Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI

“KONSELING TBC”

OLEH :
KELOMPOK 2
1. Fitri Rahmadhani
2. Gita Safitri
3. Miftahul Jannah
4. Muhammad Zul Faidal Asbin
5. Winda Lestari
6. Wiwin Fitriani

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2019

I. PEMBUKAAN
Pada suatu hari seorang pria yang bernama Adi datang ke apotek “SEHAT
FARMA”. Dia datang untuk menebus resep yang diberikan oleh Dokter zul.
(Percakapan antara Apoteker, dan pasien)

Keluarga Pasien : Assalamu’alaikum, selamat sore


Apoteker : Wa’alaikumsalam, selamat sore silahkan duduk pak.
Pasien : Terima kasih mbak.
Apoteker : Perkenalkan saya Gita safitri selaku apoteker di apotek
“SEHAT FARMA” ada yang bisa saya bantu pak ?
Pasien : Ini mbak, saya mau menebus resep (sambil menyerahkan
resepnya)
Apoteker : Oh iya pak, (membaca dan menganalisa resep dan
menyerahkan resep kepada asisten apoteker untuk
menyiapkan obatnya). Baik resepnya atas nama bapak
Adi umur 28 tahun yah ?
Pasien : Iya mbak, betul untuk saya
Apoteker : Mohon maaf, kalau boleh tau sebelumnya bapak pergi ke
dokter mana yah untuk perika kesehatan bapak ?
Pasien : Saya pergi ke dokter Zul mbak.
Apoteker Sambil menunggu obatnya disiapkan, bisakah bapak ikut
saya keruangan konseling ? ada yang ingin saya
diskusikan
Keluarga pasien : Kira - kira berapa lama ya mbak ?
Apoteker : Kurang lebih 10 menit pak, bagaimana apakah bapak
bisa ?
Keluarga pasien : Iya mbak, bisa
(Ruangan Konseling)
Apoteker : Mari pak, silahkan masuk
Keluarga pasien : Iya mbak terima kasih.
Apoteker : Mohon maaf pak, kalau boleh tau apa yang dokter
katakan sebelumnya mengenai tujuan pengobatan bapak ?
Pasien : Kata dokter tujuan pengobatan penyakit saya adalah untuk
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap OAT (obat anti tuberkulosis)
karena berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter mengatakan
kalau saya baru terkena penyakit tuberculosis BTA positif
dan bakteri telah menyebar ke paru - paru saya.
Apoteker : Iya, dan apa yang dokter katakan tentang cara
menggunakan obat - obat tersebut ?
Pasien : Saya harus minum tabletnya 3 kali sehari setelah makan.
Dan katanya saya harus meminum obat ini selama 2
sampai 6 bulan.
Apoteker : oh iya, selanjutnya apa yang dokter katakan mengenai
kegunaan obat - obatan yang diberikan serta harapan
setelah pengobatan ?
Pasien : Kata dokter, obat tablet yang diberikan harus diminum
untuk memperlambat bahkan memusnahkan bakteri yang
terdapat dalam paru - paru saya, agar tidak menyebar ke
organ tubuh yang lain dan katanya karena saya termasuk
pasien yang baru terinfeksi tuberculosis sehingga dapat
disembuhkan asal saya segera memulai pengobatan dan
meminum obatnya sesuai instruksi dokter.
Apoteker : Kalau boleh tau apakah sebelumnya bapak memiliki
riwayat alergi serta riwayat penyakit ?

Pasien : Tidak mbak, selama ini saya merasakan sehat – sehat saja
dan tidak pernah merasakan reaksi alergi apapun.
Apoteker : Selanjutnya pak, apakah bapak memiliki riwayat
penggunaan obat lain atau penggunaan multivitamin ?
Tidak juga mbak, karena saya merasa sehat – sehat saja
Pasien : jadi untuk penggunaan obat lain tidak saya lakukan,
adapun untuk multivitamin terkadang saya gunakan ketika
saya kelelahan saat bekerja saja.
Baik pak, selanjutnya bagaimana riwayat sosial bapak,
Apoteker : misalnya seperti penggunaan alkohol dan rokok serta
apakah di lingkungan bapak terdapat seorang penderita
TBC ?
Begini mbak, untuk konsumsi alkohol saya tidak
Pasien : melakukannya namun untuk rokok saya adalah seorang
perokok aktif mbak dan untuk dilingkungan saya terdapat
seorang dengan penyakit TBC.
Oh iya begini pak, sebenarnya untuk penyakit TBC itu
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang
Apoteker : menginfeksi ke tubuh seseorang melalui udara saat
penderita TBC batuk dan bersin dan kontak yang terlalu
dekat dengan penderita TBC.
Selanjutnya karena bapak merupakan pasien TBC dengan
kategori 1 dimana bapak merupakan pasien yang baru
terinfeksi serta BTA positif maka terapi bapak yaitu
dengan penggunaan isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan
etambutol selama 2 bulan yang merupakan fase intensif
diminum setiap hari dan selanjutnya dengan konsumsi
Apoteker : obat isoniazid dan rifampisin 3 kali dalam seminggu.
Untuk penggunaan isoniazid dan rifampisin sebaiknya
diminum pada saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum
makan atau 2 jam sesudah makan apabila pencernaan
bapak terganggu.
Selanjutnya untuk pirazinmid dan ethambutol sebaiknya
diminum saat perut terisi, apakah bapak mengerti ?
Pasien : Iya mbak saya mengerti, apakah ada efek samping dari
obat - obatan tersebut ?
Apoteker : Iya ada pak, bapak mungkin akan merasakan gejala
seperti tidak nafsu makan, mual, sakit perut, demam,
meriang, sakit otot dan sendi, sakit kepala, sering merasa
Lelah, bahkan urin anda akan tampak berwarna orange
kemerahan
Keluarga pasien : Apakah efek samping tersebut bisa dicegah atau diatasi
mbak ?
Apoteker : Bisa pak. Jadi jika efek sampingnya berupa urine yang
berwarna orange kemerahan itu merupakan efek samping
dari rifampisin, bapak tidak perlu khawatir karena itu
tidak berarti bahaya.
Kemudian jika bapak mengalami gejala seperti sakit pada
otot dan sendi anda dapat minum parasetamol, bila perlu.
Adapun jika anda merasa tidak nafsu makan, mual dan
sakit perut maka anda dapat menggunakan obat isoniazid,
rifampisin dan pirazinamid pada malam hari sebelum
tidur.
Dan jika anda merasa sering kesemutan setelah
mengkonsumsi obat dapat diatasi dengan piridoksin
(Vitamin B6).
Adapun jika demam, meriang dan sakit kepala segera
konsultasikan dengan dokter.
Keluarga pasien : Oh begitu. Berarti harus selalu menyiapkan parasetamol
dan vitamin B6 untuk mengatasi jika mengalami gejala
tersebut. Selanjutnya mbak, apa yang harus saya lakukan
jika saya lupa meminum obat saya ?
Apoteker : Iya, benar sekali pak dan jika bapak lupa meminum obat
maka bapak harus segera melakukannya begitu ingat,
apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak
terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan atau kembali ke
jadwal semula dan jangan menggandakan dosis.
Bapak juga harus tau akibatnya apabila bapak lupa
meminum abat adalah obat tersebut tidak akan mampu
lagi mengobati penyakit bapak yang artinya bapak sudah
resisten dimana bakteri penyebab penyakit tersebut suda
kebal dan hasilnya bapak harus mengganti obat bapak
dengan obat yang lebih mahal dan belum tentu tersedia
ditempat biasa bapak membelinya.
Pasien : Iya baik mbak, apakah ada makanan atau obat yang harus
saya hindari serta bagaimana penyimpanan obat saya?
Apoteker : Begini pak, tidak ada makanan yang harus dihindari
namun untuk penderita TBC disarankan untuk mengatur
pola makan yang sehat dan seimbang, dengan
memperbanyak asupan kalori (karbohidrat), protein, serta
vitamin dan mineral karena porsi makan yang didobel,
terbukti dapat mempercepat proses penyembuhan TBC.
Adapun untuk penyimpanan obat bapak sebaiknya
Simpanlah pada suhu ruangan dan di dalam wadah
tertutup untuk menghindari paparan sinar matahari, serta
jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Adapula terapi tanpa obat yang dapat diberikan yaitu
Kegiatan pemberian wawasan dan motivasi tentang TBC
pada pasien dan anggota keluarga dan perlunya
pengobatan teratur sampai selesai untuk tercapainya
keberhasilan pengobatan. Penyuluhan khusus juga
diberikan kepada pasien mengenai etika batuk / higiene
respirasi (menutup mulut dengan tangan ketika batuk atau
bersin, atau lebih disarankan menggunakan masker,
mencuci tangan dengan sabun setelah batuk atau bersin).
Apakah bapak sudah mengerti?
Pasien : Iya mbak saya sudah mengerti, terimakasih untuk
penjelasan mbak yang sangat baik dan terinci.
Apoteker : Iya sama – sama pak, semoga bapak selalu teratur
meminum obatnya dan semoga bapak lekas sembuh.

Anda mungkin juga menyukai