Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 041800006
3. Jelaskan juga kriteria yang diajarkan oleh Islam tentang pemimpin yang ideal !
Jawab :
Kehidupan politik adalah panggung bagi para politikus. Secara umum mereka
menjalankan tugasnya dengan mengemban amanat rakyat. Maka dibutuhkan sosok yang
ideal. Kriteria pemimpin yang diajarkan oleh Islam yaitu :
a. Shidiq (selalu berkata benar)
Kriteria pertama dari seorang pemimpin haruslah memiliki sifat jujur, yang
mengindikasikan seseorang yang memiliki integritas dalam bentuknya yang sangat
nyata adalah pikiran dan ucapannya selalu benar, demikian halnya dengan tindakan.
Maka bagi orang yang memiliki sifat selalu shidiq ini Al-Qur’an memujinya sebagai
orang-orang yang memperoleh nikmat yang tinggi dari Allah SWT, dan disandingkan
dengan para nabi. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa untuk menjadi pemegang
kekuasaan politik terlebih dalam sistem yang kurang baik, menjadi orang yang selalu
berpikir, berkata dan bertindak benar bukanlah suatu yang mudah dan tanpa risiko.
b. Amanah (tepercaya)
Pada poin kedua ini yang perlu digaris bawahi adalah bahwa seorang yang memegang
kekuasaan politik harus dapat mengemban amanat dengan baik.
c. Tabligh (menyampaikan)
Secara kebahasaann arti tabligh adalah menyampaikan. Dalam konteks sebagai salah
SAW sifat yang baik dalam kepemimpinan dalam era modern ini dapat kita pahami
sebagai keterampilan atau etika berkomunikasi. Di antara etika berkomunikasi yang
baik sebagai seorang pemimpin adalah ucapannya harus selalu mengandung
kebenaran jauh dari kedustaan.
4. Jelaskan pandangan saudara tentang kontribusi agama dalam mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa !
Jawab :
Dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan kontribusi agama atau pemeluk agama
menggunakan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Islam lebih khusus adalah Al-Qur’an,
prinsip-prinsip tersebut yaitu :
a. Persatuan dan Persaudaraan,
b. Persamaan,
c. Kebebasan,
d. Tolong-menolong,
e. Perdamaian,
f. Musyawarah.
5. Di antara prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Al-Qur’an untuk mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa adalah prinsip persamaan, persatuan dan tolong-menolong. Jelaskan
maksud masing-masing prinsip tersebut !
Jawab :
a. Prinsip Persamaan
Persamaan seluruh umat manusia ini ditegaskan oleh Allah dalam surat An-Nisaa’/4 :
1.
Dalam ayat ini secara tegas dikatakan bahwa manusia pada mulanya adalah satu
kesatuan, atau dalam istilah ayat di atas disebut dengan istilah satu umat. Allah SWT
menciptakan mereka sebagai makhluk sosial yang saling berkaitan dan saling
membutuhkan. Dengan demikian, kedatangan Islam dengan Al-Qur’an sebagai kitab
sucinya, selain mengembalikan bangsa yang terpecah kepada kepercayaan yang
murni atau hanif dalam arti sesuai dengan fitrah kejadian manusia yang paling
primodial juga mengandung misi mempersatukan individu-individu dalam satuan
masyarakat yang lebih besar yang disebut dengan ummah wahidah, yaitu suatu umat
yang bersatu berdasarkan iman kepada Allah dan mengacu kepada nilai-nilai
kebajikan. Karena pada dasarnya manusia adalah umat yang satu maka perpecahan,
permusuhan dan bentuk-bentuk kekerasan terhadap sesama manusia pada dasarnya
adalah sebuah pengingkaran terhadap tujuan penciptaan manusia.
c. Prinsip Tolong-menolong
Manusia adalah makhluk sosial, tidak mungkin seseorang dapat bertahan hidup
sendirian tanpa bantuan orang lain. Tolong-menolong adalah prinsip utama dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dari sinilah kita dapat memahami ajaran
Al-Qur’an yang menganjurkan untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan. Hal ini
ditegaskan dalam surat Al-Maai’dah/5 : 2.
Ayat tersebut secara jelas memerintahkan kepada manusia untuk bekerja sama dalam
hal-hal yang baik demi untuk kebaikan bersama. Dan melarang secara tegas bekerja
sama atau tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan keburukan. Dan di akhir ayat
Allah SWT sudah memeringatkan apabila sesama manusia lebih-lebih yang ada
dalam satu ikatan komunitas kebangsaan tidak mau saling menolong maka yang
terjadi adalah kehancuran yang diisyaratkan dalam ayat tersebut sebagai azab yang
pedih.