Anda di halaman 1dari 4

1.

Hukum dan perilaku hukum dalam perubahan sosial sangat ditentukan oleh bagaimana
kultur hukum itu hidup di masyarakat. Kultur hukum merupakan sikap-sikap dan nilai-nilai
yang yang dimiliki oleh masyarakat yang berhubungan dengan hukum, dan lembaga-
lembaganya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Unsur kultur hukum inilah yang akan
menentukan mengapa seseorang itu patuh atau tidak patuh .terhadap peraturan yang ada.
2. primary rules of obligation, dimana masyarakat hanya terdiri dari komunitas kecil sehingga
kehidupannya hanya berdasar atas kekerabatan saja. Tipe masyarakat ini tidak
membutuhkan peraturan yang resmi dan terperinci sehingga tidak ada pula diferensiasi
maupun spesialisasi badan penegak hukum;
Aturan primer yang dimaksud Hart adalah aturan-aturan yang menimpakan kewajiban
(obligation). Aturan tersebut merupakan standar dalam kehidupan sebuah masyarakat. Bagi
masyarakat yang hidup dalam sebuah sistem hukum, aturan primer itu tidak lain adalah
aturan tertulis seperti undang-undang, keputusan presiden, dll. Aturan primer, singkatnya,
adalah aturan yang menimpakan kewajiban terhadap orang yang hidup dalam sebuah
sistem hukum
Aturan sekunder yang dimaksud di sini tidak lain landasan dari aturan primer itu sendiri.
Hart membagi aturan sekunder ke dalam tiga jenis, yaitu aturan pengakuan (rule of
recognition), aturan perubahan (rule of change), dan aturan pemutusan (rule of
adjudication). Ketiga aturan tersebut menurut Hart merupakan syarat adanya sebuah
sistem hukum. Karena itu, tanpa adanya aturan sekunder tidak akan ada sistem hukum
sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan modern. Masyarakat yang didasarkan pada
secondary rules of obligation, dimana masyarakat sudah tegolong modern sehingga
diperlukan adanya diferensiasi dan institusional di bidang hukum yang menyebabkan pola
penegakan hukumnya diliputi dengan unsur birokrasi.
3. KELOMPOK SOSIAL Salah satu penggunaan istilah mengartikan kelompok sebagai setiap kumpulan
manusia secara fisik yang tidak memiliki ikatan kebersamaan apa-apa, kecuali jarak fisik yang dekat.
Pengertian yang kedua adalah sejumlah orang yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu.
Pnggunaan lainnya mendefinisikan kelompok sebagai sejumlah orang yang memiliki pola interaksi
yang terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang.
lembaga-lembaga kemasyarakatan terdapat di setiap masyarakat. Karena setiap masyarakat
tentu mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok yang apabila dikelompokan, terhimpun
menjadi lembaga-lembaga kemasyarakatandi dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan
demikian, maka suatu lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan dari kaidah-kaidah
dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
masyarakat. Dengan demikian, maka lembaga-lembaga kemasyarakatan mempunyai
beberapa fungsi yaitu :
1. Untuk memberikan pedoman kepada warga masyarakat, bagaimana mereka harus
bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah masyarakat yang
terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan pokok.
2. Untuk menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system pengendalikan
sosial (Social Control).
4. Dari penjelasan singkat tersebut terlihat nyata bahwa tidak semua kaidah-kaidah
merupakan lembaga-lembaga kemasyarakatan, hanya kaidah-kaidah yang mengatur
kebutuhan pokok saja yang merupakan lembaga kemasyarakatan. Artinya, bahwa kaidah-
kaidah tersebut harus mengalami proses kelembagaan terlebih dahulu, yaitu suatu proses
yang dilewati oleh suatu kaidah yang baru yang menjadi bagian dari salah satu lembaga
kemasyarakatan. Masalah yang timbul antara lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan
hukum adalah pertama-tama dapatkah hukum dianggap sebagai suatu lembaga
kemasyarakatan ? dengan melihat bahwa hukum merupakan himpunan kaidah-kaidah
yang bertujuan untuk mencapai suatu kedamaian, maka dapatlah dikatakan bahwa hukum
diharapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ketertiban dan ketentraman, hal
mana merupakan suatu kebutuhan pokok dari masyarakat. Bahwa hukum merupakan
suatu lembaga kemasyarakatan, karena disamping sebagai gejala sosal, hukum juga
mengandung unsure-unsur ideal.apabila telah tercapai kesepakatan bahwa hukum
merupakan suatu lembaga kemasyarakatan, maka pertanyaan berikutnya adalah
bagaimana hubungan hukum dengan lembaga-lembaga masyarakat lainya ?
5. Pertanyaan tersebut di atas, dapat di jawab dengan menelaah macam-macam lembaga
kemasyarakatan yang di jumpai dalam masyarakat. Bermacam-macam lembaga
kemasyarakatan tersebut antara lain disebabkan karena adanya klasifikasi tipe-tipe
lembaga kemasyarakatan, tipe-tipe lembaga kemasyarakatan tersebut dapat di
klasifikasikan dari berbagai sudut. Menurut Gillin dan Gillin sebagai berikut :
6. 1. Dari sudut perkembangannya dikenal adanya cresive institutions dan enacted
institutions. Cresive institutions atau lembaga-lembaga utama, merupakan lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang dengan sendirinya tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
Sebaliknya, enacted institutions dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan-tujuan
tertentu, tetapi yang masih didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan di dalam masyarakat.
Pengalaman-pengalaman di dalam melaksanakan kebiasaan tersebut kemudian
disistematisir dan diatur untuk kemudian dituangkan ke dalam lembaga-lembaga yang
disahkan oleh penguasa (masyarakat yang besangkutan).
7. 2. Dari sudut system nilai-nilai yang diterima masyarakat, timbul klasifikasi atas basic
institutions dansubsidiary institutions. Basic institutions dianggap sebagai lembaga
kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib
dalam masyarakat. Sebaliknya, subsidiary institutions yang dianggap kurang penting,
seperti kegiatan-kegiatan untuk rekreasi. Ukuran apa yang dipakai untuk menentukan
apakah suatu lembaga kemasyarakatan dianggap basic atau subsidiaryberbeda pada
nasing-masing masyarakat dan ukuran-ukuran tersebut juga tergantung pada masa
masyarakat hidup.
8. 3. Dari sudut penerimaan masyarakat dapat dibedakan antara appoved atau socially
sanctioned institutionsdengan unsanctioned institutions. Yang pertama merupakan
lembaga-lembaga yang diterima oleh masyarakat sedangkan yang kedua ditolak,
walaupun kadang-kadang masyarakat tidak berhasil untuk memberantasnya.
9. 4. Perbedaan antara general institutions dengan restricted institutions terjadi apabila
klasifikasi didasarkan pada factor penyebarannya.
10. 5. Dari sudut fungsinya, terdapat perbedaan antara operative
institutions dengan regulative institutions.Yang pertama berfungsi sebagai lembaga yang
menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlakukan untuk mencapai tujuan lembaga
yang bersangkutan. Sedangkan yang kedua bertujuan untuk mengawasi tata kelakuan
yang tidak menjadi bagian yang mutlak dari lembaga itu sendiri.
11. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai-nilai yang menentukan lembaga
kemasyarakatan manakah yang dianggap sebagai pusat dari pergaulan hidup masyarakat
yang kemudian dianggap berada di atas lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Akan
tetapi, didalam setiap masyarakat sedikit banyak akan dijumpai pola-pola yang mengatur
hubungan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut. Sistem nilai dari pola-pola
tersebut lazimnya dinamakan institutional configurstion. Sistem tadi, dalam masyarakat
yang masihhomogen dan tradisional mempunyai kecendrungan untuk bersifat statis dan
tetap.lain halnya dengan masyarakat-masyarakat yang sudah kompleks dan terbuka bagi
terjadinya perubahan-perubahan sosial, sistem teersebut sering kali mengalami
perubahan-perubahan. Hal itu disebabkan karena dengan masuknya hal-hal yang baru
masyarakat biasa juga mempunyai anggapan-anggapan baru tentang kaidah-kaidah yang
berkisar pada kebutuhan pokoknya.
12. Dengan melihat uraian di atas, maka tidak mudah untuk menentukan hubungan antara
hukum dengan lembaga kemasyarakatan lainnya terutama dalam menentukan hubungan
timbale balik yang ada. Haal itu semua bergantung pada nilai-nilai masyarakat dan pusat
perhatian penguasa terhadap aneka macam lembaga kemasyarakatan yang ada dan sedikit
banyaknya ada pengaruh dari anggapan-anggapan tentang kebutuhan apa yang pada suatu
saat merupakan kebutuhan pokok. Hal ini sebagai mana yang dikatakan oleh Harjono
Tjitrosubono ;
13. “ Sudah tentu sepenuhnya mengakui bahwa antara perkembangan hokum dan perubahan-
perubahan social-politik-ekonomi di dalam masyarakat
ada interconnections dan interdependenciesi, akan tetapi saya tidak dapat mengatakan
seperti Prof. Daniel Lev, bahwa lembaga hukum absolut bukan lembaga primair dalam
masyarakat yang berubah. Oleh karena itu primair yang menggerakkan perubaha-
perubahan di dalam masyarakat, apakah lembaga politik, apakah lembaha sosial ataukah
lembaga ekonomis atau kebudayaan. Menurut pendapat saya tidak dapat dipastikan
secara umum yang bersifat mutlah sebagai suatu axioma di dalam ilmu pengetahuan alam
atau natural science, akan tetapi bergantung dari pada resultante dari perimbangan dan
integrasi di dalam interconnection dan interdependenies antar potensi sosial di
dalamsocial control dalam arti luas dan dalam proses sosial yang total, sehingga disuatu
waktu dan tempat tertentu lembaga hukum akan dapat mengambil peranan primari di
dalam perubahan masyarakat. Akan tetapi, harus diakui sebagai suatu kenyataan bahwa
di dalam developing countries hukum Negara sangat dipengaruhi oleh lembaga politik.
14. Dengan kata lain, lembaga kemasyarakatan yang pada suatu waktu mendapat penilaian
tertinggi dari masyarakat, mungkin merupakan lembaga kemasyarakatan yang
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadaplembaga-lembaga kemasyarakatan
lainnya. Namun demikian, hukum merupakan suatu lembaga kemasyarakatan yang
primer di dalam suatu masyarakat apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
15. 1. Sumber dari hukum tersebut mempunyai wewenang dan berwibawa,
16. 2. Hukun tadi jelas dan dan sah secara yuridis,filosofis, maaupun sosiologis.
17. 3. Penegak hukum dapat menjadikan teladan bagi faktor kepatuhan terhadap hokum,
18. 4. Diperhatikan faktor pengendapan hukum di dalam jiwa pada warga masyarakat,
19. 5. Para penegak dan pelaksana hukum merasa dirinya terkait pada hukum yang
ditetapkan dan membuktikannya di dalam pola perilakunya,
20. 6. Sanksi-sanksi yangpositif maupun negatif dapat dipergunakan untuk menunjang
pelaksanaan hukum,
21. 7. Perlindungan yang efektif terhadap mereka yang terkena aaturan-aturan hukum.

Anda mungkin juga menyukai