Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Kholifatul Istiqomah (XI MIPA 4/19)
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering
dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini
akan membahas gambaran umum pemanasan global, aktivitas manusia dan
peranannya dalam pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu
sendiri. Kami juga menyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk
mengendalikan pemanasan global.
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan
suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu
lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu
global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang
terrekam sebelumnya.Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Isu
pemanasan global begitu berkembang akhir-akhir ini. Pemeran utamanya tentu
saja manusia dengan berbagai aktivitasnya.
Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan,
sepertiyang terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan
perubahan iklim yang ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat
yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor, munculnya angin puting
beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa manusia. Makalah ini akan
membahas Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan
Global, Akibat dari Pemanasan Global, Cara mencengah Pemanasan
Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di akibatkan oleh
adanya Pemanasan Global
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di
Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan
Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan
kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini.
1
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata
bumi terus meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pemanasan Gobal?
2. Apa penyebab Pemanasan global?
3. Apa dampak dari Pemanasan Global?
4. Apa solusi yang tepat untuk mengurangi terjadinya Pemanasan Global?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Pemanasan Global
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Pemanasan Global
3. Untuk mengetahui dampak yang terjadi bila terus-menerus mengalami
Pemanasan Global
4. Untuk mengetahui solusi untuk mengurangi terjadinya Pemanasan Global
5. Untuk memenuhi tugas fisika kelas 11 semester 2
2
BAB II
ISI
3
salju datang lebih awal dan tidak segera mencair serta musim dingin juga lebih
hebat dari tahun-tahun sebelumnya. Peristiwa ini memunculkan kecurigaan
adanya hubungan antara aktivitas vulkanik dengan perubahan iklim yang
terjadi saat itu.
Letusan gunung menghasilkan partikel debu dan gas sulfur
berkonsentrasi tinggi. Debu dan gas sulfur ini akan berkumpul di lapisan
troposfer dan stratosfer yang dapat melingkupi bumi selam hitungan minggu.
Partikel debu menurunkan angka radiasi matahari yang mencapai permukaan
bumi sehingga menurunkan suhu global rata-rata. Sementara gas sulfur yang
bercampur dengan air di atmosfer membentuk aerosol yang menyerap radiasi,
lalu menghamburkannya kembali ke angkasa.
Apakah semakin letusan maka semakin besar pula kontribusinya dalam
menurunkan suhu global rata-rata? Awalnya para ilmuwan berasumsi semakin
banyak debu yang mencapai lapisan atmosfer dipercaya menjadi penyebab
dominan dari perubahan suhu global. Akan tetapi dugaan trsebut terpatahkan
oelh fakta berikut. Gunung St. Helens memiliki ukuran yang lebih besar dari
gunung El Chichon. Gunung St Helens mengalami erupsi pada tahun 1984
dan menyebabkan penurunan suhu global sebesar 0,1oC. Dua tahun
sebelumnya yaitu tahun 1982 gunung El Chichon yang ukurannya lebih kecil
juga mengalami erupsi. Letusan gunung El Chichon ternyata menurunkan
suhu global 3-4 kali lebih besar dibandingkan efek erupsi gunung St Helens.
Fakta ini menunjukkan bahwa fakor yang lebih dominan dalam memengaruhi
suhu global adalah konsentrasi aerosol sulfur. Gunung El Chichon tercatat
menyemburkan gas sulfur 40 kali lebih banyak dibandingkan erupsi gunung
St Helens.
Fakta ini lalu diperkuat oleh erupsi gunung Pinatubo, Filipina. Gunung
Pinatubo mengalami erupsi dan menyemburkan gas sulfur dua kali lebih
banyak dari erupsi gunung El Chichon yaitu sebnayak 17 juta ton. Akibat
peristiwa itu, pada tahun 1992-1993 bumi mengalami penurunan suhu global
sebesar 0,6oC.
Sebelum fakta-fakta ini terkuak, banyak alasan yang mendukung opini
erupsi vulkanik berpengaruh pada kenaikan suhu global. Erupsi vulkanik
mayoritas memproduksi gas karbon dioksida yang diketahui memiliki
kontribusi besar pada efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini akan semakin
parah seiring dengan bertambah tebalnya gas rumah kaca yang ada di
atmosfer. Akan tetapi statistik membuktikan bahwa sumbangan gas rumah
kaca oleh aktivitas vulkanik belum seberapa dibandingkan dengan sumbangan
4
gas rumah kac yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Justru erupsi vulkanik
yang menghasilkan banyak gas sulfur memberikan kontribusi pada penurunan
suhu global seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Statistik menunjukan
erupsi vulkanik menyumbang 110 juta ton CO2 per tahun, sedangkan aktivitas
manusia menyumbang hampir 10.000 kali lipat dari angka sumbangan gas
CO2 akibat aktivitas vulkanik. Berdasarkan kenyataan ini para ilmuwan
berpendapat bahwa efek pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas
manusia harus lebih diperhatikan.
Aktivitas lain yang menghasilkan gas rumah kaca dapat dilihat dalam
uraian berikut :
a. Transportasi
Di kota-kota besar terdapat banyak sarana transportasi. Semakin
banyak sarana transportasi menyebabkan lalu lintas semakin padat.
Semakin padatnya lalu lintas di suatu daerah tersebut tinggi. Polusi udara
disebabkan adanya gas-gas buang dari sarana transportasi seperti karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida (Nox), belerang oksida (Sox),
Hidrokarbon (HC), dan partikel lainnya. Gas-gas tersebut jika bereaksi
dengan oksigen akan menghasilkan gas rumah kaca. Sarana transportasi
banyak yang menggunakan bahan bakar fosil, misal minyak bumi. Bahan
bakar fosil merupakan penyuplai terjadinya pencemaran udara dan
penghasil gas rumah kaca.
b. Industri
Aktivitas industri banyak melibatkan penggunaan bahan bakar
fosil sebagai bahan bakar untuk kegiatan industri. Aktivitas industri yang
melibatkan pemakaian bahan bakar fosil akan menaikkan konsentrasi gas
karbon dioksida di atmosfer sehingga menambah emisi gas rumah kaca.
Aktivitas industri yang melibatkan penggunaan senyawa CFC
(Chloro Fluoro Carbon) berpotensi menimbulkan efek rumah kaca.
Aktivitas industri freezer, pendingin ruangan, cat semprot, dan hair sray
banyak menggunakan senyawa CFC. Gas CFC tidak mudah terurai jika
terlepas ke atmosfer. Gas CFC dapat merusak lapisan ozon sehingga
menimbulkan lubang pada lapisan ozon. Lapisan ozon adalah lapisan yang
melapisi bumi dan berfungsi untuk melindungi bumi dari radiasi
ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Jika lapisan ozon rusak, snar
5
ultraviolet akan menerobos atmosfer bumi dan mencapai bumi sehingga
dalam jangka panjang dapat memicu kanker kulit pada manusia.
Mengingat akan bahaya CFC, salah satu badan PBB yaitu UNEP
(United Nation Environment Program) melalui kesepakatan yang
diadakan di Londo, Inggris pada tahun 1991 menyetujui pengurangan
produksi hingga 50% pada tahun 1995. Pada 1997 penggunaan CFC
dikurangi 85%. Dengan adanya kesepakatan itu merupakan langkah awal
pengurangan produksi pemakaian CFC. Selain itu dengan adanya
kesepakatan tersebut diharapkan CFC tidak digunakan kembali pada masa
selanjutnya sehingga tidak memperbesar kerusakan ozon.
c. Pembuangan Sampah
Sampah dapat dikatakan sebagai masalah serius dari urusan rumah
tangga hingga urusan dunia. Berdasarkan asalnya, sampah dibagi menjadi
sampah organik dan anorganik. Selain itu juga terdapat sampah B3 yang
merupakan sampah yang berasal dari bahan yang beracun dan berbahaya.
Dalam menanganinya pun harus dilakukan dengan penanganan khusus
dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi sifat berbahaya dan
beracun.
Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisika,
dan biologi yaitu dengan cara stabilisasi atau solidifikasi.
Stabilisasi/Solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat
kimia dengan menambahkan bahan senyawa pereaksi tertentu untuk
membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah
sebelum dibuang.
Metode inseirenasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk
memperkecil volume B3 tetapi saat melakukan pembakaran perlu
dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran tidak
mencemari udara.
Proses pengolahan limbah B3 secara biologi dikenal dengan istilah
bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan vakteri
dan mikroorganisme lain untuk mengurai limbah B3. Fitoremedensi
adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorsi dan mengakumulasi
bahan-bahan beracun dari tanah. Proses ini merupakan proses alamiah
yang membuatuhkan jangka waktu yang lama untuk membersihkan
limbah B3 dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk
6
hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa
beracun ke dalam rantai makanan dalam ekosistem.
Namun kenyataannya, aktivitas rumah tangga paling banyak
menghasilkan sampah plastik. Pada industri yang lebih besar, sampah
plastik dapat diolah lagi menjadi bijih-bijih plastik.
d. Penebangan Hutan
Hutan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Hutan
dimanfaatkan dalam industry kerajinan, indrustri farmasi, pariwisata,
bahkan sarana penelitian. Selain itu, hutan juga bermanfaat sebagai temapt
hidup hewan, menyerap air hujan, dan menyerap karbondioksida. Negara
Indonesia pernah dijuluki “Zamrud Khatulistiwa” karena kekayaan alam
yang melimpah. Pada tahun 2007, Indonesia ditetapkan negara yang
memiliki tingkat kehancuran hutan tercepat didunia. Kondisi ini
disebabkan oleh tindakan manusia terlalu berlebihan dalam menggunakan
pohon-pohon di hutan. Jika tidak segera dihentikan, hutan yang tersisa
akan segera hilang.
Apabila penebangan hutan dilakukan secara-terus menerus maka
Indonesia turut serta dalam memperparah pemanasan global. Hal ini
disebabakan tidak adanya tanaman yang menyerap gas CO2 sehingga
mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Penebangan hutan
sebaiknya disertai penanaman hutan kembali sehingga hutan mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.
7
C. Dampak Pemanasan Global
1. Hujan Asam
Hujan secara alami bersifat asam. Namun, keasamaan tersebut memiliki
pH di atas 5,7. Hujan tersebut bersifat asam dikarenakan adanya karbon
dioksida di udara yang bereaksi dengan uap air sehingga menjadi asam lemah
bikarbonat. Sementara itu, jika hujan memiliki pH rendah yaitu kurang dari
5,7 maka akan menimbulkan masalah lingkungan. Kondisi ini disebabkan
kandungan sulfur dioksida dan nitrogen oksida sangat tinggi. Sulfur dioksida
dan nitrogen oksida yang terdifusi di atmosfer akan bereaksi dengan air
sehingga membentuk asam sulfat dan asam nitrat. Asam sulfat dan asam nitrat
yang jatuh ke Bumi dengan bersamaan datangnya air hujan akan
menghasilkan pH air hujan sangat rendah. Kondisi itulah yang di katakana
sebagai Hujan asam.
Penyebab adanya hujan asam ada dua yaitu secara alami dan akibat ulah
manusia. Penyebab hujan asam secara alami misalnya semburan asap yang
berasal dari gunung api. Gunung api yang masih aktif menyemburkan asap ke
udara dengan salah satu kandungannya belerang. Sementara itu, adanya hujan
asam yang disebabkan oleh ulah manusia seperti aktivitas industri yang
menghasilkan asap, pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan
nitrogen, dan pengolahan pertanian dan peternakan yang menghasilkan
metana.
2. Perubahan Iklim
Pemanasan global dapat menyebabkan lapisan ozon berlubang. Dengan
lapisan ozon yang berlubang, sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh matahari
dapat mencapai permukaan bumi. Adanya sinar ultraviolet yang mencapai
bumi akan membahayakan bagi makhluk hidup di dalamnya dan memanaskan
suhu bumi. Kenaikan suhu bumi akan mempengaruhi pergerakan angin dan
hal tersebut memengaruhi perubahan musim sehingga iklim pun mengalami
perubahan.
3. Mencairnya Es di Kutub
Apabila lapisan ozon mulai berlubang, sinar ultraviolet yang berasal dari
sinar matahari jatuh kepermukaan bumi. Ketika sinar tersebut jatuh pada
daerah kutub maka es yang berada di daerah tersebut akan mencair. Daratan
di kutub yang semula perbukitan es lambat laun akan meleleh sehingga
8
serpihan-serpihan es mencair dan berubah menjadi air laut. Kondisi ini juga
menyebabkan naiknya permukaan air laut.
9
7. Berkurangnya Spesies Flora dan Fauna
Pemanasan global menyebabkan suhu udara meningkat serta perubahan
cuaca yang cukup ekstrem. Flora dan Fauna yang tidak mampu hidup akibat
perubahan cuaca tersebut akan cepat punah. Selain menyebabkan kepunahan,
pemanasan global menyebabkan hewan kehilangan habitatnya. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan pemansan global mengurangi spesies flora dan fauna.
3. Pengelolaan Sampah
Sampah menjadi masalah serius dalam kehidupan keseharian manusia dan
menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Adapun tindakan
yang dapat dilakukan pada sampah organik maupun anorganik, yaitu sebagai
berikut.
a) Reduce adalah melakukan pengurangan bahan/penghematan.
b) Reuse adalah menggunakan kembali
c) Recycle adalah melakukan daur ulang
10
d) Replace adalah mengganti barang-barang yang berpotensi menjadi
sampah
e) Repair adalah melakukan pemeliharaan
f) Composting dapat dilakukan pada sampah yang terurai dan menjadi
kompos
11
1) Informasi ilmiah mengenai perubahan iklim
2) Dampak, adaptasi, dan kerentanan
3) Mitigasi (upaya) perubahan iklim
Pada 1990, IPCC menerbitkan hasil penelitian pertama ( First
Assessment Report). Laporan tersebut menyebutkan bahwa perubahan iklim
dipastikan merupakn ancaman bagi kehidupan manusia. IPCC menyerukan
pentingnya sebuah kesepakatan global untuk menanggulangi masalah
perubahan iklim, mengingat hal tersebut merupakan sebuah proses global yg
berdampak pada seluruh dunia.
Majelis umum PBB menanggapi seruan IPCC dengan secara resmi
membentuk sebuah badan negosiasi antar pemerintah, yaitu intergovermental
negotiating committee (INC) untuk merundingkan sebuah konversi
mengenai perubahan iklim. Laporan IPCC terakhir tahun 2007 secara garis
besar terdiri dari :
1) Laporan kelompok kerja 1 dikelurakan pada Februari 2007, menekankan
bahwa manusia adalah penyebab utama peningkatan gas rumah kaca (
GRK) di lapisan udara.
2) Laporan kelompok kerja 2 mengenai dampak dan adaptasi perubahan
iklim dikeluarkan awal April 2007, membeberkan perkiraan ancaman
bencana di banyak negara apabila tidak dilakukan upaya segera untuk
mengurangi kegiatan yg dpt menyebabkan pemanasan global.
3) Laporan kelompok kerja 3 yg dikeluarkan Mei 2007 menganalisis proses
pengurangan emisi karbon yang sudah dan harus dilakukan, dan strategi
adaptasi untuk bertahan terhadap dampak perubahan iklim yang tidak
bisa dihindari.
2. Protokol Kyoto
Protokol Kyoto adalah protokol kepada konvensi rangka kerja PBB
tentang perubahan iklim ( UNFCCC yang diadopsi pada pertemuan bumi di
Rio de Janeiro pada 1992), semua pihak dalam UNFCCC dapat
menandatangani atau meratifikasi protokol kyoto, sementara pihak luar tidak
diperbolehkan. Protokol kyoto di abopsi pada sesi ketiga konferensi pihak
konvensi UNFCCC pada 1997 di Kyoto, Jepang.
12
antara Australia, Kanada, India, Jepang, RCC, Korea selatan yang
mengumumkan pembentukannya pada tanggal 28 juli 2005. Mentri luar
negeri, lingkungan dan energi dari negara-negara peserta sepakat untuk
bekerja sama dalam pengembangn dan transfer teknologi yang
memungkinkan pengurangan emisi GRK yang bersesuain dengan UNFCCC
dan perangkat internasional lainnya seperti protokol kyoto.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan
utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan
manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi
pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil
untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita
bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap
kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan
terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah
menimpa bumi ini.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanasan
global adalah peningkatan suhu rata-rata dunia baik di daratan, lautan maupun di
atmosfer bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca dan efek
umpan balik karena efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk
hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan pemanasan global. Dan menurut Laporan Perserikatan Bangsa
Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006
mengungkapkan bahwa, “industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah
kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah
kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). ” Hampir seperlima (20 persen)
dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi
gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.
B. Saran
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk
hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa
dekadelah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua
dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong
royong untuk menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang
sempurna ini. Stop global warming. Kami menerima saran dari pembaca untuk
kami perbaiki dan kami sempurnakan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan, Rinawan Abadi, Adip Ma’rifu, dan Bara Wahyu. 2017. Fisika Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Klaten : Intan Pariwara.
Ardillah, Annisa. 2018. Makalah Pemanasan Global.
(https://mybubblegums.wordpress.com/2018/04/26/contoh-makalah-pemanasan-
global-global-warming/). Diakses tanggl 25 Februari 2019
Kurnia, Ravi. 2015. Makalah Fisika-Pemanasan Global.
(http://ravikurnia1.blogspot.com/2015/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html).
Diakses tanggal 25 Februari 2019
15