Kolik Abdomen
Kolik Abdomen
Terimakasih sudah berkunjung di blog saya. mari berbagi ilmu tentang dunia medis. silahkan
tinggalkan kritik dan saran yang membangun di bawah.
LAPORAN PENDAHULUAN ( LP )
KOLIK ABDOMEN
1. DEFINISI
Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber
dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut). Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada
organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan dari
organ perut (batu empedu, batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilangan rasa sakit
dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila infeksi dari kandung kemih atau kandung empedu
maka pemberian antibiotik, bila ada batu di kandung empedu maka operasi untuk angkat kandung
empedu.
Batu saluran kencing merupakan penyakit yang sering terjadi, yang menimbulkan rasa sakit
hebat dan dapat berakibat kegagalan fungsi ginjal apabila tidak mendapat penanganan secara cepat
dan tuntas.
2. ETIOLOGI
Mekanis
b). Karsinoma.
c). Volvulus.
d). Intususepsi.
e). Obstifasi.
f). Polip.
g). Striktur
3. KLASIFIKASI
a. Tipe kolesterol.
Tipe campuran.
4. PATOFISIOLOGI
Obstruksi usus
5. MANIFESTASI KLINIS
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu awal,
peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri
tekan difus minimal.
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada – kemudian
mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi muntah
(fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen,
distensi ringan dan diare
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi sedang;
muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau
vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid yang
tertutup.
c. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan hitung SDP
dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi
pankreas oleh lipatan usus.
a. Gangren
Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren kandung empedu,
saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-organ tersebut.
b. Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh melalui peredaran
darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah turun.
c. Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu mengerosi dinding
kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran baru ke lambung, usus dan rongga
perut.
d. Peritonitis
Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang steril terkontaminasi
oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.
e. Ileus
Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu berukuran cukup besar.
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan selang
dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.
g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik atau
infeksi.
j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan reseksi
usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
KONSEP ASKEP
- Anjurkan pada pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang merangsang mual muntah
- Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diary. Pengukuran BB setiap hari,
pemeriksaan lab. dan antropometri
- Berikan diet tinggi karbohidrat dengan asupan protein yang konsisten dengan fungsi hati.
- Pelihara hygiene oral sebelum makan dan berikan suasana yang aman dan nyaman pada waktu
makan
- Bantu pasien dalam merawat diri dan pelaksanaan aktivitas bila pasien merasa lelah .
- Anjurkan untuk sitirahat bila pasien merasa lelah / bila adanya nyeri .
- Bantu memilih latihan dan aktivitas yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. 1. Jakarta : EGC;
2001
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung
Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
Unknown di 07.13
Berbagi
Posting Komentar
Beranda