Anda di halaman 1dari 4

Analisa Jurnal

Program Study Ilmu Keperawatan


STIKES Al-Insyirah Pekanbaru

Judul Jurnal : Efektifitas Murotal Terapi Terhadap Kemandirian Mengontrol


Halusinasi Pendengaran
Nama Peneliti : Ricky Zainuddin 1, Rahmiyanti Hashari2

A. Analisa Jurnal PICO


1. Problem (P)
Skizofrenia adalah gangguan parah pikiran. Sekitar 75% dari pasien dengan
pengalaman skizofrenia halusinasi pendengaran, dan banyak dari pasien ini tidak
menanggapi jangka panjang terapi antipsikotik, (Lee, Lee, Kim, & Kwon, 2017).
Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya laporan bahwa halusinasi yang tidak
segera diberikan terapi akan menimbulkan masalah yang lebih buruk, (Lee et al.,
2017).
Berdasarkan data WHO (Word Health Organization), memperkirakan 450 juta
orang mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami
gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan
jiwa pada usia tertentu dimasa hidupnya,(Putri, Komala, Keliat, & Wardani, 2018).
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (2007) di Indonesia, menunjukan
bahwa prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6% dari jumlah
penduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orang penduduk
terdapat 5 orang menderita gangguan jiwa, (Putra, Gumilar, Kusuma, Purnomo, &
Basumerda, 2018).
Data yang diperoleh dari RSKD Provinsi Sulawesi Selatan, pasien yang
menderita halusinasi pada tahun 2015 sebanyak 8.237 orang, pada tahun 2016
sebanyak 7.853 orang, sedangkan pada tahun 2017 jumlah penderita halusinasi
sebanyak 7.625 orang, (RSKD, 2018).
Dari beberapa jenis terapi yang biasa dilakukan ataupun diberikan oleh
perawat ada 2 macam terapi yaitu, pemeberian terapi farmakologi dan
nonfarmakalogi. Salah satu pemberian terapi farmakologi yaitu dengan pemberian
obat Clozapine untuk mengatasi skizofrenia. Namun, sekitar 40 – 60 % pasien tidak
memiliki respon yang memadai, (Dellazizzo et al., 2018). Sedangkan pemberian
terapi nonfamakologi salah satu diantaranya adalah terapi aktivitas. Seperti mencuci
piring, menjemur pakaian, mencuci pakaian, mandi dan berolahraga.
Halusinasi merupakan penginderaan tanpa rangsangan eksternal yang
berhubungan dengan salah satu jenis indera tertentu yang khas (Kaplon dan
saddock, 1997) dalam (Deden & Rusdi, 2013).
Adapun macam – macam halusinasi yaitu, Halusinasi pendengaran (Auditory)
adalah klien mendengar suara dan bunyi tidak berhubungan dengan stimulasi nyata.
Halusinasi penglihatan ( Visual ) adalah klien melihat gambar yang jelas atau samar
tanpa stimulus yang nyata. Halusinasi penciuman ( Olfactory ) adalah klien
mencium bau yang muncul dari sumber tanpa stimulus nyata. Halusinasi
pengecapan ( Gusfactory ) adalah klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata.
Sedangkan halusinasi perabaan ( Taktil ) adalah klien merasakan sesuatu pada kulit
tanpa stimulus yang nyata, (Deden, 2017).

2. Intervension
Pemberian jenis terapi komplementer dapat diberikan sebagai pengganti terapi
aktivitas yang umum di lakukan yaitu : dengan pemberian murottal terapi dengan
cara mendengarkan ayat suci Alquran surah Ar-rahman ayat 1 sampai dengan ayat
78 (Wuryaningsih, Anwar, Wijaya, Kurniyawan 2015).
Terapi dengan alunan bacaan Alquran stimulant murottal Alquran dapat
dijadikan alternative terapi dan sebagai terapi audio lainya karena stimulant Alquran
dapat memunculkan gelombang delta sebesar 63,4 % (Abdurachman & ANdhika,
2008).
Murotthal terapiu dilakukan dengan menggunakan file mp3 headset atau
speaker selama 15-30 menitsurah yang digunakan Arrahman 78 ayat. Terapi
dilakukan 2x sehari, terapi bisa juga diberikan pada saat atau ketika pasien
mendengar suara-suara palsu, ketika waktu luang, ketika pasien selesai
melaksanakan sholat wajib, latihan bisa dilakukan pada pagi hari dan siang hari
(Warganingsih, et, al 2015).

3. Comparison (C)
a. Jurnal yang dianalisa
Efektifitas murotal terapi terhadap kemandirian mengontrol halusinasi
pendengaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra et al bertujuan
dengan mendengarkan Alquran, memberikan peningkatan dalam kemampuan
otak, dari hasil data menunjukkan P = < 0,05 menunjjukan bahwa ada
perbedaan dalam nilai rata-rata memori jangka pendek dengan mendengarkan
Alquran memberikan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan otak.
Penelitian lainya sebelum pemberian terapi murotal Alquran adalah nilai
p = 1.00 dan setelah terapi murotal terapi Alquran didapatkan hasil p < = 0,05
dapat disimpulkan bahwa ada yang signifikan perbedaan antara nilai sebelum
pemberian murotal terapi dan setelah pemberian murotal terapi Alquran.

b. Jurnal Pembanding
Judul : Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2
Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada
Pasien Skizofrenia Di Ruang Flamboyant Rumah Sakit Jiwa Menir
Surabaya
Penelitian ini menggunakan metode pra experiment dengan
menggunakan one group pre post test design dengan mengambil 10 responden.
Berdasarkan data tabulasi diketahui bahwa pasien mampu mengontrol
halusinasi sebelum pelaksanaan TAK stimulasi persepsi sesi 1-2 sebanyak 3
orang (33,3%) dan pasien mampu mengontrol halusinasi setelah pelaksanaan
TAK stimulasi persepsi sesi 1-2 sebanyak 8 orang (88,9%).
TAK stimulasi persepsi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi
pendengaran pada pasien skizofrenia didapat hasil p= 0,025 yang berarti p <
0,05 ada pengaruh terapi olah factor kelompok stimulasi persepsi sesi 1-2
terdapat kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran.

c. Kelebihan dan kekurangan jurnal yang dianalisa


1. Kelebihan jurnal yang dianalisa :
- Pada jurnal dijelaskan intervensi (cara) terapi murotal dan kapan
dilakukan terapi murotal serta ayat yang dibaca.
- Dalam jurnal dicantumkan penelitian-penelitian beberapa peneliti
yang menjelaskan bahwa terapi murotal dapat mengurangi halusinasi
- Terapi murotal dapat diterapkan untuk mengurangi halusinasi
dikarenakan tidak memerlukan biaya yang besar.
2. Kekurangan Jurnal yang dianalisa :
- Jurnal tidak menampilkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi

d. Kelebihan jurnal pembanding :


1. Kelebihan jurnal pembanding
- Penulis mencantumkan kriteria inklusi dan eklusi pada jurnal yang
di teliti.
- Penulis juga menyimpulkan TAK sesuai dengan sesinya dari 5 sesi
yang ada.
2. Kekurangan jurnal pembanding :
- Penulis tidak menuliskan sesuai dengantehnik TAK yang digunakan
pada tiap sesi terutama sesi 5 dan 2
- Responden yang diteliti sangat sedikit.

3. Outcome (O)
Dari hasil penelitian didapatkan nilai p = < 0,05 hal ini menunjukkan ada
perbedaan kalau nilai rata-rata dari memori jangka pendek antara pra dengan pasca
mendengarkan murotal. Hasil penelitian lain (sangwathana, 2011) dengan hasil p= <
0,01 dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian murotal terapi efektif untuk
mengurangi halusinasi pendengaran.

Kesimpulan dan saran

a. Kesimpulan
Jurnal efektifitas murotal terapi terhadap kemandirian halusinasi pendengaran,
lebih efektif dilakukan untuk menurunkan halusinansi dengar.

b. Saran
Diharapkan bagi pihak Rumah Sakit dapat melakukan terapi murotal pada
pasien yang mengalami halusinasi pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai