Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu fenomena yang cukup memprihatinkan pada zaman kita saat ini adalah
rendahnya semangat dan motivasi untuk menuntut ilmu agama. Ilmu agama seakan
menjadi suatu hal yang remeh dan terpinggirkan bagi mayoritas kaum muslimin.

Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama umat Islam yang diikuti dengan
As Sunnah dan telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan para sahabat
radiallahu anhu. Adalah wajib bagi setiap muslim untuk beriman kepada Al-Qur’an.

Pengetahuan tentang Al-Qur’an sangat dibutuhkan sebagai modal dalam menuntut


ilmu syar’i dan juga sebagai motivasi. Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ibnu Hajar
rahimahullah, kita wajib mempelajari sebagian dari ilmu agama, yaitu ilmu yang berkaitan
dengan ibadah dan muamalah, sehingga kita dapat beribadah kepada Allah Ta’ala dengan
benar. Kita juga wajib mempelajari ilmu tentang aqidah dan tauhid, sehingga kita menjadi
seorang muslim yang beraqidah dan mentauhidkan Allah Ta’ala dengan benar dan selamat
dari hal-hal yang merusak aqidah kita atau bahkan membatalkan keislaman kita.

Al-Qur’an merupakan mukjizat dan tidak ada seorang pun yang mampu membuat
tandingannya. Allah Ta’ala menjaga keaslian Al-Qur’an hingga saat ini melalui hikmah-
Nya.

Al-Qur’an memegang banyak fungsi, diantaranya sebagai petunjuk sekaligus


peringatan bagi orang-orang yang berfikir. Bahkan dimensi ilmu yang terkandung di
dalamnya saat ini banyak yang sudah terbukti secara empiris oleh para peneliti.

1
B. Rumusan Pembahasan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan pembahasan sebagai berikut:
1. Mukjizat Al-Qur’an
2. Fungsi Al-Qur’an
3. Pokok kandungan Al-Qur’an
4. Dimensi keilmuan dalam Al-Qur’an

C. Tujuan Penulisan

Secara khusus, penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Pendidikan
Agama pada kelas AK-11 Universitas Bina Darma Tahun Ajaran 2016-2017 yang telah
diamanahkan pada penulis. Sekaligus sebagai pengingat kepada penulis akan pentingnya
mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an.

Secara umum, penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi para
pembaca untuk mengetahui garis besar akan kemukjizatan yang terdapat pada Al-Qur’an.
Mengenal dan mengetahui fungsi umum Al-Qur’an. Dapat memahami pokok kandungan
Al-Qur’an dan membukit kebenaran Al-Qur’an melalui ilmu pengetahuan modern.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pesona Mukjizat Al-Qur’an


Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasul kita Muhammad ‫ﷺ‬,
dimulai dengan surat al-Fatiha dan ditutup dengan surat an-Nas, bernilai ibadah bagi siapa
yang membacanya, berdasarkan hadits Rasulullah ‫ﷺ‬:

ْ‫ب ِمنْ حَر ًفا قَ َرْأ َ َمن‬ َْ ْ‫سنَةْ ِب ِْه َفلَه‬


ِْ ‫ّللاِ ِكتَا‬ َ ‫َو ِميمْ حَرفْ َولَمْ حَرفْ أ َ ِلفْ َولَ ِكنْ حَرفْ الم أَقولْ لَْ أَمثَا ِلهَا ِبعَش ِْر َوال َح‬
َ ‫سنَةْ َح‬
ْ‫حَرف‬

Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan
setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‫الــم‬
ialah satu huruf, akan tetapi ‫ ا‬satu huruf, ‫ ل‬satu huruf dan ‫ م‬satu huruf. [HR. Bukhari].

Berikut ini kami adalah sebagian keistimewaan-keistimewaan al-Qur’an:

1. Tidak sah shalat seseorang kecuali dengan membaca sebagian ayat al-Qur’an (yaitu surat
Al-Fatihah-Red) berdasarkan sabda Rasulullah ‫ﷺ‬:
“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surat al-Fatihah”. [HR. Bukhari-Muslim]

2. Al-Qur’an terpelihara dari tahrif (perubahan) dan tabdil (penggantian) sesuai dengan
firman Allah Azza wa Jalla :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-
benar memeliharanya”. [al-Hijr:9]

Adapun kitab-kitab samawi lainnya seperti Taurat dan Injil telah banyak dirubah oleh
pemeluknya.

3. Al-Qur’an terjaga dari pertentangan/kontrakdiksi (apa yang ada di dalamnya) sesuai


dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

3
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya”. [an-
Nisa’: 82]

4. Al-Qur’an mudah untuk dihafal berdasarkan firman Allah:


“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran”. [al-Qamar: 32]

5. Al-Qur’an merupakan mu’jizat dan tidak seorangpun mampu untuk mendatangkan yang
semisalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menantang orang Arab (kafir Quraisy) untuk
mendatangkan semisalnya, maka mereka menyerah (tidak mampu). Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
“Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah:
“(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat
seumpamanya … “. [Yunus: 38]

6. Al-Qur’an mendatangkan ketenangan dan rahmat bagi siapa saja yang membacanya,
berdasarkan sabda Rasulullah ‫ﷺ‬:
“Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu majlis kecuali turun pada mereka
ketenangan dan diliputi oleh rahmat dan dikerumuni oleh malaikat dan Allah akan
menyebutkan mereka di hadapan para malaikatnya”. [HR. Muslim].

B. Fungsi Al-Qur’an

Sesungguhnya merupakan nikmat Allah yang terbesar adalah diutusnya Nabi


Muhammad ‫ ﷺ‬dan diturunkan nya al-Qur'an kepadanya untuk memberi petunjuk kepada
manusia, mengajari dan mengingatkan mereka tentang segala yang bermanfaat bagi
mereka di dunia dan di akhirat. Atas dasar inilah Allah memuliakan ummat ini.

Al-Qur'an adalah kalam (firman) Allah Ta'ala, baik huruf maupun maknanya, dia
bukan makhluk. Dari Allah al-Qur'an berasal dan kepada-Nya dia akan kembali. Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,

4
“Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia
dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa
Arab yang jelas.،¨ (QS. Asy Syu'araa:195)

“Al-Qur'an merupakan kitab yang universal untuk seluruh manusia, bahkan untuk
bangsa jin, untuk memberikan kabar gembira dan peringatan kepada mereka.” (QS. al-
Jin:2)

Al-Qur’an diturunkan kepada manusia dengan memiliki fungsi yang amat banyak. Di
antara fungsi diturunkannya al-Qur'an adalah sebagai berikut:

Al-Qur’an Sebagai Petunjuk


Allah Ta'ala telah berfirman,artinya, “Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.،¨ (QS. al- Baqarah:1-2)

Dan di pertengahan surat al- Baqarah Allah juga berfirman, “(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-
Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).¨ (QS.al- Baqarah:185)

Di awal surat al-Baqarah tersebut Allah Ta'ala menyebut al-Qur'an sebagai petunjuk
bagi orang yang bertakwa sedangkan di pertengahannya disebutkan sebagai petunjuk bagi
manusia, dan ini sifatnya umum baik bagi yang bertakwa maupun yang tidak bertakwa.

Adapun petunjuk bagi orang bertakwa, mempunyai arti bahwa mereka mampu
mengambil manfaat dan mengambil faidah dari al-Qur'an itu, serta mereka mampu
manjadikan cahaya al-Qur'an sebagai penerang bagi mereka.

Sedangkan petunjuk bagi manusia, artinya al-Qur'an memberi penjelasan bagi mereka
mana jalan yang lurus terbimbing, jika mereka menghendaki jalan lurus tersebut bagi diri
mereka.

5
Jadi al-Qur'an merupakan petunjuk dilalah dan irsyad (penjelasan dan bimbingan) bagi
seluruh manusia, dan petunjuk taufiq bagi orang yang bertakwa, khususnya mereka yang
memenuhi panggilan al-Qur'an.

Jadi hidayah itu ada dua macam, yaitu hidayah taufiq wa 'amal (respon dan aksi). Ini
khusus bagi orang yang beriman, dan hidayah dilalah wa irsyad (bimbingan dan
penjelasan) yang bersifat informatif untuk seluruh umat manusia. Allah Ta'ala juga
berfirman menyifati al Qur'an,artinya, “Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min
yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, dan
sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat, Kami sediakan bagi
mereka azab yang pedih.” (QS. Al Israa':9-10)

Allah Ta'ala menyebutkan al-Qur'an sebagai petunjuk yang paling lurus (aqwam),
yaitu kepada jalan yang paling lurus dan adil yang mengantarkan kepada Allah Ta'ala. Jika
anda menghendaki untuk sampai kepada Allah Azza wa Jalla dan surga Nya maka kita
harus beramal dengan al-Qur'anul Karim.

Secara ringkas, fungsi Al-Qur’an adalah sebagai berikut:


 Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5)
 Al-Qur’an kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76)
 Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5: 48;
6: 92; 10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30)
 Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk)
 Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
 Sebagai pemberi kabar gembira
 Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll)
 Sebagai peringatan
 Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
 Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20)
 Sebagai pelajaran

6
Pokok Ajaran Al-Qur’anْ

Berserah Diri Kepada Allah Dengan Merealisasikan Tauhid


Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada Allah dengan tauhid, yakni mengesakan
Allah dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh menujukan satu saja dari jenis ibadah
kita kepada selain-Nya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk diibadahi. Dia lah
yang telah menciptakan kita, memberi rizki kita dan mengatur alam semesta ini, pantaskah
kita tujukan ibadah kita kepada selain-Nya, yang tidak berkuasa dan berperan sedikitpun
pada diri kita?

Semua yang disembah selain Allah tidak mampu memberikan pertolongan bahkan
terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Allah berfirman, “Apakah mereka
mempersekutukan dengan berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun?
Sedang berhala-berhala itu sendiri yang diciptakan. Dan berhala-berhala itu tidak mampu
memberi pertolongan kepada para penyembahnya, bahkan kepada diri meraka sendiripun
berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (Al -A’rof: 191-192)

Tunduk dan Patuh Kepada Alloh Dengan Sepenuh Ketaatan

Pokok Islam yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang mutlak
kepada Allah. Dan inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran pengakuan
imannya. Penyerahan dan perendahan semata tidak cukup apabila tidak disertai
ketundukan terhadap perintah-perintah Allah dan Rosul-Nya dan menjauhi apa-apa yang
dilarang, semata-mata hanya karena taat kepada Allah dan hanya mengharap wajah-Nya
semata, berharap dengan balasan yang ada di sisi-Nya serta takut akan adzab-Nya.

Kita tidak dibiarkan mengatakan sudah beriman lantas tidak ada ujian yang
membuktikan kebenaran pengakuan tersebut. Allah berfirman, “Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak
diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka

7
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.” ( Al-Ankabut: 2-3)

Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Allah dan Rosul-Nya
telah menetapkan keputusan. Allah berfirman, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang
beriman dan tidak pula perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rosul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rosul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan
kesesatan yang nyata.” (Al Ahzab: 36)

Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya

Seorang muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Allah, maka
konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri dan membenci
perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan beriman dengan sebenar-
benarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci
Allah. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Allah. Karena syirik adalah
dosa yang paling besar, kedzaliman yang paling dzalim dan sikap kurang ajar yang paling
bejat terhadap Allah, padahal Allah lah Robb yang telah menciptakan, memelihara dan
mencurahkan kasih sayang-Nya kepada kita semua.

Allah telah memberikan teladan kepada bagi kita yakni pada diri Nabiyulloh Ibrohim
‘alaihis salam agar berlepas diri dan memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan. Allah
berfirman, “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
‘Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah
selain Allah, kami mengingkari kamu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan
dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.'” (Al-
Mumtahanah: 4)

8
Al-Qur’an Sebagai Peringatan
Di dalam Al- Qur’an , banyak terdapat kisah para Nabi atau Rasul beserta umatnya.
Ada yang mengungkapkan kebaikan-kebaikannya yaitu kepatuhan dan ketaatan umat
kepada Rasulnya, dan ada yang mengungkapkan keburukan-keburukannya yaitu
keingkarandan kesembongan umat kepada Rasulnya.

Kesemuanya itu merupakan peringatan an pelajaran bagi kita. Kisah-kisah dalam Al-
Qur’an tidak hanya dimaksudkan untk menguraikan sejarah, melainkan yang terpenting
ialah menggambarkan bagaimana cara yang ditempuholeh para Nabidan Rasul
terdahuludalam mengembangkan dan menyeru kepada kebenaran.
Dan bagaimana tantangan dan penderitaan yang mereka hadapi yang merupakan
peringatan dan pelajaranyang sangat berharga bagi para penegak agama yang membawa
kebenaran yang hakiki.

Bagi umat islam bahwa Al- Qur’an adalah sumber yang asasi bagi syari’at ( hokum)
islam. Dari Al- Qur’an lah dasar-dasar hokum islam beserta cabang-cabangnya digali.

Agama islam, agama yang dianut oleh ratusan juta jiwa diseluruh dunia merupakan
way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya didunia dan di akhirat kelak.

Agama islam datang dengan Al- Qur’an membuka lebar-lebar mata manusia, agar
mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan mereka dipentas bumi ini. Dan juga
mereka tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga mereka tidak menduga bahwa hdup
merekahanya dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian.

Al- Qur’an mengajak mereka berpikir tentang kekuasaan Allah, untuk mencapai
kebahagiaan hidup diakhirat kelak manusia memerlukan peraturan-peraturan untuk
mencapaihal tersebut.

9
C. Kandungan Al-Qur’an
Menurut pendapat beberapa ulama isi kandungan Al-Qur’an itu antara lain :
1. Petunjuk mengenai aqidah, yang mewajibkan beriman kepada Allah, Malaikat-
malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, dan Hari Kiamat, serta Qadha dan Qadar. Hal ini
merupakan garis pembeda antara Iman dan Kafir.
2. Petunjuk mengenai syari’ah, yaitu jalan yang harus diikuti manusia dalam berhubungan
dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup manusia didunia ini
dan diakhirat kelak.
3. Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus diindahkan oleh
manusia dalam kehidupan individual maupun kehidupan sosial.
4. Kisah-kisah umat manusia dizaman lampau, seperti riwayat dan cerita para pendusta
ajaran Allah seperti Fir’aun, Namrud, Qorun dan sebagainya.
5. Berita-berita tentang zaman yang akan datang. Tentang ini akan dikaji kehidupan akhir
manusia yang disebut kehidupan akhirat.
6. Benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
7. Hukum yang berlaku bagi alam semesta. Dalam butir satu dan tujuh dimuka, sudah
disebutkan sifat sunnatullah yang berlaku di alam semesta, antara lain (1) pasti, (2)
tetap, dan (3) objektif.

D. Dimensi Keilmuan Al-Qur’an


Terdapat lebih dari 10 % ayat-ayat Al-Quran merupakan rujukan-rujukan kepada
fenomena alam. Sehingga termasuk kepentingan yang mendasar untuk menyingkap ayat-
ayat keilmuan tersebut, dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya sebagai alat bukti ilmu
pengetahuan modern. Namun demikian Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin
berkata, sangat mewanti-wanti jika ada yang menafsirkan Al Qur’an dengan pendekatan
sains karena jika kita menafsirkan dengan sains lalu datang teori yang lebih baru lagi dan
menyelisihi yang terdahulu, maka nanti muncul anggapan dari musuh Islam bahwa
Al-Qur’an tidaklah benar. Kalau kaum muslimin sendiri bisa menyadari bahwa bentuk
penafsiran seperti itu keliru. Namun hal ini tidak berlaku bagi musuh-musuh Islam.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah kami uraikan dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an
merupakan sumber ajaran islam pertama dan utama sebelum sumber ajaran islam lainnya
seperti As-Sunnah dan Ijtihad para ulama. Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan
didalamnya memuat semua aspek kehidupan umat manusia didunia dan akhirat kelak.
Pentingnya mengenal dan mempelajari Al-Qur’an memberikan banyak manfaat bagi hidup
kita antara lain:
1. Mengetahui apa-apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT.
2. Menambah kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
3. Meyakinin bahwa agama yang diridhoi Allah hanyalah Agama Islam.
4. Mendapat banyak pahala yang kelak mempermudah kita menuju surga Allah SWT.
5. Terhindar dari perbuatan yang dimurkai Allah SWT dan Rasul-Nya.
6. Lebih berhati-hati dalam bertindak dan melakukan segala sesuatu didasari oleh Al-
Qur’an.

B. Saran

Hendaknya kita selalu memohon pertolongan dan ampunan kepada Allah Jalla Jallaluh
untuk dapat menghindari fitnah syubhat dan syahwat yang selalu datang silih berganti yang
membawa kaum muslim kepada maksiat sehingga menyebabkan hati menjadi hitam dan
sulit mengenali Al-Haq. Dan agar kita selalu dapat meluangkan waktu untuk menuntut ilmu
agama.

11
DAFTAR PUSTAKA

Majalah As Sunnah. 2001. Edisi 05/Tahun V/1422/2001M. Solo: Yayasan Lajnah Istiqomah

Surakarta

https://almanhaj.or.id/2824-keistimewaan-keistimewaan-al-quran.html

https://muslim.or.id/9779-tafsir-surat-al-baqarah-185.html

https://muslim.or.id/415-3-pokok-ajaran-islam.html

http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=275

https://rumaysho.com/6570-menafsirkan-al-quran-dengan-teori-sains.html

12

Anda mungkin juga menyukai