Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

Oleh :
Kholifatul Istiqomah (XI MIPA 4/19)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MADIUN


JALAN MASTRIP NO. 19
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta didorong dengan semangat dan
kemauan yang kuat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Fisika dengan judul
“Makalah Pemanasan Global”. Maksud penyusunan makalah ini adalah sebagai suatu
syarat menyelesaikan tugas Fisika.
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan beberapa pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti tidak lupa mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
penelitian ini, terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Imron Rosidi, M. Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Madiun
2. Ibu Sri Lestari selaku guru Fisika kelas XI MIPA 4
3. Bapak Padang Hariawan, S. Ag selaku wali kelas XI MIPA 4
4. Teman-teman SMA Negeri 1 Madiun dan semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini.
Peneliti menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan yang ada dari peneliti. Untuk itu peneliti mengharapkan adanya
kritik atau saran yang dapat membangun kesempurnaan laporan penelitian ini.
Akhirnya peneliti berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik
sebagai pengetahuan maupun sebagai motivasi dalam membuat makalah lain.

Madiun, 24 Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II ISI ............................................................................................................... 3
A. Pengertian Pemanasan Global ..................................................................... 3
B. Penyebab Pemanasan Global ...................................................................... 3
C. Dampak Pemanasan Global ........................................................................ 8
D. Upaya Penanggulangan Pemanasan Global ................................................ 10
E. Hasil Kesepakatan Dunia Internasional tentang Pemanasan Global
.............................................................................,………………………… 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering
dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini
akan membahas gambaran umum pemanasan global, aktivitas manusia dan
peranannya dalam pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu
sendiri. Kami juga menyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk
mengendalikan pemanasan global.
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan
suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu
lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu
global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang
terrekam sebelumnya.Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Isu
pemanasan global begitu berkembang akhir-akhir ini. Pemeran utamanya tentu
saja manusia dengan berbagai aktivitasnya.
Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan,
sepertiyang terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan
perubahan iklim yang ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat
yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor, munculnya angin puting
beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa manusia. Makalah ini akan
membahas Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan
Global, Akibat dari Pemanasan Global, Cara mencengah Pemanasan
Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di akibatkan oleh
adanya Pemanasan Global
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di
Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan
Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan
kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini.

1
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata
bumi terus meningkat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pemanasan Gobal?
2. Apa penyebab Pemanasan global?
3. Apa dampak dari Pemanasan Global?
4. Apa solusi yang tepat untuk mengurangi terjadinya Pemanasan Global?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Pemanasan Global
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Pemanasan Global
3. Untuk mengetahui dampak yang terjadi bila terus-menerus mengalami
Pemanasan Global
4. Untuk mengetahui solusi untuk mengurangi terjadinya Pemanasan Global
5. Untuk memenuhi tugas fisika kelas 11 semester 2

2
BAB II
ISI

A. Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan Global (Global Warming) adalah kenaikan suhu rata-rata di bumi
akibat penimgkatan emisi gas rumah kaca yang menyelimuti bumi. Akibat adanya
pemanasan global, suhu di permukaan bumi menjadi meningkat antara 2-5oC.
Kenaikan suhu tersebut disebabkan ulah manusia yang menyebabkan
meningkatnya gas-gas rumah kaca yang menyelimuti atmosfer. Akibatnya,
terjadilah efek rumah kaca (Green House Effect).

B. Penyebab Pemanasan Global


1. Efek Rumah Kaca
Pada dasarnya efek rumah kaca telah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa untuk melindungi manusia. Apabila efek rumah kaca tidak diciptakan,
bumi akan terasa dingin dengan suhu mencapi -18oC. Perlu kita ketahui bahwa
beberapa kegiatan manusia dapat menghasilkan gas-gas rumah kaca sehingga
efek rumah kaca yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa tidak berperan
dengan semestinya.
Efek rumah kaca akan merugikan manusia jika konsentrasi gas rumah
kaca di atmosfer meningkat. Gas rumah kaca adalh gas yang timbul secara
alamiah dari proses kegiatan industri. Contoh gas rumah kaca adalah CO2
(karbon dioksida), CH4 (metana), NO (nitrogen oksida), dan CFC (kloro fluro
karbon). Apabila gas-gas tersebut terlepas ke atmosfer hingga ketinggian
lapisan troposfer akan membentuk lapisan yang menyelimuti bumi.
Terbentuknya lapisan ini menyebabkan radiasi matahari yang masuk ke bumi
banyak yang tidak dapat kembali angkasa dan terpantul kembali ke bumi
sehingga suhu bumi menjadi semakin panas.

2. Aktivitas yang Menghasilkan Adanya Gas Rumah Kaca


Erupsi (letusan) vulkanik selama ini diduga menjadi salah satu
penghasil gas rumah kaca yang memperburuk pemanasan
global. Franklin adalah orang pertama yang menyampaikan hubungan antara
letusan vulkanik dengan perubahan iklim global. Hali ini disampaikan pada
ahum 1784 di Paris. Pendapat yang disampaikannya ini berdasarkan
pengamatan sepanjang tahun 1784 di daratan Eropa dan Amerika. Saat itu

3
salju datang lebih awal dan tidak segera mencair serta musim dingin juga lebih
hebat dari tahun-tahun sebelumnya. Peristiwa ini memunculkan kecurigaan
adanya hubungan antara aktivitas vulkanik dengan perubahan iklim yang
terjadi saat itu.
Letusan gunung menghasilkan partikel debu dan gas sulfur
berkonsentrasi tinggi. Debu dan gas sulfur ini akan berkumpul di lapisan
troposfer dan stratosfer yang dapat melingkupi bumi selam hitungan minggu.
Partikel debu menurunkan angka radiasi matahari yang mencapai permukaan
bumi sehingga menurunkan suhu global rata-rata. Sementara gas sulfur yang
bercampur dengan air di atmosfer membentuk aerosol yang menyerap radiasi,
lalu menghamburkannya kembali ke angkasa.
Apakah semakin letusan maka semakin besar pula kontribusinya dalam
menurunkan suhu global rata-rata? Awalnya para ilmuwan berasumsi semakin
banyak debu yang mencapai lapisan atmosfer dipercaya menjadi penyebab
dominan dari perubahan suhu global. Akan tetapi dugaan trsebut terpatahkan
oelh fakta berikut. Gunung St. Helens memiliki ukuran yang lebih besar dari
gunung El Chichon. Gunung St Helens mengalami erupsi pada tahun 1984
dan menyebabkan penurunan suhu global sebesar 0,1oC. Dua tahun
sebelumnya yaitu tahun 1982 gunung El Chichon yang ukurannya lebih kecil
juga mengalami erupsi. Letusan gunung El Chichon ternyata menurunkan
suhu global 3-4 kali lebih besar dibandingkan efek erupsi gunung St Helens.
Fakta ini menunjukkan bahwa fakor yang lebih dominan dalam memengaruhi
suhu global adalah konsentrasi aerosol sulfur. Gunung El Chichon tercatat
menyemburkan gas sulfur 40 kali lebih banyak dibandingkan erupsi gunung
St Helens.
Fakta ini lalu diperkuat oleh erupsi gunung Pinatubo, Filipina. Gunung
Pinatubo mengalami erupsi dan menyemburkan gas sulfur dua kali lebih
banyak dari erupsi gunung El Chichon yaitu sebnayak 17 juta ton. Akibat
peristiwa itu, pada tahun 1992-1993 bumi mengalami penurunan suhu global
sebesar 0,6oC.
Sebelum fakta-fakta ini terkuak, banyak alasan yang mendukung opini
erupsi vulkanik berpengaruh pada kenaikan suhu global. Erupsi vulkanik
mayoritas memproduksi gas karbon dioksida yang diketahui memiliki
kontribusi besar pada efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini akan semakin
parah seiring dengan bertambah tebalnya gas rumah kaca yang ada di
atmosfer. Akan tetapi statistik membuktikan bahwa sumbangan gas rumah
kaca oleh aktivitas vulkanik belum seberapa dibandingkan dengan sumbangan

4
gas rumah kac yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Justru erupsi vulkanik
yang menghasilkan banyak gas sulfur memberikan kontribusi pada penurunan
suhu global seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Statistik menunjukan
erupsi vulkanik menyumbang 110 juta ton CO2 per tahun, sedangkan aktivitas
manusia menyumbang hampir 10.000 kali lipat dari angka sumbangan gas
CO2 akibat aktivitas vulkanik. Berdasarkan kenyataan ini para ilmuwan
berpendapat bahwa efek pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas
manusia harus lebih diperhatikan.
Aktivitas lain yang menghasilkan gas rumah kaca dapat dilihat dalam
uraian berikut :

a. Transportasi
Di kota-kota besar terdapat banyak sarana transportasi. Semakin
banyak sarana transportasi menyebabkan lalu lintas semakin padat.
Semakin padatnya lalu lintas di suatu daerah tersebut tinggi. Polusi udara
disebabkan adanya gas-gas buang dari sarana transportasi seperti karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida (Nox), belerang oksida (Sox),
Hidrokarbon (HC), dan partikel lainnya. Gas-gas tersebut jika bereaksi
dengan oksigen akan menghasilkan gas rumah kaca. Sarana transportasi
banyak yang menggunakan bahan bakar fosil, misal minyak bumi. Bahan
bakar fosil merupakan penyuplai terjadinya pencemaran udara dan
penghasil gas rumah kaca.

b. Industri
Aktivitas industri banyak melibatkan penggunaan bahan bakar
fosil sebagai bahan bakar untuk kegiatan industri. Aktivitas industri yang
melibatkan pemakaian bahan bakar fosil akan menaikkan konsentrasi gas
karbon dioksida di atmosfer sehingga menambah emisi gas rumah kaca.
Aktivitas industri yang melibatkan penggunaan senyawa CFC
(Chloro Fluoro Carbon) berpotensi menimbulkan efek rumah kaca.
Aktivitas industri freezer, pendingin ruangan, cat semprot, dan hair sray
banyak menggunakan senyawa CFC. Gas CFC tidak mudah terurai jika
terlepas ke atmosfer. Gas CFC dapat merusak lapisan ozon sehingga
menimbulkan lubang pada lapisan ozon. Lapisan ozon adalah lapisan yang
melapisi bumi dan berfungsi untuk melindungi bumi dari radiasi
ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Jika lapisan ozon rusak, snar

5
ultraviolet akan menerobos atmosfer bumi dan mencapai bumi sehingga
dalam jangka panjang dapat memicu kanker kulit pada manusia.
Mengingat akan bahaya CFC, salah satu badan PBB yaitu UNEP
(United Nation Environment Program) melalui kesepakatan yang
diadakan di Londo, Inggris pada tahun 1991 menyetujui pengurangan
produksi hingga 50% pada tahun 1995. Pada 1997 penggunaan CFC
dikurangi 85%. Dengan adanya kesepakatan itu merupakan langkah awal
pengurangan produksi pemakaian CFC. Selain itu dengan adanya
kesepakatan tersebut diharapkan CFC tidak digunakan kembali pada masa
selanjutnya sehingga tidak memperbesar kerusakan ozon.

c. Pembuangan Sampah
Sampah dapat dikatakan sebagai masalah serius dari urusan rumah
tangga hingga urusan dunia. Berdasarkan asalnya, sampah dibagi menjadi
sampah organik dan anorganik. Selain itu juga terdapat sampah B3 yang
merupakan sampah yang berasal dari bahan yang beracun dan berbahaya.
Dalam menanganinya pun harus dilakukan dengan penanganan khusus
dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi sifat berbahaya dan
beracun.
Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisika,
dan biologi yaitu dengan cara stabilisasi atau solidifikasi.
Stabilisasi/Solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat
kimia dengan menambahkan bahan senyawa pereaksi tertentu untuk
membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah
sebelum dibuang.
Metode inseirenasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk
memperkecil volume B3 tetapi saat melakukan pembakaran perlu
dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran tidak
mencemari udara.
Proses pengolahan limbah B3 secara biologi dikenal dengan istilah
bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan vakteri
dan mikroorganisme lain untuk mengurai limbah B3. Fitoremedensi
adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorsi dan mengakumulasi
bahan-bahan beracun dari tanah. Proses ini merupakan proses alamiah
yang membuatuhkan jangka waktu yang lama untuk membersihkan
limbah B3 dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk

6
hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa
beracun ke dalam rantai makanan dalam ekosistem.
Namun kenyataannya, aktivitas rumah tangga paling banyak
menghasilkan sampah plastik. Pada industri yang lebih besar, sampah
plastik dapat diolah lagi menjadi bijih-bijih plastik.

d. Penebangan Hutan
Hutan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Hutan
dimanfaatkan dalam industry kerajinan, indrustri farmasi, pariwisata,
bahkan sarana penelitian. Selain itu, hutan juga bermanfaat sebagai temapt
hidup hewan, menyerap air hujan, dan menyerap karbondioksida. Negara
Indonesia pernah dijuluki “Zamrud Khatulistiwa” karena kekayaan alam
yang melimpah. Pada tahun 2007, Indonesia ditetapkan negara yang
memiliki tingkat kehancuran hutan tercepat didunia. Kondisi ini
disebabkan oleh tindakan manusia terlalu berlebihan dalam menggunakan
pohon-pohon di hutan. Jika tidak segera dihentikan, hutan yang tersisa
akan segera hilang.
Apabila penebangan hutan dilakukan secara-terus menerus maka
Indonesia turut serta dalam memperparah pemanasan global. Hal ini
disebabakan tidak adanya tanaman yang menyerap gas CO2 sehingga
mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Penebangan hutan
sebaiknya disertai penanaman hutan kembali sehingga hutan mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.

e. Pertanian dan Peternakan


Ternyata pertanian dan peternakan juga memengaruhi terjadinya
pemanasan global. Pada pertanian, pembusukan anaerob dalam tanah
melepaskan gas metana. Adapun ketika panen terjadi pembusukan pada
daun, batang, serta bagian lainnya yang akan menghasilkan gas metana
lebih tunggi dibandingkan sebelum ditanam. Selain itu, pupuk dengan
kandungan nitrogen yang sering digunakan dalam pertanian juga
mengandung gas metana. Pada sector peternakan emisi metana dan karbon
juga tidak dapat terhindarkan.

7
C. Dampak Pemanasan Global
1. Hujan Asam
Hujan secara alami bersifat asam. Namun, keasamaan tersebut memiliki
pH di atas 5,7. Hujan tersebut bersifat asam dikarenakan adanya karbon
dioksida di udara yang bereaksi dengan uap air sehingga menjadi asam lemah
bikarbonat. Sementara itu, jika hujan memiliki pH rendah yaitu kurang dari
5,7 maka akan menimbulkan masalah lingkungan. Kondisi ini disebabkan
kandungan sulfur dioksida dan nitrogen oksida sangat tinggi. Sulfur dioksida
dan nitrogen oksida yang terdifusi di atmosfer akan bereaksi dengan air
sehingga membentuk asam sulfat dan asam nitrat. Asam sulfat dan asam nitrat
yang jatuh ke Bumi dengan bersamaan datangnya air hujan akan
menghasilkan pH air hujan sangat rendah. Kondisi itulah yang di katakana
sebagai Hujan asam.
Penyebab adanya hujan asam ada dua yaitu secara alami dan akibat ulah
manusia. Penyebab hujan asam secara alami misalnya semburan asap yang
berasal dari gunung api. Gunung api yang masih aktif menyemburkan asap ke
udara dengan salah satu kandungannya belerang. Sementara itu, adanya hujan
asam yang disebabkan oleh ulah manusia seperti aktivitas industri yang
menghasilkan asap, pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan
nitrogen, dan pengolahan pertanian dan peternakan yang menghasilkan
metana.

2. Perubahan Iklim
Pemanasan global dapat menyebabkan lapisan ozon berlubang. Dengan
lapisan ozon yang berlubang, sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh matahari
dapat mencapai permukaan bumi. Adanya sinar ultraviolet yang mencapai
bumi akan membahayakan bagi makhluk hidup di dalamnya dan memanaskan
suhu bumi. Kenaikan suhu bumi akan mempengaruhi pergerakan angin dan
hal tersebut memengaruhi perubahan musim sehingga iklim pun mengalami
perubahan.

3. Mencairnya Es di Kutub
Apabila lapisan ozon mulai berlubang, sinar ultraviolet yang berasal dari
sinar matahari jatuh kepermukaan bumi. Ketika sinar tersebut jatuh pada
daerah kutub maka es yang berada di daerah tersebut akan mencair. Daratan
di kutub yang semula perbukitan es lambat laun akan meleleh sehingga

8
serpihan-serpihan es mencair dan berubah menjadi air laut. Kondisi ini juga
menyebabkan naiknya permukaan air laut.

4. Banyaknya Daratan yang Tenggelam


Mencairnya es di kutub akan menambah volume air laut dan menyebabkan
permukaan air laut naik. Kondisi ini akan menggeser garis pantai dan
menciutkan wilayah daratan yang bebas dari air. Akibat banyak pulau-pulau
kecil yang akan tenggelam.

5. Menurunnya Produksi Pertanian


Pemanasan global juga dapat menurunkan produksi pertanian.
Ketidakstabilan iklim ini akan membuat musim sulit diprediksi, Selain itu,
kekeringan juga menyebabkan banyak tanah tidak produktif lagi.

6. Menimbulkan Banyak Penyakit


Suhu rata-rata bumi yang meningkat akan mendorong perkembangan
virus, bakteri, dan nyamuk. Secara teori, akibat pemansan global tidak
berhubungan langsung dengan masalah penyakit menular. Namun, dampak
lanjutan dari suhu bumi yang memanas berpotensi meningkatkan populasi
pertumbuhan nyamuk sebagai penyebar penyakit dan bahkan memicu
munculnya penyakit menular baru. Sejumlah penelitian menyebutkan, suhu
udara yang meningkat dapat memperluas wilayah terbang nyamuk dan
membuat nyamuk bertahan hidup lebih lama. Hal inilah yang menyebabkan
wabah penyakit menjadi luas. Berikut beberapa penyakit yang muncul akibat
pemanasan global.
a. Penyakit Kulit
b. Diare
c. Demam Berdarah
d. Malaria
e. Kaki Gajah
f. Flu Burung
g. Kolera
h. Stroke
Perubahan iklim akibat pemanasan global berpengaruh pada kesehatab.
Hal itu disebabkan oleh tingkat kebersihan udara yang menurun, sediaan air
bersih untuk air minum dan MCK yang terbatas, sediaan makanan terbatas,
dan tempat tinggal yang aman.

9
7. Berkurangnya Spesies Flora dan Fauna
Pemanasan global menyebabkan suhu udara meningkat serta perubahan
cuaca yang cukup ekstrem. Flora dan Fauna yang tidak mampu hidup akibat
perubahan cuaca tersebut akan cepat punah. Selain menyebabkan kepunahan,
pemanasan global menyebabkan hewan kehilangan habitatnya. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan pemansan global mengurangi spesies flora dan fauna.

D. Upaya Penanggulangan Pemanasan Global


1. Penghematan Energi
Adapun upaya untuk terciptanya penghematan energi sebagai berikut
a) Mematikan lampu ketika tidak digunakan.
b) Mengganti lampu hemat energi
c) Menggunakan alat transportasi umum jika bepergian jauh dan
menggunakan alat yang ramah lingkungan seperti sepeda jika bepergian
dekat.
d) Menggunakan mesin-mesin industri dengan daya rendah.
e) Menggunakan alat elektronik secara bijaksana.

2. Penggunaan Energi Terbarukan


Tidak dapat dipungkiri bahwa energi yang berasal dari bahan bakar fosil
lama-kelamaan akan habis, Oleh karena itu, diperlukan upaya dalam rangka
menemukan energi pengganti yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Indonesia memiliki banyak potensi energi terbarukan yang bermanfaat bagi
kehidupan rakyatnya. Hal ini disebabkan faktor kondisi alam yang
menguntungkan sehingga dapat diciptakan energi terbarukan. Contoh energi
terbarukan yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk Indonesia adalah energi
air, matahari, angina, panas bumi, dan nuklir.

3. Pengelolaan Sampah
Sampah menjadi masalah serius dalam kehidupan keseharian manusia dan
menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Adapun tindakan
yang dapat dilakukan pada sampah organik maupun anorganik, yaitu sebagai
berikut.
a) Reduce adalah melakukan pengurangan bahan/penghematan.
b) Reuse adalah menggunakan kembali
c) Recycle adalah melakukan daur ulang

10
d) Replace adalah mengganti barang-barang yang berpotensi menjadi
sampah
e) Repair adalah melakukan pemeliharaan
f) Composting dapat dilakukan pada sampah yang terurai dan menjadi
kompos

4. Pencegahan Kerusakan Hutan


Kerusakan hutan merupakan penyebab terjadinya bencana alam dan
terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu, perlu diatasi dengan penanaman
kembali hutan yang gundul, memberlakukan sistem tebang pilih,
memberlakukan sistem hokum yang ketat terhadap penebangan liar, dan
membatasi jumlah pohon yang akan ditebang.

5. Meminimalisi Penggunaan CFC/Freon


Meminimalisi penggunaan CFC pada peralatan pendingin salah satu upaya
yang dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan agar dapat mengelola
penggunaan CFC. Selain itu, dapat pula memberikan penyuluhan kepada
perusahaan yang memproduksi alat-alat pendingin supaya mengganti CFC
dengan zat yang lebih ramah lingkungan seperti HFC dan HCFC.

6. Memperbaiki Kualitas Kendaraan dengan Uji Emisi Gas Buang


Uji emisi diperlukan dalam mengetahui kondisi kendaraan dalam keadaan
prima atau sebaliknya. Kendaraan yang memiliki kondisi prima akan
menghasilkan gas karbon dioksida minimal sehingga dapat menjaga
lingkungan dan hemat bahan bakar.

E. Hasil Kesepakatan Dunia Internasional tentang Pemanasan Global


1. IPCC ( Intergovermental Panel on Climate Change)
IPCC adalah sebuah panel antar-pemerintah yg terdiri dari ilmuwan
dan ahli dari berbagai disiplin ilmu di seluruh dunia. Tugasnya menyediakan
data-data ilmiah terkini yg menyeluruh, tidak berpihak dan transparan
mengenai informasi teknis, sosial, dan ekonomi yg berkaitan dengan isu
perubahan iklim. Termasuk informasi mengenai sumber penyebab perubahan
iklim, dampak yg ditimbulkan serta strategi yang perlu dilakukan dalam hal
mengurangi emisi, pencegahan, dan adaptasi. IPCC bersekretariat di Jenewa
( Swiss) dan bertemu satu tahun sekali di sebuah rapat pleno yang membahas
3 hal utama :

11
1) Informasi ilmiah mengenai perubahan iklim
2) Dampak, adaptasi, dan kerentanan
3) Mitigasi (upaya) perubahan iklim
Pada 1990, IPCC menerbitkan hasil penelitian pertama ( First
Assessment Report). Laporan tersebut menyebutkan bahwa perubahan iklim
dipastikan merupakn ancaman bagi kehidupan manusia. IPCC menyerukan
pentingnya sebuah kesepakatan global untuk menanggulangi masalah
perubahan iklim, mengingat hal tersebut merupakan sebuah proses global yg
berdampak pada seluruh dunia.
Majelis umum PBB menanggapi seruan IPCC dengan secara resmi
membentuk sebuah badan negosiasi antar pemerintah, yaitu intergovermental
negotiating committee (INC) untuk merundingkan sebuah konversi
mengenai perubahan iklim. Laporan IPCC terakhir tahun 2007 secara garis
besar terdiri dari :
1) Laporan kelompok kerja 1 dikelurakan pada Februari 2007, menekankan
bahwa manusia adalah penyebab utama peningkatan gas rumah kaca (
GRK) di lapisan udara.
2) Laporan kelompok kerja 2 mengenai dampak dan adaptasi perubahan
iklim dikeluarkan awal April 2007, membeberkan perkiraan ancaman
bencana di banyak negara apabila tidak dilakukan upaya segera untuk
mengurangi kegiatan yg dpt menyebabkan pemanasan global.
3) Laporan kelompok kerja 3 yg dikeluarkan Mei 2007 menganalisis proses
pengurangan emisi karbon yang sudah dan harus dilakukan, dan strategi
adaptasi untuk bertahan terhadap dampak perubahan iklim yang tidak
bisa dihindari.

2. Protokol Kyoto
Protokol Kyoto adalah protokol kepada konvensi rangka kerja PBB
tentang perubahan iklim ( UNFCCC yang diadopsi pada pertemuan bumi di
Rio de Janeiro pada 1992), semua pihak dalam UNFCCC dapat
menandatangani atau meratifikasi protokol kyoto, sementara pihak luar tidak
diperbolehkan. Protokol kyoto di abopsi pada sesi ketiga konferensi pihak
konvensi UNFCCC pada 1997 di Kyoto, Jepang.

3. Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC)


Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate, dikenal
dengan APP, merupakan kerjasama internasional yang bersifat sukarela

12
antara Australia, Kanada, India, Jepang, RCC, Korea selatan yang
mengumumkan pembentukannya pada tanggal 28 juli 2005. Mentri luar
negeri, lingkungan dan energi dari negara-negara peserta sepakat untuk
bekerja sama dalam pengembangn dan transfer teknologi yang
memungkinkan pengurangan emisi GRK yang bersesuain dengan UNFCCC
dan perangkat internasional lainnya seperti protokol kyoto.

4. Kesepakatan Perubahan Iklim/ Conference of Paris (COP)


COP 21 Paris, Prancis digelar pada 30 November 2015 dan berakhir
pada 13 Desember 2015 di Le Bourget. KTT Perubahan Iklim PBB atau COP
di Paris dihadiri 195 negara. KTT ini menghasilkan Kesepakatan Paris ( Paris
Agreement ) sebagai pengganti Protokol Kyoto untuk memerangi dampak
perubahan iklim.
Kesepakatan Paris merupakan kesepakatan internasional mengikat
sebagai komitmen bersama dunia untuk melakukan pengurangan emisi gas
rumah kaca yang diberlakukan pasca tahun 2020. Presiden KTT PBB tentang
berubahan iklim ke-21 mengumumkan Paris Agreement yang menyebutkan
negara-negara di dunia berkomitmen menjaga amabang batas kenaikan suhu
bumi dibawah 20C dan berupaya menekan hingga 1,50C. Upaya-upaya
tersebut sebagai berikut.
a) Upaya mitigasi dengan cara mengurangi emisi dengan cepat untuk
mencapai ambang batas kenaikan suhu bumi yang disepakati yaitu di
bawah 20C dan diupayakan ditekan hingga 1,50C.
b) Sistem perhitungan karbon dan pengurangan emisi secara transparan
c) Upaya adaptasi dengan memperkuat kemampuan negara-negara untuk
mengatasi dampak perubahan iklim.
d) Memperkuat upaya pemulihan kerusakan akibat perubahan iklim
e) Bantuan yang meliputi pendanaan bagi negara-negara untuk membangun
ekonomi hijau.
Dalam kesepakatan ini, usulan Indonesia terakomodasi di dalamnya seperti
diferensiasi atau perbedaan kewajiban antara negara maju dan berkembang,
program REDD, implementasi aksi kesepakatan Paris, finansial, serta
transformasi teknologi dan peningkatan sumberdaya manusia.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan
utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan
manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi
pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil
untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita
bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap
kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan
terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah
menimpa bumi ini.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanasan
global adalah peningkatan suhu rata-rata dunia baik di daratan, lautan maupun di
atmosfer bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca dan efek
umpan balik karena efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk
hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan pemanasan global. Dan menurut Laporan Perserikatan Bangsa
Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006
mengungkapkan bahwa, “industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah
kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah
kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). ” Hampir seperlima (20 persen)
dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi
gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.

B. Saran
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk
hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa
dekadelah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua
dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong
royong untuk menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang
sempurna ini. Stop global warming. Kami menerima saran dari pembaca untuk
kami perbaiki dan kami sempurnakan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan, Rinawan Abadi, Adip Ma’rifu, dan Bara Wahyu. 2017. Fisika Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Klaten : Intan Pariwara.
Ardillah, Annisa. 2018. Makalah Pemanasan Global.
(https://mybubblegums.wordpress.com/2018/04/26/contoh-makalah-pemanasan-
global-global-warming/). Diakses tanggl 25 Februari 2019
Kurnia, Ravi. 2015. Makalah Fisika-Pemanasan Global.
(http://ravikurnia1.blogspot.com/2015/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html).
Diakses tanggal 25 Februari 2019

15

Anda mungkin juga menyukai