Makp-Ppni-25 Juli-09
Makp-Ppni-25 Juli-09
KINERJA PERAWAT
OLEH: NURSALAM
1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan
dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primary Nursing.
b. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Praktik klinik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian di Ruang X.
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Timbang Terima, (2) Ronde
Keperawatan, (3) Sentralisasi obat, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge
planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.
5. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Timbang Terima, (2)
Ronde Keperawatan, (3) Sentralisasi Obat, (4) Supervisi Keperawatan, (5)
Discharge Planning (6) Dokumentasi Keperawatan.
6. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Timbang Terima,
(2) Ronde Keperawatan, (3) Sentralisasi Obat, (4) Supervisi Keperawatan, (5)
Discharge planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.
1.3 Manfaat
a. Bagi pasien
Tercapainya kepuasan klien yang optimal.
b. Bagi perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
4. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
c. Bagi rumah sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan X yang berkaitan
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencana strategi.
3. Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) secara
optimal.
2. PENERAPAN MAKP
CONTOH: PENERAPAN MAKP DI RUANG X RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
Wakil Kepala
Unit Tata usaha
Gambar 2.1 Bagan struktur organisasi Ruang X RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Keterangan :
: Garis Komando : Garis Koordinasi
2. M1 - Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang X RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Masa
No Nama Jenis Pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti
kerja
1 SH PNS D3 Kep 30 tahun PPGD,UPI, Pra Tugas Keperawatan
Manajemen, GKM, Terminologi
Medis, Rehab Medis, Radiologi,
PPRA, Audit Keperawatan, LSH,
AIDS, PPORS, Laborat, Paliatif, CI,
AT, PKMRS, LKE, DALIN, Tranfusi,
Flu Burung
2 RRK PNS D3 Kep 28 tahun PPGD, AT, CI, DALIN, Transfusi,
UPI, PPORS, Pra Tugas, Keperawatan
Manajemen, PKMRS, LKE,
Terminologi Medis, Rehab medis,
Radiologi, Laborat, LSH, AIDS, Flu
Burung, Audit Keperawatan
3 AA PNS D3 Kep 19 tahun PPGD, ATLS, AT, CI, Transfusi, UPI,
PPORS, Pra Tugas, Keperawatan
Manajemen, PKMRS, LKE,
Radiologi, DALIN, LSH, AIDS, Flu
Burung, Audit Keperawatan, ISO,
Paliatif
4 SP PNS SPK 19 tahun PPGD, ATLS, AT, DALIN, Transfusi,
(Proses UPI, PPORS, Pra Tugas, PKMRS,
DIII LKE, AIDS
Kep.)
5 AS PNS S1 Kep 13 tahun PPGD, ATLS, AT, CI, DALIN, UPI,
PPORS, Pra Tugas, PKMRS, LKE,
GKM
dan seterusnya
4. Tenaga Medis
Tabel 2.3 Tenaga Medis di Ruang X RSUD Dr. Soetomo Surabaya
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter PPDS Urologi * 1
2 Dokter PPDS Digestif * 1
3 Dokter PPDS Onkologi * 1
4 Dokter PPDS Plastik * 1
5 Dokter PPDS TKV * 1
6 Dokter PPDS Kepala Leher * 1
7 Dokter Jaga di Ruang UPI ** 1
Keterangan :
* Dokter yang bertanggung jawab setiap hari
** Dokter yang dihubungi untuk kasus darurat
Standar Kekurangan
No Nama Barang Jumlah Kondisi
/rasio
I. Alat Keperawatan
1. 1 Baik
Ambu Bag Anak Blue Cross 1 ruangan 1
2. Ambu Bag dewasa blue 1 Baik
1 ruangan 1
3. Bag and Mask dewasa rusch 1 ruangan 1 1 Baik
4. Bengkok 1:5 10 Baik
5. Dressing card 1 ruangan 1 1 Baik
6. Dryer Sterilyzer - 2 Baik
dst
Sumber : Standar kebutuhan alat RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Keterangan: rasio = alat : pasien
Khusus untuk masker/slang oksigen masing-masing pasien mendapat resep dari dokter
4. Administrasi Penunjang:
1) Buku injeksi
2) Lembar observasi
3) Buku observasi suhu dan nadi
4) Buku timbang terima
5) SOP
6) SAK
7) Buku visite
8) Buku Dalin
9) Buku makanan pasien
Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di Ruang X
sudah memenuhi standar jumlah yang ditetapkan oleh RSUD Dr. Soetomo. Alat-alat
yang sudah terpenuhi sesuai standar telah dimanfaatkan oleh ruangan secara optimal
sesuai kebutuhan klien. Untuk peralatan yang tidak ada standar jumlahnya selama ini
untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria kecukupan penggunaan dalam
kegiatan sehari-hari. Berdasarkan angket yang disebarkan kepada 10 perawat di ruang X
RSUD Dr. Soetomo Surabaya tetapi yang terkumpul hanya 8 angket, didapatkan 62,5%
perawat berpendapat bahwa penyediaan peralatan dan perlengkapan yang mendukung
pekerjaan perawat kurang, sedangkan 37,5 % menyatakan cukup. Selain itu 75%
perawat menyatakan bahwa kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan ventilasi
udara, kebersihan, dan kebisingan baik, dan 25 % menyatakan cukup.
2. Timbang Terima
Keterangan ................
Berdasarkan hasil kuesioner dari 8 orang perawat didapatkan 75 % perawat menyatakan
timbang terima dilakukan dengan fokus pada masalah medis dan 25 % dilakukan dengan
fokus pada masalah medis dan masalah keperawatan.
3. Ronde Keperawatan
Banyak perawat yang belum mengenal adanya ronde keperawatan. Berdasarkan hasil
kuesioner dari 8 orang perawat didapatkan 87,5 % perawat menyatakan belum pernah
mengikuti ronde keperawatan dan 12,5 % menyatakan sudah mengenal ronde
keperawatan tetapi belum pernah mengikuti ronde keperawatan. Salah satu kendala
pelaksanaan ronde keperawatan adalah jumlah ketenagaan dari perawat yang terbatas
dan perawat mempunyai tingkat pendidikan yang bervariasi. SDM di Ruang X banyak
memiliki pengalaman dalam bidang medikal bedah, akan tetapi ronde keperawatan
belum pernah dilaksanakan.
4. Supervisi Keperawatan
Keterangan
Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada 8 perawat ruang X, 62,5 % perawat
menyatakan supervisi keperawatan di ruang X sudah dilaksanakan secara rutin setiap
tahun namun belum efektif. Dan 37,5 % perawat menyatakan tidak tahu.
5. Discharge Planning
Keterangan
Berdasarkan hasil kuesioner dari 8 orang perawat didapatkan 25% perawat menyatakan
telah memberikan pendidikan kesehatan tentang perencanaan pulang dengan kartu
discharge planning dan didokumentasikan, sedangkan 75% perawat menyatakan pernah
melakukan pendidikan kesehatan tentang perencanaan pulang dengan kartu discharge
planning namun tidak didokumentasikan.
6. Pengelolaan Sentralisasi Obat
keterangan
Berdasarkan hasil kuesioner dari 8 orang perawat didapatkan 62,5 % perawat
menyatakan telah melakukan sentralisasi obat dan 37,5 % perawat menyatakan
melakukan sentralisasi obat sepenuhnya
7. Dokumentasi Keperawatan
Keterangan
Berdasarkan angket yang disebarkan kepada 8 perawat Ruang X 50% perawat
menyatakan tidak melakukan pendokumentasian segera setelah melakukan tindakan, 25 %
menyatakan melakukan pendokumentasian sebagian dan 25% menyatakan melakukan
pendokumentasian lengkap.
66,6% perawat menyatakan penghitungan BOR dilaksanakan tiap hari dan 44,4% perawat
menyatakan penyebarluasan informasi tentang pelayanan di Ruang X masih kurang.
2. Alur Pasien Masuk
Pasien
Ruang lain Praktik dokter IRD
IRJ ACC chief
dengan indikasi
alih rawat bedah
Seluruh ruangan di RSU Dr.Soetomo
Kamar Terima &
Tindakan Bedah
Rawat Inap Bedah A
KRS
Kontrol poli Kontrol pasien Kontrol kamar
bedah dokter Praktik periksa kelas I
Keterangan:
Pasien setelah jam kerja (sore, malam, hari libur) bisa langsung masuk ke ruang X
dengan persetujuan dokter Chief.
3. Produk
Ruang X sebagai ruang perawatan yang diperuntukkan bagi penderita post-operasi
yang memerlukan perawatan intensif, dilengkapi dengan fasilitas peralatan emergency dan
pemberian TPN (Total Parenteral Nutrition).
Ruang ini juga dipergunakan sebagai tempat praktik mahasiswa kesehatan seperti
Fakultas Keperawatan, Akper, FK, PPDS.
LANGKAH 2 ANALISIS DATA (SWOT)
Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT.
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub sistem dalam MAKP yang
meliputi : 1) Penerapan MAKP, 2) Sentralisasi obat, 3) Supervisi, 4) Timbang terima, 5)
Dokumentasi, 6) Discharge Planning
N ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING
O M1 – M5
1 M1
2 M2
3. MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RS memiliki visi, misi dan 0,2 4 0,8 S –W
motto sebagai acuan 3,55 – 2,35
melaksanakan kegiatan = 1.2
pelayanan 0,1 3 0,3
2. Sudah ada Model MAKP
yang digunakan tim 0,1 3 0,3
3. Ada dokumentasi SOR 0,05 2 0,1
4. Supervisi sudah dilakukan 0,05 3 0,15
karu
5. Ada kemauan perawat untuk 0,15 4 0,6
berubah
6. Mempunyai Standar Asuhan 0,15 4 0,6
Keperawatan
7. Mempunyai Protap setiap 0,1 4 0,4
tindakan
8. Terlaksananya komunikasi
yang adekuat : Perawat dan tim 0,1 3 0,3
kesehatan lain
9. 100 % perawat mau 1 3,55
menerapkan MAKP
TOTAL 0,2 3 0,6
WEAKNESS
1. MAKP belum dilaksanakan 0,15 2 0,3
dengan optimal
2. Pelaksanaan model MAKP 0,2 2 0.4
belum sesuai harapan.
3. Pendokumentasian proses
keperawatan belum lengkap dan
hanya berfokus pada masalah 0,2 3 0,6
medis
4. Isi dan materi timbang terima
belum berfokuskan pada masalah 0,2 2 0,4
keperawatan
5. Ronde keperawatan belum 0,05 1 0,09
dilaksanakan secara optimal
6. Perbandingan pasien dan perawat
tidak sesuai. Untuk pagi 1 : 8 1 2,35
sedangkan sore dan malam 1 : 18
TOTAL
4 Sentralisasi Obat
a. Internal Faktor
(IFAS)
STRENGTH 0,4 4 1,6 S–W
1. Tersedianya sarana dan 3,8 - 1,6 =
prasaranan untuk pengeleloaan 2,2
sentralisasi obat 0,2 4 0,8
2. Kepala ruangan mendukung
kegiatan sentralisasi obat 0,2 4 0,8
3. Sudah dilaksanakan kegiatan
sentralisasi obat di ruangan X
4. Adanya kemauan perawat untuk 0,1 3 0,3
melakukan sentralisasi obat
5. Adanya buku injeksi dan obat 0,1 3 0,3
oral bekerja sama dengan depo
farmasi 1 3,8
TOTAL
b. Ekternal Faktor
(EFAS) 0,55 4 2,2
OPPORTUNITY O–T
1. Adanya mahasiswa PSIK yang 0,45 3 1,35 3.55 – 1,4 =
Praktik managemen keperawatan 2.15
2. Kerjasama yang baik antara 1 3.55
perawat dan mahasiswa
TOTAL
0,6 1 0,6
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang 0,4 2 0,8
profesional
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum 1 1,4
TOTAL
5. Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RSUD Dr. Soetomo merupakan 0,25 2 0,5 S–W
RS Pendidikan tipe A yang 3,45 – 3,2 =
menjadi RS rujukan bagi wilayah 0,25
Indonesia bagian timur.
2. Adanya kemauan perawat untuk 0,4 3 1,2
berubah.
3. Kepala ruangan mendukung dan 0,35 3 1,75
melaksanakan supervisi
TOTAL 1 3,45
WEAKNESS
1. Belum mempunyai format yang 0,35 3 1,05
baku dalam pelaksanaan
supervisi.
2. Kurangnya program pelatihan 0,15 3 0,45
dan sosialisasi tentang supervisi
3. Supervisi belum struktur, belum 0,35 4 1,4
terdapat form penilaian yang
tetap, belum terdokumentasikan.
4. Belum adanya dokumentasi 0,15 2 0,3
supervisi yang jelas
TOTAL 1 3,2
THREATENED
1. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan 1 2 2
pelayanan yang profesional
TOT
AL 1 2
6. Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Kepala ruangan memimpin 0,25 4 1 S–W
kegiatan timbang terima setiap 2,65 – 2.9=
pagi -0,25
2. Adanya laporan jaga setiap shift 0,2 3 0,6
3. Timbang terima sudah 0,1 3 0,3
merupakan kegiatan rutin yang
telah dilaksanakan
4. Adanya kemauan perawat untuk 0,15 3 0,45
melakukan timbang terima
5. Adanya buku khusus untuk 0,3 4 1,2
pelaporan timbang terima
TOTAL 1 2,65
WEAKNESS
1. Isi timbang terima belum terfokus 0,3 2 06
pada masalah keperawatan
2. Belum adanya format timbang 0,1 3 0,3
terima
7. Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya standart discharge 0,2 2 0.4 S-W
planning di ruangan untuk pasien 2.55– 2.65 =
pulang -0.1
2. Adanya kemauan untuk 0,4 3 1,2
memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien/keluarga
3. Adanya surat kontrol obat 0.25 2 0.5
4. Memberikan penkes kepada 0,15 3 0,45
pasien /keluarga selama dirawat
atau pulang
TOTAL 1 2.55
WEAKNESS
1. Keterbatasan waktu dan tenaga 0,3 2 0,6
perawat dalam memberikan
penkes
2. Tidak tersedianya leaflet pasien 0,3 3 0,9
pulang
3. Pendidikan kesehatan secara 0,25 4 1
lisan kepada pasien /keluarga
4. Pendokumentasian discharge 0,15 1 0,15
planning belum dilaksanakan
secara berkesinambungan
TOTAL 1 2.65
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa PSIK FK 0,5 4 2,0 O-T
UNAIR yang melakukan praktik 4 – 3,4 =
manajemen keperawatan 0,6
2. Adanya kerjasama yang baik 0,5 4 2,0
antara mahasiswa PSIK UNAIR
dengan perawat klinik
TOTAL 1 4
TREATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan 0,4 3 1,2
keperawatan yang profesional
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,2 3 0,6
kesehatan
3. Persaingan antar Rumah Sakit
swasta yang semakin ketat 0,4 4 1,6
TOTAL
1 3,4
8. Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Bidang perawatan dan ruangan 0,2 3 0,6 S–W
mendukung adanya kegiatan 2,35 – 2,7
ronde keperawatan = - 0,35
2. Adanya kemauan perawat untuk 0,15 3 0,45
berubah
3. Banyaknya kasus kasus bedah 0,25 2 0,5
yang memerlukan perhatian
khusus
4. SDM banyak mempunyai 0,2 2 0,4
pengalaman dalam bidang
keperawatan medikal bedah.
5. Sertifikasi perawat bedah sesuai 0,2 2 0,4
keahliannya.
TOTAL 1 2,35
WEAKNESS
1. Ronde keperawatan adalah 0,3 3 0,9
kegiatan yang belum
dilaksanakan di ruang X
2. Karakteristik tenaga yang 0,2 4 0,8
memenuhi kualifikasi belum
merata
3. Belum dilaksanakannya MAKP 0,3 2 0,6
tim secara optimal
4. Jumlah tenaga yang tidak 0,2 2 0,4
seimbang dengan jumlah tingkat
ketergantungan pasien
TOTAL 1 2,7
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,4 3 1,2
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
lebih professional
2. Persaingan antar ruang bedah 0,6 2 1,2
semakin kuat dalam pemberian
pelayanan
TOTAL 1 2,4
9. Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0,5 4 2 S-W
untuk tenaga kesehatan (saran 3.5 – 2,5 = 1
administrasi penunjang)
2. Sudah ada system 0,3 3 0,9
pendokumentasian SOR
3. Adanya kemauan perawat untuk 0,2 3 0,6
melaksanakan pendokumentasian
TOTAL 1 3.5
WEAKNESS
1. Perbandingan pasien dan perawat 0,3 2 0,6
tidak sesuai. Untuk pagi 1 : 5
sedangkan sore 1: 8 dan malam
1 : 12
2. Dari observasi status pasien, 0,2 3 0,6
pengisian dokumentasi tidak
lengkap:nama dan jam tidak
dicantumkan, respon pasien
kurang terpantau.
3. SAK dan SOP belum maksimal 0,3 3 0.9
digunakan
4. Pengawasan terhadap sistematika 0,2 2 0,4
pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal
TOTAL 1 2,5
Keterangan :
(TT) = Timbang Terima
(MAKP) = Model Asuhan Keperawatan Profesional
(SV) = Supervisi
(SO) = Sentralisasi Obat
(RK) = Ronde Keperawatan
(DK) = Dokumentasi Keperawatan
(SP) = Sarana dan Prasarana
(DP) = Discharge Planning
(SDM) = Sumber Daya Manusia
6. Ronde Ronde 1. Menyusun proposal Setiap kasus luar biasa dan Peraw
Keperawatan keperawatan kegiatan ronde kasus yang sudah dilakukan at
terlaksana keperawatan tindakan keperawatan tetapi Primer
dengan (strategi dan tidak ada kemajuan telah
optimal dan materi). dilakukan ronde keperawatan.
teratur. 2. Menyusun materi Ronde minimal dilakukan 1x
kegiatan ronde dalam 1 bulan.
keperawatan
3. Melaksanakan
ronde keperawatan.
4. Mensosialisasikan
kegiatan ronde
keperawatan
7. Timbang Timbang 1. Menentukan 1. Timbang terima dilakukan di Peraw
Terima terima penanggung jawab nurse station dan di pasien. at
dilakukan timbang terima 2. Isi timbang terima tentang Primer
secara optimal untuk tiap-tiap shift. masalah keperawatan yang
dan 2. Menyusun dan sudah dan belum teratasi.
terdokumen- membuat format 3. Timbang terima
tasi. timbang terima terdokumen-tasi dengan
pasien serta baik.
petunjuk teknis
pengisiannya.
3. Melaksanakan
timbang terima.
8. Sentralisasi Sentralisasi 1. Menentukan 1. Seluruh obat pasien sudah Peraw
Obat obat penanggung jawab tersentralisasi dengan baik. at
dilaksanakan Sentralisasi obat. 2. Ada format pemberian obat Primer
secara optimal. 2. Melaksanakan dan serah terima obat.
sentralisasi obat 3. Adanya informed consent.
klien bekerja sama
dengan perawat,
dokter dan bagian
farmasi.
3. Mendokumentasi-
kan hasil
pelaksanaaan
pengelolaan
sentralisasi obat.
4. Membuat format
pencatatan
sentralisasi obat.
LANGKAH 5 PELAKSANAAN
LANGKAH 6 EVALUASI DAN REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia.
Makalah seminar. UI. Jakarta
Chitty, K.K (1997) Professional Nursing. Concepts and challenges. 2nd ed. W.B. Saunders Co.
Philadelphia.
Gillis, D.A., (1996). Nursing Manajement. 2nd ed. W.B. Saunders. New York
Nursalam, 2008. Manajemen Keperawatan. Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2006. Trends of Indonesian Nurse’s Role in The Future. Folia Medica Indonesiana. Vol.
41 (4: pp 259-260).
Nursalam (2001). Pendekatan Praktis Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan
Praktik. Buku Diktat PSIK FK UNAIR. Tidak Diterbitkan. Surabaya