Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MADU DI KOTA BLITAR

CONSUMER PREFERENCE ANALYSIS TOWARDS PURCHASING


DECISIONS OF HONEY BEE IN BLITAR CITY
Januar Arif Budiman1), Bambang Ali Nugroho2), Hari Dwi Utami2)
1)
Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang
2)
Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang 65145 Indonesia
Email : januararievbudiman@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen dalam


pengambilan keputusan pembelian produk madu di Kota Blitar dan bertujuan untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan di
apotek dan outlet madu. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 Mei sampai 6 Juni 2014.
Metode penelitian menggunakan metode survei dan wawancara. Teknik menggunakan
accidental sampling sebanyak 100 responden, yaitu yang kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat membuat responden jika dilihat cocok. analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif regresi berganda dan analisis faktor. Analisis faktor dan regresi diekstraksi untuk
menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi adalah “Promosi,
kejelasan harga, dan akses lokasi”, “Tempat penjualan dan Motivasi:, “Sosial dan tingkat
kehidupan”, “Psikologi dan kepribadian”, “Kesesuaian harga dan daya saing harga”, Kultur
dan gaya hidup”, dan preferensi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian madu
di Kota Blitar.

Keywords: Accidental sampling, Pembelian konsumen, madu

ABSTRACT

The purpose of this research is analyze consumer preference in decision making


product purchase honey at Blitar City and to know factor affect purchasing decision.
Research on pharmacy and honey outlet. This research was conducted from 6 until to 6 June
2014. That research applied a survey and interview. Sampling techniques using accidental
sampling as much as 100 respondents, that is who coincidentally met with researcher could
be made respondents if seen fit. the analysis of the data used is a descriptive analysis of
multiple regression and factor analysis. Factor and regression analysis were executed to
analyze the data. The results showed that the "Promotion, clarity price, and access location",
"The sales and Motivation :," Social and level of life "," Psychology and personality ","
Conformity price and price competitiveness ", culture and lifestyle", and preferences
significantly influence the purchasing decisions of honey in Blitar.

Key words: Accidental sampling, consumer buying, honey bee


maka perusahaan dapat menentukan
PENDAHULUAN tingkat kelayakan produk yang akan
ditawarkan ke pasar.
Latar Belakang Respon konsumen terhadap suatu
Indonesia merupakan salah satu produk perlu mendapat perhatian dari
negara yang memiliki potensi aneka ragam perusahaan jika perusahaan tersebut tetap
jenis lebah penghasil madu dan jenis bertahan dalam industrinya. Untuk dapat
tanaman berbunga sebagai sumber pakan menganalisis preferensi konsumen dalam
lebah yang cukup besar untuk melakukan pembelian dan perlu
memproduksi madu, hal itu dapat dikelola diperhatikan faktor penentu yang menjadi
secara profesional dengan konsumsi madu dasar perilaku konsumen itu sendiri.
oleh masyarakat yang terus meningkat, Faktor penentu dapat dikelompokkan
maka industri perlebahan akan semakain menjadi tiga kategori, yaitu pengaruh
maju. Seiring berkembangnya zaman dan lingkungan, perbedaan produk dan
kesadaran masyarakat saat ini, madu telah pengaruh individual serta proses
dikenal sebagai salah satu bahan makanan psikologis (Kotler,2007).
atau minuman alami yang mempunyai Kondisi tersebut masih
peranan penting dalam kehidupan dan membutuhkan suatu studi mengenai
kesehatan. perilaku konsumen terhadap madu,
Madu merupakan produk alam sehingga dapat digunakan sebagai dasar
yang dihasilkan oleh lebah yang baik dalam pengambilan kebijakan oleh pelaku
untuk dikonsumsi manusia, karena bisnis dan pemerintah. Hal ini dapat
mengandung bahan gizi yang sangat dijadikan sebagai solusi bagi peternak dan
essensial. Madu tidak hanya digunakan pelaku bisnis madu dalam rangka
sebagai bahan pangan namun madu juga meningkatkan volume pemasaran
dapat digunakan sebagai obat, produknya.
menghilangkan rasa lelah dan letih dapat
pula digunakan untuk menghaluskan kulit Rumusan Masalah
(Purbaya, 2002). Perkembangan produk madu
Banyaknya permintaan madu saat kemasan cukup pesat di Indonesia hal ini
ini menjadikan produk madu kemasan ditandai dengan munculnya berbagai
cukup pesat di Indonesia hal ini ditandai industri/usaha lebah madu baik skala kecil
dengan munculnya berbagai industri/usaha (home industry), sedang maupun skala
lebah madu baik skala kecil (home besar sehingga menimbulkan persaingan
industry), sedang maupun skala besar dalam pasar.
sehingga menimbulkan persaingan dalam
pasar. Beberapa manfaat dari madu antara 1. Bagaimana preferensi konsumen
lain untuk meningkatkan gizi masyarakat, dalam pengambilan keputusan
menciptakan pekerjaan dan peningkatan pembelian produk madu di Blitar?
kesejahteraan masyarakat pada umumnya. 2. Faktor-faktor apa saja yang
Berbagai strategi telah dilakukan mempengaruhi konsumen dalam
oleh perusahaan madu untuk persaingan melakukan keputusan pembelian
pasar yang ada, diantaranya adalah dengan madu di Kota Blitar?
menawarkan berbagai jenis merek, harga,
kemasan dan berbagai varian rasa yang Tujuan
berbeda beda kepada konsumen. Maksud dan tujuan dari penelitian ini
Perusahaan harus mengetahui keinginan adalah sebagai berikut:
konsumen dan keadaan pasar sehingga 1. Menganalisis preferensi konsumen
produk dapat diterima oleh konsumen. dalam keputusan pembelian produk
Untuk mengetahui preferensi sebuah pasar, madu
2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah pertanyaan adalah konsisten atau stabil
yang dapat mempengaruhi keputusan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001).
pembelian produk madu di Kota
Blitar. 3. Analisis Faktor
Analisis faktor adalah analisis yang
Kegunaan Penelitian tepat untuk menganalisis yang tepat untuk
Memberikan informasi preferensi mengenalis data-data masukan yang
kepada produsen madu dalam pengambilan berupa data yang matrik dan terdiri dari
keputusan pembelian produk madu serta variabel-variabel dengan jumlah besar.
faktor yang dapat mempengaruhi Dua alasan yang mendasari penggunaan
keputusan pembelian produk madu di Kota analisis faktor, pertama menyederhanakan
Blitar. seperangkat data yang melalui reduksi
seperangkat variabel responden dalam
MATERI DAN METODE jumlah besar menjadi seumlah kecil faktor
yang tetap memiliki sebagian besar
Lokasi dan waktu penelitian informasi yang terdapat pada seperangkat
Penelitian ini dilaksanakan pada data sebelum direduksi (data original).
tanggal 6 Mei - 6 Juni 2014. Pemilihan
lokasi dilakukan dengan sengaja 4. Regresi berganda
berdasarkan pada pertimbangan bahwa
lokasi otlet atau apotek tersebut banyak Regresi linier adalah metode statistik yang
dikenal oleh masyarakat Blitar maupun digunakan untuk membentuk model
luar Blitar. hubungan antara variabel terikat
(dependen) dengan satu atau lebih variabel
Metode pengambilan data bebas (independen) (Kurniawan, 2008).
Metode penelitian yang digunakan Rumus regresi berganda adalah:
adalah metode interview atau wawancara Y=a + b1 X1 + b2 X2 +b3 X3 + e
dengan cara bertanya langsung kepada Keterangan:
responden dan dengan daftar pertanyaan Y = Keputusan Pembelian
questionnaire diberikan responden secara a = Konstanta
accidental sampling atau kebetulan dalam b1, b2 = Koefisien regresi
penelitian sebanyak 100 responden. X1, X2 = Variabel
e = Standart error
Analisis Data
1. Uji Validitas HASIL DAN PEMBAHASAN
Validitas merupakan alat untuk
mengukur data yang menjelaskan Profil Outlet Madu
kesesuaian instrumen yaitu antara alat ukur Usaha outlet madu “Al-Kautsar”
dengan apa yang diukur. Instrument didirikan oleh Ibu Ratna pada taggal 25
dinyatakan valid apabila mampu mengukur Juni 2006 dengan nama sama seperti nama
apa yang ingin diukur atau dapat produk yang dipasarkan yaitu “Al-
mengungkapkan data dan variabel yang Kautsar”. Kata “Al-Kautsar” berasal dari
diteliti secara tepat. bahasa arab yang artinya adalah nikmat
yang berlimpah. Outlet madu tersebut
2. Uji Reabilitas mengambil nama „‟Al-Kautsar”
Uji Reliabilitas adalah suatu indeks diharapkan agar mudah dalam
yang menunukkan sejauh mana hasil suatu pengucapan, dan mudah diingat konsumen
pengukuran dapat dipercaya. Suatu khususnya konsumen yang beragama
kuesioner dinyatakan reliabel atau handal Islam dan mempunyai arti tersendiri di hati
jika jawaban seseorang terhadap konsumen. Sehingga dengan kata-kata
yang bagus dan mempunyai arti yang baik
tersebut konsumen diharapkan akan lebih konsumen terhadap apa yang
tertarik untuk melakukan keputusan diinginkannya sangat dipengaruhi oleh
pembelian madu khususnya di outlet “Al- aktivitas, teman-teman dan pengetahuan
Kautsar” di Blitar konsumen.
Lokasi outlet tersebut berada di
Jalan Cimanuk RT 01/RW 01 no.31 Jeding
Kota Blitar, dimana lokasinya terletak
dekat dengan sekolah di sebelah utara Kota
Blitar dan termasuk jalur arah pariwisata
yaitu Candi Penataran dan Kolam renang
Penataran. Outlet “Al-Kautsar‟‟
mempunyai peternakan lebah madu di
antaranya di Malang dan di Blitar. Usaha
ini mempunyai sebuah gudang di Gambar. 2 Kerakteristik Jenis Kelamin
Kabupaten Blitar tepatnya yang di jadikan Responden
sebagai tempat pengemasan berbagai jenis
produk madu kemasan, royal jelly maupun Gambar 2 menunjukkan bahwa
bee pollen yang nantinya di kirim ke outlet 56% konsumen madu adalah laki-laki dan
“Al-Kautsar” dan siap untuk di pasarkan. 44% adalah perempuan. Hal tersebut
terjadi karena pada umumnya laki-laki
Karakteristik Responden adalah kepala keluarga yang
Karekteristik responden yang mengharuskan laki-laki mempunyai
diteliti adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan yang lebih berat dari pada
pekerjaan, pendidikan, pengeluaran, dan perempuan. Hal ini juga di dukung data
frekuensi pembelian per bulan. karakteristik konsumen berdasarkan usia
31 - 40 tahun. Usia ini tergolong usia kerja
15-20
Usia tahun
yang mempunyai rutinitas kerja yang
21-30 sangat banyak dan untuk melewati
19% 0% 23%
tahun rutinitas tersebut konsumen madu memilih
31-40 madu untuk menjaga stamina tubuh agar
27% 31% tahun tetap sehat dalam menjalankan
41-50
rutinitasnya.
tahun

Gambar. 1 Karakteristik Usia Responden


Jenis Pekerjaan
Gambar 1 menunjukkan bahwa 4%
20% 13%
konsumen madu di dominasi oleh Pelajar/maha
konsumen konsumen yang berusia 31-40 siswa
25% 38%
tahun yaitu dengan presentase sebesar Pegawai
31%. Hal tersebut dikarenakan madu pada negeri
masyarakat sekitar di yakini dapat sebagai
penambah stamina dalam rutinitas kerja.
Selain digunakan sebagai penambah Gambar 3. Kerakteristik Responden
stamina madu di gunakan sebagai obat Berdasarkan Jenis Pekerjaan
bagi penderita penyakit tertentu. Setelah
itu diikuti dengan kelompok usia 21-30 Hasil dari survey sebesar 75
sebanyak 23%, usia 41-50 dengan responden yang telah mengisi kuisioner
presentase 27% dan pada kelompok usia menunjukkan bahwa 38% konsumen madu
51-60 19%. Ditambahkan oleh adalah Pegawai Negeri. Hal ini juga
Hermaninanto (2002) bahwa pilihan didukung oleh dua data sebelumnya
mengenai karakteristik konsumen satupun konsumen madu yang menjadi
berdasarkan usia dan karakteristik responden dalam penelitian ini memiliki
konsumen berdasarkan jenis kelamin. pendidikan terakhir SD/sederajat. Hal ini
Presentase yang sangat tinggi pada jenis juga didukung data karakteristik konsumen
pekerjaan Pegawai Negeri tersebut berdasarkan usia dan pekerjaan yang
menunjukkan bahwa produk madu lebih menunjukkan bahwa konsumen madu
banyak diminati oleh para pegawai negeri didominasi konsumen yang berusia 31-40
yang pada umumnya mempunyai rutinitas tahun dan memiliki pekerjaan sebagai
yang banyak dan usianya tergolong dalam pegawai negeri. Ditambahkan oleh
usia kerja. Hal ini didukung data Nurmansyah (2006) Seseorang yang
karakteristik konsumen berdasarkan usia mempunyai pengetahuan dan tingkat
yang memperlihatkan bahwa mayoritas pendidikan yang lebih tinggi cenderung
konsumen madu adalah berusia 31 – 40 akan memilih produk yang lebih baik
tahun . Hal tersebut sesuai dengan Kotler kualitasnya daripada yang berpendidikan
(2002) yang menyebutkan bahwa rendah. Selain melihat dari sisi kualitas
pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pangan yang dikonsumsinya, konsumen
pola konsumsinya, di dalam hal ini dengan pendidikan yang jauh lebih tinggi
pemasar harus bisa mengidentifikasi juga melihat lebih jauh terhadap
kelompok profesi yang memiliki kekuatan keburukan dan resiko dalam
di atas rata-rata produk madu dan mengkonsumsi produk, serta cenderung
perusahaan harus bisa mengklasifikasikan berprilaku lebih kritis dalam pembelian
produknya untuk kelompok profesi. dan pemilihan sesuatu produk.

Pendidikan Terakhir Pengeluaran


SD/Sederajat
0% 1% 7% 8% 5%
SMP/Sederaja 100 - 500 ribu
52% 40% t 24% 23% 600 -1 juta
SMA/Sederaj
at 40% 1 - 1,5 juta
Sarjana
1,6 - 2 juta

Gambar 4. Karakteristik Responden


berdasarkan pendidikan Gambar. 5 Karakteristik Responden
terakhir berdasarkan pengaluaran

Berdasarkan gambar 6 diatas, Tingkat pengeluaran berkaitan erat


diketahui bahwa dari 75 responden52% dengan daya beli responden untuk
konsumen madu yang menjadi responden membeli produk madu. Selain itu tingkat
dalam penelitian ini memiliki pendidikan penegeluaran juga berpengaruh terhadap
terakhir Sarjana. 40% konsumen madu keputusan pembelian. Data sebelumnya
yang menjadi responden dalam penelitian menunjukkan bahwa dominan pembeli
ini memiliki pendidikan terakhir atau konsumen adalah dari umur 31-40 dan
SMA/Sederajat. 7% konsumen madu yang dari kalangan pekerja sebagai pegawai
menjadi responden dalam penelitian ini negeri. Berdasarkan hasil survey
memiliki pendidikan terakhir menggunakan kuisioner diketahui bahwa
SMP/sederajat. Kemudian hanya ada 1% konsumen madu memiliki pengeluaran
konsumen madu yang menjadi responden yang jauh berbeda. Hal tersebut
dalam penelitian ini memiliki pendidikan ditunjukkan oleh gambar yang
terakhir Akademi/sederajat. Dan tidak menunjukkan bahwa 5% konsumen
memiliki pengeluaran per bulannya Hasil Analisis Faktor
sebesar 100-500 ribu, 23% memiliki
pengeluaran sebesar 600 – 1juta, 40%
memiliki pengeluaran 1 juta – 1,5 juta,
24% memiliki pengeluaran sebesar 1,6 – 2
juta per bulan dan 8% memiliki
pengeluaran >2 juta per bulannya. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen memiliki
konsumen yang cukup merata jika
dibedakan berdasarkan jumlah
pengeluaran per bulannya.

Frekuensi Pembelian

1- 2 kali
3 - 5 kali 23%
34%
6 - 10 kali
Tidak tentu 22%
21%

Gambar. 6 Indikator Frekuensi Pembelian

Berdasarkan Gambar 6 diatas Tabel. 1 Hasil Analisis Faktor


diketahui bahwa sebagian besar, yaitu 34%
konsumen madu yang menjadi responden Faktor Promosi, Kejelasan Harga dan
dalam penelitian ini hanya melakukan Akses Lokasi
pembelian madu sebanyak 1-2 kali Faktor pertama yang terbentuk
pembelian dalam satu bulan.Presentase adalah “Promosi, Kejelasan Harga dan
paling besar sebesar 23% konsumen madu Akses Lokasi” yang terdiri dari akses
yang menjadi responden dalam penelitian lokasi, kejelasan harga, internet, mulut ke
ini melakukan pembelian madu dalam satu mulut dan personal selling. Promosi, harga
bulannya tidak menentu. Selanjutnya 22% dan akses lokasi adalah tiga variabel yang
konsumen madu yang menjadi responden saling berhubungan dimana suatu promosi
dalam penelitian ini melakukan pembelian dalam suatu produk akan menentukan
madu sebanyak 6-10 kali pembelian dalam harga suatu produk tersebut dan akses
satu bulan. Presentase terkecil berukuran lokasi yang baik akan menentukan
21% konsumen madu yang menjadi keberhasilan dari penjualan produk yang
responden dalam penelitian ini melakukan dipasarkan. Pada indeks 1 yang
pembelian madu sebanyak 3-5 kali berpengaruh kuat dengan nilai loading
pembelian dalam satu bulan. factor sebesar 0,926 yaitu personal selling.
Haliana (2009) menyatakan bahwa Personal selling akan mempengaruhi
perbedaan frekuensi pembelian dapat keputusan pembelian karena dalam
disebabkan karena nafsu makan seseorang, personal selling akan memberikan presepsi
pendapatan, kepuasan atau rasa bosan. yang positif terhadap kualitas produk.
Frekuensi pembelian menunjukkan “Promosi, Kejelasan Harga dan Akses
loyalitas atau kesetiaan terhadap suatu Lokasi” memiliki presente varians
produk untuk melakukan pembelian ulang. tertinggi yaitu 36,14 yang artinya
“Promosi, Kejelasan Harga dan Akses
Lokasi” mampu menjelaskan 36,14% dari 9,20 yang menunjukkan bahwa faktor
25 variabel awal. “Tempat Penjualan, Publik relation dan
Motivasi” dapat menjelaskan sebanyak
Faktor Produk dan Peranan Status 9,20% dari 25 variabel.
Faktor kedua yang terbentuk
adalah “Produk dan Kenyamanan Tempat” Faktor Sosial, Referensi dan Tingkat
yang terdiri dari merek, ukuran, kemasan, Kehidupan
aneka rasa dan peranan status. Peranan Faktor ke empat yang terbentuk
status dan produk merupakan dua variabel adalah “Sosial, Referensi dan Tingkat
yang berhubungan dimana semakin tinggi Kehidupan”. Variabel yang paling
peranan dan status konsumen akan mempengaruhi adalah adalah kelas sosial
mempengaruhi tingkat pembelian suatu dengan loading faktor 0.692. Kelas sosial
produk. Pada indeks 2 yang berpengaruh merupakan tolak ukur pembeli dalam
kuat mempunyai loading factor 0,847 pembelajaran pembelian suatu produk
yaitu ukuran. Ukuran yang bervarian akan yang nantinya dapat mempengaruhi
mempengaruhi keputusan pembelian serta pembelian dalam suatu produk madu.
memberikan presepsi yang positif terhadap Presentase varians dari indeks 4 adalah
kualitas suatu produk. Presentasi varians 7,18 yang menunjukkan bahwa indeks 4
dari indeks 2 “Produk dan Peranan Status” “Sosial, Referensi dan Tingkat
adalah 11,59 yang menunjukkan bahwa Kehidupan” dapat menjelaskan sebanyak
faktor “Produk dan Peranan Status” dapat 7,18% dari 25 variabel.
menjelaskan sebanyak 11,59% dari 25
variabel. Faktor Psikologi dan Kepribadian
Faktor ke lima yang terbentuk
Faktor Tempat Penjualan, Publik adalah “Psikologi dan Kepribadian” yang
relation dan Motivasi terdiri dari kepribadian, pembelajaran dan
Faktor ke tiga yang terbentuk pandangan. Variabel yang paling
adalah “Tempat Penjualan, Publik relation mempengaruhi adalah pandangan dengan
dan Motivasi”. Tempat merupakan hal loading factor 0.799. Pandangan/Presepsi
yang sangat penting karena tempat yang merupakan kegiatan sosial yang digunakan
nyaman dan bersih akan mempengaruhi oleh seorang individu untuk memilih,
atau memotivasi konsumen dalam mengorganisasi, dan menginterprestasikan
pembelian suatu produk, oleh karena itu masukan informasi produk yang akan di
perusahaan harus selalu menjaga tempat belinya. Presentase varians dari indeks 5
penjualan dan faktor-faktor yang adalah 5,43 yang menunjukkan bahwa
mempengaruhi agar konsumen dapat indeks 5 “Psikologi dan Kepribadian”
dengan mudah mengambil keputusan dapat menjelaskan sebanyak 5,43% dari 25
dalam pembelian suatu produk. Pada variabel.
indeks 3 yang berpengaruh kuat
mempunyai loading factor 0,845 adalah Faktor Kesesuaian Harga dan Daya
kebersihan tempat. Tempat penjualan yang Saing Harga
bersih merupakan salah satu motivasi Pada faktor 6 yang terbentuk
konsumen datang ke outlet ataupun apotek adalah “Kesesuaian harga dan Daya Saing
penjualan madu di Kota Blitar, kebersihan Harga”. Kesesuaian harga dan daya saing
akan menjadi acuan dalam pembelian harga adalah dua variabel yang saling
dikarenakan konsumen akan memilih berkaitan atau berhubungan dimana dalam
tempat penjualan yang bersih dan akan suatu produk yang memiliki kesesuaian
mempercayai produk madu yang akan di harga akan mempengaruhi atau
jual. Presentasi varians dari indeks menentukan daya saing hargan suatu
3“Tempat Penjualan dan Motivasi” adalah produk tersebut. Variabel yang paling
mempengaruhi adalah kesesuaian harga Model persamaan regresi linier
dengan nilai loading 0.717. Kesesuaian berganda yang didapatkan adalah sebagai
harga yang dicantumkan dalam penjualan berikut :
setidaknya haruslah sama dengan produk
yang dijual, sehingga konsumen tidak akan Y = 4,095 + 0,191 X1 + 0,218 X2 + 0,171
merasa rugi dalam pembelian produk yang X3 + 0,156 X4 + 0,032 X5 + 0,101
akan dibeli. Presentase varians dari indeks X6 + 0,095 X7 + 0,097 X8 + 0,065
6 adalah 4,83 yang menunjukkan bahwa X9 + 0,032 X10 – 0,049 X11 – 0,155
indeks 6 “Kesesuaian harga dan Daya X12 – 0,081 X13 – 0,273 X14 + 0,053
Saing Harga” dapat menjelaskan sebanyak X15
4,83% dari 25 variabel.
Tabel 2. Menunjukkan model regresi
Faktor Kultur dan Gaya Hidup tersebut memiliki koefisien
Pada faktor 7 yang terbentuk determinasi 65,4%. Hal ini
adalah “Kultur dan Gaya Hidup”. Variabel mwnunjukkan bahwa model regresi
yang paling mempengaruhi “Kultur dan yang didapatkan mampu menjelaskan
Gaya Hidup” adalah budaya (Kultur) pengaruh antara variabel-variabel X
dengan nilai loading 0.834. Budaya terhadap Y sebesar 65,4% dan sisanya
(Kultur) kepercayaan dan kebiasaan yang sebesar 34,6% dijelaskan oleh variabel
digunakan untuk menunjukkan perilaku lain yang tidak dibahas dalam
konsumen langsung dari kelompok penelitian ini.
masyarakat tertentu dan nantinya berharap
suatu kelompok akan menirunya untuk
setelah membeli produk yang telah
dibelinya. Presentase varians dari indeks 7
adalah 4,20 yang menunjukkan bahwa
indeks 7 “Kultur dan Gaya Hidup” dapat
menjelaskan 4,20% dari 25 variabel.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


Tanpa Preferensi

Tabel 3. Analisis Regresi Berganda Dengan adanya


Preferensi

Tabel 2. Analisis Regresi Berganda Tanpa


Preferensi
Model persamaan regresi linier c. Sebanyak 42,67 konsumen lebih
berganda yang didapatkan adalah sebagai menyukai jenis Madu Sono
berikut : 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian madu di Kota
Y = 4,284 + 0,192 X1 + 0,244 X2 + 0,173 Blitar yaitu “Promosi, Kejelasan harga
X3 + 0,166 X4 + 0,037 X5 + 0,106 X6 + dan lokasi”, “Produk dan Peranan
0,095 X7 + 0,038 X8 + 0,067 X9 + 0,030 Status”, Tempat penjualan, Publik
X10 – 0,062 X11 – 0,158 X12 – 0,078 Relation dan Motivasi”, faktor sosial,
X13 – 0,280 X14 + 0,054 X15 + 0,043 Referensi danTingkat Kehidupan”,
X16 “Psikologi dan Kepribadian”
“Kesesuaian Harga dan Daya Saing
Tabel 3. Menunjukkan model regresi Harga”, “Kultur dan Gaya Hidup”,
tersebut memiliki koefisien Preferensi dan pekerjaan 4
determinasi 65,4%. Hal ini (wiraswasta dengan ibu rumah
mwnunjukkan bahwa model regresi tangga).
yang didapatkan mampu menjelaskan
pengaruh antara variabel-variabel X Saran
terhadap Y sebesar 65,4% dan sisanya
sebesar 34,6% dijelaskan oleh variabel 1. Diharapkan agar produsen madu atau
lain yang tidak dibahas dalam oultet dapat meningkatkan faktor
penelitian ini. Produk dan sosial untuk meningkatkan
keputusan pembelian madu di kota
Hasil regresi bergandamenunjukkan bahwa Blitar.
variabel “Promosi, kejelasan harga,
dan akses lokasi”, “Tempat penjualan 2. Perlu dikaji lebih lanjut mengenai
dan Motivasi:, “Sosial dan tingkat kualitas pelayanan dan tingkat
kehidupan”, “Psikologi dan kepuasan konsumen.
kepribadian”, “Kesesuaian harga dan
daya saing harga”, Kultur dan gaya DAFTAR PUSTAKA
hidup” dan preferensi mempengaruhi Haliana, N. 2009. Analisis Faktor-Faktor
konsumen terhadap keputusan Yang Mempengaruhi Konsumen
pembelian madu di kota Blitar.
Dalam Pengambilan Keputusan
KESIMPULAN DAN SARAN Pembelian Produk Mie Instan Merk
Indomie. Jurnal Manajemen Dan
Kesimpulan Bisnis. Universitas Gunadarma.
Jakarta
Berdasarkan hasil dan pembahasan Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran.
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya Penerbit Airlangga. Jakarta
maka kesimpulan dari penelitian ini Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran
sebagai berikut : Jilid 1 Edisi Milenium, Penerbit PT.
1. Preferensi konsumen terhadap Prehalindo, Jakarta.
keputusan pembelian madu di Kota Nurmansyah, A. 2006. Analisis Pengaruh
Blitar adalah : Konsumen dalam Keputusan
a. Sebanyak 64,0% konsumen lebih Pembelian Kartu IM3 Di Bandar
suka membeli madu untuk menjaga Lampung. SKRIPSI. Departemen
stamina dan sebagai obat Manajemen Fakultas Ekonomi Dan
b. Sebanyak 53,33% konsumen Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
memilih kemasan berukuran 570ml Bogor.
berukuran besar
Purbaya, J. R. .2002. Mengenal dan
memanfaatkan khasiat madu
alami. Pionir Jaya. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai