Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN FISIK MATA

Pemeriksaan mata mencakup pengkajian ketajaman penglihatan, lapangan pandang,


pergerakan otot ekstraokular, dan struktur luar dan dalam. Pengkajian bertujuan untuk
mendeteksi perubahan visual dan menentukan tingkat bantuan yang dibutuhkan klien saat
ambulasi atau elakukan aktifitas perawatan diri. Tabel 33-14 meninjau anamnesis keperawatan
untuk pemeriksaan mata. Kotak 33-13 menguraikan masalah mata yang umum dijumpai.

1. Ketajaman penglihatan

Penglihatan sentral diperiksa dengan ketajaman penglihatan, yaitu kemampuan


melihat detail kecil. Cara termudah mengkaji penglihatan dekat adalah dengan meminta klien
membaca huruf cetak dengan pencahayaan yang cukup. Pastikan klien mengerti bahasa yang
diucapkan dan dibaca. Untuk mengetahui kalau klien tidak buta huruf, kita dapat meminta
mereka membaca dengan suara keras. Jika klien kesulitan membaca, lanjutkan ke langkah
berikutnya.

Pengkajian penglihatan jauh membutuhkan kartu snellen (poster kertas atau layar
proyeksi). Kartu tersebut harus memiliki pencahayaan yang cukup. Meminta klien duduk atau
berdiri 6 meter ( 20 kaki ) dari kartu dan membacanya dengan kedua mata. Lalu minta klien
membaca huruf dengan tiap mata (klien menutup mata sebelahnya dengan penutup mata).
Klien tidak boleh menekan mata yang sedang ditutup. Catat garis terkecil yang dapat dibaca
klien dengan benar dan catat ketajaman penglihatan untuk garis tersebut. Ulangi pemeriksaan
pada mata klien yang memakai lensa koreksi. Lakukan pemeriksaan dengan cepat sehingga
klien tidak sempat mengingat huruf di kartu.

Jika klien buta huruf, gunakan kartu E atau kartu dengan gambar objek yang mudah
dikenali. Klien diminta menyebutkan arah huruf E atau nama objek. Catat nilai ketajaman
penglihatan untuk tiap dan kedua mata.

Kartu snellen memiliki angka standar pada tiap ujung garisnya. Sebagai pembilang
adalah angka 20, atau jarak klien dari kartu. Sebagai penyebut adalah jarak yang mampu
dibaca oleh mata normal. Penglihatan normal bernilai 20/20.

Semakin besar penyebutnya, semakin buruk ketajaman ppenglihatan. Contohnya,


20/40 berarti klien yang berjarak 20 kaki hanya dapat membaca garis yang dapat dibaca
dengan orang penglihatan normal dari jarak 40 kaki. Catat ketajaman penglihatan sebagai sc
(tanpa koreksi), atau cc (dengan koreksi), tergantung pemakaian kacamata atau lensa kontak.

Jika klien tidak dapat membaca huruf terbesar pada kartu snellen, periksa dengan
mengacungkan jari atau penglihatan cahaya. Acungkan tangan 30 cm (1 kaki) dari wajah klien
dan minta klien menyebutkan jumlah jari yang diacungkan. Untuk melihat persepsi cahaya,
arahkan sinar kemata klien lalu matikan. Jika klien mengetahui kapan sinar dimatikan atau
dihidupkan berarti persepsi cahaya klien masih utuh.

Kita dapat mengkaji penglihatan dekat dengan miminta klien membaca kartu yang
dipegang yang berisi tabel skrining penglihatan. Instruksikan klien untuk memegang kartu
dengan jarak yang nyaman (5-6 cm) dari mata dan baca garis terkecil. Pada saat
ini perawat dapat mendiskusikan pentingnya pemeriksaan mata rutin (lihat kotak 33-14).

2. Pergerakan otot ekstrakular

Terdapat enam otot pergerakan mata. Otot pada kedua mata akan bergerak terhadap
paralel terhadap satu sama lain pada tiap enam arah penglihatan (gambar 33-10). Untuk
mengkaji pergerakan ekstrakular, klien duduk atau berdiri 60 cm dari perawat. Acungkan jari
dengan jarak 15-30 cm dari mata klien. Minta klien untuk tidak menggerakkan kepala dan
mengikuti pergerakan jari dengan mata saja. Klien harus melihat ke kanan, kiri, diagonal kanan
dan kiri. Gerakan jari dengan perlahan dalam lapangan pandang normal.

Saat klien melihat ke tiap arah, amati gerakan paralel mata, posisi kelopak atas terhadap
iris, dan adanya gerakan abnormal. Saat mata bergerak ke tiap arah, kelopak atas sedikit
menutupi iris. Kita mengkaji nistagmus, yaitu suatu gerakan bolak-balik ritmis dan involunter
dari mata, dengan menghentikan gerakan jari secara periodik. Kita memicu nistagmus pada
klien normal dengan cara membuat mereka melirik ke kanan/ kiri jauh. Gangguan gerakan
mata menggambarkan cedera lokal pada otot mata dan struktur pendukungnya, atau kelainan
saraf kranial yang mempersarafi otot.

3. Lapangan pandang.

Untuk mengkaji lapangan pandang, klien berdiri atau duduk dengan jarak 60 cm dari anda
setinggi mata. Klien menutup sebelah mata dan (misalnya mata kri) melihat ke mata anda
yang berada tepat di depannya. Tutup sebelah mata perawat (dalam hal ini mata kanan)
sehingga lapangan pandang kta akan sama dengan klien. Gerakkan jari dari kejauhan yang
sama dari perawat dan klien di luar lapangan pandang, lalu gerakan memasuki lapangan
pandang. Tanyakan pada klien kapan ia mulai dapat melihat jari. Jika anda dapat melihat jari
sebelum klien, artinya lapangan pandang klien mengecil. Untuk memeriksa penglihatan
lapangan temporal, objek harus berada sedikit di belakang klien.

( Catatan : perawat dapat melihat jari tersebut). Ulangi prosedur untuk mata sebelahnya.

4. Struktur mata eksternal.

Untuk inspeksi ini, berdirilah tepat di depan klien, dan minta klien untuk melihat ke wajah anda.
Posisi dan susunan. Amati posisi antara kedua mata. Normalnya, mereka paralel satu
sama lain. Mata yang menonjol (eksoftalmos) mengindikasikan hipertiroidime. Stabismus
terjadi akibat cedera neuromuskular atau kelainan bawaan.

Alis mata. Inspeksi ukuran, tekstur rambut, susunan dan pergerakan. Normalnya,
kedua alis simetris. Rambut yang kasar dan tidak sejajar di luar temporal mengindikasikan
hipotiroidisme. Penuaan menyebabkan hilangnya sepertiga lateral alis mata. Minta klien
untuk menaikkan dan menurunkan alis mata. Mereka akan naik dan turun secara sistematis.
Ketidakmampuan menggerakkan alis mata mengindikasikan paralisis saraf fasialis (saraf
kranial VII).

Kelopak mata. Inspeksi posisi, warna, permukaan, kondisi dan arah bulu mata, dan
kemampuan klien untuk membuka, menutup, dan berkedip. Saat mata terbuka pada posisi
normal, kelompok tidak menutupi pupil, dan sklera di atas iris tidak terlihat. Penurunan
kelopak mencapai pupil disebut ptosis, disebutkan oleh edema atau gangguan saraf kranial III.

Pada lansia, ptosis diakibatkan hilangnya elastisitas karena penuaan. Amati defek
posisi margo kelopak mata. Lansia sering menderita margo yang keluar (ektropin) atau ke
dalam (entropion). Entropion dapat menyebabkan bulu mata mengiritasi konjungtiva dan
kornea sehingga muncul risiko infeksi. Bulu mata normal terdistribusi merata dan menjauhi
bola mata. Benjolan eritema atau kuning pada folikel bulu mata mengindikasikan radang
supuratifakut.

Untuk menginspeksi permukaan kelopak atas, minta klien untuk menutup matanya.
Angkat kedua alis perlahan dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk meregangkan kulit. Kelopak
normal tampak mulus dan berwarna sama dengan kulit. Warna kemerahan mengindikasikan
radang atau infeksi. Edema kelopak terkadang menyebabkan kornea terpajan pada
pengeringan. Minta klien membuka mata untuk menginspeksi kelopak mata
bawah. Normalnya, klien akan berkedip involunter dan bilateral sebanyak 20 x / menit.

Aparatus lakrimal. Kelenjar lakrimal terkadang menjadi lokasi tumor atau infeksi.
Lakukan inspeksi pada area ini untuk melihat edema dan warna kemerahan. Palpasi kelenjar
dengan perlahan untuk mendeteksi nyeri tekan. Normalnya, kita tidak dapat meraba kelenjar.

Konjungtiva dan sklera. Sklera normal memiliki warna putih porselen pada kaum kulit
putih dan kuning terang pada klien berkulit gelap. Sklera mengalami pigmentasi dan tampak
kuing atau hijau jika ada penyakit hati. Berhati-hatilah saat memeriksa konjungtiva. Untuk
pajanan yang cukup, tarik kelopak tanpa menekan bola mata. Tarik kedua kelopak dengan ibu
jari dan jari telunjuk di orbita bawah dan atas. Inspeksi warna, tekstur dan adanya edema atau
lesi.
Kornea. Saat klien melihat lurus ke depan, inspeksi kejernihan dan tekstur kornea
menyinari permukaan kornea dari sudut miring. Kornea normal tampak berkilau, transparan
dan mulus.

Pupil dan iris. Amati ukuran, bentuk, kesamaan, akomodasi, dan reaksi cahaya pada
pupil. Pupil normal hitam, bulat, reguler dan sama ukurannya pada kedua mata. Iris harus
tampak jelas.

Struktur mata internal. Perawat ahli menggunakan oftalmoskop untuk menginspeksi


fundus, yang mencakup retina, koroid, makula, fovea sentralis dan pembuluh darah retina.
Klien yang membutuhkan pemeriksaan ini adalah penderita diabetes, hipertensi, dan kelainan
intrakranial.

Anda mungkin juga menyukai