Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepala sekolah merupakan guru yang diberi tugas tambahan sebagai
kepala sekolah, posisinya memegang peran yang sangat signifikan dan strategis
dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.
Sekolah sebagai tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar perlu dikelola
secara baik dan benar. Keberhasilan suatu sekolah mencapai tujuan yang
diharapkan sangat tergantung kepada tingkat kompetensi dan profesioanlisme
kepala sekolah mengelola segala sumber daya yang dimiliki sekolah tersebut.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 yang
merupakan pengganti peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 28
Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah
menguraikan syarat-syarat dan tahapan yang harus dilalui seorang guru untuk dapat
diberi tugas sebagai Kepala sekolah/madrasah. Proses penyiapan Bakal Calon
Kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah/madrasah. Rekrutmen meliputi proses pengusulan calon, seleksi
administratif dan seleksi Substansi. Setelah Bakal calon Kepala sekolah dinyatakan
lulus dengan kedua seleksi tersebut maka Calon Kepala sekolah melalui
pendidikan dan pelatihan .
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai
pimpinan tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi, yaitu
dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi,
dan sosial. Sebagai konsekuensinya, secara akademik pendidikan dan pelatihan
calon kepala sekolah harus mampu menjamin adanya peningkatan kelima dimensi
kompetensi tersebut. On The Job Learning merupakan salah satu upaya untuk
memberikan tambahan bekal berupa pengalaman bekerja sebagai calon kepala
sekolah di sekolah sendiri maupun di sekolah lain yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan potensi kompetensi calon kepala sekolah.
2

Oleh karena itu, pengembangan mutu proses pembelajaran On The Job


Learning difokuskan pada upaya untuk mempraktekan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang telah dipelajari selama diklat In-Service Learning
1. Menerapkan rencana tindakan kepemimpinan, mensupervisi guru,
menyusun perangkat pembelajaran, mengkaji pengelolaan pada 9 aspek
manajerial merupakan bentuk-bentuk praktek lapangan yang harus dilakukan
oleh calon kepala sekolah. Untuk menjamin pelaksanaan On The Job Learning
terstandar, dan implementasinya relevan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran, dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan berbagai pihak yang
berkepentingan, diperlukan pembelajaran secara khusus.
Pendidikan dan pelatihan yang dijalani calon kepala sekolah ,
pelaksanaannya selama 300 jam diklat, yang terdiri dari kegiatan tatap muka
(in servis-1) dalam kurun waktu 70 jam diklat, on the job learning (OJL) selama
kurang lebih 200 jam diklat, dan kegiatan in servis-2 selama 30 jam diklat.
Kegiatan OJL penting dilakukan oleh peserta diklat penyiapan calon
kepala sekolah, pertama untuk menambah pengetahuan, wawasan dan
pengalaman sebagai bekal dikemudian hari seandainya diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah, kedua untuk mempraktikkan kompetensi yang telah
dipelajari selama kegiatan tatap muka (in servis-1), ketiga untuk Pendidikan
dan pelatihan yang dijalani calon kepala sekolah dalam kegiatan tatap muka (in
servis-1) dalam kurun waktu 70 jam merupakan modal awal untuk menjalani
praktek lapangan on the job learning (OJL) selama kurang lebih 200 jam.
Kegiatan OJL penting bagi peserta diklat untuk mempraktekkan kompetensi
yang telah dipelajari selama kegiatan tatap muka. Dalam OJL dipraktekkan
bagaimana mengkaji RKAS/RKJM, pengelolaan kurikulum sekolah,
pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan peserta didik, pengelolaan keuangan, pembinaan tenaga
administrasi sekolah, pemanfaatan TIK, monitoring dan evaluasi serta
program supervisi akademik.
Dalam OJL dipraktekkan bagaimana meningkatkan kompetensi
manajerial melalui pengkajian pengelolaan RKJM / RKS, kurikulum sekolah,
3

pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,


pengelolaan peserta didik, pengelolaan keuangan, pembinaan tenaga
administrasi sekolah, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, monitoring dan
evaluasi serta serta melaksanakan program supervisi akademik. Kegiatan OJL
dilaksanakan pada 2 sekolah magang, yaitu pada sekolah tempat calon kepala
sekolah bertugas dan sekolah lain.
Sebagai peserta Diklat calon kepala sekolah SMP Kota Padang, penulis
melaksanakan OJL pada SMP Negeri 34 Padang (sekolah tempat penulis
bertugas) dan SMP Negeri 7 Padang (sekolah magang lain). Berdasarkan hasil
pelaksanaan OJL pada SMP Negeri 34 Padang dan pada SMP Negeri 7 Padang,
penulis menyusun laporan akhir OJL. Laporan ini merupakan salah satu tugas
wajib peserta Diklat calon kepala sekolah berdasarkan kondisi nyata di lapangan
untuk meningkatkan kompetensi Calon Kepala Sekolah.

B. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan seorang Calon Kepala
sekolah dalam menumbuh kembangkan berbagai dimensi kompetensi yang
harus dimilikinya sebagai seorang Kepala sekolah, yaitu Meningkatkan
kompetensi manajerial, kepribadian, kewirausahaan dan sosial.
Secara Khususnya Tujan On Job Learning ini adalah :

1. Meningkatkan kompetensi kepemimpinan calon kepala sekolah dan membantu


guru dalam Meningkatkan Kemampuannya dalam merancang Instrument
penialaian aspek Ketrampilan.
2. Meningkatkan kompetensi supervisi akademik yang mencakup penyusunan
perencanaan,pelaksanaan, analisis hasil supervisi akademik, dan tindak lanjut
supervisi akademik.
3. Meningkatkan kemampuan Calon Kepala Sekolah dalam menyusun perangkat
pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
4. Membantu sekolah meningkatkan kinerjanya melalui sembilan kajian
manajerial untuk mencapai pemenuhan standar nasional pendidikan.
4

5. Meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam mengembangkan


Kompetensi Sosial berdasarkan AKPK yang perlu ditingkatkan
kemampuannya.

C. Hasil yang diharapkan


Dengan melakukan kegiatan “On The Job Learning” seorang calon kepala
sekolah di harapkan dapat :
1. Meningkatnya kompetensi kepemimpinan calon kepala sekolah dan
kemampuan gurudalam merancang Instrumen Penilaian aspek ketrtampilan
2. Meningkatnya kompetensi supervisi akademik sebagai Calon kepala Sekolah
yang mencakup penyusunan perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil supervisi
akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik.
3. Meningkatnya kemampuan sebagai Calon Kepala Sekolah dalam menyusun
perangkat pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampunya.
4. Meningkatnya kinerja sekolah melalui sembilan kajian manajerial untuk
mencapai pemenuhan standar nasional pendidikan.
5. Meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam engembangkan
Kompetensi Sosial berdasarkan AKPK yang perlu ditingkatkan
kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai