Anda di halaman 1dari 15

MATERI KULWAP

PENDIDIKAN PRA NIKAH BASIC 1


PRINSIP BATCH#3
ADAB SEBELUM ILMU
Oleh Ustadz Muhammad Jamaluddin, Lc, MA

Daftar Isi
A. Pengantar ................................................................................ 2
B. Pengertian Adab ...................................................................... 3
C. Tujuan Rasulullah SAW diutus ................................................. 3
D. Macam-Macam Adab .............................................................. 5
1. Adab kepada Allah SWT ............................................................ 5
2. Adab kepada Rasulullah SAW ................................................... 6
3. Adab kepada kedua orang tua.................................................. 7
4. Adab kepada sesama manusia ................................................. 7
E. Pentingnya adab sebelum Ilmu ................................................ 8
F. Adab sebelum belajar Ilmu ...................................................... 9
G. Adab mencari dan memilih pasangan .................................... 11
H. Contoh Akhlak Para Nabi dan Rasul ....................................... 12
I. Penutup ................................................................................ 15

1
ADAB SEBELUM ILMU
A. Pengantar

Seringkali kita menginginkan sesuatu, dan keinginan itu


kadangkala kita memaksakan orang lain agar bisa melakukannya
juga seperti kita, tanpa melihat kondisi obyek dan keadaan
lingkungan sekitar. Padahal sebaik apapun keinginan itu, bukan
berarti melegalkan segala cara untuk mewujudkannya.
Islam mengajarkan tahapan-metode menyampaikan
kebaikan (dakwa) kepada orang lain; pertama, dengan cara
hikmah, cara ini seharusnya kita dulu yang melakukan, kemudian
kita sampaikan kepada orang lain dengan arif. Kedua, dengan
cara menyampaikan secara terusterang kepada obyek dengan
santun. Kalau obyek dakwah membantah, maka hendaklah
melakukan dialog yang baik (agar bisa saling memahami). (lihat
Q.S. An-Nahl: 125)
Cara menegur pasangan, hendaklah seperti yang dianjurkan
oleh Alquran diatas, mendahulukan adab kepada pasangan
sebelum menyampaikan keinginan. Sampaikan dengan sopan-
santun terlebih dahulu, agar keharmonisandalam keluarga tetap
terjaga. Dahulukun adab sebelum menyampaikan hasrat dan
keinginan.

2
B. Pengertian Adab

Adab menurut ibnu Hajar al astqolani adalah :


‫ق‬ ِ ‫ع أْنُهُ بَِأََّنَُّهُ أاْل َ أْخُذُ بِ َمَك‬
ِ ‫َاِر ِم أاْل َ أْخ ًَل‬ َ ‫ُض ُُه أْم‬ ُ َ‫َو أاْلَد‬
َ ‫ب ا أستِ أع َما ُل َما يُحأ َمدُ قَ أو اًل َوفِ أع اًل َو‬
ُ ‫عب ََّر بَ أع‬
“Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik
berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga
mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang
mulia”

C. Tujuan Rasulullah SAW diutus

Risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, begitu agung


dan mulia. Kemulian dan keagungan risalah Allah Swt itu terlihat
dalam akhlak Rasulullah Saw, Allah swt berfirman,
“sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan
yang baik. (lihat Qs.ayat 21)
Dipertegas dalam hadist Nabi bahwa beliau diutus untuk
memperbaiki akhlak manusia. ukuran kesempurnaan seorang
mukmin menurut Rasulullah saw adalah yang baik adab dan
akhlaknya; bahkan menentukan berat dan ringannya timbangan
amal di akhirat kelak, sebagaimana sabdanya.
‫الفاحش‬
َ ‫ض‬
ُ ‫وإن هللاَ يُب ِغ‬ َ ‫يوم القيام ِة ُْخلُ ٌق ح‬
َّ ‫س ٌن‬ َ ‫المؤم ِن‬
ِ ‫ميزان‬
ِ ِ ‫إن أثقَ َل ما ُو‬
‫ضع في‬ َّ
‫البُذي َء‬
“Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi
seorang Mu’min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak
menyukai orang yang berbicara keji dan kotor” (HR. At Tirmidzi).

3
Jika tujuan utama Rasulullah saw diutus untuk menjadikan
manusia beradab dan berakhlak, maka sepautnya kitapun
mendahulukan adab sebelum menyampaikan ilmu atau risalah
yang ingin kita sampaikan kepada orang lain.
Ada cotoh yang patut kita teladani dari Rasulullah saw,
yaitu fase ketika beliau belum diutus oleh Allah untuk menjadi
Nabi dan Rasul. Suatu hari Nabi mengumpulkan kaum Qurays di
bukit shofa, untuk menyampaikan dakwah secara terang-
terangan, dengan lugas beliau menyampaikan yang dimulai
dengan satu pertanyaan, “bagaimana pendapat kalian semua,
jika aku menyampaikan sesuatu, bahwa dari balik bukit ini ada
pasukan berkuda yang akan menyerang kalian? apakah kalian
percaya? mereka semua menjawab, kami pasti percaya! karena
kami tidak pernah menemukan anda berdusta, lalu Rasulullah
Saw, meneruskan ucapannya, aku hanya pengingat serta Rasul
untuk kalian dan untuk seluruh manusia, sesungguhnya ada azab
yang sangat pedih, Allah swt menyuruhku untuk mengingatkan
keluargaku yang terdekat, bahwa aku tidak dapat memberikan
sesutu yang bermafaat, dan tidak pula dapat memebantu nasib
kalian di akhirat, kecuali jika kalian mau bersaksi, bahwa tidak
ada tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusanNya”;
Abu Lahab, Paman Nabi bangkit dan berkata “celaka engkau hai
Muhammad, apakah hanya untuk ini kamu mengumpulkan
kami? Allah Swt membalas perkataan Abu Lahab dalam surat Al-
Lahab.
Kisah diatas menunjukan, bahwa sebelum Rasul
menyampaikan risalah tauhid, beliau di kenal oleh masyarakat

4
Mekah dan luar kota mekah sebagai orang yang berakhlak dan
beradab. Akhlak beliu yang membuat masyarakat mekah
percaya dengan beliau, akhlaknya terpuji yang membuat beliau
terkenal di masyarakat, dan karena adab, Khadijah saudagar
kaya raya iu jauh cinta kepada beliau. Jadi sebelum Rasul
menyampaikan risalah tauhid dari Allah swt, beliau dikenal di
masyarakat sebagia orang yang paling beradab.
sebelum Rasul menerima wahyu yang pertama yang
mengandung tentang sumber dari ilmu pengetahuan (yaitu
membaca), belaiu sudah mampu mempengaruhi masyarakat
mekah dengn akhlaknya yang mulia.

D. Macam-Macam Adab

Seoarng muslim harus tahu dan mengerti dong kepada siapa


saja dia harus beradab.

1. Adab kepada Allah SWT


Adab kepada Allah swt adalah wajib untuk kita fahami,
dan kita amalkan, agar kita disebut sebagi orang yang
bertakwa. Lukmanul Hakim menyampaikan kepada
anaknya dengan panggilan yang sangat lembut sekali, ya
bunayya (wahai anakku, ini panggilan yang lembut sekali
dalam bahasa arab), kemudian belaiu mengajari anaknya
dengan berkata “ janganlah kamu syirik kepada Allah
Swt, sesungguhnya syirik itu kezoliman yang besar.
Yang perlu kita ambil pelajaran dari QS. Lukman ayat 13
diatas, bahwa Lukmanul Hakim menyampaikan nasehat

5
kepada anaknya dengan sangat lemah-lembut, beliau
menunjukan adab yang baik kepada anaknya, setelahnya
baru menyampaikan tujuan dan maksud yang ingin di
sampaikan, bahwa hendaklah kamu berakhlak kepada
Allah swt, dengan cara tidak meyekutukannya.
Kebayangkan.. kalau kita punya pasangan hidup, atau
anak, kita panggil dia dengan suara teriak-teriak dan
menyuruh dengan kasar..bagaimana responya.. pasti
jengkel, sebel dan lain-lain.
Jadi adab kita kepada Allah swt dengan cara
bertakwa kepaNya, menjalankan segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya, kita melakukan sesuatu
apapun aktivitas kita seakan-akan melihat Allah
(Musyahadatullah), jika kita tidak mampu melihatNya,
maka yakinlah bahwa Allah Swt senantiasa melihat kita
(muroqobatullah). Sebab tidak ada daun yang jatuh
kecuali atas izin Allah swt, dan tidak ada benda yang kecil
yang ada di dasar lautan dan di padang sahara, kecuali
Allah mengetahuinya, palagi aktivitas keseharian kita,
pasti Allah tahu dan melihat.

2. Adab kepada Rasulullah SAW


Beradab kepada Rasulullah saw, dengan cara
menjalankan sunnah-sunnah beliau, menghormati
keturunan beliu, selalu mengucapkan salam dan
sholawat keatas beliau, Allahumma sholli wa sallim wa
baarik ala sayyidina Muhammadin wa ala aalihi wa

6
shohbhi wa ummatihi. Sehingga ada wujud rasa cinta kita
kepada Beliau.

3. Adab kepada kedua orang tua


Adab kepada kedua orangtua adalah wajib
setelah Allah dan RasulNya, Lukmanul Hakim menasehati
anaknya, agar berterimaksih kepada orangtua yang telah
mengandung dan membesarkannya (Qs.Luqman ayat
14). Dan dalam Qs. Al isra` ayat 23, Allah memerintahkan
kita agar tidah berkta kasar kepada kedua orangtua
dengan tidak membentaknya. Hai teman-teman
ketahuilah,.. bahwa Ridho Allah itu tergantung ridho
orangtua, dan murka Allah itu tergantung murka orang
tua”.
Jadi apapun masalahnya dengan orang tua kita,
harus di selesaikan dengan komunikasi yang baik, sampai
orang tua kita menyuruh kepada hal-hal yang tidak baik,
kita harus menolaknya dengan cara yang beradab, bukan
dengan cara kasar.

4. Adab kepada sesama manusia


Adab kepada sesama manusia, Lukmanul Hakim
melanjutkan nasehat kepada anaknya agar bersikap baik
kepada manusia,” Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

7
sombong lagi membanggakan diri, Dan sederhanalah
kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai
(Qs. Lukman ayat 18-19)

E. Pentingnya adab sebelum Ilmu

Abu Zakariya al-Anbari rahimahullah mengatakan,


‫ و أدب بال علم كروح بال جسد‬،‫علم بال أدب كنار بال حطب‬
“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa
ilmu seperti jasad tanpa ruh”
Yusuf bin Al Husain rahimahullah mengatakan,
‫باألدب تفهم العلم‬
“Dengan adab, engkau akan memahami ilmu”
Imam Malik rahimahullah mengatakan,
‫تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم‬
“Belajarlah adab sebelum belajar ilmu”
Abdullah Ibnu Mubarak berkata, “aku belajar adab selama
tigapuluh tahun dan aku menuntut ilmu selama duapuluh
tahun” Ibnul Qoyyim aljauzy berkata, Hampir saja sepertiga
agama itu adalah adab.

8
F. Adab sebelum belajar Ilmu

Sebaiknya sebelum belajar kita tahu dulu adab-adabnya,


agar ilmu yang kita dapatkan itu berkah dan bermanfaat bagi diri
kita sendiri dan barmanfaat bagi orang lain. Diantara adab-adab
penentut ilmu adalah :
1. Luruskan niat karena Allah Swt, bukan karena ingin dipuji
oleh manusia. Dengan itu dalam aktivitas belajar, kita
selalu melibatkan Allah swt. Karena setiap pekerjaan itu
tergantung niat kita masng-masing (alhadist).

2. Himmah Aliyah (memiliki semangat belajar yang tinggi),


untuk mendapatkan ilmu. Ilmu tidak didapatkan dengan
angan-angan tapi dengan tekad dan belajar yang kuat.
3. Jauhi perbuatan maksiat, sebaiknya dalam menuntut ilmu
hindari perbuatan maksiat, Imam syafi`I berkata dalam
syairnya “saya mengadu kepada imam Waqi` tetang satu
perkara yang membuat saya susah menghafal, maka beliau
menasehatiku dengan meninggalkan maksiat, karena ilmu
itu cahaya dan cahaya Allah itu tidak akan diberikan
kepada orang yang berbuat maksiat”.
4. Tidak sombong, baik sedang menuntut ilmu atau karena
ilmu yang sudah kita dapatkan, hendaklah tetap bersikap
rendah hati, sehingga ilmu yang diperolehnya itu dapat
memberi pentunjuk yang baik kepada diri sendiri dan
orang lain ke jalan yang benar.

9
5. Beradab kepada guru, dengan cara memperhatikannya
ketika dalam majlis ilmu, dalam mengajar,
menghormatinya ketika di luar majlis, menjaga nama
baiknya didalam masyarakat dan selalu mendoakan
untuknya walaupun mereka sudah meninggal dunia.
6. Menulis ulang yang sudah di ajarkan, Imam Syafi` berkata,
ikatlah buruanmu ketika sudah ditangkap, karena suatu
hal yang bodoh, seseorang yang sudah berburu kijang lalu
tidak mengikatnya dengan tali yang kuat, dan dia terus
bebru yang lain”. Allah swt bersumpah denga pena (wal
qolam) “demi pena”, menunjukan bahwa menulis itu
sangat penting.
7. Do`a adalah bagian yang sangat penting dalam berusaha,
mengharapkan bantuan Allah swt. Doa menuntjukan,
bahwa kita tidak hanya mengandalkan otak kita dalam
belajar, tidak mengandalkan kekuatan kita dalam
berusaha, “sesungguhnya tidak ada daya dan upaya,
kecuali dengan kita melibatkan Allah swt dalam segala
urusan kita.
8. Mengamalkan ilmu yang sudah kita dapatkan, kerena ilmu
tanpa amal laksan pohon tanpa buah, bahkan seorang
yang berilmu akan celaka jika dia tidak
mengamalkannya,lihat Qs. As-shof ayat 2-3.

10
G. Adab mencari dan memilih pasangan

Diantara adab mencari dan memilih pasangan adalah:


1. Luruskan niat karena ingin mencari ridho Allah dan
ingin menjalankan sunnah Rasul. Ini penting, agar
tujuan kita menikah sesuai dengan tujuan pernikahan
itu sendri, yaitu, sakinah mawaddah warahmah.
2. Libatkan Allah dalam proses memilih dn mencari
pasangan, dengan cara beristikhoroh (sholat
Istikhoroh) memohon petunjuk dari-Nya, berdo`a
agar memilih yang terbaik untuk kita, bukan
memaksa Allah untuk mengikuti pilihan kita.
3. Ingat pesan Rasulullah ketika proses mencari dan
memilih pasangan,
َ َ ْ َ ِّ
‫ين ت ِر َبت َيداك‬
َ َْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َْ ُ َْ َ ْ ُ َ ْ ُ
ِ ‫تنكح المرأة أألرب ٍع ألم أالها و ألحس أبها وجم أالها و أل أد أينها فاظفر أبذات الد‬
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara, karena
hartanya, keturunanya, kecantikannya, dan
agamanya, maka pilihlah wanita yang taat kepada
agama, maka kamu akan beruntung”.
4. Libatkan kedua orang tua untuk meyeleksi calon,
minta pendapat mereka, kalau kita sudah punya
calon sendiri dan menurut agama baik, beritahu
mereka dengan cara yang sopan, berikan alasan-
alasan yang logis dan dalil dalil agama. Karena ridho

11
orang tua itulah salah satu diantara sebab bahagia
tidaknya kita dalam berumahtangga.
5. Berusaha dan bertawakkal, kalau kita sudah
maksimal usahanya, maka serahkan sepenuhnya
kepada Allah swt, karena kita hanya bisa berencana
dan berusaha, keputusan ada ditangan Allah swt.

H. Contoh Akhlak Para Nabi dan Rasul

1. Nabi Musa as
Nabi musa mengajarkan kita agar ketika berjalan
dengan lawan jenis yang bukan mahrom, perempuan
di belakang dan laki-laki didepan. Adab inilah yang
membuat Safura binti Syuaib (anak perempuanya
Nabi Syua`ib), meminta kepada bapaknya untuk
menikah dengan Nabi Musa as, selain memang
karena Nabi Musa telah membantu mereka untuk
memberi minuman ternak ditengah keremunan dan
antrian para laki-laki di sebuah sumur di kota
Madyan.
“Kemudian datanglah kepada Musa salah
seorang dari kedua wanita itu berjalan dengan
tersipu malu, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku
memanggil kamu agar ia memberikan balasan
terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak)
kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya
(Syu´aib) dan menceritakan kepadanya cerita

12
(mengenai dirinya), Syu´aib berkata: "Janganlah
kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang
yang zalim itu" Salah seorang dari kedua wanita itu
berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya". Berkatalah dia (Syu´aib): "Sesungguhnya
aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah
seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa
kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu
cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu
kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak
memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang baik" (Qs.
Alqoshos ayat 25-27).
Note. Kita belajar dari Safura kepada bapaknya,
dia telah jatuh cinta kepada Nabi Musa, Safura
menyampaikan hasratnya dengan bahasa yang majas
dan sopan"Ya bapakku ambillah ia sebagai orang
yang bekerja (pada kita), bukan dengan bahasa yang
lugas, seperti “ bapak nikahkan aku dengan laki-laki
ini”! ini menunjukan diantara adab seorang anak
kepada orang tua.
2. Nabi Yusuf
Nabi Yusuf telah mengajarkan kepada kita tentang
adab kepada AllahSwt, dengan menghindar diri dari

13
kemaksiatan, diajak oleh seorang wanita cantik dan
rupawan, siti zulaiha untuk melakukan kekejian, tapi
beliau menolak karena takut kepada Allah swt,
didalam alquran dkisahkan, “Dan wanita (Zulaikha)
yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf
untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia
menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke
sini". Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah,
sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan
baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada
akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah
bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf,
dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan
wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari)
Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan
dari padanya kemungkaran dan kekejian.
Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba
Kami yang terpilih” (Qs. Yusuf ayat 23-24)
3. Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW, selalu memanggil istri-istrinya
dengan panggilannya yang menyenangkan, bahkan
kecemburuan para istrinya tidak membuat ia lantas
marah. Dan Rasulullah saw menyediakan waktu
khusus untuk bersenda-gurau dan bersenang-senang
dengan mereka. Seperti setelah beliau mengunjungi
istri-istrinya secara bergoliran, minum dalam satu

14
cangkir, makan dalam satu piring dengan istri adalah
kebiasaan Rasulullah saw.
Hal-hal yang kecil seperti ini perlu kita teladani dari
rasulullah saw.

I. Penutup
Bagi perempuan, belajarlah dari Siti Hajar yang rela
melepaskan suaminya untuk berdakwah walaupun ditinggalkan
dalam kondisi hamil tua, belajarlah dari Siti Khadijah yang selalu
siap menyelimuti suaminya dan menenangkanya ketika dalam
kondisi gundah, belajarlah dari Ummu Sulaim yang terus
berdadan cantik untuk suaminya dengan meberi pelayanan yang
terbaik dalam kondisi segenting apapun dalam rumah tangga.
Semoga teman-teman mendapatkan pasangan yang di
idam idamkan.. Aamiin ✅

Wallahualam bishawab...

15

Anda mungkin juga menyukai