nasional dan pengelolaan isu strategis, serta unsur
pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Timnas PK berwenang menyusun langkah
kebijakan penyelesaian permasalahan dan hambatan pelaksanaan Aksi PK. Dan dalam
melaksanakan kewenangannya, Timnas PK berkoordinasi dengan kementerian,
lembaga, pemerintah daerah, dan Pemangku Kepentingan lainnya yang terkait.

Pelaksanaan tugas dan wewenang Timnas PK tidak mengurangi wewenang dan


independensi pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Timnas PK mempunyai tugas:


 mengoordinasikan, menyinkronisasikan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
Stranas PK di kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan Pemangku Kepentingan
lainnya;
 menyampaikan laporan capaian pelaksanaan Stranas PK di kementerian, lembaga,
pemerintah daerah, dan Pemangku Kepentingan lainnya yang terkait kepada
Presiden; dan
 memublikasikan laporan capaian pelaksanaan Aksi PK kepada masyarakat.

Tentang Stranas PK
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang selanjutnya disebut Stranas PK adalah arah
kebijakan nasional yang memuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi yang digunakan
sebagai acuan kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan
lainnya dalam melaksanakan aksi pencegahan korupsi di Indonesia. Sementara itu, Aksi
Farida S.
Pencegahan Korupsi yang selanjutnya disebut Aksi PK adalah penjabaran fokus dan
sasaran Stranas PK dalam bentuk program dan kegiatan.

Latar Belakang
Komitmen dan upaya dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi selama ini selalu
menjadi prioritas pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah seperti
penataan kebijakan dan regulasi, baik berupa instruksi/arahan maupun peraturan
perundang-undangan, perbaikan tata kelola pemerintahan, pembenahan proses
pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
termasuk penyelamatan keuangan/aset negara.

Pada tingkat internasional, Pemerintah juga aktif terlibat dalam berbagai insiatif global
untuk memerangi korupsi. Salah satunya melalui ratifikasi Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa Melawan Korupsi (United Nations Convention Againts Corruption) melalui
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Convention
Againts Corruption 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi, 2003).
Sebagai konsekuensi dari ratifikasi tersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan
Korupsi dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka
Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK). Strategi yang terdapat dalam Stranas PPK
meliputi strategi pencegahan, strategi penegakan hukum, strategi harmonisasi
peraturan perundang-undangan, strategi kerjasama internasional dan penyelamatan
aset, strategi pendidikan dan budaya anti korupsi, serta strategi mekanisme pelaporan,
yang dalam pelaksanaannya hanya menitikberatkan pada upaya pencegahan korupsi.

Inisiatif pencegahan korupsi tidak hanya melalui Stranas PPK, melainkan juga dari
berbagai kementerian, lembaga dan pemerintah daerah. Hal ini menyebabkan upaya
pencegahan korupsi belum bersinergi secara optimal sehingga dibutuhkan upaya
konsolidasi yang lebih efektif atas berbagai insiatif pencegahan korupsi oleh

Farida S.
kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya. Di
samping itu, upaya konsolidasi seyogyanya tidak hanya terbatas pada kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah sebagaimana ditentukan dalam Stranas PPK, melainkan
perlu juga melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai lembaga khusus yang
berdasarkan undang-undang diberikan kewenangan koordinasi dan supervisi dalam
pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan penyempurnaan terhadap Stranas PPK


sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pencegahan korupsi sehingga perlu diganti dengan
strategi nasional yang dilaksanakan bersama oleh kementerian, lembaga, pemerintah
daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Strategi
nasional tersebut diwujudkan melalui Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas
PK) yang memuat fokus dan sasaran sesuai dengan kebutuhan pencegahan korupsi
sehingga pencegahan korupsi dapat dilaksanakan dengan lebih terfokus, terukur, dan
berdampak langsung dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan
sejahtera.

Maksud dan Tujuan


Penyusunan Stranas PK dimaksudkan untuk mendorong upaya pencegahan korupsi yang
lebih efektif dan efisien. Upaya pencegahan korupsi menjadi lebih efektif apabila terfokus
pada sektor yang strategis, yang merupakan sektor yang mempengaruhi performa
pembangunan dan kepercayaan publik kepada Pemerintah. Pencegahan korupsi akan
semakin efisien, apabila beban administrasi dan tumpang tindih dapat dikurangi secara
signifikan melalui kolaborasi yang lebih baik antara kementerian, lembaga, pemerintah
daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Tujuan dari Stranas PK adalah sebagai berikut:
 Memberikan arahan tentang upaya-upaya strategis yang perlu dilakukan oleh
kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lain untuk
mencegah korupsi;
 Mendorong program pencegahan korupsi yang berorientasi pada hasil (outcome) dan
dampak (impact) bukan hanya luaran kegiatan (output) dengan capaian yang terukur;
dan
 Meningkatkan sinergi antara program pencegahan korupsi dengan kebijakan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemangku kepentingan maupun dengan
kebijakan strategis komisi pemberantasan korupsi.

Fokus, Tantangan dan Sasaran Stranas PK


Upaya sinergi dalam rangka mencegah korupsi, berfokus pada:
 Perizinan dan tata niaga;
 Keuangan negara; dan
 Penegakan hukum dan reformasi birokrasi.

Farida S.

Anda mungkin juga menyukai