Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995).
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan,
yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah.
Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data.
Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu : status
kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh klien.
Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang
berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan
keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi
kesehatan lainnya.
Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan kepada klien.
B. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan
kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi
yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi
klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama
klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk
menambah / melengkapi data (re-assessment).
C. TUJUAN PENGKAJIAN
D. KARAKTERISTIK DATA
1. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang
terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya
klien tidak mau makan — kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau makan (tidak cocok
makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis, atau sebab-sebab yang lain.
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata
untuk membuktikan benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha, diamati dan diukur
melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya meragukan.
Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya,
klien tidak mau makan. Perawat tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau makan
karena depresi berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien.
Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang harus
dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.
4. Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakuan
terhadap klien
F. SUMBER DATA
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat
memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapinya.
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat klien
(keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit
dan perawatan klien di masa lalu.
Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah :
2. Orang terdekat
3. Catatan klien
5. Konsultasi
8. Perawat lain
9. Kepustakaan
ü Informasi Biografi
Informasi biografi adalah data demografi faktual tentang klien. Usia klien, alamat,
pekerjaan dan status pekerjaan, status perkawinan dan tipe asuransi yang ditanggung harus
dimasukkan.
ü Harapan Klien
Pengkajian harapan klien tidak sama dengan seperti halnya alasan untuk mencari
perawatan kesehatan, meskipun kadang hal tersebut sering berkaitan. Ini menjadi lebih
penting bagi perawat untuk mengetahui apa yang penting bagi klien yang mencari perawatn
kesehatan.
Jika ada suatu penyakit, perawat mengumpulkan data yang penting dan berkaitan
tentang awaitan gejala. Perawat menentukan kapan gejala mulai timbul secara mendadak atau
bertahap, dan apakah gejala selalu tibul atau hilang dan tibul. Pada bagian tentang riwayat
penyakit saat ini, perawat mencatat informasi spesifik seperti letak, intensitas dan kualitas
gejala.
Informasi yang dikumpulkan tentang riwayat masa lalu memberikan data tentang
pengalaman perawatan kesehatan klien. Perawat mengkaji apakah klien pernah di rawat di
RS atau pernah menjalani operasi. Juga penting dalam merencamakan asuhan keperawatan
adalah deskripsi tentang alergi, termasuk reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan.
Perawat juga mengidentifikasi kebiasaan dan pola gaya hidup. Penggunaan tembakau,
alkohol, kafein, obat-obatan, atau medikasi yang secara rutin digunakan dapat membuat klien
berisko terhadap penyakit hepar dan lain-lain.
ü Riwayat Keluarga
Tujuan dari riwayat keluarga adalah untuk mendapatkan data tentang hubungan
kekeluargan langsung dan hubungan darah. Sasarannya adalah untuk menentukan apakah
klien berisko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau familial dan untuk
mengidentifikasi area tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Riwayat keluarga
juga memberikan informasi tentang struktur keluarga, interaksi, dan fungsi yang mungkin
berguan dalam merencanakan asuhan.
ü Riwayat Psikososial
ü Kesehatan Spiritual
ü Tinjauan Sistem
Tinjauan sistem adalah metode sitematis untuk mengumpulkan data pada semua
sistem tubuh. Sistem yang dikaji tergantung pada kondisi klien dan urgensi dalam
memberikan keperawatan. Selama tinjauan sistem perawat menyakan kepada klien tentang
fungsi normal dari setiap sistem dan segala perubahan yang diketahui. Perubahan tersebut
adalah data subjektif karena digambarkan seperti apa yang dituturkan klien.
3) Pengkajian Fisik
Ø Urutan Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara sistematis seperti halnya pada tinjauan sistem dalam
riwayat kesehatan. Komponen pengkajian ini biasanya dimulai dengan data tentang berat dan
tinggi badan klien dan tanda-tanda vital. Berikutnya pemeriksa menulis pernyataan umum
tentang persepsi klien dan tingkat kesehatan kloien. Informasi terakhir adalah pemeriksaan
tubuh dari atas kepala ke ujung kaki. Pemeriksaan mencatat data objektif yang didaptkan,
dengan menggunakan bahsa yang jelas, ringkas, dan sesuai dalam menguraikan setiap sistem
yang diperikasa.
Inspeksi
1.3.2.2. Palpasi
Palpasi di gunakan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini di lakukan
untuk mendetermasi ciri – ciri jaringan atau organ. Ada dua jenis palpasi yaitupalpasi
ringan ( di lakukan dengan cara ujung- ujung jari pada satu atau dua tangan di gunakan
secara simultan,palpasi dalam di lakukan untuk merasakan secara abdomen.
1.3.2.3. Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan perkusi adalah
menentukan batas – batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang di
timbulkan akibat adanya gerakan di berikan ke bawah jaringan.
1.3.2.4. Auskultasi
Sumber data pengkajian yang terakhir adalah hasil dari pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium. Pemeriksaan ini sangat penting, artinya bagi perawat untuk menelaah hasil
pemeriksaan ini untuk memastikan perubahan yang teridentifikasi dalam riwayat kesehatan
keperawatan dan pemeriksaan fisik. Data laboratorium dapat membantu mengidentifikasi
masalah keperawatan kesehatn aktual atau potensial yang sebelumnya tidak diketahui oleh
klien atau pemeriksa.
1. Man ( ketenagaan )
a. Ketenagaan struktur organisasi
KEPALA RUANGAN
KATIM KATIM
PA PA PA PA PA PA
Pagi = 4,08
Sore = 3,06
Malam = 1,82
Untuk tenaga antisipasi sebesar 20% x 9 = 1,8 atau 2 orang. Jadi harusnya tenaga yang
dibutuhkan di ruang Dahlia adalah 2 + 9 + 1 = 12 orang
Keterangan : 2 : tenaga antisipasi (lepas dinas)
9 : tenaga perawat
1 : sebagai kepala ruang
Jumlah TT (tersedia)
= 18 x 100%
24
= 75%
ALOS Pasien
= 4+5+6
= 5 hari
TOI
Pada tanggal 30 Nov 2019
TOI = (Jumlah TT x Jumlah periode) – hari perawatan
Jumlah pasien yang pulang dan meninggal
= (24 x 1) – 18
= 2 hari
Jadi rata-rata hari dimana tempat tidur terisi masih dalam batas normal.
a. Overran
a. tentang apakah pasien sudah dijelaskan mengenai 3P (Pengenalan tenaga
kesehatan yg merawat, peraturan RS, penyakit pasien (bagian dari discharge
planning) dan sentralisasi obat, penandatanganan dokumen)
b. Lakukan pengkajain tentang tahap persiapan PPB, pelaksanaan PPB, dan
penandatangana penjelasan PPB
b. Ronde perawatan
a. Ronde keperawatan sudah pernah dilaksanakan 1 kali
b. Mekanisme ronde Jika terdapat pasien dengan masalah penyakit yang tak
kunjung mengarah ke perbaikan, perawat sering melakukan diskusi secara
informal dengan profesi lain seperti dokter dan ahli gizi tanpa melibatkan
keluarga-
d. Discharge planning
a. hasil observasi, discharge planning dilakukan sejak pasien pertama kali masuk
rumah sakit sampai pasien keluar dari rumah sakit
b. discharge planning dilakukan oleh perawat yang bertugas pada shift tersebut
c. Leaflet hanya tersedia mengenai gizi dan pengobatan
d. Kartu kontrol untuk pasien menggunakan resume medis, yang akan dibawa ketika
pasien control ke RS
e. Supervise
a. supervisi keperawatan dilakukan secara informal, dan dilakukan setiap saat oleh
Kepala Ruangan
b. Supervisi secara tidak langsung dilakukan oleh Kepala Ruang dengan cara
melakukan supervisi mengenai kelengkapan rekam medis pasien. Supervisi tidak
langsung dilakukan sekali dalam satu bulan
c. Supervisi secara langsung dilakukan oleh Kepala Ruangan lain untuk ujian
kewenangan klinis. Ujian tersebut meliputi ujian tindakan dan ujian tulis.
Supervisi akan dilakukan setahun 2 – 3 kali, tergantung jadwal dari komite
keperawatan
f. Dokumentasi
Format diagnosis keperawatan, intervensi, dan implementasi terintegrasi dalam catatan
perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) serta menggunakan sistem komunikasi SBAR
(Situation Background Assessment Reccomendation)
3. M3 ( Method)
Ruang Dahlia RS Sumber Waras mempunyai jumlah tenaga keperawatan sejumlah 9
orang, yang terdiri dari 1 orang kepala ruang, 2 orang Katim, dan 6 orang perawat
associate. Jumlah tempat tidur di ruang Dahlia adalah 24 bed. Ruangan dahlia
menggunakan metode asuhan keperawatan model Tim, dengan pembagian tim barat
12 bed, dan tim timur 12 bed. Komunikasi antar tim sudah terjalin dengan baik, jika
PA menemui permasalahan maka PA akan mengkomunikaskan dengan katim.
4. M4 ( Money)
5. M5 ( Market)
Upaya peningkatan mutu ruangan Dahlia dilakukan dengan mengkaji keselamatan
pasien, resiko jatuh, kecemasan asien, perawatan diri, nyeri, restrain, phlebitis
dekubitus, dan ISK. Komunikasi yang dilakukan oleh perawat dengan tim medis lain
maupun dengan rekan sejawat sudah menggunakan SBAR.obat high alert sudah
diberika stiker lasa dan pemberian dilakukan dengan double check. Keluarga pasien
beberapa didapatkan belum menerapkan cara dan waktu cuci tangan yang sesuai.