Adanya darah dalam dahak ketika batuk umumnya dapat disebabkan batuk parah dalam
waktu lama. Namun ada banyak kondisi lain yang dapat menjadi penyebab batuk berdarah,
yaitu:
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, ada banyak masyarakat yang masih belum
memahami mengenai faktor penyebab penyakit tuberkulosis atau TBC. Pasalnya, saat ini ada
banyak masyarakat yang beranggapan bahwa TBC disebabkan oleh faktor keturunan, padahal
faktanya tidak demikian. "TBC itu bukan penyakit turunan. Meski ada kasus di mana bapak
atau ibu menderita TBC. Bukan berarti anaknya nanti ikut terkena juga. Anak terkena TBC itu
disebabkan karena tertular. Mereka kan tinggal satu atap," ujar Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu di Jakarta Selatan,
Selasa (19/3/2019). Wiendra mengatakan, penularan TBC berasal dari kuman mycobacterium
tuberkulosis, sehingga siapa pun akan mudah terjangkit penyakit tersebut. Apalagi mereka
berusia produktif antara 15 sampai 50 tahun dan anak-anak. TBC biasanya keluar melalui dahak
dan batuk, jika liur tersebut tercecar pada suhu yang rendah, maka kemungkinan untuk kuman
bertahan akan cukup lama. Sehingga memungkinkan terjadinya proses penularan. "Apalagi
kalau daya tahan tubuh seseorang sedang tidak dalam kondisi yang optimal. Potensi terkenanya
cukup besar," ujarnya. Baca juga: TBC Tidak Hanya Menyerang Paru, Bisa Juga Terjadi pada
Tulang Menurut dia, siapa pun yang terkena virus TBS bisa berpotensi untuk sembuh selama
yang bersangkutan berobat secara teratur. Merujuk data yang ia paparkan mengenai kondisi
terkini, terdapat 842 ribu kasus TBC di Indonesia pada 2017. Indonesia juga menempati posisi
ketiga untuk negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Berkenaan dengan itu, ia mengaku,
Kemenkes akan berupaya jemput bola untuk menurunkan angka kasus penyakit TBC. "Tidak
cukup memang hanya menunggu pasien datang ke Fasyankes. Perlu perluasan dan perbanyak
skrining pemeriksaan dahak dan TCM minimal 10 kali. Selain juga melakukan pendekatan
spesifik pada keluarga penderita, rekan kerja, dan institusi," pungkasnya.
https://tirto.id/djSL