Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995).

Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan,
yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah.
Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data.

Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu : status
kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh klien.

Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang
berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan
keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi
kesehatan lainnya.

Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan kepada klien.

B. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan
kesehatan klien.

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi
yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi
klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama
klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk
menambah / melengkapi data (re-assessment).

C. TUJUAN PENGKAJIAN

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien


2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah beriutnya.

D. KARAKTERISTIK DATA

1. Lengkap

Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang
terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya
klien tidak mau makan — kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau makan (tidak cocok
makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis, atau sebab-sebab yang lain.

2. Akurat dan nyata

Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata
untuk membuktikan benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha, diamati dan diukur
melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya meragukan.
Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya,
klien tidak mau makan. Perawat tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau makan
karena depresi berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien.
Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.

3. Relevan

Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang harus
dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.

E. INFORMASI YANG DIPERLUKAN


1. Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial & spiritual

2. Kemampuan dalam mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari

3. Masalah kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien

4. Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakuan
terhadap klien

F. SUMBER DATA

1. Sumber data Primer

Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat
memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapinya.

2. Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat klien
(keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien

3. Sumber data lainnya

Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit
dan perawatan klien di masa lalu.

Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1. Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer)

2. Orang terdekat

3. Catatan klien

4. Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan)

5. Konsultasi

6. Hasil pemeriksaan diagnostik


7. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya

8. Perawat lain

9. Kepustakaan

H. METODE PENGUMPULAN DATA/PENGKAJIAN

1) Jenis teknik wawancara

Pada situasi darurat mengharuskan tipe teknik wawancara dimana perawat


mengajukan pertanyaan fokus yang berkaitan dengan status fisik klien. Perawat dapat
menggunakan berbagai teknik wawancara untuk mendaptkan informasi yang diperlukan dari
klien atau sumber lainnya.

· Teknik Mencari Masalah. Wawancara mencari masalah mengidentifikasi masalah


potensial klien, dan pengumpulan data selanjutnya difokuskan pada masalah tersebtu.

· Teknik Pemecahan Masalah. Teknik wawancara pemecahan masalahdifokuskan pada


pengumpulan data yang lebih mendalam pada masalah spesifik yang diidentifikasi oleh klien
atau perawat.

· Teknik Pertanyaan Langsung. Wawancara pertanyaan langsungadalah format terstruktur


yang membutuhkan jawaban satu atau dua kata dan sering kali digunakan untuk
mengklarifikasi informasi sebelumnya atau memberikan informasi tambahan.

· Teknik Pertanyaan Terbuka. Wawancara pertanyaan terbukaditujukan untuk mendaptkan


respons lebih dari satu atau dua kata. Teknik ini mengarah kepada diskusi dimana klien
secara aktif menguraikan status kesehatan mereka.

2) Riwayat Kesehatan Keperawatan

Riwayat kesehatan keperawatan adalah data yang dikumpulkan tentang tingkat


kesejahteraan klien (saat ini dan masa lalu), riwayat keluarga, perubahan dalam pola
kehidupan, riwayat sosial buda, kesehatan spiritual, dan reaksi mental serta emosi terhadap
penyakit. Riwayat keperawatan dikumplkuna selama wawancara dan merupakan langkah
pertama dalam melakukan pengkajian.

ü Informasi Biografi

Informasi biografi adalah data demografi faktual tentang klien. Usia klien, alamat,
pekerjaan dan status pekerjaan, status perkawinan dan tipe asuransi yang ditanggung harus
dimasukkan.

ü Harapan Klien

Pengkajian harapan klien tidak sama dengan seperti halnya alasan untuk mencari
perawatan kesehatan, meskipun kadang hal tersebut sering berkaitan. Ini menjadi lebih
penting bagi perawat untuk mengetahui apa yang penting bagi klien yang mencari perawatn
kesehatan.

ü Penyakit Saat Ini

Jika ada suatu penyakit, perawat mengumpulkan data yang penting dan berkaitan
tentang awaitan gejala. Perawat menentukan kapan gejala mulai timbul secara mendadak atau
bertahap, dan apakah gejala selalu tibul atau hilang dan tibul. Pada bagian tentang riwayat
penyakit saat ini, perawat mencatat informasi spesifik seperti letak, intensitas dan kualitas
gejala.

Berguna juga mempelajari harapan klien tentang pemberi perawatan kesehatan.


Harapan yang demikian memberikan perawat informasi tentang persepsi klien mengenai pola
penyakit atau perubahan dalam gaya hidup.

ü Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Informasi yang dikumpulkan tentang riwayat masa lalu memberikan data tentang
pengalaman perawatan kesehatan klien. Perawat mengkaji apakah klien pernah di rawat di
RS atau pernah menjalani operasi. Juga penting dalam merencamakan asuhan keperawatan
adalah deskripsi tentang alergi, termasuk reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan.

Perawat juga mengidentifikasi kebiasaan dan pola gaya hidup. Penggunaan tembakau,
alkohol, kafein, obat-obatan, atau medikasi yang secara rutin digunakan dapat membuat klien
berisko terhadap penyakit hepar dan lain-lain.
ü Riwayat Keluarga

Tujuan dari riwayat keluarga adalah untuk mendapatkan data tentang hubungan
kekeluargan langsung dan hubungan darah. Sasarannya adalah untuk menentukan apakah
klien berisko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau familial dan untuk
mengidentifikasi area tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Riwayat keluarga
juga memberikan informasi tentang struktur keluarga, interaksi, dan fungsi yang mungkin
berguan dalam merencanakan asuhan.

ü Riwayat Psikososial

Riwayat psikososial yang lengkap menunjukkan siapa sistem pendukung klien


termasuk pasangan, anak-anak, anggota keluarga lain, atau teman dekat. Riwayat psikososial
termasuk informasi tentang cara-cara yang biasanya klien dan anggota keluarga gunakan
untuk mengatasi stres.

ü Kesehatan Spiritual

Pengalaman hidup dan kejadian hidup membentuk spiritualitas seseorang. Dimensi


spiritual mewakili totalitas kehidupan seseorang dan sulit untuk di kaji dengan cepat. Perawat
meninjsu dengsn klien tentang keyakinan mereka mengenai kehidupan mereka, sumber
mereka untuk pemandu dalam menjalani keyakinan mereka.

ü Tinjauan Sistem

Tinjauan sistem adalah metode sitematis untuk mengumpulkan data pada semua
sistem tubuh. Sistem yang dikaji tergantung pada kondisi klien dan urgensi dalam
memberikan keperawatan. Selama tinjauan sistem perawat menyakan kepada klien tentang
fungsi normal dari setiap sistem dan segala perubahan yang diketahui. Perubahan tersebut
adalah data subjektif karena digambarkan seperti apa yang dituturkan klien.

3) Pengkajian Fisik

Pengkajian fisik dan pengumpulan data laboratorium dan diagnostik mencakup


pengumpulan objektif, informasi yang dapat diamati yang tidak dikaburkan oleh persepsi
klien. Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran lainnya serta
pemeriksaan semua bagian tubuh dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.

Sepanjang pemeriksaan fisik, data di ukur terhadap standar, yang merupakan


peraturan yang telah di tetapkan atau dasar pembanding dalam pengukuran atau penilaian
kapasitas, kuantitas, kandungan dan nilai dari objek dalam kategori yang sama.

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perawat menyiapkan klien,lingkungan, dan


peralatan yang di perlukan. Perawat menginpormasikan klien tentang proses pemeriksaan
fisik, secara spesifik tentang tujuan, peran perawat, peran klien, dan perkiraan waktu yang di
butuhkan.

Ø Urutan Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara sistematis seperti halnya pada tinjauan sistem dalam
riwayat kesehatan. Komponen pengkajian ini biasanya dimulai dengan data tentang berat dan
tinggi badan klien dan tanda-tanda vital. Berikutnya pemeriksa menulis pernyataan umum
tentang persepsi klien dan tingkat kesehatan kloien. Informasi terakhir adalah pemeriksaan
tubuh dari atas kepala ke ujung kaki. Pemeriksaan mencatat data objektif yang didaptkan,
dengan menggunakan bahsa yang jelas, ringkas, dan sesuai dalam menguraikan setiap sistem
yang diperikasa.

Ø Teknik Pemeriksaan Fisik

Perawat menggunakan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskulortasiuntuk memeriksa klien


secara menyeluruh. Setiap teknik membutuhkan prinsip teretentu yang harus diikuti untuk
memastikan pengumpulan data yang akurat.

Inspeksi

Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata.inspeksi di lakukan


untuk mendeteksi tanda – tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.

1.3.2.2. Palpasi

Palpasi di gunakan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini di lakukan
untuk mendetermasi ciri – ciri jaringan atau organ. Ada dua jenis palpasi yaitupalpasi
ringan ( di lakukan dengan cara ujung- ujung jari pada satu atau dua tangan di gunakan
secara simultan,palpasi dalam di lakukan untuk merasakan secara abdomen.

1.3.2.3. Perkusi

Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan perkusi adalah
menentukan batas – batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang di
timbulkan akibat adanya gerakan di berikan ke bawah jaringan.

1.3.2.4. Auskultasi

Auskultasi adalah metode pengkajian yang menggunakn stetoskop untuk memperjelas


pendengaran.

4) Data Diagnostik dan Laboratorium

Sumber data pengkajian yang terakhir adalah hasil dari pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium. Pemeriksaan ini sangat penting, artinya bagi perawat untuk menelaah hasil
pemeriksaan ini untuk memastikan perubahan yang teridentifikasi dalam riwayat kesehatan
keperawatan dan pemeriksaan fisik. Data laboratorium dapat membantu mengidentifikasi
masalah keperawatan kesehatn aktual atau potensial yang sebelumnya tidak diketahui oleh
klien atau pemeriksa.

Pemeriksaan laboratorium dipilih berdasarkan gejalah atau penyakit, pemeriksaan


yang umum mungkin digunakan untuk sebagian besar klien. Pemeriksaan laboratorium yang
spesifik dan tanggung jawab keperawatan dengan intervensi.

PENGKAJIAN DALAM MENEJEMEN KEPERAWATAN


Manejemen dibutuhkan setidaknya untuk mencapai tujuan,menjaga keseimbangan diantara
tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan untuk mencapai efiensi dan efeksitas keberhasilan
mencapai tujuan didukung oleh pengolahan faktor faktor antara lain:

1. Man ( ketenagaan )
a. Ketenagaan  struktur organisasi

KEPALA RUANGAN

KATIM KATIM

PA PA PA PA PA PA

b. Data pegawai ruang Dahlia

No Nama Tingkat Masa Status Pelatihan Jabatan


Pendidikan Kerja Kepegawaian
1. Maulidiawati, Sarjana >4 tahun Pegawai Negeri Keperawatan Kepala
S. Kep., Ns. Sipil rawat luka Ruang
2. Erna Sarjana <3 tahun Pegawai Negeri - Katim
Widiastuti, Sipil
S.Kep., Ns
3. Dwi Lestari, Sarjana <3 tahun Pegawai Negeri - Katim
S.Kep., Ns Sipil
4. Siti Sarjana <2 tahun Honorer - Perawat
Maysaroh, Associate
S.Kep., Ns
5. Fitria, S.Kep., Sarjana <2 tahun Honorer - Perawat
Ns Associate
6. Wiwin Sarjana <1 tahun Honorer - Perawat
Pratiwi, Associate
S.Kep., Ns
7. Nurul Dyah Sarjana <2 tahun Honorer - Perawat
L, AMK Associate
8. Dheny Dwi Sarjana <2 tahun Pegawai Negeri - Perawat
H, AMK Sipil Associate
9. Ruri Sarjana <1 tahun Honorer - Perawat
Rahmadani, Associate
AMK
c. Jumlah tenaga non keperawatan di ruang dahlia
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 Cleaning service 2 Outsourching
2 Ahli gizi 1 Honorer
Jumlah 3
d. Kebutuhan tenaga
Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Dahlia dari hasil pengkajian adalah sebagai
berikut

Klasifikasi Jumlah Pasien Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Pasien
Pagi Sore Malam

Total Care 2 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,20 = 0,40

Parsial Care 10 10 x 0,27 = 2,7 10 x 0,15 = 1,5 10 x 0,10 = 1

Minimal Care 6 6 x 0,17 = 1.02 6 x 0,14 = 0,84 6 x 0,07 = 0,42

Total 18 4,08 3,06 1,82

Total tenaga perawat:

Pagi = 4,08

Sore = 3,06

Malam = 1,82

Total = 8,96 atau 9 orang

Untuk tenaga antisipasi sebesar 20% x 9 = 1,8 atau 2 orang. Jadi harusnya tenaga yang
dibutuhkan di ruang Dahlia adalah 2 + 9 + 1 = 12 orang
Keterangan : 2 : tenaga antisipasi (lepas dinas)

9 : tenaga perawat
1 : sebagai kepala ruang

e. BOR (Bed occupacy rate)


Pada tanggal 30 Nov 2019
BOR = Jumlah TT (terisi) x 100 %

Jumlah TT (tersedia)

= 18 x 100%

24

= 75%

ALOS Pasien

ALOS = Jumlah lama hari dirawat

Jumlah pasien yang pulang dan meninggal

= 4+5+6

= 5 hari

Jadi rata-rata lama perawatan pasien di ruang dahlia masih normal.

TOI
Pada tanggal 30 Nov 2019
TOI = (Jumlah TT x Jumlah periode) – hari perawatan
Jumlah pasien yang pulang dan meninggal

= (24 x 1) – 18

= 2 hari

Jadi rata-rata hari dimana tempat tidur terisi masih dalam batas normal.

1. Ruang dahlia sudah mempunyai SAK yang dibuat berdasarkan kasus


permasalah pasien yang sering ditemui di ruangan, dan SOP runangan yang
meliputi SOP penggunaan alat dan SOP tindakan keperawatan. Alat alat medis
yang dimiliki ruangan semuanya masih berfungsi dengan baik, akan tetapi di
dalam kamar pasien terdapat wastafel yang tidak bisa digunakan karena
kerannya mati.
2. Pelaksanaan timbang terima dimulai dengan perawat berkumpul di ruang staf
dengan agenda pembukaan oleh kepala ruang beserta salam pembukaan dan
do’a bersama, selanjutnya para perawat pelaksana melaporkan kondisi pasien
kepada katim dan perawat pelaksana yang akan bertugas shift berikutnya,
kemudian para perawat bersama-sama melakukan validasi ke pasien hanya
pada pergantian shift pagi ke shift sore saja. Pada saat validasi ke pasien,
perawat hanya menyampaikan rencana tindakan untuk pasien. Supervisi
dilakukan oleh kepala ruang secara informal, tidak ada bukti dokumen
menegnai supervise yang dilakukan.
f. Penghitungan Beban Kerja Perawat
Pelaksanaan tindakan produktif langsung di ruang dahlia yaitu

No Tindakan Produktif Respon Jam Frekuen


Time si
1. Ambil darah 5 detik 0.45 14
2. Injeksi 3 detik 0.52 18
3. Nebulizing 4 detik 0.3 4
4. Pasang venflon 3 detik 0.25 12
5. Pasang syring pump 15 detik 0.25 2
6. Ganti cairan 3 detik 0.3 18
parenteral
7. GDA 9 detik 0.18 4
8. Pemeriksaan UL 4 detik 0.01 4
9. Rawat luka 4 detik 0.25 4
Total 50 detik 2,51 80
Pelaksanaan tindakan produktif tidak langsung
No Tindakan Produktif Respon Jam Frekue
Tidak Langsung Time nsi
1. RM pasien 2 detik 0.55 56
2. Pengiriman sampel 5 detik 0.1
darah
3. Persiapan injeksi obat 4 detik 0.5 76
4. Terima telpon 2 detik 0.3 72
5. Kunjungan dokter 3 detik 0.25 20
6. Persiapan rawat luka 5 detik 0.16 1
7. Persiapan pasang 3 detik 0.1 12
venflon
Total 24 detik 1,96 237

Pelaksanaan tindakan non produktif


No Tindakan Non Respon Jam Frekuensi
Produktif Time
1 Sholat 30 detik 0.15 4
2 Ngobrol 3 detik 0.45 12
3 Makan dan minum 30 detik 0.2 16
4 Toilet 4 detik 0.15 8
Total 67 detik 134 40

Beban Kerja Perawat:


Waktu produktivitas = 74
Tidak Produktif = 67
Jumlah Jam Kerja = 141
Jadi = 52,4% dan termasuk rendah.
2. M2 ( Material)
No Pertanyaan Ya Tidak

1 Model Askep yang digunakan

1. Apakah model askep yang Moduler Tim


digunakan perawatsaat ini 80% 20%
adalah MAKP? Moduler / 100% 0
TIM 100% 0
2. Apakah anda mengerti dengan 100% 0
model askpe yang digunakan
saat ini?
3. Menurut anda, apakah model
tsb cocok di ruangan?
4. Apakah model yang
digunakan s/d visi misi
ruangan?
2 Efektifitas dan efisiensi model
askep
1. Apakah dg menggunakan 100% 0
model saat ini menjadikan 90% 10%
semakin pendek lama RI bagi 100% 0
pasien? 100% 0
2. Apakah terjadi peningkatan 0 100%
kepercayaan pasien terhadap
ruangan?
3. Apakah model yang
digunakan saat ini tidak
menyulitkan dan memberikan
beban berat kerja bagi anda?
4. Apakah model saat ini tidak
memberatkan dalam
pembiayaan?
5. Apakah model yang
digunakan mendapat banyak
kritikan dari pasien pada
ruangan?

a. Overran
a. tentang apakah pasien sudah dijelaskan mengenai 3P (Pengenalan tenaga
kesehatan yg merawat, peraturan RS, penyakit pasien (bagian dari discharge
planning) dan sentralisasi obat, penandatanganan dokumen)
b. Lakukan pengkajain tentang tahap persiapan PPB, pelaksanaan PPB, dan
penandatangana penjelasan PPB

b. Ronde perawatan
a. Ronde keperawatan sudah pernah dilaksanakan 1 kali
b. Mekanisme ronde  Jika terdapat pasien dengan masalah penyakit yang tak
kunjung mengarah ke perbaikan, perawat sering melakukan diskusi secara
informal dengan profesi lain seperti dokter dan ahli gizi tanpa melibatkan
keluarga-

c. Pengelolaan logistic dan obat


a. Form sentralisasi obat (obat berpusat di ruang obat ruangan, tidak ada obat yg
dibwa oleh pasien), dokumentasi di RM
b. Pemberian obat 6 benar dan dokumentasi pemberian obat di RM (double
checker)
c. Penyimpanan obat
d. Obat high alert, lasa dan alur penerimaan obat oleh pasien

d. Discharge planning
a. hasil observasi, discharge planning dilakukan sejak pasien pertama kali masuk
rumah sakit sampai pasien keluar dari rumah sakit
b. discharge planning dilakukan oleh perawat yang bertugas pada shift tersebut
c. Leaflet hanya tersedia mengenai gizi dan pengobatan
d. Kartu kontrol untuk pasien menggunakan resume medis, yang akan dibawa ketika
pasien control ke RS

e. Supervise
a. supervisi keperawatan dilakukan secara informal, dan dilakukan setiap saat oleh
Kepala Ruangan
b. Supervisi secara tidak langsung dilakukan oleh Kepala Ruang dengan cara
melakukan supervisi mengenai kelengkapan rekam medis pasien. Supervisi tidak
langsung dilakukan sekali dalam satu bulan
c. Supervisi secara langsung dilakukan oleh Kepala Ruangan lain untuk ujian
kewenangan klinis. Ujian tersebut meliputi ujian tindakan dan ujian tulis.
Supervisi akan dilakukan setahun 2 – 3 kali, tergantung jadwal dari komite
keperawatan

f. Dokumentasi
Format diagnosis keperawatan, intervensi, dan implementasi terintegrasi dalam catatan
perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) serta menggunakan sistem komunikasi SBAR
(Situation Background Assessment Reccomendation)

3. M3 ( Method)
Ruang Dahlia RS Sumber Waras mempunyai jumlah tenaga keperawatan sejumlah 9
orang, yang terdiri dari 1 orang kepala ruang, 2 orang Katim, dan 6 orang perawat
associate. Jumlah tempat tidur di ruang Dahlia adalah 24 bed. Ruangan dahlia
menggunakan metode asuhan keperawatan model Tim, dengan pembagian tim barat
12 bed, dan tim timur 12 bed. Komunikasi antar tim sudah terjalin dengan baik, jika
PA menemui permasalahan maka PA akan mengkomunikaskan dengan katim.
4. M4 ( Money)

5. M5 ( Market)
Upaya peningkatan mutu ruangan Dahlia dilakukan dengan mengkaji keselamatan
pasien, resiko jatuh, kecemasan asien, perawatan diri, nyeri, restrain, phlebitis
dekubitus, dan ISK. Komunikasi yang dilakukan oleh perawat dengan tim medis lain
maupun dengan rekan sejawat sudah menggunakan SBAR.obat high alert sudah
diberika stiker lasa dan pemberian dilakukan dengan double check. Keluarga pasien
beberapa didapatkan belum menerapkan cara dan waktu cuci tangan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen18 halaman
    Bab I
    Lia
    Belum ada peringkat
  • Appendix
    Appendix
    Dokumen13 halaman
    Appendix
    Dimas Agung
    Belum ada peringkat
  • L
    L
    Dokumen13 halaman
    L
    Muh Raihan
    Belum ada peringkat
  • 1 SM PDF
    1 SM PDF
    Dokumen11 halaman
    1 SM PDF
    Lia
    Belum ada peringkat