Penyakit Gonoroehea
periuretritis dan epididimitis pada pasien pria, dan oftalmia neonatorum pada
bermanifestasi sebagai lesi kulit, tenosinovitis, arthritis, dan pada kasus jarang
Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa
kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah
gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul
saluran urogenitalis. Perantara dari kuman ini adalah manusia, tempat kuman
adalah dengan kontak seksual secara lansung ,tampat kuman ini masuk berasal
1
dari penis, vagina, anus, mulut serta orang yang bisa terkena adalah orang-orang
yang berhubungan seks dengan cara yang tidak aman.Kuman ini bersifat
fastidious dan untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan
tetapi, ia juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat
bertahan hidup lama di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara kontak
seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 2–5 hari.Neisseria Gonorrhoeae dapat
1.2.Klasifikasi Gonorhea
saling berhubungan erat, dengan 70% DNA homolog, dan dapat dibedakan
paling penting, kedua spesies tersebut dapat dibedakan dengan presentasi klinis
2
menyebabkan infeksi alat kelamin. Spektrum klinis dari penyakit disebabkan
1.3. Epidemiologi
kelamin yang terbanyak dewasa ini. Tidak ada imunitas bawaan maupun setelah
berbagai suku bangsa atau jenis kelamin atau umur. Diperkirakan setiap tahun
tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan di dunia. Beberapa strain kuman
gonokok yang resisten terhadap penisilin, quinolone dan antibiotik lainnya telah
ditemukan beberapa tahun yang lalu dan membawa persoalan dalam pengobatan,
1.4. Etiologi
1. Morfologi
Neiserria gonorrhoeae merupakan kuman kokus gram negatif, berukuran 0,6
sampai 1,5 μm, berbentuk diplokokus seperti biji kopi dengan sisi yang datar
suhu optimal 35-37ºC, pH 6,5-7,5, dengan kadar C02 5%. Gonococci hanya
3
urasil ( auksotipe Arg¯, Hyx+, Ura+ ) cenderung tumbuh dengan sangat
lambat pada kultur primernya. Gonococci diisolasi dari specimen klinis atau
dipertahankan oleh subkultur nonselektif yang memiliki ciri koloni kecil yang
lebih besar yang mengandung gonococci nonpili juga terbentuk Varian yang
pekat dan transparan pada kedua bentuk koloni ( besar dan kecil ) juga
Koloni yang kecil karena mempunyai pili diberi tanda p+, sedangkan
koloni besar diberi tanda p¯. Makin kecil N.gonorrheae makin tinggi
2. Mikrobiologi
a. Membran sitoplasma
4
Membran ini menghasilkan beberapa enzim seperti suksinat dehidrogenase,
Lapisan ini mengandung beberapa jenis asam amino seperti pada kuman
akan mati.
dari satu bentuk antigen ( pilin, Opa atau lipopolisakarida ) ke bentuk antigen
yang lain dari molekul yang sama. Perpindahan tersebut membutuhkan satu
tempat untuk setiap 10²- 10³ gonococci, sebuah perubahan yang sangat cepat
bagi bakteri. Karena pilin, Opa dan lipopolisakarida adalah antigen yang
1.4.Patogenesis
5
Gonococci menampakkan beberapa tipe morfologi dari koloninya, tetapi
hanya bakteri berpili yang tampak virulen. Gonococci yang berbentuk koloni
yang pekat ( opaque ) saja yang diisolasi dari manusia dengan gejala uretritis dan
dari kultur uterine cervical pada siklus pertengahan. Gonococci yang koloninya
berbentuk transparan diisolasi dari manusia dari infeksi uretral yang tidak
bergejala, dari menstruasi dan dari bentuk invasif dari gonorrhea, termasuk
salpingitis dan infeksi diseminasi. Pada wanita, tipe koloni terbentuk dari sebuah
diisolasi dari pasien membentuk koloni-koloni yang pekat atau transparan, tetapi
mereka umumnya memiliki 1-3 Opa protein pada saat tumbuh di kultur primer
yang sedang diuji. Gonococci dengan koloni transparan dan tanpa Opa protein
hampir tidak pernah ditemukan secara klinis tetapi dapat dispesifikasi melalui
akut yang mengarah ke invaginasi jaringan, hal yang diikuti dengan inflamasi
kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra ( uretritis ),
nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing.
Gejala dan tanda pada pasien laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan
dan mulai dengan uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering
6
berkemih serta malese. Sebagian besar laki-laki akan memperlihatkan gejala
dalam 2 minggu setelah inokulasi oleh organisme ini. Pada beberapa kasus laki-
Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai dengan
sekret vagina. Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan
rapuh dengan drainase mukopurulen dari ostium. Perempuan yang sedikit atau
meluas biasanya mulai timbul dalam 10-14 hari. Tempat penyebaran tersering
pada perempuan adalah pada uretra dengan gejala uretritis, disuria, dan sering
biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal ringan atau menimbulkan
ekskoriasi dan nyeri perianus serta sekret mukopurulen yang melapisi tinja dan
dinding rektum.
7
a. Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
b. Demam
c. Muntah-muntah
d. Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar,
umumnya terjadi pada wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks
pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut
a. Neisseria gonorrhoeae
b. Neisseria meningitides
c. Neisseria pharyngis
d. Neisseria catarrhalis
umum ciri-ciri neisseriae adalah bakteri gram negatif, diplokokus non motil,
organisme berpasangan sisi yang cekung akan berdekatan. Bakteri ini adalah
patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam sel
8
media yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang
dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5%
CO2. Gonococci hanya memfermentasi glukosa dan berbeda dari neisseriae lain.
neisseria lain.
invasi jaringan; hal yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria,
biasanya terjadi peradangan uretra, nanah berwarna kuning dan kental, disertai
rasa sakit ketika kencing. Infeksi urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa
tuba.
(terutama Papula dan Pustula yang hemoragis) yang terdapat pada tangan,
lengan, kaki dan tenosynovitis dan arthritis bernanah yang biasanya terjadi pada
lutut, pergelangan kaki dan tangan. Endocarditis yang disebabkan oleh gonococci
kurang dikenal namun merupakan infeksi yang cukup parah. Gonococci kadang
9
dapat menyebabkan meningitis dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit
meningococci.
masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya
resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba
lainnya serta berasal dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan
1. PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa
reproduksinya.
3. Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan
10
4. Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli
Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia
dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai
beresiko tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi
juga harus dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu
lanjut yang berulang, termasuk pembiakan dari tempat yang terkena. Karena
saat yang sama, langkah-langkah diagnostic yang cocok juga harus dilakukan.
terhadap penicillin juga meningkat, namun karena seleksi dari kromosom yang
11
tetracycline (MIC ≥ 2μg/mL) secara kromosomal sering ditemui, dengan 40%
atau lebih gonococci yang resisten pada tingkat ini. Tingkat resistensi yang tinggi
dosis sekali pakai. Terapi tambahan dengan doxycycline 100mg 2 kali sehari
cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m dan sefoperazon dengan dosis 0,5 sam 1
Dari golongan kuinolon obat yang menjadi pilihan adalah ofloksazin 400
DAFTAR PUSTAKA
Seftya, N. (2012) Gonore pada Kehamilan. [Online]. Tersedia: http://nisyeseftya-
bidanku.academia.com/2012/05/gonore-pada-kehamilan.html [8 Nopember 2013]
Garry F . ( 2006 ). Obstetri Williams Edisi 21, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 12 :
1668-1671.
12
Martodihardjo Sunarko ( 2008 ) Uretritis Gonore dan Non Gonore Diagnosis dan
Pelaksanaan 1: 1-7.
Murtiastutik Dwi ( 2008 ). Buku Ajar Infeksi Menular , Cetakan 1, Airlangga
University Press Surabaya, 12 : 109-114.
13