Anda di halaman 1dari 13

1.1.

Penyakit Gonoroehea

Gonorhea adalah infeksi menular seksual pada epitel dan umunya

bermanifestasi sebagai cervicitis, uretritis, proctitis, dan conjungtivitis. Bila tidak

diterapi, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi lokal seperti endometritis,

salpingitis, TOA, bartolinitis, peritonitis, dan perihepatitis pada pasien wanita,

periuretritis dan epididimitis pada pasien pria, dan oftalmia neonatorum pada

neonatus. Gonokokemia diseminata merupakan kejadian yang jarang dan

bermanifestasi sebagai lesi kulit, tenosinovitis, arthritis, dan pada kasus jarang

endokarditis atau meningitis. Penyakit menular seksual juga disebut penyakit

venereal merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di seluruh dunia.

Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa

kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah

menyebar ke seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yang dilakukan

orang-orang melalui transportasi udara.Gonore bisa menyebar melalui aliran

darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.Pada wanita,

gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul

sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.Penyebab dari Gonore

adalah adanya kuman Neisseria gonorrhoeae.Neisseria gonorrhoeae adalah

kuman gram negatif bentuk diplokokus yang merupakan penyebab infeksi

saluran urogenitalis. Perantara dari kuman ini adalah manusia, tempat kuman

keluar berasal dari penis,vagina,anus,mulut,cara penularan dari penyakit ini

adalah dengan kontak seksual secara lansung ,tampat kuman ini masuk berasal

1
dari penis, vagina, anus, mulut serta orang yang bisa terkena adalah orang-orang

yang berhubungan seks dengan cara yang tidak aman.Kuman ini bersifat

fastidious dan untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan

tetapi, ia juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat

bertahan hidup lama di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara kontak

seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 2–5 hari.Neisseria Gonorrhoeae dapat

menyebabkan infeksi menular seksual yang biasa disebut dengan Gonore

1.2.Klasifikasi Gonorhea

Famili Neisseriaceae meliputi spesies Neisseria dan Moxarella catarralis

seperti acinetobacter dan kingella serta spesies moxarella lainnya. Neisseria

adalah cocci gram negatif yang biasanya berpasangan. Neisseria gonorrhoeae

( gonococci ) dan Neisseria meningitidis ( meningococci ) adalah patogen pada

manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam sel polimorfonuklear.

Beberapa neisseriae berhabitat di saluran pernafasan manusia, jarang

menimbulkan penyakit dan terjadi ekstraselular. Gonococci dan meningococci

saling berhubungan erat, dengan 70% DNA homolog, dan dapat dibedakan

melalui beberapa tes laboratorium dengan ciri-ciri spesifik: meningococci

memiliki kapsul polisakarida sedangkan gonococci tidak, dan meningococci

jarang memiliki plasmid dimana kebanyakan gonococci memilikinya. Yang

paling penting, kedua spesies tersebut dapat dibedakan dengan presentasi klinis

dari penyakit yang disebabkannya : meningococci biasanya ditemukan pada

saluran pernafasan atas dan menyebabkan meningitis, sementara gonococci

2
menyebabkan infeksi alat kelamin. Spektrum klinis dari penyakit disebabkan

oleh kelebihan gonococci dan meningococci.

1.3. Epidemiologi

Gonore terdapat dimana-mana di seluruh dunia dan merupakan penyakit

kelamin yang terbanyak dewasa ini. Tidak ada imunitas bawaan maupun setelah

menderita penyakit. Juga tidak ada perbedaan mengenai kekebalan antara

berbagai suku bangsa atau jenis kelamin atau umur. Diperkirakan setiap tahun

tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan di dunia. Beberapa strain kuman

gonokok yang resisten terhadap penisilin, quinolone dan antibiotik lainnya telah

ditemukan beberapa tahun yang lalu dan membawa persoalan dalam pengobatan,

telah tersebar di beberapa negara.

1.4. Etiologi

1. Morfologi
Neiserria gonorrhoeae merupakan kuman kokus gram negatif, berukuran 0,6

sampai 1,5 μm, berbentuk diplokokus seperti biji kopi dengan sisi yang datar

berhadap-hadapan. Kuman ini tidak motil dan tidak membentuk spora.

Neisseria gonorrheae dapat dibiakkan dalam media Thayer Martin dengan

suhu optimal 35-37ºC, pH 6,5-7,5, dengan kadar C02 5%. Gonococci hanya

memfermentasi glukosa dan berbeda secara antigen dari Neisseriae lain.

Gonococci biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan

Neisseriae lainnya. Gonococci yang membutuhkan arginin, hipoxantin dan

3
urasil ( auksotipe Arg¯, Hyx+, Ura+ ) cenderung tumbuh dengan sangat

lambat pada kultur primernya. Gonococci diisolasi dari specimen klinis atau

dipertahankan oleh subkultur nonselektif yang memiliki ciri koloni kecil yang

mengandung bakteri yang berpili. Pada subkultur nonselektif, koloni yang

lebih besar yang mengandung gonococci nonpili juga terbentuk Varian yang

pekat dan transparan pada kedua bentuk koloni ( besar dan kecil ) juga

terbentuk, koloni yang pekat berhubungan dengan keberadaan protein yang

berada di permukaan, yang disebut Opa. Kellog membedakan Neisseria

gonorrhoea berdasarkan pertumbuhan koloninya pada media agar, yaitu :


a. T1 bentuk koloninya kecil, cembung dan lebih terang
b. T2 bentuk koloninya kecil, lebih gelap, tapi lebih terang
c. T3 bentuk koloninya besar, datar dan lebih gelap
d. T4 sama dengan T3 tetapi lebih terang

Koloni yang kecil karena mempunyai pili diberi tanda p+, sedangkan

koloni besar diberi tanda p¯. Makin kecil N.gonorrheae makin tinggi

virulensinya, karena sel bakteri ini memiliki pili yang memudahkan

perlekatannya dengan dinding sel selaput lendir.

2. Mikrobiologi

Dengan mikroskop elektron, dinding N. gonorrheae terlihat mempunyai

komponen-komponen permukaan yang diduga berperan pada patogenesis

virulensinya. Komponen permukaan tersebut mulai dari lapisan dalam ke luar

dengan susunan sebagai berikut :

a. Membran sitoplasma

4
Membran ini menghasilkan beberapa enzim seperti suksinat dehidrogenase,

laktat dehidrogenase, NADH dehidrogenase dan ATP ase.


b. Lapisan peptidoglikan

Lapisan ini mengandung beberapa jenis asam amino seperti pada kuman

gram negatif lainnya. Lapisan ini mengandung “penicilline binding

component” yang merupakan sasaran antibiotik penisilin dalam proses

kematian kuman. Terjadi hambatan sintesis dinding sel, sehingga kuman

akan mati.

c. Membran luar ( dinding sel )


Membran ini terdiri atas beberapa komponen, yang terpenting adalah:

3. Genetik dan Heterogenitas Antigen

Gonococci telah mengembangkan mekanisme perpindahan yang dimulai

dari satu bentuk antigen ( pilin, Opa atau lipopolisakarida ) ke bentuk antigen

yang lain dari molekul yang sama. Perpindahan tersebut membutuhkan satu

tempat untuk setiap 10²- 10³ gonococci, sebuah perubahan yang sangat cepat

bagi bakteri. Karena pilin, Opa dan lipopolisakarida adalah antigen yang

terdapat pada permukaan gonococci, mereka berperan penting dalam respon

kekebalan terhadap infeksi. Molekulmolekul yang cepat berpindah dari satu

bentuk antigen ke bentuk yang lain membantu gonococci untuk mampu

menghindar dari sistem kekebalan inang.

1.4.Patogenesis

5
Gonococci menampakkan beberapa tipe morfologi dari koloninya, tetapi

hanya bakteri berpili yang tampak virulen. Gonococci yang berbentuk koloni

yang pekat ( opaque ) saja yang diisolasi dari manusia dengan gejala uretritis dan

dari kultur uterine cervical pada siklus pertengahan. Gonococci yang koloninya

berbentuk transparan diisolasi dari manusia dari infeksi uretral yang tidak

bergejala, dari menstruasi dan dari bentuk invasif dari gonorrhea, termasuk

salpingitis dan infeksi diseminasi. Pada wanita, tipe koloni terbentuk dari sebuah

strain gonococcus yang berubah selama siklus menstruasi. Gonococci yang

diisolasi dari pasien membentuk koloni-koloni yang pekat atau transparan, tetapi

mereka umumnya memiliki 1-3 Opa protein pada saat tumbuh di kultur primer

yang sedang diuji. Gonococci dengan koloni transparan dan tanpa Opa protein

hampir tidak pernah ditemukan secara klinis tetapi dapat dispesifikasi melalui

penelitian di laboratorium. Gonococci menyerang membran selaput lendir dari

saluran genitourinaria, mata, rectum dan tenggorokan, menghasilkan nanah yang

akut yang mengarah ke invaginasi jaringan, hal yang diikuti dengan inflamasi

kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra ( uretritis ),

nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing.

1.5. Gejala dari Gonorrhea

Gejala dan tanda pada pasien laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan

dan mulai dengan uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering

6
berkemih serta malese. Sebagian besar laki-laki akan memperlihatkan gejala

dalam 2 minggu setelah inokulasi oleh organisme ini. Pada beberapa kasus laki-

laki akan segera berobat karena gejala yang mengganggu.

Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai dengan

sekret vagina. Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan

rapuh dengan drainase mukopurulen dari ostium. Perempuan yang sedikit atau

tidak memperlihatkan gejala menjadi sumber utama penyebaran infeksi dan

beresiko mengalami penyulit. Apabila tidak diobati maka tanda-tanda infeksi

meluas biasanya mulai timbul dalam 10-14 hari. Tempat penyebaran tersering

pada perempuan adalah pada uretra dengan gejala uretritis, disuria, dan sering

berkemih. Pada kelenjar bartholin dan skene menyebabkan pembengkakan dan

nyeri. Infeksi yang menyebar ke daerah endometrium dan tuba falopii

menyebabkan perdarahan abnormal vagina, nyeri panggul dan abdomen dan

gejala-gejala PID progresif apabila tidak diobati.

Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau sekunder lebih sering

ditemukan karena perubahan perilaku seks. Infeksi gonore di faring sering

asimtomatik tetapi dapat juga menyebabkan faringitis dengan eksudat

mukopurulen, demam, dan limfadenopati leher. Infeksi gonore pada perianus

biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal ringan atau menimbulkan

ekskoriasi dan nyeri perianus serta sekret mukopurulen yang melapisi tinja dan

dinding rektum.

Secara umum gejala yang biasanya timbul adalah sebagai berikut:

7
a. Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
b. Demam
c. Muntah-muntah
d. Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar,

umumnya terjadi pada wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks

dengan pasangan yang terinfeksi


e. Rasa sakit pada sendi
f. Munculnya ruam pada telapak tangan
g. Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks dengan

pasangan yang terinfeksi)


1.6.Penyebab dari Gonorrhea

Penyebab gonore adalah kuman gonokokus yang ditemukan oleh Neisser

pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut

termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies yaitu:

a. Neisseria gonorrhoeae
b. Neisseria meningitides
c. Neisseria pharyngis
d. Neisseria catarrhalis

N.gonorrhoeaea dan N.meningitidis bersifat pathogen sedangkan yang dua

lainnya bersifat komensalisme.

Neisseria merupakan cocus gram negatif yang biasanya berpasangan. Secara

umum ciri-ciri neisseriae adalah bakteri gram negatif, diplokokus non motil,

berdiameter mendekati 0,8 μm. Masing-masing cocci berbentuk ginjal; ketika

organisme berpasangan sisi yang cekung akan berdekatan. Bakteri ini adalah

patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam sel

polimorfonuklear. Pada gonococci memiliki 70% DNA homolog, tidak memiliki

kapsul polisakarida, memiliki plasmid. Gonococci paling baik tumbuh pada

8
media yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang

dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5%

CO2. Gonococci hanya memfermentasi glukosa dan berbeda dari neisseriae lain.

Gonococcus biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan

neisseria lain.

1.7. Penyebaran dari Gonorrhea

Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria,

mata, rektum dan tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke

invasi jaringan; hal yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria,

biasanya terjadi peradangan uretra, nanah berwarna kuning dan kental, disertai

rasa sakit ketika kencing. Infeksi urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa

gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke

urethra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan mukopurulen. Ini dapat

berkembang ke tuba uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi

tuba.

Bakterimia yang disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit

(terutama Papula dan Pustula yang hemoragis) yang terdapat pada tangan,

lengan, kaki dan tenosynovitis dan arthritis bernanah yang biasanya terjadi pada

lutut, pergelangan kaki dan tangan. Endocarditis yang disebabkan oleh gonococci

kurang dikenal namun merupakan infeksi yang cukup parah. Gonococci kadang

9
dapat menyebabkan meningitis dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit

tersebut memiliki manisfestasi yang sama dengan yang disebabkan oleh

meningococci.

Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum

tetapi relatif resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang

masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya

resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba

lainnya serta berasal dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan

urasil untuk pertumbuhannya.

1.8. Pencegahan dan Penanggulangan


Upaya mencegah penularan dan penyebaran PMS, termasuk Gonorrhea, yang

disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dengan melokalisasi PSK wanita

agar mudah dilakukan pembinaan, pemeriksaaan kesehatan dan pengobatan rutin

oleh Dinas Kesehatan ternyata tidak dapat mencegah meluasnya penularan

penyakit ini, terbukti sebanyak 76,9 % PSK wanita menderita penyakit

Gonorrhea pada saluran genitalnya. Kegagalan upaya pemberantasan penyakit ini

antara lain disebabkan oleh:

1. PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa

pengawasan yang ketat, sehingga menyulitkan pembinaan.


2. Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan

reproduksinya.
3. Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan

hubungan seksual dengan PSK wanita.

10
4. Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli

dan menggunakan antibiotika secara sembarangan yang memicu timbulnya

resistensi bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa antibiotika

(Penicillin, Tetrasiklin, Ciprofloxacin).

Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia

dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai

kondom bila melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang

beresiko tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi

juga harus dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu

juga dilakukan konseling pranikah, screening awal terhadap calon pengantin

terhadap keberadaan PMS termasuk gonorrhe


1.9. Pengobatan dari Gonorrhea

Pada semua tipe gonorrhea, pengobatan harus dilakukan dengan tindak

lanjut yang berulang, termasuk pembiakan dari tempat yang terkena. Karena

penyakit-penyakit yang ditularkan secara seksual lainnya dapat diperoleh pada

saat yang sama, langkah-langkah diagnostic yang cocok juga harus dilakukan.

Karena penggunaan penicillin yang sudah meluas, resistensi gonococci

terhadap penicillin juga meningkat, namun karena seleksi dari kromosom yang

bermutasi, maka banyak strain membutuhkan penicillin G dalam konsentrasi

tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan gonococci tersebut (MIC ≥

2μg/mL). N. Gonorrhea yang memproduksi penicillinase (PPNG, Penicillinase

Producing N. gonorrhea) juga meningkat secara meluas. Resistensi terhadap

11
tetracycline (MIC ≥ 2μg/mL) secara kromosomal sering ditemui, dengan 40%

atau lebih gonococci yang resisten pada tingkat ini. Tingkat resistensi yang tinggi

terhadap tetracycline (MIC ≥ 32μg/mL) juga terjadi. Resistensi terhadap

spectinomycin seperti halnya resistensi terhadap antimikroba lain Pelayanan

Kesehatan Masyarakat AS merekomendasikan untuk mengobati infeksi genital

yang bukan komplikasi dengan ceftriaxone 125mg secara intramuskular dengan

dosis sekali pakai. Terapi tambahan dengan doxycycline 100mg 2 kali sehari

selama 7 hari(per oral) direkomendasikan untuk infeksi concomitant chlamydia;

erythromycin 500mg 4x sehari selama 7 hari (per oral) sebagai pengganti

doxycycline bagi wanita hamil. Modifikasi dari terapi-terapi ini

direkomendasikan untuk jenis infeksi N. gonorrhea yang lain.

Penggunaan sefalosporin generasi ke-3 dalam hal ini seperti seftriakson

cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m dan sefoperazon dengan dosis 0,5 sam 1

gram secara i.m.

Dari golongan kuinolon obat yang menjadi pilihan adalah ofloksazin 400

mg, siprofloksazin 250-500 mg dan norfloksasin 800 mg secara oral

DAFTAR PUSTAKA
Seftya, N. (2012) Gonore pada Kehamilan. [Online]. Tersedia: http://nisyeseftya-
bidanku.academia.com/2012/05/gonore-pada-kehamilan.html [8 Nopember 2013]
Garry F . ( 2006 ). Obstetri Williams Edisi 21, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 12 :
1668-1671.

12
Martodihardjo Sunarko ( 2008 ) Uretritis Gonore dan Non Gonore Diagnosis dan
Pelaksanaan 1: 1-7.
Murtiastutik Dwi ( 2008 ). Buku Ajar Infeksi Menular , Cetakan 1, Airlangga
University Press Surabaya, 12 : 109-114.

13

Anda mungkin juga menyukai