2017
Pandaibesi, Robby
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3473
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT
DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH
DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
SKRIPSI
Oleh :
ROBBY PANDAIBESI
140100094
SKRIPSI
Oleh :
ROBBY PANDAIBESI
140100094
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Masyarakat dengan Kejadian Demam Berdarah di Kecamatan Medan Sunggal” dapat
diselesaikan.
Terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Ir. Edy Suranta
dan Ibunda Juni Riatna, Abangda Koko Syawaluddin Sitorus, S.Pi., M.H kakak penulis Febrina
Gadista, S.H dan Mentari Eninta, S.Kep atas dukungan moril, materil, kasih sayang, dan doa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini dapat diselesaikan atas dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Yoan Carolina Panggabean, MKT selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluang kan waktu, pikiran, dan tenaga, serta memberikan arahan, masukan, dan
motivasi selama proses bimbingan skripsi ini.
3. dr. Milahayati Daulay, M.Biomed dan dr. Jessy Chrestella, Sp.PA selaku Ketua
Penguji dan Anggota Penguji yang telah memberikan saran dan nas ihat dalam
penyempurnaan skripsi ini.
4. dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK, Sp.GK selaku dosen penasehat akademik
penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan, Kecamatan Medan Sunggal,
dan Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
yang telah memberikan izin penelitian guna menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman seperjuangan satu dosen pembimbing skripsi penulis, Luthfiah Gina
Ariesti Siregar yang telah bersama - sama berjuang, saling membantu, dan selalu
memberikan semangat.
7. Adinda Lumongga Azma Chadisya yang telah senantiasa membantu memberikan
Robby Pandaibesi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan ................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar Isi ...................................................................................................... v
Daftar Gambar ............................................................................................. vii
Daftar Tabel ................................................................................................. viii
Daftar Singkatan .......................................................................................... ix
Abstrak ......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
1.3.1. TujuanUmum .................................................................. 3
1.3.2. TujuanKhusus ................................................................. 3
1.4. Hipotesis Penelitian .................................................................. 3
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
1.5.1. Bagi Masyarakat ............................................................. 4
1.5.2. Bagi Instansi Kesehatan .................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) ............................................. 5
2.1.1. Definisi DBD .................................................................. 5
2.1.2. Etiologi DBD .................................................................. 6
2.1.3. Epidemiologi DBD ......................................................... 6
2.1.4. Penularan DBD............................................................... 9
2.1.5. Manifestasi Klinis DBD ................................................ 10
2.1.6. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD............. 11
2.2. Pengetahuan .............................................................................. 12
2.2.1. Pengertian Pengetahuan ................................................ 12
2.2.2. Tingkatan Pengetahuan ................................................. 13
2.3. Sikap ........................................................................................ 14
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
ABSTRAK
Latar Belakang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) saat ini memiliki angka kejadian yang tinggi
di dunia dan juga Indonesia. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat.. Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap,
dan perilaku masyarakat terhadap kejadian demam berdarah. Metode. Penelitian ini bersifat deskriptif
analitik dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara interview dengan
menggunakan kuesioner kepada responden. Hasil. Pada tingkat pengetahuan hasil terbanyak terdapat
pada tingkat pengetahuan cukup dengan jumlah 50 responden (50%) kemudian untuk sikap didapat
kategori terbanyak yaitu sikap yang baik sebanyak 53 responden (53%) kemudian untuk perilaku hasil
terbanyak yaitu kategori perilaku cukup dengan jumlah 45 responden (45%). Kesimpulan. Berdasarkan
hasil penelitian terdapat hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kejadian DBD di
Kecamatan Medan Sunggal.
Kata kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Pengetahuan, Perilaku, Sikap
Background. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) currently has a high incidence rate in the world as well
as Indonesia. It is also influenced by knowledge level, attitude, and behavior of the community. Objective.
this research was conducted to know the correlation of knowledge level, attitude, and behavior of society to
the incidence of dengue fever. Method. This research is analytical descriptive with cross-sectional design.
Data collection was done by interview using questioner to respondent. Results. at knowledge level the most
results is moderate knowledge level with the number of 50 respondents (50%) then for attitudes obtained by
the most categories of good attitude as much as 53 respondents (53%) then for behavior of the most results
is moderate behavioral category with 45 respondents (45 %). Conclusion. Based on the result of research
there is correlation of knowledge level, attitude and behavior toward DHF incidence in Kecamatan Medan
Sunggal.
Keywords : Attitude, Behavior, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Knowledge
PENDAHULUAN
33.443 kasus pada tahun 2000, 158.876 kasus pada tahun 2010, 126.675 kasus
pada tahun 2015. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD tersebut dapat
disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah
perkotaan yang bisa menambah habitat dari larva, perubahan iklim, perubahan
kepadatan dan distribusi penduduk serta faktor epidemiologi lainnya yang masih
memerlukan penelitian lebih lanjut (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Berdasarkan data surveilens dari Dinas Kesehatan Kota Medan pada tahun 2014
terdapat 1.699 kasus DBD dengan jumlah kematian 15 orang, incidence rate (IR)
= 77,5 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus tertinggi terdapat di Kecamatan
Medan Sunggal yaitu 171 kasus (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2015).
Kejadian DBD dipengaruhi oleh banyak faktor seperti agent pembawa virus,
host yang rentan, serta lingkungan yang mendukung berkembangnya populasi
nyamuk. Salah satu yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kesakitan serta
kematian akibat penyakit ini adalah perilaku masyarakat dalam melaksanakan dan
menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang DBD dan kurangnya praktik atau peran serta masyarakat
dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar (Lerik dan Marni, 2008).
Pengetahuan dan tindakan masyarakat untuk mengendalikan kepadatan jentik
nyamuk Aedes aegypti memiliki hubungan dengan keberadaaan jentik nyamuk
Aedes aegypti (Yudhastuti dan Vidiyani, 2005). Pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat tentang DBD penting untuk ditingkatkan karena semakin baik
pengetahuan masyarakat tentang DBD dapat memungkinkan timbulnya sikap dan
perilaku masyarakat mengenai pencegahan yang dapat menurunkan kasus dan
angka kematian akibat DBD. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu
dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat dengan kejadian DBD di Kecamatan Medan Sunggal.
TINJAUAN PUSTAKA
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang memiliki manifestasi klinis
demam, nyeri otot, nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia, dan diatesis hemoragik yang dapat menimbulkan renjatan/syok
bahkan kematian (Chen et al., 2014).
DBD tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat, dan Karibia. Indonesia
merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Insiden
DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989 hingga 1995)
dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000
penduduk pada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD menurun hingga mencapai
2% pada tahun 1999.
a. Nutrisi
b. Populasi
c. Kependudukan
a. Letak Geografis
b. Musim
Manusia adalah penjamu utama yang dikenai virus, meskipun studi telah
menunjukkan bahwa monyet pada beberapa bagian dunia dapat terinfeksi dan
bertindak sebagai sumber virus untuk nyamuk penggigit (WHO, 1999).
Nyamuk Aedes betina biasanya akan terinfeksi virus Dengue saat menghisap
darah dari penderita yang berada dalam fase demam akut penyakit. Setelah masa
inkubasi ekstrinsik selama 8 sampai 10 hari, kelenjar air liur nyamuk menjadi
terinfeksi dan virus disebarkan ketika nyamuk yang infektif menggigit dan
menginjeksikan air liur ke luka gigitan pada orang lain. Setelah masa inkubasi
pada tubuh manusia selama 3-14 hari, sering kali muncul gejala mendadak dari
penyakit ini, yang ditandai dengan demam, sakit kepala, mialgia, hilang nafsu
makan, dan berbagai tanda serta gejala nonspesifik lainnya termasuk mual,
muntah, dan ruam kulit.
Viremia biasanya terjadi pada saat atau tepat sebelum gejala dan akan
berlangsung selama rata-rata lima hari setelah gejala dari penyakit. Ini merupakan
masa yang sangat kritis karena pasien berada pada tahap yang paling infektif
untuk nyamuk vektor ini dan akan berkontribusi dalam mempertahankan siklus
penularan jika pasien tidak dilindungi dari gigitan nyamuk (WHO, 2005).
Manifestasi klinis infeksi virus Dengue dapat bersifat asimptomatik atau dapat
berupa demam yang tidak khas. Untuk menegakkan diagnosa DBD dapat dilihat
melalui manifestasi klinis yang muncul seperti berikut:
1. Demam tinggi tanpa sebab, berlangsung terus menerus selama dua sampai
tujuh hari
2. Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan uji bendung yang
positif, petekie, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis,
hematemesis, perdarahan gusi, dan atau melena
3. Perbesaran hati
4. Syok
1. Manajemen lingkungan
2. Perlindungan diri
3. Pengendalian biologis
4. Pengendalian kimiawi
Sedangkan plus yang dimaksud seperti mengganti air vas bunga, memperbaiki
saluran talang air, menggunakan kelambu, dan sebagainya.
2.2. PENGETAHUAN
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui panca indera
manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba yang
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2012).
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesa (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
2.3. SIKAP
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Maulana, 2009).
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan merupakan reaksi yang terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2012).
1. Menerima (receiving)
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
4. Bertanggungjawab (responsible)
2.4. PERILAKU
2.4.1. Pengertian
Perilaku hidup sehat dapat dijelaskan sebagai suatu respon seseorang terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, dan minuman yang dapat mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan (Notoatmodjo, 2012). Semakin baik perilaku seseorang
tersebut maka semakin baik pula kesehatannya.
Tingkat
Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku
Epidemiologi Penularan
1. Agent 1. Manusia
2. Host Demam Berdarah 2. Vektor
3. Lingkunga Dengue 3. Virus
n
1. Manajemen lingkungan
2. Perlindungan diri
3. Pengendalian Biologi
4. Pengendalian Kimiawi
- Pengetahuan
DBD
- Sikap
- Perilaku
METODE PENELITIAN
19
n = Besar sampel
N = Besar populasi
e = Batas toleransi kesalahan, ditetapkan 10%
Jumlah besar sampel adalah 100 sampel. Sampel diambil dari setiap kelurahan
di Kecamatan Medan Sunggal yang memiliki enam kelurahan yaitu Kelurahan
Sunggal dengan 7.370 rumah tangga, Kelurahan Tanjung Rejo dengan 7.439
rumah tangga, Kelurahan Babura dengan 2.220 rumah tangga, Kelurahan
Simpang Tanjung dengan 171 rumah tangga, Kelurahan Sei Sikambing B dengan
5.523 rumah tangga, dan Kelurahan Lalang dengan 4.413 rumah tangga (Badan
Pusat Statistik Kota Medan, 2016). Setiap kelurahan diambil sampel sesuai
dengan jumlah populasi dengan rumus proporsi yaitu:
x 100 = 27 rumah
x 100 = 8 rumah
x 100 = 20 rumah
x 100 = 16 rumah
Jenis data adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan pengambilan data langsung pada
subjek sebagai sumber informasi dalam hal ini subjeknya adalah masyarakat yang
bertempat tinggal di Kecamatan Medan Sunggal. Data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung, dalam hal ini adalah angka kejadian DBD yang
diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Medan Sunggal.
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
2. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapan
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan
komputer.
3. Entry
Data yang telah diklarifikasi kemudian dimasukkan ke program
komputer untuk diolah.
4. Cleaning
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program
komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan data.
5. Saving
Data yang dimasukan dan telah diperiksa dalam folder.
pernah
terkena DBD
melalui
diagnosa
dokter dan
hasil
laboratorium
dalam kurun
waktu 6
bulan.
kesempatan 1, C: 1, D: 0.
pencegahan maksimal)
Berikut ini adalah hasil penelitian yang telah di lakukan di kecamatan medan
sunggal, yang akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi kejadian DBD pada masyarakat Kecamatan Medan Sunggal
27
Kejadian DBD yang terdapat pada tabel 4.2 menyatakan bahwa responden
yang menyatakan anggota keluarganya tidak pernah mengalami DBD dalam
jangka waktu 6 bulan sebanyak 96 responden (96%) dan jumlah responden yang
menyatakan anggota keluarganya pernah mengalami DBD dalam jangka waktu 6
bulan sebanyak 4 responden (4%) yang terdapat dalam 3 kelurahan yaitu
Kelurahan Sunggal, Kelurahan Babura dan Kelurahan Sei Sekambing B.
Tabel 4.5 Distribusi tingkat pengetahuan pada masyarakat Kecamatan Medan Sunggal
Kejadian DBD
Tingkat Pengetahuan Tidak Total P
Ada
Ada
Baik 36 0 36
Cukup 50 0 50 0,004
Kurang 10 4 14
Total 96 4 100
Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang mendapatkan bahwa terdapat
hubungan antara pengetahuan dengan kejadian DBD (Wati et al., 2015) dan
(Purnama et al., 2013). Penelitian di Kota Surabaya juga menunjukkan terdapat
hubungan antara pengetahuan dengan kejadian DBD dengan memperoleh nilai p-
value 0,036 (Sholihah, 2013). Dalam penelitiannya Wati dkk. menyatakan
pengetahuan setiap orang berbeda-beda hal ini dikarenakan pengetahuan adalah
hasil dari belajar, pengalaman, dan berpikir yang telah diperolehnya sendiri (Wati
et al., 2015). Dalam penelitiannya Sholihah menunjukkan bahwa semakin baik
pengetahuan masyarakat, maka semakin baik tindakan masyarakat dalam
pencegahan DBD (Sholihah, 2013). Menurut Purnama dkk. orang yang memiliki
pengetahuan baik cenderung untuk bersikap baik yang pada akhirnya akan
berperilaku baik (Purnama et al., 2013).
Tetapi hasil yang berbeda didapat dari hasil penelitian tentang faktor risiko
kejadian demam berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Pondok Kelapa,
Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur tahun 2014. Pada uji analisis bivariat
diperoleh p-value 0,543 sehingga hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara
tingkat pengetahuan responden dengan kejadian DBD. Hal ini disebabkan karena
sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit DBD
(Wita, 2014). Menurut Aryati dkk. terdapat responden yang memiliki pengetahuan
yang baik, tetapi tindakaknnya tidak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Hal ini dikarenakan masih adanya masyarakat yang enggan untuk melakukan
gotong royong untuk membersihkan lingkungan maupun got yang ada di sekitar
rumah (Aryati et al., 2012).
Tabel 4.7 Distribusi tingkat sikap pada masyarakat Kecamatan Medan Sunggal
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian wati dkk. yaitu terdapat
hubungan antara sikap orang tua tentang upaya pencegahan dengan kejadian DBD
pada anak di Banjarbaru tahun 2015 (Wati et al., 2015). Hasil penelitian yang
berbeda ditemukan di Denpasar bahwa pada uji Fisher’ s Exact diperoleh p-value
0,385. Sehingga hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara sikap responden
dengan kejadian DBD. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisik air yang kurang baik
dan keengganan masyarakat untuk melakukan pengurasan tempat penampungan
air karena harga air yang dirasakan relatif mahal (Suyasa et al., 2007). Menurut
Umboh dkk. sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus
sosial. Peneliti menyimpulkan sikap responden yang kurang baik dapat
menyebabkan kurangnya partisipasi dalam hal pencegahan penyakit DBD
(Umboh et al., 2016).
Tabel 4.9 Distribusi tingkat perilaku pada masyarakat Kecamatan Medan Sunggal
5.1 KESIMPULAN
35
5.2 SARAN
1. Masyarakat
a. Masyarakat diharapkan untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungan
rumah dan sekitarnya, menerapkan gaya hidup yang sehat, sering
melakukan kegiatan 3M plus secara tepat dan teratur.
b. Masyarakat diharapkan untuk meningkatkan pemberian abate sebagai
salah satu kegiatan PSN dan pencegahan DBD.
2. Dinas Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas di Kecamatan Medan Sunggal
a. Meningkatkan kegiatan penyuluhan atau program-program untuk
pencegahan terjadinya penyakit DBD seperti penyebaran bubuk abate,
penyebaran pamflet, meningkatkan penyukuhan mengenai program PSN
serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai DBD dan cara
pencegahannya.
b. Peningkatan pengetahuan kepada masyarakat sebagai pencegahan
penyakit DBD melalui media massa, sekolah, kader PKK atau kelompok
masyarakat lainnya.
c. Perlu dilakukan pengawasan terhadap faktor lingkungan yang
berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk penular DBD seperti
keberadaan genangan air hujan di sekitar rumah, keberadaan kontainer
yang berisi air yang kondisinya terbuka seperti bak mandi/wc, ember,
tempayan di sekitar rumah dengan lebih mengaktifkan pengamatan jentik
berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Aryati, I., Sali, I. dan Aryasih, 1 2012, 'Masyarakat Dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Baler Bale Agung Kecamatan
Negara Tahun 2012'.
Badan Pusat Statistik Kota Medan 2016, Kecamatan Medan Sunggal Dalam
Angka 2016. Medan.
Dinas kesehatan kota Medan 2015, Profil Kesehatan Kota medan tahun 2014.
Dinas Kesehatan Kota Medan, Medan.
Lerik, M. D. C. dan Marni 2008, 'Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan
praktik ibu rumah tangga dalam pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah dengue (PSN-DBD) di kelurahan oebufu kecamatan oebobo kota
kupang tahun 2008', mkm, vol. 3, no. 1, hal. 34–44.
Purnama, S., Satoto, T. dan Prabandari, Y. 2013, 'Pengetahuan, sikap dan perilaku
pemberantasan sarang nyamuk terhadap infeksi dengue di kecamatan
denpasar selatan, kota denpasar', vol. 72, , hal. 20–27.
Suyasa, I., Putra, N. dan Aryanta, I. 2007, 'Hubungan Faktor Lingkungan dan
Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Vektor Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan', vol. 3, no. 1, hal.
1–6.
Umboh, V., Kandou, G. dan Kepel, B. 2016, 'Hubungan Antara Pengetahuan dan
Sikap Tentang Program 3M Plus Dengan Kejadian DBD di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado'.
Wati, N., Astuti, S. dan Sari, L. 2015, 'Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Orang
Tua Tentang Upaya Pencegahan Dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue ( DBD) Pada Anak Di RSUD Banjarbaru Tahun 2015', hal. 20–29.
Wawan, A. dan Norma, D. 2010, Teori & Pengukuran Pengetahua, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika, yogyakarta.
WHO 2005, Pencegahan dan pengendalian dengue dan demam berdarah dengue:
Panduan lengkap. 1 ed. EGC, jakarta.
Lampiran A.
PERNYATAAN
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil
karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Materai
Rp 6.000
ROBBY PANDAIBESI
140100094
Lampiran B.
Lampiran C.
Dengan hormat,
Saya yang bernama Robby Pandaibesi adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat
Dengan Kejadian Demam Berdarah di Kecamatan Medan Sunggal”. Penelitian
ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar
mengajar pada semester keenam dan ketujuh.
Medan, 2017
Peneliti,
( Robby Pandaibesi )
Nim: 140100094
Lampiran D.
PERNYATAAN PERMOHONAN DAN KESEDIAAN MENJADI
RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Robby Pandaibesi
NIM : 140100094
Adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara yang akan mengadakan penelitian untuk memenuhi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran, dengan judul “Hubungan Sikap,
Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Demam
Berdarah di Kecamatan Medan Sunggal”.
Untuk itu saya memerlukan kesediaan Anda berpartisipasi dalam penelitian ini
dengan menjawab pertanyaan kuesioner melalui wawancara langsung tanpa ada
paksaan dari pihak manapun, serta saya akan menjamin kerahasiaannya. Bila
Anda bersedia diharapkan dapat menandatangani lembar persetujuan responden
yang disertakan pada surat ini.
Atas kesediaan dan kerjasama saya ucapkan terima kasih.
Medan, 2017
Hormat saya,
Robby Pandaibesi
Medan, 2017
_____________________
Tanda Tangan Responden
Lampiran E.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MASYARAKAT
DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI KECAMATAN MEDAN
SUNGGAL
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden :
2. Nama:
3. Umur :
4. Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/S1/S2/Sederajat
5. Pekerjaan :
6. Alamat :
7. Jumlah Anggota Keluarga :
II. PERTANYAAN
A. Kejadian DBD
1. Apakah anda atau anggota keluarga dirumah pernah terkena penyakit DBD
dalam kurun waktu 6 bulan?
a. Pernah
b. Tidak pernah
B. Pengetahuan
1. Tahukah anda tanda-tanda dari penyakit DBD? (boleh jawab lebih dari
satu)
a. Demam tinggi mendadak
b. Nyeri otot
c. Timbul tanda-tanda perdarahan seperti bintik merah pada kulit,
mimisan, gusi berdarah, muntah darah, kencing darah, berak darah, dll.
d. Batuk tanpa henti
2. Apa penyebab penyakit demam berdarah?
a. Virus / bibit penyakit yang sangat kecil
b. Gigitan serangga
c. Makanan / minuman yang tidak dimasak dengan baik / bersih
d. Terkena kutukan / guna-guna
3. Bagaimana cara penyebaran penyakit demam berdarah ?
a. Melalui gigitan nyamuk yang sebelumnya telah menggigit penderita
demam berdarah
b. Melalui debu / angin
c. Melalui batuk / dahak
d. Bersentuhan dengan penderita demam berdarah
4. Apakah kegunaan dari bubuk abate ?
a. Membunuh jentik-jentik nyamuk
b. Menghilangkan warna pada air
c. Menghilangkan bau pada air
C. Sikap Masyarakat
Jawaban
No. Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju
1. Setujukah Anda mengubur barang bekas dilakukan
jika keberadaannya sudah sangat mengganggu
lingkungan?
2. Setujukah Anda menutup tempat penampungan air
merupakan salah satu cara penyebaran mencegah
penyebaran penyakit DBD?
4. Setujukah Anda bahwa pemberantasan sarang
nyamuk hanya tanggung jawab pemerintah?
3. Setujukah Anda bahwa sebaiknya memberikan
contoh tentang cara melakukan 3M pada anggota
keluarga, karena 3M merupakan tanggung jawab
bersama?
5. Setujukah Anda bahwa melaksanakan tindakan
3M setiap minggu hanya jika ada anggota keluarga
yang telah menderita DBD?
6. Setujukah Anda bahwa semua nyamuk harus di
waspadai penyebab DBD?
7. Setujukah Anda untuk mencegah Demam
Berdarah Dengue, gunakan obat nyamuk pagi dan
sore?
8. Setujukah Anda walaupun dikuras setiap minggu,
bak mandi perlu ditutup dengan penutup untuk
menghindari adanya jentik?
9. Jika jawabannya ‘iya’, setujukah anda setelah
dikuras setiap minggu, walau ditutup dengan
penutup air penampungan perlu dicampurkan
larvasida untuk mencegah adanya jentik?
10. Setujukah Anda bahwa seseorang yang demam di
atas 2 hari perlu di bawa ke puskesmas?
D. Perilaku Masyarakat
1. Apakah anggota keluarga Anda setiap habis memakai pakaian langsung
dicuci?
a. Iya
b. Tidak
Lampiran F.
Lampiran G.
Lampiran H.
Lampiran I.
Lampiran J.
Test Statisticsa
Kat_TotalB
Negative .000
Kolmogorov-Smirnov Z 1.755
Upper .001
Bound
Test Statisticsa
Kat_tota
lC
Negative .000
Kolmogorov-Smirnov Z 1.735
Upper .001
Bound
Test Statisticsa
Kat_Tota
lD
Negative .000
Kolmogorov-Smirnov Z 1.592
Upper .003
Bound