Anda di halaman 1dari 2

Namaku Bunga Citra Mentari, aku dilahirkan di jawa dan asal usul namaku

dinamakan Bunga Citra Mentari adalah karena ketika aku dilahirkan tepat saat
mentari muncul dipagi hari dan banyak bunga bemekaran di sekitar rumahku, dan
juga ibuku yang suka sekali hand body merek citra sehingga jadilah nama Bunga
Citra Mentari. Lulus dari sekolah dasar aku langsung masuk ke sebuah pondok
dimana pondok tersebut mempunyai kedisiplinan yang sangat ketat. Hingga pada
suatu saat muncul dibenakku untuk keluar dari pondok. Entahlah, memang setiap
santri punya cobaan masing-masing, namun pada akhirnya semua niat ku hilang
dengan sendirinya berkat dukungan orangtua. Hari demi hari, bulan demi bulan,
tahun demi tahun ku lewati hingga pada akhirnya aku bisa menyelesaikan pondokku
selama 6 tahun. Hal yang sangat berarti bukan jika kita bisa nyantri sampai
selesai……

Setelah lulus dari pondok aku berhijrah ke suatu daerah yang lebih jauh untuk
menuntut ilmu dengan meneruskan sekolah perguruan tinggiku. Tak sedikit teman-
temanku yang berminat juga hingga pada akhirnya aku diterima di salah satu
perguruan tinggi yang ada, nikmat yang harus disyukuri memang. Hingga pada
akhirnya tiba saatnya aku harus mencari tempat tinggal atau kos yang ada disekitar
kampus. Namun takdir berkata lain, orangtuaku menyuruhku untuk masuk pesantren
lagi dengan alasan agar aku bisa menggunakan waktuku dengan baik yaitu
menyempatkan ngaji setiap hari. Karena jika diriku tinggal di kos maka belum tentu
aku akan ngaji setiap hari kata orangtuaku saat itu. Hingga pada akhirnya aku
memutuskan untuk masuk pesantren lagi walaupun di lubuk hati yang paling dalam
sangat berat, karena mondok itu menurutku berat, iya… berat karena aku pada
akhirnya akan jarang sekali pulang. Namun disisi lain ada hikmah tersendiri dari hal
tersebut, dengan kita merantau jauh dari rumah maka kita akan tau kenapa kita harus
pulang, dan siapa orang yang kita rindu…
Aku masuk pondok pesantren untuk yang kedua kalinya tepatnya di pondok Nurul
Huda Mergosono. Disana aku berusaha untuk selalu mengikuti ngaji setiap hari.
Namun adaptasi ku di pondok ini memang sangat lama kawan.. tepatnya tiga tahun
setelah mondok aku baru betah dan bisa adaptasi dengan semuanya hingga pada
akhirnya aku ingin mondok lagi ditempat yang berbeda saking senengnya ngaji. Aku
adalah santri yang nakal dan watados alias wajah tanpa dosa jika melanggar di
pondok ku yang sekarang. Nakal dalam kegiatan dipondok maksudnya, hihi… tak
ada sesuatu yang belum pernah aku langgar, hingga membaca yasin di depan
pengasuh langsung pun aku pernah. entahlah.. jika orang lain takut akan ta’ziran
maka aku akan sangat senang akan semua itu, karena semuanya kalau dijalani dengan
enjoy akan punya arti. Tanpa ta’ziran, hidup di pondok itu gak berwarna warni
menurutku, karena semua itu akan menjadi kenangan terindah. kadang sesuatu itu
akan berasa berharga ketika sudah menjadi memory. Itulah yang aku pikirkan… but,
buat kamu yang baru mondok jangan ikuti kebiasaan buruk ku yang satu ini ya...
Jadilah dirimu sendiri yang apa adanya, yang penting jangan pernah tinggalkan ngaji.
Carilah siapa PSB mu kawan alias pemberi semangat berhijrahmu karena orang hidup
membutuhkan motivasi lho untuk berubah… .

Dan dari sinilah di Nurul Huda aku belajar akan arti hidup dan pentingnya kita
berinvestasi untuk masa depan kita di akhirat nanti. Dan buat kalian yang saat ini
sedang nyantri gak usah berkecil hati sama mereka yang gak mondok kawan, Karena
kunci hidup itu siapa yg paling dekat dengan Tuhan dan untungnya santri adalah salah
satu jalan pdkt Tuhan yang paling efektif lho….

Yuk nyantri Karena santri punya cerita………. ^_^

Anda mungkin juga menyukai