Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PAHAM INTEGRALISTIK
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
PROFESI KEPENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
UBAIDILLAH

Di susun oleh :

1. M. Mukhoirul hasanudin 201388201.B249


2. Awatif
3. Marhumatul maula

PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (PBSI)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI SAMPANG
TAHUN 2013-2014

1
2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertama-tama, konsep tentang negara itu akan didefenisikan dalam konstitusi, yaitu
dituangkan dalam perumusan pasal-pasal, undang-undang dasar negara tersebut. Tentu, sepanjang
negara tadi menggunakan hukum dasar tertulis, seperti Indonesia sendiri misalnya. Hanya saja,
perumusan undang-undang dasar tidak saja mengatur secara lengkap dan rinci (dalam bentuk
tertulis) segala sesuatunya, atau rumusannya mengandung makna ganda atau kekurang pastian,
sehingga dibutuhkan pedoman lain utnuk menanggulangi masalah yang timbul. Selain dari
penjelasan resmi yang tersedia, pedoman ini didapat antara lain berbagai cara penafsiran atau
rumusan yang terkandung dalam undang-undang dasar yang tertulis tadi.
Yang ingin dijadikan sebagai pokok persoalan untuk dibahas disini ialah salah satu dari
konsep negara diatas. Konsep tersebut disatu pihak mempunyai konsekuensi pada hukum tata
negara dan kehidupan negara umumnya. Padahal di lain pihak, kedudukan konsep itu masih
belum sepenuhnya jelas, demikian pula kesesuaiannya dengan asas-asas konstitusional lainnya.
Singkatnya, konsep yang masih problematik. Konsep ini yang dimaksud adalah konsep negara
[yang] integralistik, atau konsepsi berdasarkan teori integralistik tentang negara.
Pencarian kejelasan mengenai negara yang integralistik ini bisa dilakukan dengan menyorot
beberapa segi. Salah satunya pemikiran Prof. Mr. Dr. Supomo melauli karya-karyanya dari
zaman ke zaman, memriksa cita-cita, pilihan-pilihan, atau ideologi yang terkandung didalam
sana. Atau melalui pembahasan hukum dalam masyarakat adat Indonesia, karena dikatakan
bahwa didalamnya ide integralistik. Atau membandingkan teori-teori dan filsafat tentang negara
sebagai pusat telaah, karena yang disebut Supomo teori integralistik itu telah dikenal sebagai teori
organis.]

3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian tentang paham integralistik?
2. Sebutkan pandangan tentang paham negara integralistik?
3. Jelaskan tiga teori yang lahir dalam pemikiran soepomo tentang negara integralistik?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Menjelaskan pengertian tentang paham integralistik.


2. Menyebutkan pandangan tentang paham negara integralistik.
3. Menjelaskan tiga teori yang lahir dalam pemikiran soepomo tentang negara integralistik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian

Menurut Soepomo, integralistik berarti negara tidak untuk menjamin kepentingan individu.
Bukan pula untuk kepentingan golongan tertentu, tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhya
sebagai satu kesatuan yang integral.Dalam konsep negara integralistik, negara adalah kesatuan
masyarakat yang organis dan tersusun secara integral. Di dalamnya, segala golongan, segala bagian,
semua individu berhubungan erat satu sama lain. Pemikiran ini didasarkan pada prinsip persatuan
antara pimpinan dan rakyat dan prinsip persatuan dalam negara seluruhnya. Bagi Soepomo, konsep
negara seperti ini cocok dengan alam pikiran ketimuran.Lagi menurutnya, pemikiran ini juga
didasarkan pada struktur sosial masyarakat Indonesia yang asli yang terdapat di desa-desa di
Indonesia. Bagi Soepomo, hal itu tidak lain merupakan ciptaan kebudayaan Indonesia
sendiri.Struktur sosial Indonesia meliputi aliran pikiran dan semangat kebatinan. Struktur
kerohaniannya bersifat persatuan hidup antara persatuan kawulo dan gusti. Persatuan dunia luar dan
dunia batin. Persatuan mikrokosmos dan makrokosmos. Persatuan antara rakyat dengan
pemimpinnya. Inilah yang disebut Soepomo sebagai ide atau konsep negara integralistik. Dalam
susunan persatuan antara rakyat dan pemimpinnya itu, segala golongan diliputi semangat gotong-
royong dan kekeluargaan. Inilah struktur sosial asli bangsa Indonesia. Hakekat republik Indonesia
adalah Republik Desa yang besar dengan unsur dan wawasan yang modern.
paham Integralistik ini berakar pada keanekaragaman budaya bangsa. Pancasila sebagai asas
kerohanian bangsa dan negara indonesia pada hakikatnya merupakan suatu asas kebersaman, asas
kekeluargaan serta religius. Dalam pengertian inilah maka bangsa indonesia dengan ke aneka
ragamannya membentuk suatu kesatuan yang integral yang disebut Negara Indonesia sebagai suatu
bangsa yang merdeka.

Bangsa indonesia yang membentuk suatu persekutuan hidup dengan mempersatukan keaneka
ragaman yang di milikinya dalam satu kesatuan yang integral. Melalui sidang BPUPKI tanggal 31
Mei 1945. Supomo mengusulkan paham Integralistik yang menurutnya paham ini berakar pada
keanekaragaman budaya bangsa namun hal itu justru mempersatukan dalam suatu kesatuan integral
yang disebut Negara Indonesia. Namun hendaklah dibedakan dengan konsep negara integralistik
sebagaimana yang di kembangkan oleh spinoza, Adam muller dan hegel. Bangsa indonesia terdiri

5
atas manusia manusia sebagai individu, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok, golongan-golongan,
suku bangsa-suku bangsa yang hidup dalam suatu wilayah yang terdiri atas beribu ribu pulau yang
memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam, keseluruhannya itu merupakan suatu kesatuan
integral baik lahir maupun batin (kaelan, 1996 : 132). Kesatuan integral bangsa dan negara indonesia
tersebut di pertegas dalam pokok pikiran pertama, “..... Negara melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah indonesia”.
Bangsa indonesia pada hakikatnya merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam pengertian yang demikian ini maka manusia
pada hakikatnya merupakan manusia yang saling bergantung antara satu sama lain. Sehingga hakikat
manusia itu bukanah total individu dan juga bukanlah makhluk total sosial. Relasi yang saling
bergantungan tersebut menunjukan bahwa manusia adalah merupakan suatu totalitas makhluk
individu dan makhluk sosial. Adapun penjelmaan dalam wujud persekutuan hidup bersama adalah
terwujud dalam suatu bangsa yang memiliki kesatuan yang integralistik.
Dalam pengertian ini paham integralistik memberikan suatu prinsip bahwa negara adalah suatu
kesatuan yang integral dari unsur-unsur yang menyusunnya, negara mnengatasi semua golongan
bagian-bagian yang membentuk negara, negara tidak memihak pada suatu golongan betapapun
golongan tersebut sebagai golongan terbesar. Negara dan bangsa adalah untuk semua unsur yang
membentuk kesatuan tersebut.
Dalam hubungan dengan masyarakat maka paham integralistik menggambarkan suatu
masyarakat sebagai suatu kesatuan organis yang integral yang setiap anggota, bagian, lapisan,
kelompok, golongan yang ada di dalamnya, satu sama lain saling berhubungan erat dan merupakan
satu kesatuan yang hidup. Eksistensi setiap unsur hanya berarti dalam hubungannya dengan
keseluruhan, setiap anggota, bagian, lapisan, kelompok dan golongan dalam masyarakat itu memiliki
tempat, fungsi, dan kedudukan masing- masing yang di akui, di hormati dan di hargai. Paham ini
berabgapan bahwa setiap unsur merasa berkewajiban akan terciptanya keselamatan, kesejahteraan
dan kebahagiaan bersama.

Paham integralistik yang terkandung dalam Pancasila meletakkan asas kebersamaan hidup,
mendambakan keselarasan dalam hubungan antar individu maupun masyarakat. Dalam pengertian ini
paham negara integralistik tidak memihak kepada yang kuat, tidak mengenal dominasi mayoritas dan
juga tidak mengenal tirani minoritas. Maka di dalamnya terkandung nilai kebersamaan,
kekeluargaan, ke “binneka tunggal ika” an, nilai religiusitas serta selaras. Bila dirinci maka paham
Negara Integralistik memiliki pandangan sebagai berikut :
1. Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral.
2. Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya.

6
3. Semua golongan, bagian dan anggotanya merupakan persatuan masyarakat yang organis.
4. Yang terpenting dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhnya.
5. Negara tidak memihak kepada sesuatu golongan atau perseorangan.
6. Negara tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat.
7. Negara tidak hanya untuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan saja.
8. Negara menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu kesatuan integral.
9. Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan.

Negara ini lahir tidaklah semudah membalikkan tangan. Negara ini lahir dengan adanya rasa
kecintaan tanah air yang tumbuh dari para Founding Father. Sehingga pada saat pembentukan dasar
Negara maka Soepomo berkesempatan untuk menyampaikan pemikiraanya dalam memberikan
rumusan dasar Negara yang sekarang ini disebut dengan pancasila.

Pemikiran soepomo ini pun membawa beberapa nilai yang kemudian disebut dengan tiga
teori yang lahir dari pemikiran Negara integralistik ini terdiri atas :

1.Teori individualistic yang menekankan bahwa Negara adalahmasyarakat hukum yang disusun atas
kontrak anatar seluruhindividu dalam masyarakat demi menjamin hak-hak individu didalam
masyarakat.
2.Teori pertentangan kelas atau teori golongan sebagaimanadiajarkan oleh Karl Marx, Engels dan
Lenin. Dalam teori ini,negara merupakan alat dari suatu golongan yang kuat untuk menindas
golongan yang lemah.
3.Teori integralistik berarti negara tidak untuk menjaminkepentingan individu. Bukan pula untuk
kepentingan golongantertentu, tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhyasebagai satu
kesatuan yang integral.
Pada saat itu terdapat lima hal yang dibawa oleh soepomo untuk menciptakansuatu dasar
Negara yang disebutnya dengan NegaraIntegralistik yang dinilai lebih sesuai dengan semangat
kekeluargaan. Sehingga melahirkan lima pokok pikiran terdiri atas berikut :
1.Paham Negara Persatuan yang mana Negara Indonesia merupakan Negaradengan banyak golongan
maka diharpakan dengan totalitas danintergralitas mampu menyatukan semua golongan yang ada.
2.Warga Negara hendaknya tunduk kepada Tuhan supaya ingat kepadaTuhan sesuai dengan
kepercayaan setiap golongannya.
3. Sistem Badan Permusyawaratan
4.Ekonomi Negara bersifat Kekeluargaan

7
5.Hubungan antar bangsa bersifat Asia Timur RayaSebelumnya Soepomo menjabarkan adanya tiga
permasalahan yang harusdiselesaikan sebelumnya. Yang mana harus adanya pemilihan akan
persatuan negara, negara serikat, persekutan Negara. Berkaitan dengan hubungan antara Negara dan
agama serta pemilihan bentuk Negara yang tepat untuk Indonesia republic atau kerajaan. Untuk
menemukan jawaban dari permasalahan diatas maka kembali pada pandangan negara integralistik
yang mana adanya persamaan antara para golongan tanpa pembedaan suku, ras dan agama. Hal ini
yang mampu di tonjolkan dalam pemikiran Soepomo yaitu ada hak asasi manusia tanpa adanya
diskriminasi. Ini lah yang menjadi keunggulan dari konsep Negara integralistik. Namun di balik
segala kelebihan yang dimiki oleh konsep Negara integralistik ini ada kekurangan yang
mengikutinya karena ternyata pemikiran atas konsep Negara integralistik ini mengacu pada suatu
Negara yang berideologikan fasisme.Sehingga menimbulkan ada pendapat bahwa apa yang dibawa
oleh Soepomo akankonsepsi Negara integralistik sesuai dengan nilai-nilai dasar serta masyarakat
Indonesia.
Namun dikarenakan adanya implikasi atas ideology yang sebelumnya merujuk fasisme maka
akan melahirkan suatu kewenangan yang otoriter didalam suatu pemerintahan.Ini lah yang kemudian
menjadi banyak perdebatan didalamnya baik perdebatan antara Soepomo degan Soekarno,
Moh.Yamin danHatta akan ideology yang dibawa oleh Indonesia.
Hal ini membuat suatu pengaruh pada orde pemerintahan di Indonesia sehingga membuat
para akademisi mengungkapkan bahwa konsep negara integralistik memang memberikan kekuasaan
yang sangat besar kepada negara, khususnya kepala negara dalamkehidupan kenegaraan dan
pemerintahan Indonesia. Ternyata apa yang dibawa oleh Soepomo ini jauh menjadi lebih dominan
dalam pembahasan ideologi yang dibawakan oleh setiap tokoh yang akan menyampaikanrumusan
dasar Negara. Pemikiran Soepomo ini ternyata sejalan dengan apa yangdibawakan oleh Soekarno
pada saat itu yang ternyata mengacu pada nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan.
Dikarenkannya dominansi yang kuat atas ideology yang dibawakan oleh Soepomo ini berimplikasi
pada system pemerintahan selanjutnya. Dalam melakukan penilaian terhadap konsepsi Negara
integralis perlu diperhatikan bahwa saat itu Soepomo memberikan masukan ini dikarenakan adanya
suatu kecintaan terhadap Negara agar tidak dijajah oleh Negara lain sesuai dengan pemikiran Hegel
dan Spinoza.

8
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

integralistik berarti negara tidak untuk menjamin kepentingan individu. Bukan pula untuk
kepentingan golongan tertentu, tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhya sebagai satu
kesatuan yang integral.Dalam konsep negara integralistik, negara adalah kesatuan masyarakat yang
organis dan tersusun secara integral. Di dalamnya, segala golongan, segala bagian, semua individu
berhubungan erat satu sama lain.

paham Integralistik ini berakar pada keanekaragaman budaya bangsa. Pancasila sebagai asas
kerohanian bangsa dan negara indonesia pada hakikatnya merupakan suatu asas kebersaman, asas
kekeluargaan serta religius. Dalam pengertian inilah maka bangsa indonesia dengan ke aneka
ragamannya membentuk suatu kesatuan yang integral yang disebut Negara Indonesia sebagai
suatu bangsa yang merdeka.

II.2 Saran

Kami menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna. Akan tetapi bukan
berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati kami semoga makalah
ini dapat memberikan sumbangsih pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat
menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

 http://anomalisemesta.blogspot.com/2008/03/prof-dr-mr-soepomo.html
 Achmad muchi, Drs., H.MM., dan rekan, 2007. Seri diktat kuliah pendidikan
pancasila.hal 42-47. Jakarta: Universitas Gunadarma
 http://noercholish-rustam.blogspot.com/2012/12/konsep-tentang-pandangan-negara.html
 http://rumahdiskusi.wordpress.com/2011/12/19/konsep-negarara-integralistik-mr-
soepomo/

10

Anda mungkin juga menyukai