DECISIONS OF HONEY BEE IN BLITAR CITY Januar Arif Budiman1), Bambang Ali Nugroho2), Hari Dwi Utami2) 1) Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang 2) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145 Indonesia Email : januararievbudiman@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian produk madu di Kota Blitar dan bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan di apotek dan outlet madu. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 Mei sampai 6 Juni 2014. Metode penelitian menggunakan metode survei dan wawancara. Teknik menggunakan accidental sampling sebanyak 100 responden, yaitu yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat membuat responden jika dilihat cocok. analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif regresi berganda dan analisis faktor. Analisis faktor dan regresi diekstraksi untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi adalah “Promosi, kejelasan harga, dan akses lokasi”, “Tempat penjualan dan Motivasi:, “Sosial dan tingkat kehidupan”, “Psikologi dan kepribadian”, “Kesesuaian harga dan daya saing harga”, Kultur dan gaya hidup”, dan preferensi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian madu di Kota Blitar.
Keywords: Accidental sampling, Pembelian konsumen, madu
ABSTRACT
The purpose of this research is analyze consumer preference in decision making
product purchase honey at Blitar City and to know factor affect purchasing decision. Research on pharmacy and honey outlet. This research was conducted from 6 until to 6 June 2014. That research applied a survey and interview. Sampling techniques using accidental sampling as much as 100 respondents, that is who coincidentally met with researcher could be made respondents if seen fit. the analysis of the data used is a descriptive analysis of multiple regression and factor analysis. Factor and regression analysis were executed to analyze the data. The results showed that the "Promotion, clarity price, and access location", "The sales and Motivation :," Social and level of life "," Psychology and personality "," Conformity price and price competitiveness ", culture and lifestyle", and preferences significantly influence the purchasing decisions of honey in Blitar.
maka perusahaan dapat menentukan PENDAHULUAN tingkat kelayakan produk yang akan ditawarkan ke pasar. Latar Belakang Respon konsumen terhadap suatu Indonesia merupakan salah satu produk perlu mendapat perhatian dari negara yang memiliki potensi aneka ragam perusahaan jika perusahaan tersebut tetap jenis lebah penghasil madu dan jenis bertahan dalam industrinya. Untuk dapat tanaman berbunga sebagai sumber pakan menganalisis preferensi konsumen dalam lebah yang cukup besar untuk melakukan pembelian dan perlu memproduksi madu, hal itu dapat dikelola diperhatikan faktor penentu yang menjadi secara profesional dengan konsumsi madu dasar perilaku konsumen itu sendiri. oleh masyarakat yang terus meningkat, Faktor penentu dapat dikelompokkan maka industri perlebahan akan semakain menjadi tiga kategori, yaitu pengaruh maju. Seiring berkembangnya zaman dan lingkungan, perbedaan produk dan kesadaran masyarakat saat ini, madu telah pengaruh individual serta proses dikenal sebagai salah satu bahan makanan psikologis (Kotler,2007). atau minuman alami yang mempunyai Kondisi tersebut masih peranan penting dalam kehidupan dan membutuhkan suatu studi mengenai kesehatan. perilaku konsumen terhadap madu, Madu merupakan produk alam sehingga dapat digunakan sebagai dasar yang dihasilkan oleh lebah yang baik dalam pengambilan kebijakan oleh pelaku untuk dikonsumsi manusia, karena bisnis dan pemerintah. Hal ini dapat mengandung bahan gizi yang sangat dijadikan sebagai solusi bagi peternak dan essensial. Madu tidak hanya digunakan pelaku bisnis madu dalam rangka sebagai bahan pangan namun madu juga meningkatkan volume pemasaran dapat digunakan sebagai obat, produknya. menghilangkan rasa lelah dan letih dapat pula digunakan untuk menghaluskan kulit Rumusan Masalah (Purbaya, 2002). Perkembangan produk madu Banyaknya permintaan madu saat kemasan cukup pesat di Indonesia hal ini ini menjadikan produk madu kemasan ditandai dengan munculnya berbagai cukup pesat di Indonesia hal ini ditandai industri/usaha lebah madu baik skala kecil dengan munculnya berbagai industri/usaha (home industry), sedang maupun skala lebah madu baik skala kecil (home besar sehingga menimbulkan persaingan industry), sedang maupun skala besar dalam pasar. sehingga menimbulkan persaingan dalam pasar. Beberapa manfaat dari madu antara 1. Bagaimana preferensi konsumen lain untuk meningkatkan gizi masyarakat, dalam pengambilan keputusan menciptakan pekerjaan dan peningkatan pembelian produk madu di Blitar? kesejahteraan masyarakat pada umumnya. 2. Faktor-faktor apa saja yang Berbagai strategi telah dilakukan mempengaruhi konsumen dalam oleh perusahaan madu untuk persaingan melakukan keputusan pembelian pasar yang ada, diantaranya adalah dengan madu di Kota Blitar? menawarkan berbagai jenis merek, harga, kemasan dan berbagai varian rasa yang Tujuan berbeda beda kepada konsumen. Maksud dan tujuan dari penelitian ini Perusahaan harus mengetahui keinginan adalah sebagai berikut: konsumen dan keadaan pasar sehingga 1. Menganalisis preferensi konsumen produk dapat diterima oleh konsumen. dalam keputusan pembelian produk Untuk mengetahui preferensi sebuah pasar, madu 2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah pertanyaan adalah konsisten atau stabil yang dapat mempengaruhi keputusan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001). pembelian produk madu di Kota Blitar. 3. Analisis Faktor Analisis faktor adalah analisis yang Kegunaan Penelitian tepat untuk menganalisis yang tepat untuk Memberikan informasi preferensi mengenalis data-data masukan yang kepada produsen madu dalam pengambilan berupa data yang matrik dan terdiri dari keputusan pembelian produk madu serta variabel-variabel dengan jumlah besar. faktor yang dapat mempengaruhi Dua alasan yang mendasari penggunaan keputusan pembelian produk madu di Kota analisis faktor, pertama menyederhanakan Blitar. seperangkat data yang melalui reduksi seperangkat variabel responden dalam MATERI DAN METODE jumlah besar menjadi seumlah kecil faktor yang tetap memiliki sebagian besar Lokasi dan waktu penelitian informasi yang terdapat pada seperangkat Penelitian ini dilaksanakan pada data sebelum direduksi (data original). tanggal 6 Mei - 6 Juni 2014. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja 4. Regresi berganda berdasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi otlet atau apotek tersebut banyak Regresi linier adalah metode statistik yang dikenal oleh masyarakat Blitar maupun digunakan untuk membentuk model luar Blitar. hubungan antara variabel terikat (dependen) dengan satu atau lebih variabel Metode pengambilan data bebas (independen) (Kurniawan, 2008). Metode penelitian yang digunakan Rumus regresi berganda adalah: adalah metode interview atau wawancara Y=a + b1 X1 + b2 X2 +b3 X3 + e dengan cara bertanya langsung kepada Keterangan: responden dan dengan daftar pertanyaan Y = Keputusan Pembelian questionnaire diberikan responden secara a = Konstanta accidental sampling atau kebetulan dalam b1, b2 = Koefisien regresi penelitian sebanyak 100 responden. X1, X2 = Variabel e = Standart error Analisis Data 1. Uji Validitas HASIL DAN PEMBAHASAN Validitas merupakan alat untuk mengukur data yang menjelaskan Profil Outlet Madu kesesuaian instrumen yaitu antara alat ukur Usaha outlet madu “Al-Kautsar” dengan apa yang diukur. Instrument didirikan oleh Ibu Ratna pada taggal 25 dinyatakan valid apabila mampu mengukur Juni 2006 dengan nama sama seperti nama apa yang ingin diukur atau dapat produk yang dipasarkan yaitu “Al- mengungkapkan data dan variabel yang Kautsar”. Kata “Al-Kautsar” berasal dari diteliti secara tepat. bahasa arab yang artinya adalah nikmat yang berlimpah. Outlet madu tersebut 2. Uji Reabilitas mengambil nama „‟Al-Kautsar” Uji Reliabilitas adalah suatu indeks diharapkan agar mudah dalam yang menunukkan sejauh mana hasil suatu pengucapan, dan mudah diingat konsumen pengukuran dapat dipercaya. Suatu khususnya konsumen yang beragama kuesioner dinyatakan reliabel atau handal Islam dan mempunyai arti tersendiri di hati jika jawaban seseorang terhadap konsumen. Sehingga dengan kata-kata yang bagus dan mempunyai arti yang baik tersebut konsumen diharapkan akan lebih konsumen terhadap apa yang tertarik untuk melakukan keputusan diinginkannya sangat dipengaruhi oleh pembelian madu khususnya di outlet “Al- aktivitas, teman-teman dan pengetahuan Kautsar” di Blitar konsumen. Lokasi outlet tersebut berada di Jalan Cimanuk RT 01/RW 01 no.31 Jeding Kota Blitar, dimana lokasinya terletak dekat dengan sekolah di sebelah utara Kota Blitar dan termasuk jalur arah pariwisata yaitu Candi Penataran dan Kolam renang Penataran. Outlet “Al-Kautsar‟‟ mempunyai peternakan lebah madu di antaranya di Malang dan di Blitar. Usaha ini mempunyai sebuah gudang di Gambar. 2 Kerakteristik Jenis Kelamin Kabupaten Blitar tepatnya yang di jadikan Responden sebagai tempat pengemasan berbagai jenis produk madu kemasan, royal jelly maupun Gambar 2 menunjukkan bahwa bee pollen yang nantinya di kirim ke outlet 56% konsumen madu adalah laki-laki dan “Al-Kautsar” dan siap untuk di pasarkan. 44% adalah perempuan. Hal tersebut terjadi karena pada umumnya laki-laki Karakteristik Responden adalah kepala keluarga yang Karekteristik responden yang mengharuskan laki-laki mempunyai diteliti adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan yang lebih berat dari pada pekerjaan, pendidikan, pengeluaran, dan perempuan. Hal ini juga di dukung data frekuensi pembelian per bulan. karakteristik konsumen berdasarkan usia 31 - 40 tahun. Usia ini tergolong usia kerja 15-20 Usia tahun yang mempunyai rutinitas kerja yang 21-30 sangat banyak dan untuk melewati 19% 0% 23% tahun rutinitas tersebut konsumen madu memilih 31-40 madu untuk menjaga stamina tubuh agar 27% 31% tahun tetap sehat dalam menjalankan 41-50 rutinitasnya. tahun
Gambar. 1 Karakteristik Usia Responden
Jenis Pekerjaan Gambar 1 menunjukkan bahwa 4% 20% 13% konsumen madu di dominasi oleh Pelajar/maha konsumen konsumen yang berusia 31-40 siswa 25% 38% tahun yaitu dengan presentase sebesar Pegawai 31%. Hal tersebut dikarenakan madu pada negeri masyarakat sekitar di yakini dapat sebagai penambah stamina dalam rutinitas kerja. Selain digunakan sebagai penambah Gambar 3. Kerakteristik Responden stamina madu di gunakan sebagai obat Berdasarkan Jenis Pekerjaan bagi penderita penyakit tertentu. Setelah itu diikuti dengan kelompok usia 21-30 Hasil dari survey sebesar 75 sebanyak 23%, usia 41-50 dengan responden yang telah mengisi kuisioner presentase 27% dan pada kelompok usia menunjukkan bahwa 38% konsumen madu 51-60 19%. Ditambahkan oleh adalah Pegawai Negeri. Hal ini juga Hermaninanto (2002) bahwa pilihan didukung oleh dua data sebelumnya mengenai karakteristik konsumen satupun konsumen madu yang menjadi berdasarkan usia dan karakteristik responden dalam penelitian ini memiliki konsumen berdasarkan jenis kelamin. pendidikan terakhir SD/sederajat. Hal ini Presentase yang sangat tinggi pada jenis juga didukung data karakteristik konsumen pekerjaan Pegawai Negeri tersebut berdasarkan usia dan pekerjaan yang menunjukkan bahwa produk madu lebih menunjukkan bahwa konsumen madu banyak diminati oleh para pegawai negeri didominasi konsumen yang berusia 31-40 yang pada umumnya mempunyai rutinitas tahun dan memiliki pekerjaan sebagai yang banyak dan usianya tergolong dalam pegawai negeri. Ditambahkan oleh usia kerja. Hal ini didukung data Nurmansyah (2006) Seseorang yang karakteristik konsumen berdasarkan usia mempunyai pengetahuan dan tingkat yang memperlihatkan bahwa mayoritas pendidikan yang lebih tinggi cenderung konsumen madu adalah berusia 31 – 40 akan memilih produk yang lebih baik tahun . Hal tersebut sesuai dengan Kotler kualitasnya daripada yang berpendidikan (2002) yang menyebutkan bahwa rendah. Selain melihat dari sisi kualitas pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pangan yang dikonsumsinya, konsumen pola konsumsinya, di dalam hal ini dengan pendidikan yang jauh lebih tinggi pemasar harus bisa mengidentifikasi juga melihat lebih jauh terhadap kelompok profesi yang memiliki kekuatan keburukan dan resiko dalam di atas rata-rata produk madu dan mengkonsumsi produk, serta cenderung perusahaan harus bisa mengklasifikasikan berprilaku lebih kritis dalam pembelian produknya untuk kelompok profesi. dan pemilihan sesuatu produk.
Pendidikan Terakhir Pengeluaran
SD/Sederajat 0% 1% 7% 8% 5% SMP/Sederaja 100 - 500 ribu 52% 40% t 24% 23% 600 -1 juta SMA/Sederaj at 40% 1 - 1,5 juta Sarjana 1,6 - 2 juta
Gambar 4. Karakteristik Responden
berdasarkan pendidikan Gambar. 5 Karakteristik Responden terakhir berdasarkan pengaluaran
Berdasarkan gambar 6 diatas, Tingkat pengeluaran berkaitan erat
diketahui bahwa dari 75 responden52% dengan daya beli responden untuk konsumen madu yang menjadi responden membeli produk madu. Selain itu tingkat dalam penelitian ini memiliki pendidikan penegeluaran juga berpengaruh terhadap terakhir Sarjana. 40% konsumen madu keputusan pembelian. Data sebelumnya yang menjadi responden dalam penelitian menunjukkan bahwa dominan pembeli ini memiliki pendidikan terakhir atau konsumen adalah dari umur 31-40 dan SMA/Sederajat. 7% konsumen madu yang dari kalangan pekerja sebagai pegawai menjadi responden dalam penelitian ini negeri. Berdasarkan hasil survey memiliki pendidikan terakhir menggunakan kuisioner diketahui bahwa SMP/sederajat. Kemudian hanya ada 1% konsumen madu memiliki pengeluaran konsumen madu yang menjadi responden yang jauh berbeda. Hal tersebut dalam penelitian ini memiliki pendidikan ditunjukkan oleh gambar yang terakhir Akademi/sederajat. Dan tidak menunjukkan bahwa 5% konsumen memiliki pengeluaran per bulannya Hasil Analisis Faktor sebesar 100-500 ribu, 23% memiliki pengeluaran sebesar 600 – 1juta, 40% memiliki pengeluaran 1 juta – 1,5 juta, 24% memiliki pengeluaran sebesar 1,6 – 2 juta per bulan dan 8% memiliki pengeluaran >2 juta per bulannya. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki konsumen yang cukup merata jika dibedakan berdasarkan jumlah pengeluaran per bulannya.
Frekuensi Pembelian
1- 2 kali 3 - 5 kali 23% 34% 6 - 10 kali Tidak tentu 22% 21%
Gambar. 6 Indikator Frekuensi Pembelian
Berdasarkan Gambar 6 diatas Tabel. 1 Hasil Analisis Faktor
diketahui bahwa sebagian besar, yaitu 34% konsumen madu yang menjadi responden Faktor Promosi, Kejelasan Harga dan dalam penelitian ini hanya melakukan Akses Lokasi pembelian madu sebanyak 1-2 kali Faktor pertama yang terbentuk pembelian dalam satu bulan.Presentase adalah “Promosi, Kejelasan Harga dan paling besar sebesar 23% konsumen madu Akses Lokasi” yang terdiri dari akses yang menjadi responden dalam penelitian lokasi, kejelasan harga, internet, mulut ke ini melakukan pembelian madu dalam satu mulut dan personal selling. Promosi, harga bulannya tidak menentu. Selanjutnya 22% dan akses lokasi adalah tiga variabel yang konsumen madu yang menjadi responden saling berhubungan dimana suatu promosi dalam penelitian ini melakukan pembelian dalam suatu produk akan menentukan madu sebanyak 6-10 kali pembelian dalam harga suatu produk tersebut dan akses satu bulan. Presentase terkecil berukuran lokasi yang baik akan menentukan 21% konsumen madu yang menjadi keberhasilan dari penjualan produk yang responden dalam penelitian ini melakukan dipasarkan. Pada indeks 1 yang pembelian madu sebanyak 3-5 kali berpengaruh kuat dengan nilai loading pembelian dalam satu bulan. factor sebesar 0,926 yaitu personal selling. Haliana (2009) menyatakan bahwa Personal selling akan mempengaruhi perbedaan frekuensi pembelian dapat keputusan pembelian karena dalam disebabkan karena nafsu makan seseorang, personal selling akan memberikan presepsi pendapatan, kepuasan atau rasa bosan. yang positif terhadap kualitas produk. Frekuensi pembelian menunjukkan “Promosi, Kejelasan Harga dan Akses loyalitas atau kesetiaan terhadap suatu Lokasi” memiliki presente varians produk untuk melakukan pembelian ulang. tertinggi yaitu 36,14 yang artinya “Promosi, Kejelasan Harga dan Akses Lokasi” mampu menjelaskan 36,14% dari 9,20 yang menunjukkan bahwa faktor 25 variabel awal. “Tempat Penjualan, Publik relation dan Motivasi” dapat menjelaskan sebanyak Faktor Produk dan Peranan Status 9,20% dari 25 variabel. Faktor kedua yang terbentuk adalah “Produk dan Kenyamanan Tempat” Faktor Sosial, Referensi dan Tingkat yang terdiri dari merek, ukuran, kemasan, Kehidupan aneka rasa dan peranan status. Peranan Faktor ke empat yang terbentuk status dan produk merupakan dua variabel adalah “Sosial, Referensi dan Tingkat yang berhubungan dimana semakin tinggi Kehidupan”. Variabel yang paling peranan dan status konsumen akan mempengaruhi adalah adalah kelas sosial mempengaruhi tingkat pembelian suatu dengan loading faktor 0.692. Kelas sosial produk. Pada indeks 2 yang berpengaruh merupakan tolak ukur pembeli dalam kuat mempunyai loading factor 0,847 pembelajaran pembelian suatu produk yaitu ukuran. Ukuran yang bervarian akan yang nantinya dapat mempengaruhi mempengaruhi keputusan pembelian serta pembelian dalam suatu produk madu. memberikan presepsi yang positif terhadap Presentase varians dari indeks 4 adalah kualitas suatu produk. Presentasi varians 7,18 yang menunjukkan bahwa indeks 4 dari indeks 2 “Produk dan Peranan Status” “Sosial, Referensi dan Tingkat adalah 11,59 yang menunjukkan bahwa Kehidupan” dapat menjelaskan sebanyak faktor “Produk dan Peranan Status” dapat 7,18% dari 25 variabel. menjelaskan sebanyak 11,59% dari 25 variabel. Faktor Psikologi dan Kepribadian Faktor ke lima yang terbentuk Faktor Tempat Penjualan, Publik adalah “Psikologi dan Kepribadian” yang relation dan Motivasi terdiri dari kepribadian, pembelajaran dan Faktor ke tiga yang terbentuk pandangan. Variabel yang paling adalah “Tempat Penjualan, Publik relation mempengaruhi adalah pandangan dengan dan Motivasi”. Tempat merupakan hal loading factor 0.799. Pandangan/Presepsi yang sangat penting karena tempat yang merupakan kegiatan sosial yang digunakan nyaman dan bersih akan mempengaruhi oleh seorang individu untuk memilih, atau memotivasi konsumen dalam mengorganisasi, dan menginterprestasikan pembelian suatu produk, oleh karena itu masukan informasi produk yang akan di perusahaan harus selalu menjaga tempat belinya. Presentase varians dari indeks 5 penjualan dan faktor-faktor yang adalah 5,43 yang menunjukkan bahwa mempengaruhi agar konsumen dapat indeks 5 “Psikologi dan Kepribadian” dengan mudah mengambil keputusan dapat menjelaskan sebanyak 5,43% dari 25 dalam pembelian suatu produk. Pada variabel. indeks 3 yang berpengaruh kuat mempunyai loading factor 0,845 adalah Faktor Kesesuaian Harga dan Daya kebersihan tempat. Tempat penjualan yang Saing Harga bersih merupakan salah satu motivasi Pada faktor 6 yang terbentuk konsumen datang ke outlet ataupun apotek adalah “Kesesuaian harga dan Daya Saing penjualan madu di Kota Blitar, kebersihan Harga”. Kesesuaian harga dan daya saing akan menjadi acuan dalam pembelian harga adalah dua variabel yang saling dikarenakan konsumen akan memilih berkaitan atau berhubungan dimana dalam tempat penjualan yang bersih dan akan suatu produk yang memiliki kesesuaian mempercayai produk madu yang akan di harga akan mempengaruhi atau jual. Presentasi varians dari indeks menentukan daya saing hargan suatu 3“Tempat Penjualan dan Motivasi” adalah produk tersebut. Variabel yang paling mempengaruhi adalah kesesuaian harga Model persamaan regresi linier dengan nilai loading 0.717. Kesesuaian berganda yang didapatkan adalah sebagai harga yang dicantumkan dalam penjualan berikut : setidaknya haruslah sama dengan produk yang dijual, sehingga konsumen tidak akan Y = 4,095 + 0,191 X1 + 0,218 X2 + 0,171 merasa rugi dalam pembelian produk yang X3 + 0,156 X4 + 0,032 X5 + 0,101 akan dibeli. Presentase varians dari indeks X6 + 0,095 X7 + 0,097 X8 + 0,065 6 adalah 4,83 yang menunjukkan bahwa X9 + 0,032 X10 – 0,049 X11 – 0,155 indeks 6 “Kesesuaian harga dan Daya X12 – 0,081 X13 – 0,273 X14 + 0,053 Saing Harga” dapat menjelaskan sebanyak X15 4,83% dari 25 variabel. Tabel 2. Menunjukkan model regresi Faktor Kultur dan Gaya Hidup tersebut memiliki koefisien Pada faktor 7 yang terbentuk determinasi 65,4%. Hal ini adalah “Kultur dan Gaya Hidup”. Variabel mwnunjukkan bahwa model regresi yang paling mempengaruhi “Kultur dan yang didapatkan mampu menjelaskan Gaya Hidup” adalah budaya (Kultur) pengaruh antara variabel-variabel X dengan nilai loading 0.834. Budaya terhadap Y sebesar 65,4% dan sisanya (Kultur) kepercayaan dan kebiasaan yang sebesar 34,6% dijelaskan oleh variabel digunakan untuk menunjukkan perilaku lain yang tidak dibahas dalam konsumen langsung dari kelompok penelitian ini. masyarakat tertentu dan nantinya berharap suatu kelompok akan menirunya untuk setelah membeli produk yang telah dibelinya. Presentase varians dari indeks 7 adalah 4,20 yang menunjukkan bahwa indeks 7 “Kultur dan Gaya Hidup” dapat menjelaskan 4,20% dari 25 variabel.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Tanpa Preferensi
Tabel 3. Analisis Regresi Berganda Dengan adanya
Preferensi
Tabel 2. Analisis Regresi Berganda Tanpa
Preferensi Model persamaan regresi linier c. Sebanyak 42,67 konsumen lebih berganda yang didapatkan adalah sebagai menyukai jenis Madu Sono berikut : 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian madu di Kota Y = 4,284 + 0,192 X1 + 0,244 X2 + 0,173 Blitar yaitu “Promosi, Kejelasan harga X3 + 0,166 X4 + 0,037 X5 + 0,106 X6 + dan lokasi”, “Produk dan Peranan 0,095 X7 + 0,038 X8 + 0,067 X9 + 0,030 Status”, Tempat penjualan, Publik X10 – 0,062 X11 – 0,158 X12 – 0,078 Relation dan Motivasi”, faktor sosial, X13 – 0,280 X14 + 0,054 X15 + 0,043 Referensi danTingkat Kehidupan”, X16 “Psikologi dan Kepribadian” “Kesesuaian Harga dan Daya Saing Tabel 3. Menunjukkan model regresi Harga”, “Kultur dan Gaya Hidup”, tersebut memiliki koefisien Preferensi dan pekerjaan 4 determinasi 65,4%. Hal ini (wiraswasta dengan ibu rumah mwnunjukkan bahwa model regresi tangga). yang didapatkan mampu menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel X Saran terhadap Y sebesar 65,4% dan sisanya sebesar 34,6% dijelaskan oleh variabel 1. Diharapkan agar produsen madu atau lain yang tidak dibahas dalam oultet dapat meningkatkan faktor penelitian ini. Produk dan sosial untuk meningkatkan keputusan pembelian madu di kota Hasil regresi bergandamenunjukkan bahwa Blitar. variabel “Promosi, kejelasan harga, dan akses lokasi”, “Tempat penjualan 2. Perlu dikaji lebih lanjut mengenai dan Motivasi:, “Sosial dan tingkat kualitas pelayanan dan tingkat kehidupan”, “Psikologi dan kepuasan konsumen. kepribadian”, “Kesesuaian harga dan daya saing harga”, Kultur dan gaya DAFTAR PUSTAKA hidup” dan preferensi mempengaruhi Haliana, N. 2009. Analisis Faktor-Faktor konsumen terhadap keputusan Yang Mempengaruhi Konsumen pembelian madu di kota Blitar. Dalam Pengambilan Keputusan KESIMPULAN DAN SARAN Pembelian Produk Mie Instan Merk Indomie. Jurnal Manajemen Dan Kesimpulan Bisnis. Universitas Gunadarma. Jakarta Berdasarkan hasil dan pembahasan Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran. yang telah diuraikan pada bab sebelumnya Penerbit Airlangga. Jakarta maka kesimpulan dari penelitian ini Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran sebagai berikut : Jilid 1 Edisi Milenium, Penerbit PT. 1. Preferensi konsumen terhadap Prehalindo, Jakarta. keputusan pembelian madu di Kota Nurmansyah, A. 2006. Analisis Pengaruh Blitar adalah : Konsumen dalam Keputusan a. Sebanyak 64,0% konsumen lebih Pembelian Kartu IM3 Di Bandar suka membeli madu untuk menjaga Lampung. SKRIPSI. Departemen stamina dan sebagai obat Manajemen Fakultas Ekonomi Dan b. Sebanyak 53,33% konsumen Manajemen. Institut Pertanian Bogor. memilih kemasan berukuran 570ml Bogor. berukuran besar Purbaya, J. R. .2002. Mengenal dan memanfaatkan khasiat madu alami. Pionir Jaya. Bandung.