Anda di halaman 1dari 10

Nama : Wiwin Elis Sumarni

P17324416004
Jalum 1 A

Peran Bidan sebagai Agen Perubahan pada Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Agen Perubahan


Pengertian agen perubahan (The Change Agent) adalah individu atau seseorang
yang bertugas mempengaruhi target/sasaran perubahan agar mereka mengambil
keputusan sesuai dengan arah yang dikehendakinya. Agen perubahan
menghubungkan antara sumber perubahan (Inovasi, Kebijakan Publik dll) dengan
sistem masyarakat yang menjadi target perubahan. Dengan demikian komunikasi
adalah alat strategi bagi tercapainya suatu perubahan dalam organisasi maupun
sistem sosial dalam masyarakat.

Semua agen perubahan bertugas membuat jalinan komunikasi antara pengusaha


perubahan (sumber inovasi) dengan sistem klien (sasaran inovasi).

2. peran agen perubahan adalah:


Ada tujuh peran agen perubahan yang dapat diidentifikasi dalam proses
mengenalkan sebuah inovasi kepada suatu sistem klien.
1. Membangkitkan kebutuhan untuk berubah bayi baru lahir
Seorang agen perubahan awalnya sering membantu klien menjadi sadar
akan kebutuhan untuk merubah sikap/tingkah laku mereka. Dalam tujuan
untuk memulai proses perubahan, agen perubahan mengusulkan alternatif
baru dari masalah yang terjadi, menguraikan dengan baik dan jelas
pentingnya masalah tersebut untuk diatasi, dan meyakinkan klien bahwa
mereka mampu untuk menghadapi masalah tersebut. Agen perubahan
menilai kebutuhan klien sangat penting pada tahap ini dan juga mencoba
membantu klien untuk mendapat kebutuhan yang lebih baik.
2. Memantapkan hubungan pertukaran informasi
Ketika kebutuhan akan perubahan dibuat/diciptakan, seorang agen
perubahan harus mengembangkan hubungan dengan kliennya. Agen
perubahan dapat meningkatkan hubungan dengan klien dengan sikap
dapat dipercaya (credible), kompeten, dan terpercaya (trustworthy) dan
juga empati terhadap kebutuhan dan masalah klien. Klien harus menerima
agen perubahan sebelum mereka akan menerima inovasi yang
dipromosikannya. Inovasi dinilai pada dasar bagaimana agen perubahan
itu dirasakan oleh klien.
3. Mendiagnosa masalah yang dihadapi
Agen perubahan bertanggungjawab untuk menganalisis masalah para klien
untuk menentukan mengapa alternatif yang ada tidak cocok dengan
kebutuhan mereka. Dalam menuju kesimpulan analisis, agen perubahan
harus melihat situasi dengan empatik dari sudut pandang klien. Disini agen
perubahan akan mencoba untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi
klien dan mencoba menemukan inovasi yang paling tepat. Agen perubahan
melihat masalah dengan kacamata klien, artinya kesimpulan diagnosa
harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien, bukan berdasarkan
pandangan pribadi agen perubahan.
4. Membangkitkan kemauan klien untuk berubah
Setelah agen perubahan mengeksplorasi/menyelidiki bermacam-macam
kesempatan dari tindakan yang dapat mengantarkan klien mencapai tujuan
mereka, agen perubahan mencari cara agar mereka tertarik dengan
inovasi. Namun, cara yang digunakan harus tetap berorientasi pada klien,
artinya berpusat pada kebutuhan klien jangan terlalu menonjolkan inovasi
(tersirat).
5. Mewujudkan kemauan dalam perbuatan
Agen perubahan mencoba untuk mempengaruhi sikap klien dalam
menyesuaikan saran/rekomendasi berdasarkan kebutuhan para klien.
Jaringan interpersonal mempengaruhi dari pengamatan jarak dekat yang
paling penting pada tahap persuasi dan keputusan dalam proses
pengambilan keputusan inovasi. Agen perubahan dapat secara efektif
menstabilkan perilaku baru di kalangan sistem klien melalui penguatan
pesan kepada klien yang sudah mengadopsi. Komunikasi interpersonal
akan lebih efektif kalau dilakukan antar teman yang dekat dan sangat
bermanfaat kalau dimanfaatkan pada tahap persuasi dan tahap keputusan
inovasi. Oleh kerena itu dalam hal tindakan agen perubahan yang paling
tepat menggunakan pengaruh secara tidak langsung, yaitu dapat
menggunakan pemuka masyarakat agar mengaktifkan kegiatan kelompok
lain.
6. Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak
berkelanjutannya inovasi
Agen perubahan mungkin secara efektif menstabilkan tingkah laku baru
sampai menguatkan pesan kepada klien yang telah mengadopsi, dengan
demikian seperti “membekukan” tingkah laku/sikap baru dari klien.
Bantuan ini diberikan ketika seorang klien sedang berada pada tahap
implementasi atau konfirmasi dalam proses keputusan inovasi.
7. Mengakhiri hubungan ketergantungan
Tujuan akhir dari agen perubahan adalah untuk mengembangkan sikap
memperbaharui diri (self-renewing) dalam bagian dari klien. Ketika
perubahan telah terjadi pada klien dan dipandang telah stabil, maka
seorang agen perubahan harus dapat menarik dirinya untuk keluar dari
urusan dengan mengembangkan kemampuan klien untuk menjadi change
agent bagi dirinya sendiri. Dengan kata lain, change agent berusaha untuk
merubah sistem klien dari posisi mempercayai change agent menjadi
mempercayai dirinya sendiri atau seseorang dari kalangan mereka sendiri.

( http://solihatrahmita.blogspot.co.id/2014/04/agen-perubahan-change-
agent.html )

Kode Etik :

3. Perubahan Paradigma Kebidanan pada bayi

1. MENYUSUI BAYI
Saat terpenting waktu menyusui adalah pada beberapa hari pertama

setelah melahirkan. Bila seorang ibu ditolong dengan baik pada saat ia mulai

menyusui, mungkin ibu tersebut akan terus menyusui.

Di rumah sakit, pemberian ASI harus dimulai di meja persalinan. Ibu dari

bayi

harus diselimuti agar tetap hangat. Biarkan ibu mendekap bayinya dan bayi

mengisap payudara. Pada saat ini akan terjadi hal-hat sebagai berikut :

a. Saat terbaik bagi bayi untuk belajar mengisap. Bayi mungkin sangat engah

(tahu) dan secara refleks mengisapnya kuat.

b. lsapan meransang produksi oksitosin yang membantu menghentikan

pendarahan.

c. Bayi mendapatkan susu jolong yang berharga.

d. Jam-jam pertama setelah melahirkan merupakan saat terpenting terjalin ikatan

antara ibu din anak. Menyusui segera setelah melahirkan membuat ibu

mencintai dan merawat bayinya. Ibu akan lebih mudah menyusui untuk jangka

waktu yang lama. Bila terjadi keterlambatan, biarpun dalam beberapa jam,

proses menyusui lebih sering gagal.

Oleh karenanya, paradigma memisahkan ibu setelah bayi lahir sekarang sudah

ditinggalkan dan dialihkan ke Rooming In untuk menjalin keakrabran batiniah

antara ibu

dan bayi.
Contoh issu dan etika dalam asuhan neonatal

Seorang ibu muda tidak mau menyusui bayinya dengan alasan masih lelah sehabis

melahirkan dan merasa air susunya belum keluar serta takut bentuk payudaranya

akan berubah. Hal ini bertentangan dengan salah satu hak asasi yang dimiliki bayi

baru lahir, yaitu “ hak mendapatkan gizi yang baik “.

Bidan seharusnya tidak membiarkan hal tersebut, namun melakukan konseling

kepada ibu dan keluarganya agar mengubah keputusan ibu untuk mau menyusui

bayinya.

( Suryani Soepardan.2007.Etika Kebidanan dan Hukum kesehatan Jakarta: EGC )

Kasus

Di desa Bojong kenyot seorang ibu yang sudah melakukan persalinan normal oleh
bidan T. Tidak lama setelah persalinan Bayi Baru Lahir tersebut dibersihkan oleh
seorang paraji yang membantu bidan T dalam penanganan ibu bersalin. Paraji
tersebut langsung membersihkan bayi dengan menggunakan minyak kelapa agar

A. Kasus

JAKARTA,KOMPAs.com - Kegiatan mencuci tangan pakai sabun biasanya


dilakukan sebelum menyantap makanan, sesudah makan dan setelah buang air
besar. Tetapi, sebuah studi terbaru menunjukkan, cuci tangan pakai sabun (CTPS)
juga penting dilakukan khususnya bagi ibu menyusui untuk mencegah risiko
perkembangan penyakit dan kematian pada bayi.

Pernyataan itu disampaikan oleh Wendy Sarasdyani koordinator Public-Private


Partnership for Handwashing (PPP-HWWS), di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Wendy menjelaskan, Maternal Child Health Integrated Program (MCHIP) yang
didukung dana dari USAID melakukan penelitian di beberapa daerah di Indonesia
seperti Serang, Banten, Kutai dan Bireun. Penelitian ini khusus melihat dan
memantau perilaku masyarakat sebelum menyusui, dan apa dampaknya pada
pertumbuhan Balita. Rencananya, penelitian ini akan dipublikasi secara resmi pada
14 Oktober mendatang

"Temuan mereka itu menunjukkan, bayi baru lahir usia 0-29 hari kasus
kematiannya tinggi, salah satunya akibat perilaku ibunya yang tidak cuci tangan
sebelum menyusui. Karena terjadi transfer penyakit dari tangan ibu ke bayi saat
dia menyusui," papar Wendy .

Ia menuturkan, adalah suatu hal yang wajar jika banyak para orangtua khususnya
ibu hamil yang tidak tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat tidak mencuci
tangan sebelum menyusui bayi mereka. Pasalnya, tenaga medis profesional seperti
halnya dokter dan bidan pun belum banyak yang sadar.

Untuk mengatasi hal tersebut, Wendy menuturkan, harus ada upaya preventif
salah satunya dengan memberdayakan dan mengedukasi para bidan. Mengingat
masih minimnya informasi kepada masyarakat khususnya yang ada di daerah-
daerah terpencil terkait kapan waktu yang tepat untuk melakukan CTPS .

"Kita pernah melakukan formative study di 7 (tujuh) lokasi di Indonesia. Jadi, salah
satu agen perubahan perilaku yang sangat berpengaruh itu adalah ibu, anak
sekolah, dan bidan," imbuhnya.

Ditambahkannya, dipilihnya bidan sebagai agen perubahan dikarenakan masih


banyak masyarakat di desa yang lebih percaya dan mengandalkan bidan
ketimbang dokter. Dengan kata lain, jika bidan tersebut dapat di edukasi dan
mendapatkan pemahaman yang benar akan pentingnya praktik CTPS, diharapkan
informasi tersebut sampai kepada ibu-ibu yang sedang hamil dan menyusui.

"Kalau didesa bidan itu sudah seperti dewa, lebih-lebih dari dokter. Hal itu yang
kita anggap mengapa bidan berperan sebagai agen perubahan," tandasnya.

Di sebuah desa pabuaran Subang Jawa Barat ada seorang ibu yang bersalin di
Rumah bidan T. Selama menunggu pembukaan lengkap, klien ditemani oleh paraji
yang sengaja didatangkan oleh kerabat terdekat klien. Sesaat setelah persalinan,
paraji malah membantu membersihkan bayi padahal seharusnya sebelum bayi
dbersihkan, bayi harus melakukan metode IMD.

a. Bidan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir


b. Bidan mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan
keluarga
c. Bidan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko
tinggi dan mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi yang
melibatkan klien dan keluarga.
d. Bidan mengubah strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya pada bayi baru lahir.
e. Bidan mengubah pola kebiasaan masyarakat pada bayi baru lahir

http://www.kompasiana.com/dorasamaria/bayi-anda-pakai-gurita-dan-bedong-
ketat 20 desember 2016

. Analisis Peran Bidan sebagai agen perubahan yang berkaitan dengan Kode
Etik Kebidanan
Dari studi kasus di atas bidan telah melakukan peran sebagai agen perubahan
dengan cara kebiasaan masyarakat tentang perawatan bayi baru lahir yang
dipakaikan bedong . Hal ini dapat disimpulkan bahwa bidan telah melakukan
kewajibannya diantaranya :

1. Kewajiban Bidan terhadap klien dan Masyarakat

a. Bidan sebagai agen perubahan wajib melakukan perubahan pada pola


kebiasaan masyarakat setempat pada lingkup bayi baru lahir.
b. Bidan sebagai agen perubahan wajib memberikan pembinaan ditunjukan
kepada perilaku masyarakat yang sudah sehat agar tetap dipertahankan
kesehatannya.
c. Bidan melakukan pendekatan melalui masing-masing keluarga Pendekatan
melalui langsung pada setiap individunya sendri,mungkin cara ini lebih
efektif

d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada


peran,tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien keluarga
dan masyarakat. Diantaranya:
1. Bidan dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan tugas
dan kewajiban yang telah digariskan dalam Permenkes 1464 tahun
2010 antara lain :
Pasal 11 ayat 1 kewenangan bidan yang berbunyi : Pelayanan
kesehatan anak yang diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak
balita, dan anak pra sekolah.

Pasal 11 ayat 2 kewenangan bidan yang berbunyi :

1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk


resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusui dini,
injeksi vit K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal
(0-28 hr) dan perawatan tali pusat
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk
3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
rujukan
4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
5) Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak
prasekolah
6) Pemberian konseling dan penyuluhan
7) Pemberian surat keterangan kelahiran
8) Pemberian surat keterangan kematian

2. Melayani bayi dan anak prasekolah, pengawasan tumbang,


imunisasi perawatan bayi dan memberikan petunjuk pada ibu
tentang makanan yang benar untuk bayi / balita sesuai usia.

2. Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya

a. Bidan sebagai agen perubahan wajib menjalankan tugasnya yaitu


mengubah kepercayaan zaman dahulu ke zaman sekarang yang dengan
dilandasi kesehatannya. Contohnya : Zaman dahulu masyarakat terpencil
terhadap bayi baru lahir suka dipakaikan bedong selama beberapa bulan,
mereka mempercayai bahwa pemakaian bedong tersebut untuk menolong
kaki bayi yang bengkok menjadi lurus padahal itu semua tidak ada
hubugannya dengan kaki. Memang bayi baru lahir bentuk kakinya O atau
bengkok tetapi dengan bertambahnya usia kakinya akan berubah
sendirinya menjadi lurus.
b. Bidan sebagai agen perubahan perilaku masyarakat yang tidak sesuai
dengan nilai nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai
kesehatan, atau dari perilaku yang negatif ke perilaku yang positif.

3. Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan

a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk


menciptakan suasana kerja yang nyaman .
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan yang lainnya.
4. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya

a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberika
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
b. Setiap bidan harus senatiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
c. Dalam menjalankan tugas profesinya, bidan tidak diperkenankan mencari
keuntungan peribadi dengan menjadi agen promosi suatu produk.
d. Berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang
dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

a. Setiap bidan harus memelihara kesehatan dirinya agar dapat


melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
b. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar diterima oleh masyarakat atas perubahan
yang ada.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah , Nusa dan tanah air

a. Bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-


ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam agen
perubahan dilingkup bayi baru lahir dan kesehatan keluarga serta
masyarakat.
b. Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi di
masyarakat yang berhubungan dengan tugas profesi kebidanan, misalnya
penelitian mengenai: Berapa banyak animo masyarakat di suatu daerah
terhadap fasilitas KIA/KB yang telah disediakan oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai