Anda di halaman 1dari 32

SALINAN

BUPATI SUMBAWA BARAT


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT


NOMOR 30.A TAHUN 2016

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMBAWA BARAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempermudah pelaksanaan


pemilihan Kepala Desa, perlu disusun pedoman
pelaksanaan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat di Provinsi
Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 145, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4340);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Indonesia
1
Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
7. 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun
2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2036);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun
2015 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian
Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 4);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor
6 Tahun 2016 tentang Pemilihan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah
kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2016 Nomor 6,
tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa
Barat Tahun 2016 Nomor 4)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN


PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa Barat.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa
Barat.
3. Bupati adalah Bupati Sumbawa Barat.
4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Kabupaten Sumbawa Barat.
5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
7. Kepala Desa adalah pejabat pemerintah desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah
tangga desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
9. Pemilihan Kepala Desa adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di desa
dalam rangka memilih Kepala Desa yang bersifat langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil.
10. Pemilihan Kepala Desa serentak adalah pemilihan Kepala Desa yang
dilaksanakan dalam 1 (satu) kali atau bergelombang.
11. Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat desa yang selanjutnya disebut
PPKD Desa adalah Panitia yang dibentuk oleh BPD berasal dari utusan
perwakilan organisasi dan tokoh di desa untuk menyelenggarakan
proses Pemilihan Kepala Desa serentak.
12. Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Daerah yang selanjutnya disebut
PPKD Kabupaten adalah panitia yang dibentuk Bupati berkedudukan
di Kabupaten dalam rangka mendukung pelaksanaan pemilihan Kepala
Desa serentak.
13. Bakal calon Kepala Desa adalah warga masyarakat desa setempat
berdasarkan hasil penjaringan oleh PPKD Desa.
14. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih selanjutnya disebut calon
Kepala Desa adalah bakal calon Kepala Desa yang telah memenuhi
persyaratan dan ditetapkan oleh PPKD Desa.
15. Calon Kepala Desa terpilih adalah calon yang memperoleh dukungan
suara terbanyak dalam pemilihan Kepala Desa.
16. Pemilih adalah penduduk desa setempat dan pada hari pemungutan
suara pemilihan Kepala Desa sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun
atau sudah/pernah menikah.
17. Hak pilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk menentukan sikap
pilihannya.
18. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh PPKD Desa
untuk mendapatkan bakal calon Kepala Desa dari warga masyarakat
desa yang bersangkutan.
19. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh PPKD Desa dari segi
administrasi para bakal calon.
20. Penduduk desa setempat adalah penduduk yang terdaftar sebagai
warga desa yang bersangkutan secara sah sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan dengan tidak terputus-putus dan memiliki Kartu Tanda
Penduduk, Kartu Susunan Keluarga atau Surat Keterangan yang sah
dari Pemerintah Desa.
21. Penduduk asli yaitu penduduk yang lahir, tumbuh dan memiliki akar
kekeluargaan secara turun temurun dari desa tersebut dan belum
pernah pindah tempat;
22. Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu adalah proses pengisian jabatan
Kepala Desa melalui musyawarah desa yang disebabkan adanya

3
kekosongan jabatan Kepala Desa dan jabatan Kepala Desa masih
tersisa lebih dari 1 (satu) tahun

4
23. Penjabat Kepala Desa adalah pejabat yang diangkat oleh Bupati untuk
melaksanakan hak, tugas, wewenang dan kewajiban Kepala Desa
dalam kurun waktu tertentu sampai terpilih atau ditetapkannya Kepala
Desa definitif.
24. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disebut DPS adalah daftar
pemilih yang disusun berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap Pemilihan
Umum terakhir yang telah diperbaharui dan dicek kembali atas
kebenaranya serta ditambah dengan pemilih baru.
25. Daftar Pemilih Tambahan adalah daftar pemilih yang disusun
berdasarkan usulan dari pemilih karena bersangkutan belum terdaftar
dalam Daftar Pemilih Sementara.
26. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disebut DPT adalah daftar
pemilih yang telah ditetapkan oleh PPKD Desa sebagai dasar
penentuan identitas pemilih dan jumlah pemilih dalam Pemilihan
Kepala Desa.
27. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah
tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
28. Tanda Gambar Calon Kepala Desa adalah photo Calon atau yang
berupa gambar.

BAB II
JENIS PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasal 2
Pemilihan Kepala Desa meliputi :
a. Pemilihan Kepala Desa Serentak atau Bergelombang;
b. Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu.

Pasal 3
(1) Pemilihan Kepala Desa Serentak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a dilakukan satu kali atau dapat bergelombang.
(2) Pemilihan Kepala Desa Satu Kali sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan hanya satu kali pada hari yang sama bagi seluruh desa di
Daerah.
(3) Pemilihan Kepala Desa Bergelombang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan:
a. pengelompokan waktu berakhirnya masa jabatan Kepala Desa di
Daerah;
b. kemampuan keuangan Daerah; dan/atau
c. ketersediaan pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah
Daerah yang memenuhi persyaratan sebagai penjabat Kepala
Desa.
(4) Pemilihan Kepala Desa Bergelombang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6
(enam) tahun.
(5) Pemilihan Kepala Desa Bergelombang sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dilakukan dengan interval waktu paling lama 2 (dua) tahun.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan waktu pemilihan Kepala
Desa Serentak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a,
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

5
Pasal 4
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf b, dilakukan dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang berhenti
lebih dari 1 (satu) tahun.

BAB III
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Persiapan Daerah

Paragraf 1
Pembentukkan Panitia Pemilihan

Pasal 5
(1) Bupati membentuk PPKD Kabupaten dengan Keputusan Bupati.
(2) Pembentukan PPKD Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lambat 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan pemungutan suara
pemilihan Kepala Desa serentak dilaksanakan.
(3) PPKD Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
unsur organisasi perangkat daerah yang mempunyai tugas dan fungsi
di bidang pemerintahan desa, pengawasan internal, pengelolaan
keuangan daerah, ketentraman dan ketertiban masyarakat, hukum,
kesatuan bangsa, dan unsur lainnya yang dibutuhkan.
(4) Unsur lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berasal dari
kalangan praktisi dan/atau akademisi yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman sebagai penyelenggara Pemilukada, Pemilu dan/atau
Pilkades.
(5) Jumlah anggota PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah
ganjil sesuai dengan kebutuhan daerah dengan susunan keanggotaan
terdiri dari :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris; dan
d. Anggota-anggota.
(6) Dalam rangka menunjang tugas dan fungsi PPKD Kabupaten dibentuk
kesekretariatan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati pada SKPD
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang pemerintahan desa.

Pasal 6
(1) PPKD Kabupaten mempunyai tugas, meliputi:
a. merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan semua
tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa yang menjadi tugas
daerah;
b. menetapkan kebijakan tahapan program umum dan kebutuhan
anggaran pemilihan Kepala Desa sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan perundang-undangan;
c. menyusun dan menetapkan peraturan teknis yang diperlukan
untuk setiap tahapan pemilihan Kepala Desa;
d. mengkoordinasikan dan memantau tahapan pemilihan Kepala
Desa yang dilaksanakan oleh PPKD Desa;
e. melakukan supervisi, memberi arahan dan konsultasi, asistensi
dan klarifikasi kepada PPKD Desa dalam tahapan penyelenggaraan
pemilihan Kepala Desa;
f. melakukan evaluasi terhadap setiap tahapan pelaksanaan
penyelenggaraan pemilihan;
g. menerima daftar pemilih tetap yang ditetapkan PPKD Desa;
6
h. menetapkan jumlah surat suara dan kotak suara berdasarkan
usulan kebutuhan pemilihan masing-masing desa;
i. memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan kotak suara
serta perlengkapan pemilihan lainnya;
j. mendistribusikan surat suara dan kotak suara dan perlengkapan
pemilihan lainnya kepada PPKD Desa sesuai dengan tahapan
penyelenggaraan pemilihan;
k. memfasilitasi penyelesaian permasalahan atau sengketa pemilihan
Kepala Desa;
l. menerima laporan pertanggungjawaban dan laporan hasil
Pemilihan dari PPKD Desa
m. menyampaikan laporan tertulis tentang perkembangan
pelaksanaan pemilihan kepada Bupati;
n. menyelesaikan sengketa pemilihan kepada desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
o. memberikan teguran dan/atau sanksi administratif dan/atau
menonaktifkan sementara anggota PPKD Desa yang terbukti
melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan
penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan usulan/rekomendasi
Pengawas Pilkades; dan
p. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
(2) PPKD Kabupaten bertanggung jawab kepada Bupati, dan wajib
memberikan laporan pertanggungjawaban secara tertulis kepada
Bupati.

Paragraf 2
Pembentukkan Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Desa

Pasal 7
(1) Dalam rangka pengawasan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
serentak Bupati membentuk Panwas Pilkades yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
(2) Pembentukan Panwas Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling lambat 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan pemungutan suara
pemilihan Kepala Desa serentak dilaksanakan.
(3) Panwas Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk pada
masing-masing kecamatan yang melaksanakan pemilihan Kepala Desa
serentak.
(4) Jumlah anggota Panwas Pilkades berjumlah ganjil yang disesuaikan
dengan kebutuhan pengawasan pada masing-masing kecamatan.
(5) Susunan dan keanggotaan Panwas Pilkades, dapat terdiri dari:
a. Camat sebagai Pengarah;
b. Sekretaris Kecamatan sebagai Ketua;
c. Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan sebagai sekretaris;
d. Kepala Seksi Tramtib Kecamatan sebagai anggota;
e. Anggota Koramil sebagai anggota;
f. Anggota Polsek sebagai anggota;dan
g. unsur perwakilan masyarakat.
(6) Masa tugas Panwas Pilkades berakhir paling lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah pengangkatan dan pelantikan Kepala Desa terpilih.
(7) Panwas Pilkades bertanggungjawab dan memberikan laporan
pertanggungjawaban secara tertulis kepada Bupati melalui PPKD
Kabupaten.

7
Pasal 8
(1) Panwas Pilkades mempunyai tugas dan wewenang:
a. mengawasi seluruh jadual tahapan dan kegiatan penyelenggaraan
pemilihan Kepala Desa serentak yang dilaksanakan pada masing-
masing desa dalam wilayah kecamatan;
b. menerima laporan pengaduan atas pelanggaran tahapan dan
kegiatan pelaksaaan kegiatan pemilihan Kepala Desa serentak;
c. menyelesaikan laporan pengaduan dan/atau sengketa yang timbul
dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa serentak; dan
d. mencegah serta mengendalikan terjadinya dugaan pelanggaran
dan gangguan keamanan dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala
Desa serentak di masing-masing desa dalam wilayah kecamatan;
e. melakukan koordinasi dengan PPKD Kabupaten secara periodik;
dan
f. tugas lainnya yang dilimpahkan/diberikan oleh Bupati.
(2) Panwas Pilkades berkewajiban :
a. memperlakukan seluruh Calon Kepala Desa secara adil dan
setara;
b. melakukan pengawasan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
serentak secara pro aktif;
c. menyampaikan laporan tertulis kepada Bupati melalui PPKD
Kabupaten atas pengawasan pelaksanaan tahapan pemilihan
Kepala Desa serentak dalam wilayah kecamatan;
d. mencegah dan mengendalikan terjadinya dugaan penyimpangan/
pelanggaran; serta
e. mencegah dan mengendalikan keamanan dan ketertiban dalam
pelaksanaan pemilihan Kepala Desa serentak;
f. menerima dan menindaklanjuti laporan pengaduan masyarakat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
g. melakukan koordinasi dengan PPKD Desa, PPKD Kabupaten,
Bupati dan stakeholders terkait lainnya; dan
h. kewajiban lainnya yang diberikan/dilimpahkan oleh Bupati
kepada Panwas Pilkades.

Bagian Kedua
Persiapan Desa

Paragraf 1
Pemberitahuan Akhir Masa Jabatan

Pasal 9
(1) BPD wajib memberitahuan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa
kepada Kepala Desa secara tertulis tentang akhir masa jabatannya 6
(enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan.
(2) Pemberitahuan berakhirnya masa jabatan kepada BPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan Pimpinan BPD kepada Kepala
Desa dengan tembusan disampaikan kepada Bupati melalui Camat.
(3) Kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima
pemberitahuan akhir masa jabatan dari BPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib menyampaikan laporan akhir masa jabatan kepada
Bupati melalui Camat.
(4) Bagi Kepala Desa yang tidak menyampaikan laporan akhir masa
jabatan kepada Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tanpa
alasan dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan, dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
8
Paragraf 2
Pembentukkan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa

Pasal 10
(1) BPD mengadakan rapat yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa, untuk
membentuk PPKD Desa.
(2) Dalam melakukan fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pemerintah desa berkoordinasi dengan Camat.
(3) PPKD Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas unsur
Perangkat Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Tokoh Masyarakat
Desa.
(4) PPKD Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan
Keputusan BPD dan disampaikan secara tertulis kepada Bupati melalui
Camat.
(5) Setelah PPKD Desa dibentuk, paling lambat 5 (lima) hari PPKD Desa
menetapkan lokasi Sekretariat PPKD Desa.
(6) Sekretariat PPKD Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas
dapat berlokasi di kantor desa atau di tempat lainnya.

Pasal 11
(1) PPKD Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), berjumlah
ganjil terdiri dari :
a. ketua;
b. sekretaris;
c. anggota-anggota;
(2) Penentuan kedudukan dalam PPKD Desa ditetapkan dalam
musyawarah mufakat.
(3) Hasil dari musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan keputusan BPD.

Pasal 12
(1) Apabila ada anggota PPKD Desa berhenti, maka keanggotaannya
digantikan dari unsur Perangkat Desa, atau pengurus Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan tokoh masyarakat yang ditetapkan dalam
Keputusan BPD.
(2) Anggota PPKD Desa berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
karena :
a. meninggal dunia;
b. atas pemintaan sendiri; dan
c. diberhentikan.
(3) Anggota PPKD Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c karena :
a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap;
b. terlibat tindak pidana dengan ancaman hukuman 5 (lima) tahun;
c. melanggar tugas dan kewajiban;
d. mendaftarkan diri sebagai bakal calon Kepala Desa.

9
Pasal 13
(1) Tugas PPKD Desa adalah sebagai berikut:
a. menyusun dan menetapkan tatakerja PPKD Desa sesuai dengan
peraturan daerah;
b. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan,
mengawasi dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan
pemilihan;
c. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Camat
melalui Kepala Desa untuk diteruskan kepada Bupati;
d. melaksanakan sosialiasi tahapan, program dan jadual pelaksaan
pemilihan;
e. melakukan pendataan, pendaftaran dan penetapan pemilih;
f. mengadakan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon;
g. menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan;
h. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;
i. menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;
j. melaksanakan penyediaan surat suara, peralatan, perlengkapan
dan tempat pemungutan suara;
k. menjaga surat suara dan kotak suara dan perlengkapan pemilihan
lainnya;
l. melaksanakan pemungutan suara;
m. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan
mengumumkan hasil pemilihan;
n. menyampaikan Calon Kepala Desa terpilih kepada BPD;
o. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan;
p. menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran pemilihan yang dikelola; dan
q. melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban lain yang
diberikan oleh PPKD Kabupaten dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) PPKD Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai
kewajiban :
a. memperlakukan Calon Kepala Desa secara adil dan setara, netral
serta tidak memihak kepada salah satu Calon Kepala Desa atau
kelompok tertentu;
b. menetapkan kebutuhan barang/jasa berkaitan dengan
penyelenggaraan pemilihan;
c. menyampaikan laporan kepada BPD dan PPKD Kabupaten untuk
setiap tahap pelaksanaan pemilihan dan menyampaikan informasi
kegiatannya kepada masyarakat;
d. memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang
inventaris milik Desa dan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah;
e. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran pemilihan
Kepala Desa kepada BPD dan Bupati melalui PPKD Kabupaten;
dan
f. melaksanakan semua tahapan pemilihan tepat waktu, kecuali
terjadi suatu hal yang membuat pemilihan Kepala Desa tersebut
ditunda.
(3) Dalam melaksanakan tugas PPKD Desa dibantu oleh petugas
pendaftaran pemilih, dan KPPS yang dibentuk dan ditetapkan oleh
PPKD Desa dibantu oleh Sekretariat Desa Pemerintah Desa untuk
melaksanakan fungsi kesekretariatan PPKD Desa tingkat desa.
(4) PPKD Desa bertanggung jawab kepada BPD.

10
(5) Laporan pertanggungjawaban PPKD Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) terdiri atas :
a. laporan periodik perkembangan tahapan pelaksanaan Pilkades;
b. laporan akhir masa tugas PPKD Desa.
(6) Laporan periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a,
disampaikan PPKD Desa kepada BPD sesuai dengan tahapan
pelaksanaan program Pilkades dengan tembusan laporan disampaikan
kepada Camat dan PPKD Kabupaten.
(7) Laporan akhir masa tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b,
disampaikan secara tertulis PPKD Desa paling lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah pelantikan Kepala Desa terpilih kepada BPD dan tembusan
laporan disampaikan kepada Camat dan PPKD Kabupaten.

Pasal 14
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (1) huruf l, PPKD Desa menetapkan minimal 2 (dua) TPS yang
dibantu oleh KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) atas
persetujuan BPD yang telah dikonsultasikan Camat.
(2) Penetapan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam Keputusan PPKD Desa.
(3) Jumlah KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) minimal 5 (lima)
orang dan maksimal 7 (tujuh) orang di tiap TPS yang berasal dari
unsur Perangkat Desa, lembaga kemasyarakatan desa dan tokoh
masyarakat desa.
(4) Anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Anggota 5 sampai 7 orang.
(5) KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertugas selama 3 (tiga)
hari yaitu H-1, Hari H dan H+1 pemungutan suara.
(6) Tugas pokok KPPS sebagaimana dimaksud ayat (5) adalah
menyelenggarakan pemungutan suara dan membuat hasil rekapitulasi
penghitungan perolehan suara di TPS dan melaporkan hasilnya kepada
PPKD Desa di tingkat Desa.
(7) Honorarium dan biaya operasional anggota KPPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dapat dianggarkan dalam APB Desa.

Paragraf 3
Pendataan, Pendaftaran, Penetapan DPS, DP Tambahan dan DPT

Pasal 15
(1) Syarat-syarat pemilih adalah :
a. penduduk Desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala
Desa sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah
menikah;
b. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan
d. berdomisili di desa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum
disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan penduduk.

11
(2) Pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih.
(3) Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih, ternyata tidak lagi
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat
menggunakan hak pilihnya.

Pasal 16
(1) Pendaftaran Pemilih menggunakan data jumlah penduduk, dan dapat
menggunakan DPT Pemilu, Pilpres, dan Pilkada.
(2) Data-data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pencatatan,
diberi tanda bukti pendaftaran yang ditandatangani oleh petugas
pendaftar pemilih dan dibuat rekapitulasi tiap RT, RW, Dusun dan
Desa.
(3) Hasil Pendaftaran Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
selanjutnya ditetapkan menjadi DPS.
(4) DPS yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diumumkan di Kantor/Balai Desa dan di masing-masing RT di tempat
strategis selama 3 (tiga) hari, terhitung mulai tanggal ditetapkannya
DPS untuk memberi kesempatan kepada pemilih yang masih belum
terdaftar atau memerlukan perbaikan.
(5) Dalam jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), pemilih dapat mengajukan usul perbaikan kepada PPKD Desa
mengenai :
a. pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
b. pemilih sudah tidak berdomisili di Desa tersebut;
c. pemilih yang sudah nikah di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun;
d. pemilih yang sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun;
e. pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat
sebagai pemilih;
f. dan lain-lain.

Pasal 17
(1) Pemilih yang belum terdaftar, secara aktif melaporkan kepada PPKD
Desa melalui pengurus Rukun Tetangga atau Rukun Warga dan
didaftar sebagai Pemilih Tambahan.
(2) Pencatatan Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.
(3) Daftar Pemilih Tambahan yang sudah terdaftar sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), diumumkan oleh PPKD Desa pada tempat-tempat yang
mudah dijangkau oleh masyarakat desa dengan bantuan perangkat
desa, pengurus Rukun Tetangga atau Rukun Warga lainnya untuk
mendapat tanggapan dari masyarakat.
(4) Pengumuman Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), dilaksanakan selama 3 (tiga) hari sejak Daftar Pemilih
Tambahan ditetapkan.
(5) PPKD Desa menetapkan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih
Tambahan sebagai Daftar Pemilih Tetap.
(6) Apabila terdapat Pemilih yang masih belum terdaftar, maka dicatat dan
ditambah dengan DPS dan Daftar Pemilih Tambahan untuk ditetapkan
menjadi DPT.
(7) PPKD Desa, BPD, Bakal Calon dan atau Saksi mengadakan
musyawarah untuk menetapkan DPT serta dapat dihadiri oleh camat.

12
(8) Hasil musyawarah penetapan DPT sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) dituangkan dalam Berita Acara dan Notulen Rapat.
(9) DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pada masing-masing lembar
diparaf oleh Bakal Calon, ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris
PPKD Desa serta diumumkan paling lama 3 (tiga) hari sejak
pengumuman.
(10) DPT diumumkan di masing-masing lingkungan RT ditempat strategis.

Pasal 18
Yang berhak memilih dalam Pemilihan Kepala Desa adalah Pemilih yang
telah tercantum dalam DPT dan diumumkan terakhir oleh PPKD Desa.

Pasal 19
(1) Pengecualian terhadap pemilih sebagaimana dimaksud pada pasal 18
adalah terhadap calon pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT
diberikan hak untuk menggunakan hak pilih dengan ketentuan:
a. Memiliki KTP, KK Desa setempat;
b. Masih terdapat surat suara yang tidak digunakan oleh pemilih
yang terdaftar dalam DPT;
(2) Penggunaan hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan satu jam sebelum pemungutan suara berakhir.

Paragraf 4
Tahapan Pencalonan

Sub Paragraf 1
Persyaratan Calon

Pasal 20
(1) Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:
a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Pertama
atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat
mendaftar;
f. bersedia cuti bagi Calon Kepala Desa yang berasal dari Kepala
Desa Petahana sejak ditetapkan sebagai calon tetap;
g. bersedia cuti bagi Calon Kepala Desa yang berasal dari Perangkat
Desa sejak mendaftar sebagai bakal Calon Kepala Desa;
h. bersedia mengundurkan diri bagi Calon Kepala Desa yang berasal
dari BPD dengan persetujuan Pimpinan BPD sejak mendaftar
sebagai bakal Calon Kepala Desa;
i. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
j. tidak berstatus sebagai anggota TNI/POLRI;
k. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di desa
setempat paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran;
l. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
m. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
13
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun
setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan
secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan
pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-
ulang;
n. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
o. sehat jasmani dan rohani;
p. bebas dari penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang lainnya;
q. tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali
masa jabatan secara berturut atau tidak secara berturut-turut;
r. bersedia dan sanggup menjalankan tugas dan kewajiban sebagai
Kepala Desa sesuai dengan amanat peraturan perundang-
undangan; dan
s. memenuhi kelengkapan Persyaratan Pencalonan Kepala Desa.
(2) Kelengkapan Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf r,
meliputi :
a. surat permohonan/lamaran secara tertulis bermaterai cukup
dilampiri persyaratan;
b. foto copy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga yang
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
c. foto copy akta kelahiran yang dilegalisir pejabat yang berwenang;
d. foto copy ijazah terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang;
e. foto copy surat keterangan pengganti yang dipersamakan dengan
ijazah/STTB yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
f. Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang masih berlaku;
g. Surat Keterangan dari Kepala Desa yang menerangkan telah
bertempat tinggal di desa yang bersangkutan paling kurang 1
(satu) tahun sebelum pendaftaran;
h. Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Rumah Sakit Pemerintah
Daerah;
i. Surat Keterangan Bebas Penyalahgunaan Narkotika dan obat
terlarang lainnya dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten;
j. Surat Keterangan dari Pengadilan Negeri yang menyatakan:
1. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih,
kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana
penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada
publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta
bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
2. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
k. Pas photo berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak 4 (empat)
lembar dan daftar riwayat hidup 2 rangkap;

14
l. Surat Pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan:
1. Surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika;
3. tidak berstatus sebagai anggota TNI/POLRI;
4. tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga)
kali masa jabatan;
5. bersedia cuti sejak ditetapkan menjadi Calon Kepala Desa
bagi yang berasal dari Kepala Desa Petahana;
6. bersedia cuti sejak mendaftar sebagai bakal Calon Kepala
Desa bagi yang berasal dari Perangkat Desa;
7. bersedia mengundurkan diri sejak mendaftar sebagai bakal
Calon Kepala Desa bagi yang berasal dari BPD dengan
persetujuan Pimpinan BPD;
8. bersedia dan sanggup menjalankan tugas dan kewajiban
sebagai Kepala Desa sesuai dengan amanat peraturan
perundang-undangan; dan
9. Daftar Riwayat Hidup Calon.

Sub Paragraf 2
Bakal Calon Kepala Desa dari PNS

Pasal 21
(1) Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang bekerja pada instansi
pemerintah daerah yang mendaftar sebagai bakal calon, selain harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, juga
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. memiliki izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian yang
bersangkutan;
2. surat keterangan tidak sedang mempunyai tanggungan terhadap
keuangan desa atau daerah/negara yang dikeluarkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian/pejabat yang berwenang.
(2) Apabila PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilih dan diangkat
menjadi Kepala Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari
jabatannya selama menjadi Kepala Desa tanpa kehilangan haknya
sebagai PNS berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) PNS yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berhak mendapatkan tunjangan Kepala Desa
dan penghasilan lainnya yang sah.

Sub Paragraf 3
Bakal Calon Kepala Desa dari Petahana

Pasal 22
(1) Bagi Kepala Desa Petahana yang mencalonkan diri dalam pemilihan
Kepala Desa harus mendapatkan cuti tertulis dari Bupati.
(2) Pengajuan permohonan cuti Kepala Desa Petahana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati melalui Camat.
(3) Permohonan cuti Kepala Desa Petahana sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilampiri dengan laporan akhir masa jabatan Kepala Desa.

15
(4) Sejak disetujuinya usulan permohonan cuti oleh Bupati, Kepala Desa
Petahana dilarang menggunakan fasilitas pemerintah desa untuk
kepentingan sebagai Calon Kepala Desa.
(5) Apabila Kepala Desa Petahana telah diberikan cuti untuk pencalonan
sebagai Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
Desa melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa.

Sub Paragraf 4
Bakal Calon Kepala Desa dari Anggota BPD

Pasal 23
(1) Bagi anggota BPD yang mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa
harus mengundurkan diri sebagai anggota BPD.
(2) Pengajuan permohonan pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan kepada pimpinan BPD.
(3) Surat persetujuan permohonan pengunduran diri yang ditandatangani
pimpinan menjadi lampiran surat lamaran sebagai bakal calon Kepala
Desa.
Sub Paragraf 5
Bakal Calon Kepala Desa dari Perangkat Desa

Pasal 24
(1) Bagi Perangkat Desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala
Desa diberi cuti terhitung sejak yang bersangkutan terdaftar sebagai
Bakal Calon Kepala Desa sampai dengan selesainya pelaksanaan
penetapan calon terpilih.
(2) Tugas Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirangkap
oleh Perangkat Desa lainnya yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.
Paragraf 5
Pengumuman dan Pendaftaran Calon

Pasal 25
(1) PPKD Desa mengumumkan dan membuka pendaftaran Bakal Calon
Kepala Desa.
(2) Bakal Calon Kepala Desa mendaftar secara langsung kepada PPKD
Desa dalam masa waktu 9 (sembilan) hari sejak Pengumuman.
(3) Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilengkapi dengan persyaratan sebagai Calon Kepala Desa dan
dibuat dalam rangkap 2 (dua).
(4) Pendaftaran dibuka tepat pada pukul 07.00 Wita dan ditutup tepat
pada pukul 16.00 Wita sesuai jam di sekretariat PPKD Desa.

Paragraf 6
Penelitian Persyaratan Calon

Pasal 26
(1) Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi, verifikasi, serta
penetapan dan pengumuman nama calon yang memenuhi persyaratan
dalam jangka waktu 20 (dua puluh) Hari.
(2) PPKD Desa melakukan penelitian terhadap persyaratan Bakal Calon
Kepala Desa meliputi penelitian kelengkapan dan keabsahan
administrasi pencalonan Kepala Desa.

16
(3) Penelitian kelengkapan dan keabsahan administrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disertai dengan verifikasi pada instansi yang
berwenang yang dilengkapi dengan surat keterangan dari yang
berwenang.
(4) PPKD Desa dapat meminta kepada Bakal Calon Kepala Desa untuk
menunjukkan aslinya terhadap fotocopi yang telah dilegalisir terhadap
persyaratan Calon Kepala Desa yang telah diserahkan kepada PPKD
Desa.
(5) PPKD Desa memberitahukan secara tertulis hasil penelitian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) kepada Bakal Calon
Kepala Desa.

Pasal 27
(1) Dalam hal berkas pencalonan tidak lengkap, Bakal Calon Kepala Desa
dalam jangka waktu yang ditentukan wajib melengkapi dan/atau
memperbaiki berkas pencalonan.
(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas ditentukan
oleh PPKD Kabupaten sesuai pentahapan Pilkades.
(3) Berkas pencalonan yang telah dilengkapi/diperbaiki diserahkan
kepada PPKD Desa untuk dilakukan penelitian ulang.
(4) Apabila berdasarkan hasil penelitian ulang sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ternyata masih tidak memenuhi syarat, maka yang
bersangkutan tidak mempunyai hak mengajukan permohonan
pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa.
(5) PPKD Desa memberitahukan secara tertulis hasil penelitian ulang
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Bakal Calon Kepala Desa
yang tidak memenuhi syarat.
(6) Jangka waktu penelitian dan pemberitahuan secara tertulis hasil
penelitian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh
PPKD Kabupaten.

Paragraf 7
Penetapan Bakal Calon Sebagai Calon

Sub Paragraf 1
Ketentuan Umum

Pasal 28
(1) Bakal Calon Kepala Desa yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan
sebagai Calon Kepala Desa dengan surat keputusan PPKD Desa.
(2) Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang calon dan paling banyak 5 (lima)
orang calon.
(3) Bakal Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan sebagai Calon Kepala
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib diumumkan oleh
PPKD Desa kepada masyarakat.
(4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan
melalui media massa dan/atau papan informasi/pengumuman yang
lazim digunakan masyarakat desa, paling lambat 2 (dua) hari sejak
tanggal ditetapkan.
(5) PPKD Desa melaporkan Bakal Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan
sebagai Calon Kepala Desa kepada PPKD Kabupaten melalui Camat
paling lambat 2 (dua) hari sejak penetapan calon.

17
Sub Paragraf 2
Penetapan dan Pemilihan Bakal Calon

Pasal 29
(1) Dalam hal Bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 kurang dari 2 (dua) orang,
PPKD Desa memperpanjang masa waktu pendaftaran selama 20 (dua
puluh) hari.
(2) Dalam hal Bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan
masih kurang dari 2 (dua) orang setelah perpanjangan waktu
pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati dapat
menunda pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sampai dengan waktu
yang ditetapkan kemudian.
(3) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana ditetapkan pada ayat (1)
dan ayat (2) masa jabatan Kepala Desa berakhir, Bupati dapat
mengangkat Penjabat Kepala Desa dari unsur PNS.

Sub Paragraf 3
Penetapan Bakal Calon Lebih Dari 5 Bakal Calon

Pasal 30
(1) Dalam hal Bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) lebih dari 5 (lima)
orang, Panitia Pemilihan melakukan seleksi tambahan
(2) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan
kriteria sebagai berikut :
a. Pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan minimal 2 tahun
yang dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman bekerja yang
dikeluarkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian lembaga
pemerintahan tersebut;
b. Tingkat pendidikan; dan
c. Usia bakal calon.
(3) Bobot nilai kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai
berikut :
a. Pengalaman bekerja pada lembaga pemerintahan dengan bobot
nilai 40%;
b. Tingkat pendidikan dengan bobot nilai 35%;
c. Usia bakal calon dengan bobot nilai 25%.
(4) Nilai kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut :
a. Penilaian pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan dengan
bobot nilai sebagai berikut :
Lembaga pemerintahan tingkat desa mendapat nilai 50 (lima puluh)
Lembaga pemerintahan tingkat kecamatan mendapat nilai 40
(empat puluh)
Lembaga pemerintahan tingkat kabupaten mendapat nilai 30 (tiga
puluh)
Lembaga pemerintahan tingkat provinsi mendapat nilai 20 (dua
puluh)
Lembaga pemerintahan tingkat pusat mendapat nilai 10 (sepuluh)

18
b. Penilaian tingkat pendidikan dengan bobot nilai sebagai berikut :
Ijazah SMP/MTs mendapat nilai 15 (lima belas)
Ijazah SMA/SMK/MA mendapat nilai 20 (dua puluh)
Ijazah Diploma I mendapat nilai 25 (dua puluh lima)
Ijazah Diploma II mendapat nilai 30 (tiga puluh)
Ijazah Diploma III mendapat nilai 35 (tiga puluh lima)
Ijazah Diploma IV mendapat nilai 40 (empat puluh)
Ijazah Sarjana Muda mendapat nilai 45 (empat puluh lima)
Ijazah Sarjana S1 mendapat nilai 50 (lima puluh)
Ijazah Pascasarjana S2 mendapat nilai 55 (lima puluh lima)
Ijazah Pascasarjana S3 mendapat nilai 60 (enam puluh)
c. Penilaian usia bakal calon dengan bobot nilai sebagai berikut :
Usia 25 tahun sampai dengan 30 tahun mendapat nilai 50 (lima
puluh)
Usia 31 tahun sampai dengan 40 tahun mendapat nilai 40 (empat
puluh)
Usia 41 tahun sampai dengan 50 tahun mendapat nilai 30 (tiga
puluh)
Usia diatas 51 tahun mendapat nilai 20 (dua puluh)
(5) Untuk menentukan nilai bakal calon menggunakan Rumus
perhitungan X = (Y1 x 40%)+(Y2 x 35%)+(Y3 x 25%).
X adalah nilai bakal calon
Y1 adalah nilai kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan
Y2 adalah nilai kriteria tingkat pendidikan
Y3 adalah nilai kriteria usia bakal calon
(6) Panitia pemilihan memilih 5 (lima) perolehan nilai tertinggi untuk
ditetapkan menjadi Calon Kepala Desa.
(7) Dalam hal perolehan nilai tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat
(5), peringkat 5 (lima) terdapat 2 (dua) atau lebih yang memperoleh
nilai skor yang sama, maka diambil skor nilai tertinggi berturut-turut
pada kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, tingkat
pendidikan dan usia bakal calon.

Paragraf 8
Pengundian Nomor Urut dan Nama Calon

Pasal 31
(1) Penentuan nomor urut yang memuat foto Calon dilakukan dengan cara
diundi secara terbuka oleh PPKD Desa .
(2) Hasil pengundian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam notulen rapat dan berita acara dan selanjutnya digunakan
sebagai identitas calon pada saat pelaksanaan pemungutan suara.

Paragraf 9
Kampanye Dan Masa Tenang

Pasal 32
(1) Kampanye merupakan kesempatan bagi calon Kepala Desa untuk
meyakinkan para pemilih, yang difasilitasi oleh PPKD Desa.
(2) Kampanye dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari sampai
dengan hari tenang.
19
(3) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan pada
pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB di lokasi yang telah
disepakati oleh PPKD Desa dengan Calon Kepala Desa.
(4) Kampanye dilaksanakan sesuai dengan urutan, berdasarkan
kesepakatan antara Panitia Pemilihan dan Calon Kepala Desa yang
telah dituangkan dalam notulen rapat dan berita acara.
(5) PPKD Desa menetapkan Peraturan Panitia yang mengatur Tata Tertib
Kampanye.
(6) Kampanye dilarang menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah
dan tempat pendidikan.

Pasal 33
(1) Masa tenang adalah waktu 3 (tiga) hari menjelang hari pemungutan
suara dimana Calon Kepala Desa tidak diperkenankan melakukan
kegiatan yang bersifat kampanye.
(2) Selama masa tenang masing-masing Calon Kepala Desa berkewajiban
membersihkan segala sesuatu yang berkaitan dengan alat peraga
kampanye.

Paragraf 10
Tahapan Pemungutan Suara

Pasal 34
(1) Paling lambat 6 (enam) hari sebelum pemungutan suara dilaksanakan,
PPKD Desa menetapkan jumlah daftar pemilih tetap dalam tiap TPS.
(2) Sebelum memasuki hari tenang dan hari pemungutan suara di TPS,
Ketua KPPS menyampaikan surat panggilan kepada Pemilih yang
terdaftar dalam DPT disertai tanda terima.
(3) Apabila sampai dengan 3 (tiga) hari sebelum hari tenang dan
pemungutan suara, terdapat pemilih yang belum menerima surat
panggilan, pemilih yang bersangkutan dapat meminta langsung surat
panggilan kepada Ketua KPPS.
(4) Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT tetapi tidak memperoleh surat
panggilan dan/atau hilang, tetap dapat memilih di TPS pada hari
pemungutan suara dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk,
Kartu Keluarga atau identitas lainnya yang sah.
(5) Anggota KPPS yang bertugas di TPS, wajib meneliti nama pemilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam DPT, dan mencocokkan
dengan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, atau identitas lainnya.
(6) Apabila hasil pencocokan identitas pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) sudah sesuai dengan DPT, pemilih yang bersangkutan
dapat menggunakan hak pilihnya.

Pasal 35
(1) Sebelum dilaksanakan pemungutan suara, PPKD Desa menyiapkan
kelengkapan peralatan lainnya untuk keperluan pemungutan dan
penghitungan suara, terdiri dari :
a. kotak suara;
b. bilik suara;
c. DPT Desa, Dusun, RW, dan RT;
d. surat suara sebanyak DPT ditambah 2,5 % ( dua koma lima per
seratus) dari DPT;

20
e. alat pencoblos surat suara berupa paku dan bantalan;
f. panggung untuk para Calon (keberadaan panggung sesuai
kesepakatan);
g. meja dan kursi untuk PPKD Desa, tamu undangan dan pemilih;
h. sound system;
i. papan penghitungan suara;
j. format perhitungan hasil perolehan suara (sah dan tidak sah);
k. spidol besar dan kecil, stempel, karet gelang, kantong plastik/dus;
l. bantalan berkawat untuk surat undangan;
m. tinta digunakan untuk pemberi tanda bagi pemilih yang sudah
menggunakan hak pilihnya;
n. terop dan terpal plastik sesuai dengan kebutuhan;
o. jam dinding;
p. alat dokumentasi;
q. mesin genset dan lampu penerangan sesuai dengan kebutuhan;
r. Foto Calon ukuran 20 R;
(2) Kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. memenuhi unsur kesesuaian dengan jumlah surat suara,
keamanan dan kerahasiaan;
b. bahan dapat dipergunakan dari papan atau triplek dan atau
sejenisnya;
c. dalam keadaan terbuka maupun tertutup tidak boleh ada
sekrup/paku yang tampak dari luar maupun dari dalam;
d. disiapkan gembok beserta kunci dan.
e. diberi label Pemilihan Kepala Desa
(3) Bilik suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, memenuhi
unsur keamanan dan kerahasiaan.
(4) Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
digunakan sebagai cadangan untuk pengganti surat suara yang rusak.
(5) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, sudah
dihitung paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari Pemungutan Suara
atau sesuai dengan hasil musyawarah antara PPKD Desa dengan Calon
sebelum pelaksanaan pemungutan suara dihadapan Calon dan/atau
Saksi yang dituangkan dalam notulen rapat dan berita acara, untuk
selanjutnya dimasukkan ke kotak suara dan di segel, selanjutnya
disimpan di tempat yang ditetapkan oleh PPKD Desa serta dijamin
keamanannya.

Paragraf 11
Tempat Pemungutan Suara

Pasal 36
(1) PPKD Desa membentuk TPS minimal 2 (dua) melalui musyawarah
bersama BPD dan unsur masyarakat desa lainnya, setelah
dikonsultasikan dengan camat.
(2) Musyawarah yang diselenggarakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) membahas tentang hal -hal sebagai berikut :
a. jumlah TPS;
b. lokasi TPS.

21
(4) TPS dibentuk minimal 2 (dua) sebagaimana dimaksud ayat (1), dengan
pertimbangan sebagai berikut :
a. banyaknya jumlah hak pilih;
b. luasnya wilayah desa; dan/atau
c. tingkat kesulitan geografis.
(5) Ketua PPKD Desa menunjuk Anggota Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS) ditetapkan dengan surat Keputusan PPKD
Desa.

Pasal 37
(1) TPS harus terbentuk paling lambat 1 (hari) hari sebelum hari
pemungutan suara.
(2) Lokasi TPS harus berada di wilayah desa yang akan melaksanakan
pemungutan suara pemilihan Kepala Desa dan diprioritaskan tempat-
tempat seperti dekat dengan jalan utama desa, dilapangan atau lahan
terbuka.
(3) Lokasi TPS tidak diperkenankan menempati sarana peribadatan dan
pasar.

Paragraf 12
Saksi

Pasal 38
(1) Calon Kepala Desa berhak menugaskan saksi pada :
a. penetapan DPT;
b. penghitungan Surat Panggilan;
c. penulisan Surat Panggilan;
d. pengedaran Surat Panggilan;
e. pelipatan Surat Suara;
f. penukaran Surat Panggilan dengan surat suara;
g. memasukkan surat suara ke kotak suara;
h. penghitungan surat suara di meja penghitungan;
i. penghitungan suara di papan penghitungan;
j. dan kegiatan lain sesuai hasil kesepakatan.
(2) Saksi yang ditugaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)) adalah
dari unsur pemilih.
(3) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah 2 (dua) orang
yaitu sebagai saksi utama dan cadangan untuk masing-masing calon.
(4) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi surat mandat oleh
Calon.
(5) Surat mandat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan
kepada PPKD Desa, paling lambat 1 (satu) hari sebelum melaksanakan
tugasnya.
(6) Tidak hadirnya saksi dan/atau tidak menanda tangani berita acara
tidak berpengaruh terhadap keabsahan setiap tahapan Pemilihan
Kepala Desa.

22
Paragraf 13
Pelaksanaan Pemungutan Suara

Pasal 39
(1) Hari dan tanggal pemungutan suara ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
(2) Pemungutan Suara diselenggarakan dimulai pada pukul 07.00 Wita
sampai dengan pukul 13.00 Wita. Ketentuan waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), mengacu pada jam dinding yang disediakan
oleh PPKD Desa di TPS.
(3) Pada TPS yang bukan lokasi panggung, maka kehadiran Calon di TPS
lain, diganti photo yang bersangkutan berukuran 20 (dua puluh) R.

Pasal 40
(1) Pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan sebagai berikut:
a. Penjelasan dan pengarahan oleh Ketua KPPS;
b. Ketua KPPS memanggil saksi dari masing-masing Calon untuk
pelaksanakan tugas sesuai yang tercantum dalam surat tugas
dari Calon;
c. KPPS membuka segel kotak suara dan mengeluarkan semua isi
dalam kotak serta menghitung yang dituangkan dalam berita
acara;
d. setelah menunjukkan kotak suara dalam keadaan kosong, maka
kotak suara ditutup, dikunci dan disegel dengan diberi stempel
PPKD Desa;
e. Calon menempati tempat yang telah disediakan;
f. penandatanganan berita acara penghitungan surat suara;
g. Dalam rangkaian kegiatan sebelum, selama, sesudah Pemungutan
dan Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan perekaman dengan alat dokumentasi.

Pasal 41
(1) Surat Suara dinyatakan sah, apabila:
a. ditandatangani oleh Ketua KPPS; dan
b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang
memuat satu calon; atau
c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang
memuat nomor, foto dan nama calon yang telah ditentukan; atau
d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu
kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon; atau
e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang
memuat nomor, foto, dan nama calon.
(2) Surat suara dinyatakan tidak sah apabila :
a. surat suara yang tidak dikeluarkan oleh PPKD Desa;
b. surat suara yang dirobek baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja;
c. surat suara yang di dalamnya terdapat tulisan atau coretan;
d. surat suara yang dicoblos dengan alat selain alat yang telah
disediakan panitia, misalnya api rokok atau alat lainnya;
e. surat suara yang tidak ada bekas coblosannya sama sekali; dan
f. surat suara yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

23
(3) Untuk memudahkan penghitungan surat suara sah atau tidak sah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), PPKD Desa
membuat contoh tanda coblos sah dan tidak sah dan memasangnya
pada papan penghitungan suara.
(4) Alasan-alasan yang menyebabkan Surat Suara tidak sah, dijelaskan
kepada pemilih pada saat pelaksanaan pemungutan suara.

Pasal 42
(1) Pemilih menyerahkan surat panggilan sesuai dengan yang tertera
dalam surat undangan untuk dicocokkan dengan DPT dan masuk ke
pintu TPS berdasarkan RW atau Dusun.
(2) Apabila surat panggilan sudah sesuai, maka Ketua KKPS memberikan 1
(satu) lembar surat suara yang telah ditandatangani oleh Ketua KPPS
dan dibubuhi stempel PPKD Desa.
(3) Apabila surat suara yang diterima pemilih dalam keadaan cacat atau
rusak, maka pemilih berhak meminta surat suara pengganti hanya
sekali setelah menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak
kepada KPPS.
(4) Penggantian surat suara yang cacat atau rusak sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dibuatkan Berita Acara.
(5) Setelah pemilih menerima surat suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), pemilih menuju bilik suara untuk menentukan hak pilihnya
dengan cara mencoblos salah satu gambar atau foto Calon sesuai
pilihannya dengan menggunakan alat pencoblos yang telah disediakan.
(6) Apabila terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suara, pemilih
dapat meminta surat suara pengganti kepada Ketua KPPS, Ketua KPPS
memberikan surat suara pengganti hanya satu kali dibuatkan Berita
Acara.
(7) Setiap pemilih hanya mempunyai 1 (satu) hak suara dan tidak dapat
diwakilkan kepada orang lain dengan alasan apapun dibuatkan berita
acara.
(8) Setelah pemilih melaksanakan pencoblosan, surat suara dilipat kembali
sesuai dengan lipatan semula, kemudian dimasukkan ke dalam kotak
suara yang telah disediakan, selanjutnya pemilih menuju pintu keluar
dan mencelupkan salah satu jari tangan pada tinta yang disediakan.

Pasal 43
(1) Bagi Pemilih yang mempunyai halangan fisik dan kesulitan
menggunakan hak pilihnya, dibantu oleh anggota KPPS, saksi dan
dapat didampingi anggota keluarganya.
(2) Angota KPPS, saksi dan anggota keluarga yang membantu pemilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib merahasiakan pilihan
pemilih yang bersangkutan.

Pasal 44
(1) KPPS dapat mengundang pihak terkait dalam pelaksanaan
pemungutan suara.
(2) KPPS menyediakan tempat bagi undangan sebagaimana dimaksud ayat
(1).

24
Pasal 45
(1) BPD, KPPS, Calon, dan saksi masing-masing Calon hadir ditempat
pemungutan suara paling lambat 60 (enam puluh) menit sebelum
pelaksanaan pemungutan suara dimulai.
(2) Pada saat dilaksanakan pemungutan suara, Calon dapat dihadirkan di
TPS dan menempati tempat duduk yang telah disediakan oleh KPPS.
(3) Apabila Calon tidak dapat hadir di TPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), wajib memberitahukan secara tertulis kepada KPPS beserta
alasan yang dapat dipertanggungjawaban, dan kehadirannya
digantikan dengan photo yang bersangkutan berukuran 20 (dua puluh)
R.
(4) Photo Calon penempatannya harus sesuai dengan urutan yang ada
dalam surat suara.
(5) Sebelum KPPS melaksanakan pemungutan suara, Ketua KPPS
membuka secara resmi pelaksanaan pemungutan suara.
Pasal 46
(1) Sebelum Pemungutan Suara berakhir, Ketua KPPS mengumumkan :
a. pemungutan suara akan segera ditutup;
b. kepada BPD, KPPS, Calon, Saksi serta Pemilih yang belum
menggunakan hak pilihnya untuk segera menggunakan hak
pilihnya;
c. apabila pemungutan suara telah ditutup, maka Pemilih yang
belum hadir tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
(2) Apabila Pemungutan Suara telah mencapai batas waktu yang telah
ditentukan, maka Pemungutan Suara ditutup dan dilanjutkan
Penghitungan Suara.
(3) Setelah Pemungutan Suara ditutup, maka dibuatkan berita acara yang
ditandatangani ketua dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota
KPPS serta dapat ditanda tangani oleh Saksi calon.
(4) Setelah Berita Acara Pemungutan Suara ditandatangani, Ketua KPPS
memberi penjelasan kembali mengenai mekanisme pelaksanaan
Penghitungan Suara.

Paragraf 14
Pelaksanaan Penghitungan Suara

Pasal 47
(1) Sebelum pelaksanaan Penghitungan Suara, KPPS memeriksa
kelengkapan sarana dan prasarana Penghitungan Suara.
(2) Apabila terjadi sesuatu hal yang menyebabkan pelaksanaan
Penghitungan Suara tidak dapat dilakukan di tempat yang telah
ditentukan oleh KPPS, maka KPPS dapat memindahkan lokasi
Perhitungan ditempat lain yang memungkinkan untuk dilakukan
Penghitungan Suara yang dituangkan dalam notulen rapat dan berita
acara.
(3) KPPS memanggil Saksi dari masing-masing Calon, untuk
melaksanakan tugas sesuai yang tercantum dalam surat mandat dari
Calon.

25
(4) Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
dengan cara :
a. surat suara dibaca satu persatu secara terbuka dihadapan saksi;
b. surat suara yang telah dibaca, dilipat kembali, dipisahkan
menurut perolehan masing-masing Calon, termasuk suara tidak
sah dan selanjutnya dimasukkan ke kantong atau tas plastik;
c. hasil penghitungan suara ditulis pada lembar perolehan suara di
papan penghitungan yang telah disediakan oleh KPPS.
(5) Untuk mengetahui jumlah perolehan suara keseluruhan, maka
dilakukan penjumlahan terhadap Hasil Penghitungan Suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
(6) Hasil Penghitungan Suara yang sah dan tidak sah adalah hasil
Penghitungan Suara yang tertulis pada lembar perolehan suara di
papan penghitungan.
(7) Apabila terjadi selisih antara jumlah pemilih yang hadir dengan jumlah
jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dalam kotak suara, maka
yang dipakai dasar penghitungan adalah jumlah surat suara dalam
kotak suara yang dituangkan dalam berita acara.

Pasal 48
(1) Setelah Penghitungan Suara, KPPS membuat berita acara hasil
penghitungan suara yang ditandatangani oleh ketua dan sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang anggota KPPS serta dapat ditanda tangani
oleh saksi calon.
(2) Setelah melakukan penghitungan suara di TPS, pada hari yang sama
KPPS Desa menyerahkan laporan hasil pemungutan dan penghitungan
suara kepada PPKD Desa.
(3) Pada hari yang sama, PPKD Desa menetapkan Calon Kepala Desa
terpilih berdasarkan suara terbanyak di TPS dan mengumumkan Calon
Kepala Desa terpilih kepada masyarakat.
(4) Berita Acara Hasil Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud ayat (1)
dibuat paling sedikit rangkap 5 (lima) dan paling banyak rangkap 9
(sembilan), masing-masing untuk saksi calon sebanyak 1 (satu)
rangkap, PPKD Desa sebanyak 1 (satu) rangkap, BPD sebanyak 1 (satu)
rangkap dan Camat sebanyak 2 (dua) rangkap.
(5) Berita Acara Hasil Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud ayat (4)
bersama dokumen pendukungnya diserahkan kepada BPD,
selanjutnya BPD rapat pleno untuk menetapkan calon Kepala Desa
terpilih dengan Keputusan BPD.

Pasal 49
(1) Setelah PPKD Desa mengumumkan Calon Terpilih, maka dokumen
yang berkaitan dengan pemilihan Kepala Desa diserahkan kepada BPD
dengan suatu Berita Acara.

26
(2) Dokumen yang berkaitan dengan pemilihan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) antara lain:
a. Daftar Pemilih Sementara (DPS);
b. Daftar Pemilih Tambahan (DPTam);
c. Daftar Pemilih Tetap (DPT);
d. Surat Suara;
e. Surat Undangan;
f. Surat/logistik lainnya.

BAB III
PENETAPAN CALON KEPALA DESA TERPILIH

Pasal 50
(1) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah
suara sah ditetapkan sebagai calon Kepala Desa terpilih oleh PPKD
Desa.
(2) Dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh suara
terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS
lebih dari 1 (satu), calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara
terbanyak pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak.

Pasal 51
(1) PPKD Desa menetapkan Calon Terpilih dan melaporkan kepada BPD
dengan tembusan Camat yang dilampiri Berita Acara.
(2) Penetapan Calon Terpilih sebagaimana dimaksud ayat (1) paling lambat
1 (satu) hari setelah pemungutan suara dilaporkan kepada BPD.
(3) BPD menyampaikan laporan hasil penetapan calon Kepala Desa
terpilih paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan panitia
dan mengusulkan pengesahan kepada Bupati melalui Camat dengan
tembusan Kepala Desa yang dilampiri :
a. asli dan foto copy Keputusan PPKD Desa tentang Penetapan Calon
Terpilih;
b. asli dan foto copy Berita Acara jalannya pemungutan suara;
c. asli dan foto copy Berita Acara hasil Penghitungan surat suara;
d. asli dan foto copy Berita Acara hasil Penghitungan Ulang Surat
Suara (apabila terjadi perhitungan ulang);
e. asli dan foto copy berkas Calon Terpilih.
(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
PPKD Desa tidak melaporkan hasil Pemilihan Kepala Desa, maka BPD
menetapkan Calon Terpilih setelah berkoordinasi dengan Camat dan
pihak-pihak terkait berdasarkan Berita Acara Hasil Perhitungan Suara.
(5) Setelah 7 (tujuh) hari dari jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan (3) PPKD Desa dan atau BPD juga tidak menetapkan hasil
pemilihan Kepala Desa, maka Camat melaporkan hasil penghitungan
suara berdasarkan kondisi dilapangan kepada Bupati.

27
BAB IV
SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DESA

Bagian Kesatu
Jangka Waktu Penyelesaian

Pasal 52
(1) Sengketa pemilihan Kepala Desa adalah sengketa perselisihan atas
hasil pemungutan dan penghitungan suara pemilihan Kepala Desa.
(2) Dalam hal terjadi sengketa pemilihan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), PPKD Kabupaten atas nama Bupati
menyelesaikan sengketa dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya pengaduan/laporan dari Calon Kepala
Desa/Pengadu/Pemohon.
(3) Dalam rangka penyelesaian sengketa pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) PPKD Kabupaten, dapat membentuk
Tim Majelis Khusus yang bertugas untuk memfasilitasi dan memutus
sengketa perselisihan hasil pemungutan dan penghitungan suara
pemilihan Kepala Desa.
(4) Tim Majelis Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berjumlah
ganjil paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang
yang berasal dari unsur PPKD Kabupaten ditambah unsur lainnya
yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan.
(5) Unsur lain sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berasal dari
kalangan praktisi/profesional dan/atau akademisi yang independen,
memahami dan memiliki pengalaman dalam melakukan mediasi atau
pemeriksaan persidangan penyelesaian sengketa pemilihan.

Bagian Kedua
Obyek Sengketa dan Para Pihak

Pasal 53
(1) Ruang lingkup sengketa dalam pemilihan Kepala Desa yang dapat
diajukan oleh Calon Kepala Desa, yakni terbatas pada lingkup
perselisihan pemungutan dan penghitungan suara yang dinilai
merugikan kepentingan Calon Kepala Desa.
(2) Lingkup objek perselisihan sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang dapat diajukan oleh calon adalah hasil penghitungan suara
yang ditetapkan oleh PPKD Desa yang mempengaruhi terpilihnya Calon
sebagai Kepala Desa terpilih.
(3) Para pihak yang dapat mengajukan keberatan atas sengketa pemilihan
Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah
yang mempunyai kepentingan langsung dalam perselisihan
pemungutan dan penghitungan suara yaitu:
a. Calon sebagai Pemohon;
b. PPKD Desa sebagai Termohon.

Bagian Ketiga
Tata Cara Pengaduan

Pasal 54
(1) Pengaduan keberatan atau permohonan diajukan Calon Kepala Desa
langsung yang merasa dirugikan kepentingannya kepada PPKD
Kabupaten dengan tembusan disampaikan kepada Bupati.

28
(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan Calon
Kepala Desa langsung paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah PPKD
Desa menetapkan hasil penghitungan suara.
(3) Apabila permohonan yang diajukan oleh Calon Kepala Desa melewati
tenggat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pengaduan atau
permohonan yang diajukan oleh Calon Kepala Desa dinyatakan tidak
dapat diterima/diregistrasi atau pengaduannya ditolak.
(4) Pengaduan/permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
diajukan oleh Calon Kepala Desa secara tertulis dan dibuat dalam 5
(lima) rangkap, ditandatangani dan disertai dengan:
a. identitas lengkap Pemohon/Calon Kepala Desa yang dilampiri
fotokopi Kartu Tanda Penduduk dan bukti sebagai Calon Kepala
Desa;
b. uraian yang jelas mengenai :
1. kesalahan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh
Termohon;
2. permintaan/petitum untuk membatalkan hasil penghitungan
suara yang ditetapkan oleh Termohon;
3. permintaan/petitum untuk menetapkan hasil penghitungan
suara yang benar menurut Pemohon;
c. permohonan yang diajukan disertai dengan alat bukti.

Pasal 55
(1) Jadual sidang untuk memeriksa permohonan yang diajukan oleh
pemohon ditetapkan oleh Majelis PPKD Kabupaten.
(2) Pelaksanaan sidang pemeriksaan pemohon dilakukan oleh Majelis
PPKD Kabupaten pada hari yang ditetapkan.
(3) Sidang pemeriksaan pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan Majelis PPKD Kabupaten sekurang-kurangnya terdiri
atas 3 (tiga) orang.
(4) Proses pemeriksaan persidangan dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. penjelasan permohonan dari Pemohon;
b. jawaban Termohon;
c. keterangan Pihak Terkait apabila ada;
d. pembuktian oleh Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait;
e. kesimpulan dan;
f. putusan.
(5) Untuk kepentingan pemeriksaan, Tim Majelis Khusus PPKD Kabupaten
dapat menetapkan putusan sela yang terkait dengan penetapan hasil
penghitungan suara.

Pasal 56
Alat bukti dalam perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa dapat berupa:
a. keterangan para pihak;
b. surat atau tulisan;
c. keterangan saksi;
d. keterangan ahli;
e. petunjuk; dan
f. alat bukti lain berupa informasi dan/atau komunikasi elektronik.

Pasal 57
(1) Putusan mengenai perselisihan hasil ditetapkan paling lama 14 (empat
belas) hari kerja sejak permohonan dicatat dalam Buku Registrasi
Perkara di PPKD Kabupaten.

29
(2) Putusan yang telah diambil dalam Rapat Permusyawaratan Majelis
PPKD Kabupaten diucapkan dalam Sidang Pleno yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggota Majelis PPKD Kabupaten;
(3) Amar Putusan Majelis PPKD Kabupaten dapat menyatakan:
a. permohonan tidak dapat diterima apabila Pemohon dan/atau
permohonan tidak memenuhi syarat sebagaimana dalam
Peraturan Daerah ini;
b. permohonan dikabulkan apabila permohonan terbukti beralasan
dan selanjutnya PPKD Kabupaten menyatakan membatalkan hasil
penghitungan suara yang ditetapkan PPKD Desa keseluruhan
atau sebagian dan menetapkan hasil penghitungan suara yang
benar menurut Majelis PPKD Kabupaten.
(4) Putusan Majelis PPKD Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
bersifat final dan mengikat.
(5) Putusan Majelis disampaikan kepada Pemohon, Termohon, Bupati,
Camat, dan Pihak Terkait dan wajib menindaklanjuti Putusan
sebagaimana mestinya.
(6) Pengajuan pengaduan sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak menunda
proses pelantikan Kepala Desa terpilih.

Pasal 58
Ketentuan lebih lanjut tentang prosedur dan tatacara
permohonan/pengaduan, pemeriksaan, pengambilan putusan,
bentuk/format putusan serta tata tertib persidangan dalam penyelesaian
sengketa pemilihan Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan Majelis
PPKD Kabupaten.

BAB V
PENGESAHAN DAN PELANTIKAN

Pasal 59
(1) Bupati menerbitkan keputusan mengenai pengesahan dan
pengangkatan Kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
diterima laporan dari BPD.
(2) Apabila PPKD Desa tidak menetapkan dan tidak melaporkan hasil
pemilihan Kepala Desa dan BPD tidak melaporkan serta mengusulkan
pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Bupati
menetapkan Calon Terpilih berdasarkan berita acara hasil
penghitungan suara yang disampaikan oleh Camat.

Pasal 60
(1) Calon Terpilih yang telah disahkan dan diangkat menjadi Kepala Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1), dilantik oleh Bupati
atau pejabat yang ditunjuk paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan keputusan pengesahan dan pengangkatan Kepala Desa
dengan tata cara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa bersumpah/berjanji.
(3) Pelaksanaan pelantikan dan sumpah janji Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan ditempat yang ditetapkan oleh
Bupati.

30
Pasal 61
Pengucapan sumpah/janji dan pelantikan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) dan ayat (3), Kepala Desa yang akan
dilantik menggunakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) berwarna putih
lengkap dengan atribut.

Pasal 62
Susunan acara pelantikan Kepala Desa adalah sebagai berikut:
a. Pembacaan Keputusan Bupati tentang Pengesahan Pengangkatan
Kepala Desa.
b. Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan oleh Bupati atau pejabat yang
ditunjuk.
c. Penandatanganan berita acara pengambilan sumpah/janji.
d. Kata pelantikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
e. Penyematan tanda jabatan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
f. Pembacaan Amanat Bupati
g. Pembacaan doa.

BAB VI
SERAH TERIMA JABATAN

Pasal 63
(1) Serah terima jabatan dilakukan paling lama 3 (tiga) hari setelah
pelantikan Calon Kepala Desa terpilih.
(2) Serah terima jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan penandatanganan berita acara serah terima
jabatan.
(3) Penandatanganan berita acara serah terima jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan pada Acara pengambilan
sumpah/janji dan pelantikan Calon Kepala Desa terpilih setelah
penyematan tanda jabatan. Kepala Desa terpilih setelah penyematan
tanda jabatan bersamaan dengan menyerahkan memori serah terima
jabatan.
(4) Memori serah terima jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
terdiri atas:
a. Pendahuluan
b. Monografi Desa
c. Pelaksanaan program kerja tahun lalu
d. Rencana program yang akan datang
e. Kegiatan yang telah diselesaikan, sedang dilaksanakan, dan
rencana kegiatan setahun terakhir.
f. Hambatan yang dihadapi.
g. Daftar inventarisasi dan kekayaan desa.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 64
Kepala Desa yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini tetap
menduduki jabatannya sebagai Kepala Desa sampai berakhir masa
jabatannya.

31
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 65
Contoh Format, Denah Lokasi dan Tata Cara Pengisian yang berkaitan
dengan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Serta Tatib Pemilihan Kepala
Desa, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 66
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat.

Ditetapkan di : Taliwang
pada tanggal : 25 Agustus 2016

BUPATI SUMBAWA BARAT,

dto

W. MUSYAFIRIN
Diundangkan di Taliwang
pada tanggal 25 Agustus 2016

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUMBAWA BARAT,

dto
ABDUL AZIZ

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN 2016 NOMOR


30.A

32

Anda mungkin juga menyukai