Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN BISNIS PUPUK CAIR CUKA KAYU

Oleh

Satria Irawan
164210037

PROPOSAL BISNIS
Diajukan demi mendapat dukungan bisnis baik secara materi maupun finansial

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji kita panjatkan kepada Allah atas nikmat yang

tak terhingga. Kami telah berusaha dengan kemampuan, tenaga, waktu, dan

pikiran guna menghasilkan karya tulis ini dalam rangka meningkatkan daya serap

atau pemahaman mata pelajaran, khususnya pelajaran Perencaan Bisnis.

Tujuannya agar kami lebih mengutamakan konsep ilmu yang diberikan karena

hal tersebut merupakan masalah utama dalam proses belajar.

Semoga proposal sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

pembaca yang ingin terus mendalami bidang keilmuannya. Kami senantiasa

menanti saran dan masukan demi perbaikan di masa datang. Selamat belajar

semoga Allah SWT meridhoi kita semua.

Pekanbaru, Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... 2

Daftar Isi.............................................................................................................................. 3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4


1.2 Tujuan Usaha .......................................................................................................... 6
Bab II Deskripsi Usaha

2.1 Profil Usaha ............................................................................................................. 7


2.2 Visi – Misi Perusahaan ............................................................................................ 7
2.3 Struktur Organisasi .................................................................................................. 8
Bab III Pengenalan Produk

3.1 Cuka Kayu (Asap Cair) ........................................................................................... 9


3.2 Pemanfaatan ............................................................................................................ 9
3.3 Kandungan Zat ........................................................................................................ 9
3.4 Bahan Bahan Pembuatan....................................................................................... 10
3.5 Pembuatan ............................................................................................................. 10
3.6 Jenis Jenis Cuka Kayu ........................................................................................... 11
Bab IV Strategi Pemasaran

4.1 Segmentasi, Targeting, Positioning......................................................................... 13


4.2 Penawaran ............................................................................................................... 13
4.3 Program Pemasaran ................................................................................................. 14
4.4 Strategi .................................................................................................................... 15
4.5 Profit Perusahaan .................................................................................................... 15
4.6 Mengatasi Konflik ................................................................................................... 16
Bab V Analisis Usaha

5.1 Analisis SWOT ....................................................................................................... 17


5.2 Analisis Keuangan .................................................................................................. 20
Kesimpulan ........................................................................................................................ 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Cuka kayu merupakan hasil dari dispersi koloid asap kayu dalam air, yang

dibuat dengan mengkondensasikan asap dari hasil pembakaran kayu. Cuka kayu

dihasilkan dengan proses pembakaran secara tidak langsung dalam reaktor

pirolisis dari bahan bahan baku yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan

lignin. Cuka kayu umumnya terbuat dari bahan baku kayu keras diantaranya

tusam, jati, bakau dan serbuk penggergajian kayu, karena kayu tersebut memiliki

kandungan kimia selulosa, hemiselulosa dan lignin yang tinggi, jika dibandingkan

dengan kayu lunak, serta dapat meningkatkan kualitas cuka kayu yang dihasilkan.

Kayu keras memiliki kandungan lignin antara 25-35% dari berat kering kayu

sedangkan kayu lunak memiliki kandungan lignin dari berat kering kayu berkisar

18-24% (Lestari, 2000).

Cuka kayu merupakan suatu hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil

pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan-bahan yang banyak

mengandung karbon serta senyawa-senyawa lain. Cuka kayu dan asap cair

merupakan cairan dari hasil proses pirolisis, dalam penggunaannya sama, yang

membedakan adalah bahan baku yang digunakan.

Cuka kayu dan asap cair banyak dimanfaatkan dan diproduksi secara

komersial untuk perdagangan. Dalam pemanfaatannya asap cair dibedakan

berdasarkan tingkatan yaitu Grade 1, 2 dan 3. Grade 1 memiliki karakteristik

4
berwarna bening, kualitasnya tinggi dan tidak mengandung senyawa berbahaya

hidrokarbon pirosiklik aromatis (HPA) seperti tar dan benzene(a)pyrene

diaplikasikan dalam pengawet makanan seperti tahu dan bakso. Grade 2

digunakan sebagai pengawet ikan, sedangkan Grade 3 tidak digunakan pada

pengolahan karet sebagai penghilang bau dan pengawet kayu. Berdasarkan hasil

penelitian pendahuluan Yulistiani (1997) bahwa asap cair dari tempurung kelapa

mampu menghambat pertumbuhan bakeri Escherichia coli dan Staphylococcus

aureus.

Pujilestari (2007) juga melakukan penelitian cuka kayu galam, akasia dan

karet untuk produk pangan sebagai pengawet ikan bandeng, ikan gembung dan

ikan gabus dengan kosentrasi 10% dapat mengawetkan ikan selama dua bulan.

Kualitas dan kuantitas unsur kimia dari suatu cuka kayu yang dihasilkan

tergantung pada jenis bahan yang digunakan. Bahan baku yang umum digunakan

adalah bahan yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Pada umumnya

bahan baku dalam pembuatan cuka kayu adalah kayu keras seperti kayu jati,

tusam dan sengon, karena kayu tersebut akan menghasilkan kualitas cuka kayu

yang tinggi. Salah satu kayu keras yang banyak ditemukan di Riau adalah kayu

Eucalyptus pellita dan Acacia mangium Wild.

Kayu Eucalyptus pellita dan Acacia mangium Wild mempunyai sifat

mudah tumbuh di berbagai jenis tanah, selama ini kayu tersebut hanya digunakan

sebagai bahan baku pembuatan pulp dan kertas oleh perusahaan, salah satunya

Riau Andalan Pulp and Paper. Selain di mannfaatkan oleh perusahaaan hutan

tanaman industri, kayu Eucalyptus pellita dan Acacia mangium Wild juga di

gunakan sebagian dalam bidang pertukangan pembuatan mebel. Sisa tebangan

5
(limbah) seperti ranting, batang atas dan bonggolnya belum banyak dimanfaatkan

secara optimal, hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai kompos dan

sebagian besar dibakar begitu saja dari total luasan tanaman pokok 225,124 ha,

bila tidak ditangani dengan baik maka dapat menjadi masalah lingkungan. Selain

itu terdapat berbagai limbah yang bisa dimanfaatkan untuk memproduksi cuka

kayu seperti serbuk kayu, tanaman liar yang ditebas dan dibiarkan, tempurung dll.

Untuk itu perlu dicari solusi bagaimana memanfaatkan limbah tersebut

menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi, salah satunya dijadikan sebagai

bahan baku untuk menghasilkan cuka kayu Eucalyptus pellita dan Acacia

mangium Wild.

1.2 Tujuan

1. Melatih Kemampuan untuk berwirausaha

2. Mencari keuntungan

3. Agar mempunyai usaha sendiri

6
BAB II

DESKRIPSI USAHA

2.1 Profil Usaha


2.1.1. Nama Usaha

Adapun nama perusahaan kami yaitu Pupuk Cair Cuka Kayu Jatri,

dengan prioritas menjadikan produk yang bermanfaat bagi kalangan

masyarakat.

2.1.2. Bidang Usaha

Bidang usaha perusahaan ini yaitu dibidang agroindustri pembuatan

pupuk cair yang ramah lingkungan dan tidak menghasilkan limbah.

Perusahaan ini adalah perusahaan yang memproduksi pupuk dan pestisida

yang terbuat dari cuka kayu, dengan slogan “Be Healthy, Be Eco-Friendly!”

2.2 Visi - Misi Perusahaan


Visi : Menjadi perusahaan produksi pupuk yang menghasilkan produk berkualitas

dan berintegritas, dengan mengingat keselarasan manfaat produk bagi petani

dan lingkungan sekitar.

Misi :

1. Memberikan produk yang bermanfaat, aman, nyaman, dan terpercaya

bagi para pelanggan.

2. Memprioritaskan mutu produk dan pelayanan yang optimal demi

kepuasan pelanggan

3. Menjadi mitra usaha yang terpercaya

4. Ikut serta dalam mencari solusi terhadap masalah – masalah pertanian.

7
5. Menciptakan lapangan pekerjaan pada bidang agroindustri

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan


CEO : Satria Irawan
Bertugas :

1. Mengatur dan memanajemen seluruh anggota peusahaan

2. Membuat srategi bisnis

3. Menentukan pengambilan keputusan dalam perencanaa.

4. Menilai setiap kinerja divisi dan karyawan

5. Merekrut dan memberhentikan karyawan

6. Menjalin hubungan baik dengan Investor

CMO : Riaven Eka Nanda

Bertugas :

1. Mengelola relasi yang baik dengan masyarakat

2. Mengelola dan mengembangkan imaj atau brand perusahaan

3. Berupaya meyakinkan para Investor dan Konsumen melalui

komunikasi yang baik.

4. Bertanggung jawab melaporkan seluruh kondisi atau kegiatan

marketing kepada CEO

CFO : Faisal Murdhika

Bertugas :

1. Membuat anggaran perusahaan

2. Membuat Laporan arus kas

3. Bertanggung jawab melaporkan seluruh kondisi keuangan

kepada CEO

8
BAB III

PENGENALAN PRODUK

3.1. Cuka Kayu (Asap Cair)

Cuka kayu atau asap cair merupakan suatu campuran larutan dari uap asap

kayu yang diperoleh dari hasil pirolisis/pengarangan kayu.

3.2. Pemanfaatan

1. Memacu pertumbuhan dan menguatkan akar tanaman

2. Menyuburkan tanah dan menghambat pertumbuhan hama dan penyakit

tanaman

3. Meningkatkan kualitas dan memperbanyak buah hingga 70%

4. Meningkatkan jumlah mikroba yang berguna bagi tanah dan tanaman

5. Meningkatkan keberhasilan dalam penyemaian benih tanaman, cuka kayu

dosis 0,125% dicampur pada media semai sebelum benih disemaikan dan

dapat membunuh hama penyakit pada semai.

6. Untuk menyempurnakan hasil perkecambahan benih, maka benih direndam

dalam campuran cuka kayu dengan air

3.3. Kandungan Zat

Senyawa yang berhasil dideteksi dalam asap dapat dikelompokkan menjadi

beberapa golongan :

1. Fenol, terdapat 85 macam yang telah diidentifikasi dalam kondensat dan 20

macam dalam produk asap.

9
2. Karbonil, keton dan aldehid, 45 macam yang telah diidentifikasi dalam

kondensat.

3. Asam, 35 macam yang telah diidentifikasi dalam kondensat.

4. Furan, 11 macam yang telah diidentifikasi dalam kondensat.

5. Alkohol dan ester, 15 macam yang telah diidentifikasi dalam kondensat.

6. Lakton, 13 macam yang telah diidentifikasi dalam kondensat.

7. Hidrokarbon alifatik, 1 macam yang telah diidentifikasi dalam kondensat dan

20 macam dalam produk asap.

8. Hidrokarbon Polisiklik Aromatik (HPA), 47 macam yang telah diidentifikasi

dalam kondensat, 20 macam dalam produk asap.

3.4. Bahan – Bahan Baku Cuka Kayu

1. Kayu serpih

2. Serat kelapa sawit

3. Tandan kosong kelapa sawit

4. Tempurung kepala sawit

5. Dll

3.5. Pembuatan

1. Masukan kayu ke dalam tangki

2. Bakar

3. Api tidak boleh padam

4. Tunggu hingga 12-24 jam ( Sampai jadi Arang )

5. Pasang selang pada pipa penetesan dan tuangkan ke botol / jerigen

10
3.6. Jenis – Jenis Cuka Kayu

1. Grade 3

Dimana asap cair grade 3 ini merupakan pemurnian asap cair dari tar dengan

menggunakan destilasi • Asap cair ini memiliki ciri-ciri yaitu berwarna coklat

pekat dan bau yang tajam. Asap cair ini diorientasikan untuk pengawetan karet.

2. Grade 2

Merupakan asap cair yang telah melewati tahapan destilasi kemudian

dilakukan penyaringan zeolit. • Asap cair ini memiliki warna kuning kecoklatan

dan diorientasikan untuk pengawetan bahan makanan mentah seperti daging,

ayam, atau ikan pengganti formalin

3. Grade 1

Memiliki warna kuning pucat. Asap cair ini merupakan hasil dari proses

destilasi dan penyaringan dengan zeolit yang kemudian dilanjutkan dengan

destilasi fraksinasi yang dilanjutkan lagi dengan penyaringan dengan arang aktif. •

11
Asap cair ini tepat digunakan untuk bahan makanan siap saji seperti mie basah,

bakso, maupun tahu.

12
BAB IV

STRATEGI PEMASARAN

4.1. Segmentasi, Targeting Dan Positioning

4.1.1. Segmentasi

Yang menjadi segmen dari usaha agroindustri ini adalah seluruh kelompok

masyarakat di Riau. Selain sebagai pupuk dan pestisida, cuka kayu memiliki

banyak manfaat yang bisa digunakan pada semua usaha.

4.1.2. Targeting

Yang menjadi target market adalah khususnya bagi kalangan petani dan

perusahaan pembibitan.

4.1.3. Positioning

Kami ingin menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen

sebagai perusahaan yang menghasilkan produk dan memiliki manfaat nyata bagi

konsumen tersebut.

4.2. Penawaran

4.2.1 Perkembangan penawaran saat ini

Perkembangan penawaran produk ini memang belum pesat di kota Riau.

Hal tersebut disebabkan karena sektor usaha ini butuh waktu untuk riset dan

penelitian yang cukup lama. Oleh karena itu, agar usaha ini dapat berkembang dan

dipercaya, maka perlu peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi

pemerintahan, investor, serta konsumen dengan cara menjalin kerjasama dengan

beberapa ahli untuk dapat mengembangkan pupuk cair cuka kayu ini. Untuk

sekarang di Riau pupuk cair cuka kayu sebatas digunakan sebagai alternative

13
pembukaan lahan bagi masyarakat yang membiarkan tanaman liar yang kering

sehingga menyebabkan karhutla. Tanaman liar dan kekayuan yang ada dapat

digunakan sebagai bahan baku bagi pupuk cair cuka kayu.

4.2.2 Prospek penawaran di masa yang akan datang

Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha ini pada masa yang akan

datang, maka perlu adanya penawaran produk yang memberikan nilai lebih dan

manfaat bagi konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif (lebih banyak

manfaat yang ditawarkan, dalam hal ini tidak dimiliki oleh pesaing) maupun lebih

kompetitif mengingat banyaknya manfaat yang bisa dihasilkan pupuk cair cuka

kayu ini.

4.3. Program Pemasaran

4.3.1 Tingkat pelayanan

Dalam usaha ini kami memberikan layanan yang memuaskan melalui

attitude dan pelayanan yang ramah kepada konsumen, selain datang melalui took

konsumen juga dapat meminta kami untuk mengantarkan barang (delivery).

Perusahaan kami juga terbuka bagi petani yang ingin konsultasi mengenai

masalah pertanian ataupun seputar kegunaan produk kami.

4.3.2 Penetapan harga

Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga

berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari keuntungan

yang relatif sehingga dapat menjalankan usaha secara kontinyu untuk

meningkatkan pangsa pasar.

14
4.3.3 Promosi

Promosi merupakan objek vital dalam bidang pemasaran, karena dalam

promosi produk itu sendiri bisa dikenalkan kepada konsumen. Untuk itu kami

mempunyai rencana kegiatan promosi yang dilakukan melalui media penyuluhan

pertanian, dengan begitu perusahaan kami akan mendapatkan citra dan

kepercayaan dari konsumen.

4.4. Strategi

4.4.1 Pemasaran Produk

Beberapa cara memasaran produk kami adalah dengan :

 Melakukan promosi via people ( teman, penyuluh dan masyarakat).

 Melakukan promosi via elektronik ( handphone, jejaring sosial di internet

seperti BBM, facebook, twitter, dan lain-lain)

 Melakukan promosi dengan menggunakan spanduk, brosur atau flayer-flayer.

4.4.2 Tingkat Pelayanan

Mengingat usaha ini merupakan tantangan yang berat terutama dalam

mengubah kebiasaan petani maka perusahaan kami akan memberikan pelayanan

ekstra dan jaminan produk yang ramah lingkungan.

4.5. Profit perusahaan

4.5.1. Pupuk Cair cuka kayu

Produk utama yang kami sajikan ialah pupuk cair cuka kayu yang memiliki

manfaat dalam hal memacu pertumbuhan dan menguatkan akar tanaman,

menyuburkan tanah dan menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman,

meningkatkan kualitas dan memperbanyak buah hingga 70%, dll.

15
4.5.2. Arang

Produk lain yang dihasilkan dari proses penyulingan cuka kayu adalah arang

yang dapat dijadikan sebagai profit tambahan usaha.

4.6. Mengatasi konflik

Dalam mengatasi konflik perusahaan ada 3 langkah yang bisa dilakukan :

4.6.1. Penghindaran

Yaitu menghindari suatu konflik yang akan atau sedang terjadi dengan

harapan konflik tidak menjadi besar dan akan selesai sendirinya.

4.6.2. Penyatuan

Apabila ada konflik dari pesaing seperti perusahaan pupuk atau pestisida

lainnya maka perusahaan akan berusaha untuk menjalin kerjasama dengan pesaing

tersebut.

4.6.3. Konfrontasi

Untuk menghindari konflik dari pesaing juga dapat dilakukan dengan jalan

konfrontasi, dimana perwakilan perusahaan akan bermusyawarah dengan pesaing

melalui adanya perantara (moderator).

16
BAB V

ANALISIS USAHA

5.1. Analisis Swot Usaha


Penentuan ketentuan yang diperoleh untuk mencapai BEP antara total

pengeluaran dan total pendapatan sangat cepat dicapai. Untuk pengambilan

keputusan mengenai kelayakan bisnis perlu mengambil analisis SWOT (Strength,

Weakness, Opportunity, dan threats), adapun analisisnya adalah sebagai berikut:

5.1.1. Analisis Internal

Strength (Kekuatan)

1. lebih efektif dan efisien bagi konsumen

2. Lebih Aman dan ramah lingkungan

3. Proses produksi lebih cepat

4. Alternatif dalam pembukaan lahan

Weakness (Kelemahan)

1. Tidak ada tawar menawar harga

2. Sulitnya mengenalkan konsumen terhadap produk baru

3. Produk masih berada pada tingkat Grade-3

4. Membutuhkan bahan baku banyak dalam jangka panjang

5.1.2. Analisis Eksternal

Opportunity (Peluang)

1. Meningkatkan lapangan pekerjaan

2. Meningkatkan perekonomian kota

17
3. Berkembangnya industri

4. Dukungan dari Dinas Kehutanan

Threats (Ancaman)

1. Pesaing akan terus meningkat

2. Masih banyak ancaman dari perusahaan lain

3. Produk baru kalah dari produk yang telah lama beredar dimasyarakat

4. Kenaikan harga bahan baku karena jumlahnya semakin terbatas

Kekuatan Bobot Rating Bobot x Rating


lebih efektif dan efisien bagi konsumen 0.1 3 0.3
Lebih Aman dan ramah lingkungan 0.11 3 0.33
Proses produksi lebih cepat 0.13 4 0.52
Alternatif dalam pembukaan lahan 0.16 4 0.64 1.79
Kelemahan
Tidak ada tawar menawar harga 0.1 3 0.3
Sulitnya mengenalkan konsumen terhadap produk baru 0.11 3 0.9
Produk masih berada pada tingkat Grade-3 0.13 3 0.39
Membutuhkan bahan baku banyak dalam jangka panjang 0.16 1 0.16
Total 1 3.54 1.75

Peluang Bobot Rating Bobot x Rating


Meningkatkan lapangan pekerjaan 0.105 4 0.42
Meningkatkan perekonomian kota 0.1 4 0.4
Berkembangnya industri 0.15 3 0.45
Dukungan dari Dinas Kehutanan 0.145 4 0.58 1.85
Ancaman
Pesaing akan terus meningkat 0.15 3 0.45
Masih banyak ancaman dari perusahaan lain 0.1 3 0.3
Produk baru kalah dari produk yang telah lama beredar dimasyarakat 0.09 2 0.18
Kenaikan harga bahan baku karena jumlahnya semakin terbatas 0.16 4 0.64 1.57
Total 1 3.42

18
Kuadran 3 Peluang (1,85) Kuadran 1

0.28
Kelemahan (1,75) Kekuatan (1,79)
0.04

Kuadran 4 Ancaman (1,57) Kuadran 2

Adapun untuk penjelasannya adalah sebagai berikut:

Kuadran 1: Agresif

Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang

dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang

diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif.

Kuadran 2 : Intensivikasi

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki

kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi

intensifikasi (pasar).

Kuadran 3: Turn Around

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak

menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu

meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang

lebih baik (turn around).

Kuadran 4: Defensif

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan

menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu

19
melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar

(defensive).

5.2. Analisis Keuangan

5.2.1. Perhitungan Modal dan Harga Jual

Kebutuhan Harga Jumlah Total


Alat Cuka Kayu 500.000 1 500.000
Botol Plastik 1 Liter 1.500 400 600.000
Total 1,100.000

Harga jual : Metode Mark Up

Biaya + keuntungan : jumlah produksi/orderan = Harga Jual

Rp.1,100.000 + Rp. 500.000 : 400 = Rp.4.000

Jadi harga jual untuk 1 liter pupuk cair cuka kayu adalah Rp.4.000/liter

Catatan : Bahan Baku tidak dimasukan dalam biaya karena mencari gratisan
dilahan masyarakat sembari membersihkan lahan orang

20
KESIMPULAN

1. Cuka kayu merupakan produk multi manfaat karena fungsinya sebagai

pemacu pertumbuhan tanaman, penghambat bakteri dan jamur, anti

oksidan,pupuk cair organik, pengawet,biopestisida, biofertilizer dll.

2. cuka kayu diproduksi dari limbah biomassa dengan teknologi sederhana.

3. Cuka kayu menjadikan bisnis yang menjanjikan dalam sektor usaha

produk pertanian.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dian Laila Nugrahaini1, Endang Kusdiyantini, Udi Tarwotjo, A. Heru Prianto.


2017. Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia Cuka Kayu dari Sekam Padi.
Semarang : Program Studi Biologi Departemen Biologi FSM Undip
Tjutju Nurhay ati , Ridwan Ahmad Pasaribu & Dida Mulyadi. 2006. PRODUKSI
DAN PEMANFAATAN ARANG DAN CUKA KAYU DARI SERBUK
GERGAJI KAYU CAMPURAN. Bogor : Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Bogor
M. Daud. 2018. Pembuatan Cuka Kayu Dari Limbah Kehutanan Dan Pertanian
Sebagai Biopeptisida. Makasar : researchgate

22

Anda mungkin juga menyukai