Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN - ASUHAN KEPERAWATAN - ASUHAN KEBIDANAN

Terimakasih sudah berkunjung di blog saya. mari berbagi ilmu tentang dunia medis. silahkan
tinggalkan kritik dan saran yang membangun di bawah.

Sabtu, 20 Agustus 2016

Laporan Pendahuluan Kolik Abdomen

LAPORAN PENDAHULUAN ( LP )

KOLIK ABDOMEN

1. DEFINISI

Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber
dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut). Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada
organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan dari
organ perut (batu empedu, batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilangan rasa sakit
dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila infeksi dari kandung kemih atau kandung empedu
maka pemberian antibiotik, bila ada batu di kandung empedu maka operasi untuk angkat kandung
empedu.

Batu saluran kencing merupakan penyakit yang sering terjadi, yang menimbulkan rasa sakit
hebat dan dapat berakibat kegagalan fungsi ginjal apabila tidak mendapat penanganan secara cepat
dan tuntas.

2. ETIOLOGI

Mekanis

a). Adhesi / perlengketan pascah bedah ( 90% dari obstruksi mekanik.

b). Karsinoma.

c). Volvulus.

d). Intususepsi.

e). Obstifasi.

f). Polip.

g). Striktur

Fungsional ( non mekanik )

a). Ileus Paralitik

b). Lesi medula spinalis

c). Enteritis regional

d). Ketidakseimbangan elektrolit


e). Uremia

3. KLASIFIKASI

Pada umumnya batu empedu dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :

a. Tipe kolesterol.

Tipe pigmen empedu.

Tipe campuran.

4. PATOFISIOLOGI

Obstruksi usus

Akumulasi gas cairan


didalam lumen
sebelah proksimal dari
letak absorpsi

Distensi Profilerasi bakteri yang Kehilangan H2O dan


berlangsung cepat elektrolit

Tekanan infralumen Volume ECK

Kehilangan cairan menuju ruang Syok hipovolemik


peritoneum

Pelepasan bakteri dan toksin dari usus Rasa nyeri pada


yang nekotrik ke dalam peritoneum dan abdomen
sirkulasi sistemik
Peritonitis
sep tikemia

5. MANIFESTASI KLINIS

a. Mekanika sederhana – usus halus atas

Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu awal,
peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri
tekan difus minimal.

b. Mekanika sederhana – usus halusbawah

Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada – kemudian
mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.

c. Mekanika sederhana – kolon

Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi muntah
(fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.

d. Obstruksi mekanik parsial

Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen,
distensi ringan dan diare

e. Strangulasi

Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi sedang;
muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau
vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.

b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid yang
tertutup.

c. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan hitung SDP
dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi
pankreas oleh lipatan usus.

d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.


7. KOMPLIKASI

a. Gangren

Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren kandung empedu,
saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-organ tersebut.

b. Sepsis

Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh melalui peredaran
darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah turun.

c. Fistula

Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu mengerosi dinding
kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran baru ke lambung, usus dan rongga
perut.

d. Peritonitis

Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang steril terkontaminasi
oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.

e. Ileus

Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu berukuran cukup besar.

8. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

b. Terapi Na+, K+, komponen darah

c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial

d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler

e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan selang
dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.

f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis

g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik atau
infeksi.

h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.

i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.

j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan reseksi
usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
KONSEP ASKEP

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

a. Kekurangan cairan (dehidrasi) berhubungan dengan mual muntah .

b. Gangguan kebutuhan istiharahat tidur berhubungan dengan sakit kepala.

c. Gangguan pmenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anorexia.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

e. Personal Hygiene kurang berhubungan dengan ketidakmampuan merawat diri

2. INTERVENSI ( RENCANA TINDAKAN )

a. Kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan mual muntah.

- Memberikan masukan cairan intravena

- Anjurkan untuk banyak minum

- Anjurkan pada pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang merangsang mual muntah

- Berikan Health education kepada pasien dan keluarga pasien

- Oservasi vital sign pasien

b. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan aneroxia

- Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diary. Pengukuran BB setiap hari,
pemeriksaan lab. dan antropometri

- Berikan diet tinggi karbohidrat dengan asupan protein yang konsisten dengan fungsi hati.

- Bantu pasien dalam mengenali jenis-jeni makanan rendah natrium.

- Tinggikan bagian kepala tempat tidur selama pasien makan

- Pelihara hygiene oral sebelum makan dan berikan suasana yang aman dan nyaman pada waktu
makan

c. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan sakit kepala.

- Kaji kebiasaan tidur pasien.

- Berikan Health education tentang pentingnya istirahat tidur bagi kesehatan

- Atur suhu kamar pasien

- Kolaborasi dengan dokter

d. Intoleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

- Kaji tingkat toleransi aktivtas dan derajat kelelahan fisik.

- Bantu pasien dalam merawat diri dan pelaksanaan aktivitas bila pasien merasa lelah .

- Anjurkan untuk sitirahat bila pasien merasa lelah / bila adanya nyeri .
- Bantu memilih latihan dan aktivitas yang diinginkan

e. Personal hygiene kurang berhubungan dengan ketidakmampuan merawat diri.

- Beri dorongan pada pasien untuk merawat dirinya.

- Bantu pasien untuk merawat dirinya

- Bantu kemampuan pasien untuk merawat dirinya

- Kaji kemampuuan pasien untuk memenuhi personal hygiene

- Beri HE kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya kebersihan diri

DAFTAR PUSTAKA

Marllyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, 2000

Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. 1. Jakarta : EGC;
2001

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung
Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.

Unknown di 07.13

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai