Kriteria Diagnostik GBS
Kriteria Diagnostik GBS
KRITERIA DIAGNOSTIK
Kelemahan ascenden dan simetris. Anggota gerak bawah terjadi lebih dulu dari anggota
gerak atas. Kelemahan otot paroximal lebih dulu terjadi dari otot distal, kelemahan otot
Kelemahan terjadi akut dan progresif bisa ringan sampai tetraplegi dan gangguan nafas.
Penyebaran hiporefleksia menjadi gambarn utama, pasien SGB biasanya berkembang dari
kelemahan nervus cranial, seringkali kelemahan nervus fasial atau faringeal. Kelemahan
diafragma sampai nervus phrenicus sudah biasa. Sepertiga pasien SGB inap membutuhkan
c. Gangguan sensorik biasanya ringan bisa paresthesi, baal, atau sensasi sejenis.
d. Gangguan Nn. cranialis: facial drop, diplopia, disartria, disfagis (N. VII,VI,V,IX,
dan X)
Mengikuti gejala sensorik , khas : mulai dari tungkai , ascenden ke lengan – 10%
dimulai dengan kelemahan lengan – walaupun jarang, kelemahan bisa dimulai dari
wajah (cervical – pharyngeal – brachial) kelemahan wajah terjadi pada seridaknya 50%
b. Abnormalitas sensorik
Klasik : parestesi terjadi 1-2 hari sebelum kelemahan , glove & stocking sensation,
simetris, tak jelas batasnya – nyeri bisa berupa mialgia otot panggul, nyeri radikuler,
c. Disfungsi otonom
- retensi urin
b. Fase laten
gejala klinis.
c. Fase progresif
- Fase defisit neurologis (+)
- Dimulai dari onset (mulai terjadi kelumpuhan yang bertambah berat sampai
maksimal
polyradiculoneurophatty (CIDP)
d. Fase plateau
e. Fase penyembuhan
- Beberapa bulan.
a. LCS
Disosiasi sitoalbumin
Pada fase akut terjadi peningkatan protein LCS > 0,55 gr/L , tanpa peningkatan
b. EMG
Gambaran poliradikuloneuropati
Pada EMG kecepatan hantar saraf melambat dan respon F dan H abnormal
c. Ro: CT atau MRI