Anda di halaman 1dari 23

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

PREPLANING RANGE OF MOTION PADA KLIEN DENGAN STROKE


DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT SOEBANDI KABUPATEN/KOTA
JEMBER TAHUN 2019

Oleh
Kelompok 1
Ruang Melati

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jln. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB I. LATAR BELAKANG


1.1 Analisis Situasi
Angka kejadian osteoartritis di Indonesia yang didiagnosis oleh tenaga
kesehatan sejak tahun 1990 hingga 2010 telah mengalami peningkatan sebanyak
44,2% yang diukur dengan DALY (Disability Adjust Lost Years). Berdasarkan
hitungan DALY kualitas hidup pada penderita OA mengalami kemunduran yaitu
per 100.000 pada laki - laki hanya 907,7 tahun dan pada tahun 2013, perhitungan
OA berdasarkan DALY per 100.000 perempuan mencapai puncak pada 1.327,4
tahun (Alyling et al, 2017). Prevalensi OA berdasarkan usia di Indonesia cukup
tinggi yaitu 5% pada usia 40 tahun, 30% pada usia 40 - 60 tahun, dan 65% pada
usia tua (lansia) lebih dari 61 tahun (Ireneu et al, 2017).
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif pada sendi yang biasa
terjadi pada bagian tangan, pinggang dan lutut. OA yang terus dibiarkan dapat
menyebabkan rasa sakit, kekakuan, pembengkakan, dan dapat menyebabkan
kecacatan (Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2017).
Penanganan pada klien OA dapat dilakukan dengan farmakologi dan non
farmakologi. Selain obat-obat terapi fisik dapat mencegah dan mengembalikan
rentang gerak serta nyeri yng di rasakan klien OA.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N
Stase Bedah bahwa di ruang tunggu poli bedah juga terdapat pasien atau keluarga
pasien lanjut usia yang merupakan faktor resiko mengalami OA. Penatalaksanaan
keperawatan yang bisa dilakukan dengan mudah dan aman dengan mengedukasi
dam terapi fisik untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembalikan rentang
gerak serta mengurangi nyeri yang di rasakan klien OA.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan analisa situasi diatas dapat ditarik satu permasalahan yang
banyak terjadi pada Ruang Melati yaitu mempunyai keterbatasan dalam bergerak
dan beraktivitas akibat lemahnya otot ekstermitas atas dan bawah bagian kiri
akibat terjadinya stroke.

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan latihan Range Of Motion ini bertujuan membantu
meningkatkan status kesehatan seluruh klien di ruang Melati dengan
meningkatkan kekuatan otot.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Klien dan keluarga mampu mengetahui tujuan dilakukan latihan
Range Of Motion,
2. Klien dan keluarga mampu memperaktekkan latihan Range Of
Motion secara mandiri, dan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

3. Klien dan keluarga mampu mempertahankan aktivitas latihan


Range Of Motion untuk meningkatkan kekuatan otot, dan
mempertahankan rentan gerak sendi.
2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi klien
Klien mampu menerapkan dan mempertahankan latihan Range Of
Motion Acitive dalam kehidupan sehari-hari sehingga derajat
kesehatan klien terpenuhi.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Kegiatan latihan Range Of Motion Acitive diharapkan dapat
menambah informasi mengenai intervensi kepada en dengan lansia
yang mengalami hipertensi ataupun stroke yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kekuatan otot, dan mempertahankan rentan gerak
sendi.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Stroke dapat mengakibatkan kecacatan fisik seperti perubahan bentuk pada
bagian ekstermitas ataupun pada wajah, terhambatnya aktivitas sehari-hari, dan
resiko jatuh. Stroke dapat mengakibatkan terjadinya kelemahan otot, kekakuan
sendi, dan perubahan bentuk tubuh. Penyebab kejadian stroke yang terjadi di
Indonesia diakibatkan oleh dampak terjadinya hipertensi, dan jatuh. Berdasarkan
hasil pengkajian yang dilakukan di ruang Melati menunjukkan hampir seluruh
klien mengalami keterbatasan gerak dan tidak mampu melakukan aktivitas seperti
sedia kala. Salah satu pemulihan yang dapat dilakukan pada pasien stroke yaitu
menggunakan Range Of Motion Active untuk meningkatkan aktivitas sehari-hari
dan mampu mempertahankan kekuatan sendi dalam menjaga keseimbangan .

3.2 Kerangka Penyelesauan Masalah

Stroke

Penurunan Kekuatan Otot

Gerak Lambat

Hambatan Mobilitas Fisik

Terapi Range Of Motion


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk
mempersiapkan klien dan keluarga klien yang kondusif untuk menyelesiakan dan
meningkatkan kesehatannya. Salah satu tujuan yang diharapkan yaitu tentang
peningkatan pengetahuan dan kemampuan klien dan keluarga dengan melakukan
latihan Range Of Motion untuk mengurangi kelemahan otot. Harapannya klien
dan keluarga mampu melaksanakan dan melakukan Range Of Motion ini secara
mandiri. Kegiatan pendidikan kesehatan dan latihan Range Of Motion akan
dilaksanakan pada hari Jumat 11 Oktober 2019 jam 09.00 – 09.30 WIB di ruang
Melati Rumah Sakit Soebandi, Kabupaten/Kota Jember.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah seluruh klien dan keluarga di
ruang Melati rumah sakit Soebandi yang mengalami hambatan mobilitas fisik
akibat dampak dari terjadinya stroke. Kegiatan latihan Range of Motion (ROM)
dilakukan untuk mengurangi kelemahan otot akibat stroke.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : diskusi
2. Landasan teori : pembelajaran
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Menetapkan tindak lanjut sasaran

= Mahasiswi

= Klien
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Ediisi 3. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hosseini, Z., Peyrovi, H., dan Gohari, M., 2019. The effect of Early Passive
Range of Motion Exercise on Motor Function of People with Stroke : a
Randomized Controlled Trial. Journal of Caring Science. Doi:
10.15171/jcs.2019.006

Moorhead, S., Johnson, M,. Maas, M.L., dan Swanson, E. 2013. Nursing
Outcomes CLasisification (NOC). Elsevier : Indonesia

Susanti, dan Bistara, D. 2019. Pengaruh Range of Motion Terhadap Kekuatan


Otot pada Pasien Stroke. Jurnal Kesehatan Vokasional. Vol. 4 No. 2. ISSN
2541 -0644
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran

Lampiran 1 : Berita Acara


Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : SOP
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media

Jember, 2019
Mahasiswa/i

Kelompok 1
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2010

BERITA ACARA

Pada hari ini, Jumat tanggal 11 bulan Oktober 2019 jam 09.00 - 09.30 WIB di
ruang Melati Rumah sakit Soebandi Jember, Kabupaten Jember Provinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan intervensi Range Of Motion Active (ROM
Active)

Jember, 11 Oktober 2019


Pembimbing/Penguji

______________________________
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 2 : Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2010

DAFTAR HADIR

Kegiatan Intervensi Range Of Motion pada hari ini Jumat , 11 Oktober 2019 jam
09.00 - 09.30 WIB di ruang Melati rumah sakit Soebandi Jember, Kabupaten/Kota
Jember, Propinsi Jawa Timur dihadiri oleh :
NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.

Jember, 11 Oktober 2019


Pembimbing/Penguji
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

_________________________
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2010

SATUAN ACARA PENYULUHAN


LATIHAN RANGE OF MOTION ACTIVE (ROM AKTIF)

Topik : Latihan Range Of Motion


Sasaran : Klien dan Keluarga
Waktu : Jam 09.00 - 09.30 WIB
Hari/Tanggal : Jumat Tanggal 11 Oktober 2019
Tempat : ruang Melati rumah sakit Soebandi Jember
Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan klien diharapkan dapat melakukan latihan
ROM dan menerapkan pada kegiatan setiap harinya pada setiap pagi.

1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit
klien dan keluarga mampu untuk :
a. Memahami tentang latihan Range Of Motion pada klien post stroke
b. Memahami tentang manfaat latihan Range Of Motion pada klien post
stroke
c. Melaksanakan latihan Range Of Motion pada klien post stroke sesuai
dengan SOP
2. Pokok Bahasan : Latihan Range Of Motion pada klien post stroke
3. Sub Pokok Bahasan
a. menjelaskan tujuan latihan Range Of Motion;
b. menyebutkan tahap-tahap melakukan latihan Range Of Motion;
c. memperaktekkan latihan Range Of Motion ; dan
d. dapat merealisasikan latihan Range Of Motion dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Waktu : 30 menit
5. Bahan/Alat yang di perlukan : Materi
6. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan : Demonstrasi
b. Landasan teori :
c. Langkah pokok
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b) Mengidentifikasi pilihan tindakan
c) Menetapkan tindak lanjut sasaran
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

7. Setting Tempat

Keterangan :
1. Pemateri

2. Peserta

8. Persiapan
a. Sebelum melakukan kegiatan mahasiswi melakukan kontrak waktu yang
dibutuhkan
b. Sebelum melakukan kegiatan mahasiswi melakukan pengecekan tekanan
darah
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pendahuluan  Memberikan salam 1. Menjawab 10
 Perkenalan dan salam Menit
menjelaskan TIU dan TIK 2. Mendengarkan
 Menyebutkan materi yang dan
akan diberikan memperhatikan
Penyajian 4. Menjelaskan tentang: 3. Menjawab 10
 Hasil pengkajian pertanyaan Menit
 Rencana intervensi penyuuhan
5. Tahapan intervensi latihan 4. Mendengarkan
Range Of Motion dan
6. Memperagakan latihan memperhatikan
Range Of Motion 5. Bertanya pada
7. Membuka sesi tanya penyuluh bila
jawab masih ada yang
belum jelas
Penutup 8. Evaluasi dan 6. Menjawab 10
menyimpulkan pertanyaan Menit
9. Mengucapkan salam 7. Memperhatikan
penutup 8. Menjawab
salam

10. Evaluasi

a. Jelaskan tujuan latihan Range Of Motion ?


b. Sebutkan tahapan latihan Range Of Motion?
c. Sebutkan intervensi pada pasien stroke?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 4. Standart Of Procedure (SOP)


Latihan Mobilitas Sendi Klien Stroke

LATIHAN MOBILITAS SENDI KLIEN


STROKE

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
NO NO REVISI: HALAMAN:
DOKUMEN:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT :
1 PENGERTIAN Latihan mobilitas sendi merupakan penggunaan
gerakan tubuh pasif atau aktif untuk memlihara atau
memulihkan fleksibilitas sendi.
2 TUJUAN a. Meningkatkan kekuatan otot.
b. Meningkatkan toleransi.
c. Mengembangkan koordinasi khususnya pada
klien yang mengalami gangguan cerebral.
d. Mempertahankan rentang gerak sendi.
e. Mempercepat program rehabilitasi pada
kasus neuromuskuler.
3 INDIKASI Klien Stroke.
4 KONTRAINDIKASI Klien stroke yang belum memasuki fase rehabilitasi.
5 PERSIAPAN PASIEN a. Tentukan keterbatasan hubungan gerakan
dan efek fungsi pergerakan.
b. Berkerjasama dengan fisioterapi di dalam
mengembangankan dan melaksanakan
satuprogram latihan.
c. Tentukan motivasi klien untuk memelihara
atau memulihkan pergerakan.
d. Jelaskan kepada klien atau keluarga tentang
tujuan dan rencana untuk latihan yang
dilakukan.
e. Monitor lokasi dan sifat dari
ketidaknyamanan atau nyeri selama
pergerakan atau aktivitas lain.
f. Lakukan pengukuran nyeri sebelum latihan
dimulai.
g. Pastikan pakaian yang digunakan klien tidak
bersifat membatasi gerakan.
h. Lindungi klien dari trauma selama latihan.
i. Bantu klien pada posisi tubuh optimal untuk
gerakan pasif/ aktif.
j. Anjurkan latihan rentang gerak aktif menurut
jadwal dan lakukan secara regular.
k. Laksanakan latihan pasif (ROM) atau latihan
dengan bantuan (AROM) sesuai indikasi.
l. Instruksikan pada klien atau keluarga
bagaimana caranya secara sistematis
melaksanakan latihan rentang gerak pasif
atau rentang gerak aktif.
m. Sediakan instruksi tertulis untuk latihan.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

n. Bantu klien untuk mengembangkan atau


membuat jadwal latihan ROM aktif.
o. Anjurkan klien untuk menggambarkan
gerakan tubuh sebelum memulai gerakan.
p. Bantu dengan gerakan berirama secara
regular tanpa melewati batas dari nyeri , daya
tahan, dan joint mobility.
q. Anjurkan klien untuk duduk di tempat tidur,
disisi dari tempat tidur (“berayun”) atau di
dalam kursi, sesuaikan dengan kemampuan.
r. Anjurkan ambulation, jika memungkinkan.
s. Tentukan kemanjuan terhadap pencapaian
sasaran.
t. Berikan penguatan positif terhadap latihan-
latihan yang dilakukan.
6 PERSIAPAN ALAT Sesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan yang
mendukung program latihan yang dilakukan pada
klien sesuai dengan kondisinya.
7 CARA KERJA A. Latihan Pasif dengan Anggota Gerak Atas
dan Bawah.
Latihan gerak psif dapat dilakukan secara
pasif, yaitu dengan tenaga yang diperoleh
dari luar yaitu dengan bantuan keluarga
yang merawat dan dilakukan pada bagian
anggota gerak yang mengalami kelemahan.
Latihan ini dilakukan apabila klien tidak
mampu melakukan sendiri. Masing-masing
gerakan dapat dilakukan sebanyak 8 kali.
1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas.
a) Gerakan menekuk dan meluruskan
sendi bahu.
1) Tangan satu penolong
memegang siku, tangan yang
lain memegang lengan.
2) Luruskan siku, naikkan dan
turunkan lengan dengan siku
tetap lurus.
b) Gerakan menekuk dan meluruskan
siku. Pegang lengan atas dengan
tangan satu, tangan lainnta menekuk
dan meluruskan siku.

c) Gerakan memutar pergelangan


tangan.
1) Pengang lengan dengan tangan
satu dan tangan yang lainnya
menggenggam telapak tangan
klien.
2) Putar pergelangan tangan klien
ke arah luar (telentang) dan ke
arah dalam (telungkup).
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

d) Gerakan menekuk dan meluruskan


pergelangan tangan.
1) Pegang lengan bawah dengan
tangan satu, tangan lainnya
emegang pergelangan tangan.
2) Tekuk pergelangan tangan ke
atsa dan ke bawah.
e) Gerakan memutar ibu jari.
Pegang telapak tangan dan keempat
jari dengan satu tangan, tangan yang
satunya memutar ibu jari tangan.

f) Gerakan menekuk dan meluruskan


jari-jari tangan.
Pegang pergelangan tangan dengan
tangan satu, tangan lainnya menekuk
dan meluruskan jari-jari tangan.

2. Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah.


a) Gerakan menekuk dan meluruskan
pangkal paha.
1) Pegang lutut dengan tangan satu,
tangan lainnya memegang
tungkai.
2) Naikkan dan turunkan kaki
dengan lutut tetap lurus.

b) Gerakan menekuk dan meluruskan


lutut.
1) Pengang lutut dengan tangan
satu , tangan lainnya memegang
tungkai.
2) Kemudian tekuk dan luruskan
lutut.

c) Gerakan untuk pangkal paha.


Gerakkan kaki klien menjauh dan
mendekati badan atau kaki satunya.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

d) Gerakan memutar pergelangan kaki.


Pegang tungkai dengan tangan satu,
tangan lainnya memutar pergelangan
tangan.

B. Latihan Aktif dengan Anggota Gerak Atas


dan Bawah.
Latihan ini dilakukan oleh klien sendiri
dengan pengawasan dari keluarga. Latihan
gerak aktif berguna untuk memberikan
rangsangan pada otot, menjaga elastisitas
otot, meningkatkan sirkulasi dan
meningkatkan kemampuan motoric untuk
aktivitas. Masing-masing gerakan dapat
diulangin 8 kali.
1. Latihan Aktif Anggota Gerak Atas.
a) Latihan 1.
1) Angkat tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat
ke atas.
2) Letakkan kedua tangan di atas
kepala.
3) Kembalikan tangan ke posisi
semula.
b) Latihan 2.
1) Angkat tangan yang lemah
melewati dada ke atas yang
sehat.
2) Kembali ke posisi semula.

c) Latihan 3.
1) Angkat tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat
ke atas.
2) Kembalikan ke posisi semula.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

d) Latihan 4.
1) Tekuk siku yang lemah
menggunakan tangan yang sehat.
2) Luruskan siku kemudian angkat
tangan ke atas.
3) Letakkan kembali tangan yang
lemah di tempat tidur.

e) Latihan 5.
1) Pegang pergelangan tangan
yang lemah menggunakan
tangan yang sehat, angkat ke
atas dada.
2) Putar pergelangan tangan ke
arah dalam dan ke arah luar.

f) Latihan 6.
1) Tekuk jari-jari yang lemah
dengan tangan yang sehat,
kemudian luruskan
2) Putar ibu jari yang lemah dengan
menggunakan tangan yang sehat.

2. Latihan Aktif Anggota Gerak Bawah.


a) Latihan 1
1) Letakkan kaki yang sehat
dibawah lutut kaki yang lemah.
2) Turunkan kaki yang sehat,
sehingga punggung kaki yang
saehat berada di bawah
pergelangan kaki yang lemah.
3) Angkat kaki yang lemah ke atas
dengan bantuan kaki yang sehat,
kemudian turunkan pelan-pelan.
b) Latihan 2.
1) Angkat kaki yang lemah
menggunakan kaki yang sehat ke
atas kurang lebih 3 cm.
2) Ayunkan kedua kaki sejauh
mungkin kea rah satu sisi,
kemudian ke sisi sebelahnya.
3) Kembali ke posisis semula dan
ulangi lagi.

C. Periode Stimulus
Periode stimulus merupakan inti yang
sebenarnya dalam pelaksanaan latihan. Inilah
saatnya organ-organ tubuh lansia (missal
jantung, paru, dan otot) dikondisikan. Periode
stimulus berlangsung minimal 20 menit, apapun
system energy yang kita pakai (aerobic atau
anaerobic). Setelah delapan minggu latihan,
lansia mungkin dapat memperpanjangn lamanya
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

masa pelaksanaan latihan.


D. Periode Pendinginan
Tujuan dilakukannya adalah untuk
menurunkan tanda-tanda dan gejala
respons stress: frekuensi jantung,
tekanan darah, frekuensi pernapasan dan
sebagainya. Pada fase pendinginan yang
berlangsung sekitar 5-10 menit,
intensitas kegiatan harus dikurangi
(missal dari lari menjadi lari0lari kecil
kemudian berjalan) kemudian dilakukan
peregangan otot yang telah
digunakan daam latihan selama beberapa
menit.
8 HASIL a. Evaluasi verbal
Setelah berolahraga didapatkan
perasaan segar dan bugar, tubuh
lansia akan terasa lebh ringan
daripada sebelum melakukan
olahraga
b. Evaluasi nonverbal
Lakukan pengukuran frekuensi
denyut jantung, didapatkan denyut
jantung sama antara sebelum dan
sesudah latihan setelah 20 menit
melakukan olahraga. Tekanan darah
akan stabil fisiologis dan
frekuensi
pernapasan akan berada pada batas
fisiologis.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 5 : Materi
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2010

Latihan Range Of Motion Active


A. Definisi
Range of Motion Active (ROM) adalah suatu teknik dasar yang
digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu
program intervensi terapeutik.Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang
digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam ruan gerakannya
melalui persendian
B. Penyebab
Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari gumpalan darah pada
pembuluh darah di otak, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan
pengencer darah. Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah
tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama
juga dapat terjadi pada orang yang kurang olahraga, serta memiliki kebiasaan
mengonsumsi alkohol dan merokok.
C. Tanda dan Gejala
Stroke
 Kelemahan pada wajah, dan/atau lengan, otot-otot kaki pada satu sisi
tubuh.
 Mati rasa pada wajah dan/atau lengan kaki pada satu sisi tubuh.
 Ketidakmampuan untuk memahami bahasa lisan.
 Ketidakmampuan untuk berbicara.
 Pusing tanpa alasan atau vertigo.
 Kehilangan penglihatan pada satu mata.
 Pandangan ganda atau kabur.

D. Cara Mencegah
1. Menurunkan darah tinggi
2. Menurunkan berat badan
3. Menjalani olahraga rutin
4. Menghentikan kebiasaan merokok
E. Cara Mengatasi

Pelatihan ROM (Range of Motion) adalah latihan gerak sendi yang


memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

a. Latihan Aktif ROM


Merupakan latihan gerak yang dilakukan dengan menggerakkan masing-
masing persendian sesuai dengan rentang gerak normal. Sendi yang
digerakkan meliputi seluruh sendi dari kepala sampai ujung kaki secara
aktif.
b. Latihan Aktif Asistif
Latihan dilakukan sesuai dengan kemampuan pasien dan sisanya dibantu
oleh perawat
c. Latihan Pasif ROM
Merupakan latihan pergerakan perawat atau petugas lain yang
menggerakkan persendian pasien sesuai dengan rentang geraknya.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas 2019
Jember

Lampiran 6 : Media
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Medikal – Fakultas Keperawatan Universitas 2019
Jember

Lampiran 7 : Dokumentasi Foto Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan intervensi Range Of Motion Active pada Klien Tn.T di


Wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember pada tanggal
22 Bulan September Tahun 2019 oleh Regitasari Dwi Cahyani Mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan intervensi Range Of Motion Active pada Klien Tn.T di


Wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember pada tanggal
22 Bulan September Tahun 2019 oleh Regitasari Dwi Cahyani Mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai