Anda di halaman 1dari 3

PENCABUTAN GIGI SULUNG

No.
Dokumen
No. Revisi
SOP
Tanggal
terbit
Halaman 1-3
UPTD PUSKESMAS dr.Agus Pribadi
BOJA II NIP. 196808182009041001

1. Pengertian - Dalam Instruksi Kerja ini, yang dimaksud dengan Gangguan


Perkembangan dan Erupsi gigi (K.00) adalah Persistensi gigi sulung
(K.00.63) dan Supernumerary (K.00.1)
- Persistensi gigi sulung adalah kondisi dimana gigi sulung masih berada di
rongga mulut dalam keadaan masih kuat atau sudah goyang, sedangkan
gigi tetap penggantinya sudah erupsi
- Supernumerary adalah adanya gigi berlebih yang normalnya tidak ada dan
mengganggu susunan gigi geligi
2. Tujuan Supaya pergantian gigi berlangsung dengan baik.
3. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas Klinik gigi & mulut dalam menangani Gangguan
Perkembangan & Erupsi gigi.
4. Referensi
5. Langkah-langkah 1. Pada persistensi dengan tingkat kegoyangan derajat 1,2 &3, petugas
melakukan extraksi dengan anestesi chlor etyle
1) Petugas menyemprotkan chlor etyle spray (CE) pada cotton roll
2) Petugas menempelkan kapas CE pada gingival dengan tangan kiri
3) Petugas mengambil tang extraksi dengan tangan kanan
4) Petugas melakukan extraksi gigi sulung
5) Petugas mengedep luka dengan cotton roll yang dibasahi laruta
povidone iodide 2% dan pasien diminta menggigit dengan kuat
6) Petugas memberi resep vitamin C selama 3 hari dengan dosis :
50 – 100 mg
Waktu pemberian : 2x1
Cara pemberian : dihisap/ dikunyah
Indikasi :
- mempercepat penyembuhan luka
- pembentukan jaringan tulang rawan, tulang dan gigi

7) Petugas memberi instruksi pasca pencabutan


2. Pada gigi supernumerary dan persistensi yang belum goyang,
1) petugas melakukan extraksi dengan anestesi injeksi
2) Petugas menyiapkan anestetikum dengan memasukkan pehacain
pada spuit injeksi
3) Petugas melakukan anestesi infiltrasi
4) Petugas melakukan extraksi gigi supernumerary atau gigi sulung
5) Petugas mengedep luka dengan kapas yang telah dibasahi larutan
povidone iodida 2% dan pasien diminta menggigit dengan kuat
6) Petugas memberi resep antibiotika amoxicillin atau erythromycin dan
analgetik paracetamol dengan dosis :
I. Amoxicillin
 Dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB
 Dosis dewasa & anak BB > 20 kg : 250-500 mg
 Waktu pemberian : tiap 8 jam (3x1)
 Cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi :
- infeksi yang disebabkan bakteri gram + & gram-
 Kontra Indikasi :
- pasien yang peka terhadap penisilin
II. Erythromycin
 Dosis anak : 30-50 mg/kg BB sehari
 Dewasa : 250 mg tiap 6 jam
 Waktu pemberian : tiap 6/ 12 jam (2x1 atau 4x1)
 Cara pemberian : diminum dengan air sesudah makan
 Indikasi :
- infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram+ & gram-
- untuk penderita yang alergi penisilin
 Kontra Indikasi :
- pada penderita periodontal hepar
- hipersensitif terhadap erythromycin
III. Paracetamol
 Dosis anak 6-12 tahun : 250-500 mg
 Dosis dewasa : 500 mg
 Waktu pemberian : 3-4 x sehari
 Cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi : analgetik-antipiretik
 Kontra indikasi :
- gangguan fungsi hati yang berat
- penderita tukak lambung
13) Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan
6. Bagan Alir
Mulai

Menyiapkan
anestetikum
Mengambil
tang cabut

Memb Memberi
extraks Menged eri instruksi Selesai
i ep luka resep pasca
pencabuta
n

7. Unit terkait 1. Poli Gigi

8. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai