Anda di halaman 1dari 6

[Öa.dil]/[a.

dil] | ‫عاديل‬

Definisi : 1. menyebelahi pihak yg benar (bkn sesuatu, seseorang, tindakan, undang-undang,


keputusan dsb): raja yg ~; tindakan yg ~; hakim itu ~ keputusannya; 2. meletakkan sesuatu pd
tempatnya yg betul (bkn sesuatu, seseorang, tindakan, undang-undang, keputusan dsb):
pelantikan seseorang yg ahli dlm bidangnya adalah satu pelantikan yg ~; 3. menepati hak
seseorang atau sesuatu: kadar taksiran mestilah ~ dan tidak menjadi satu beban kpd
penduduk; para pekerja mendapat layanan dan ganjaran yg ~, setimpal dgn pengorbanan yg
dilakukan kpd organisasi; 4. tidak menyebelahi mana-mana pihak (bkn layanan terhadap
seseorang dsb), tidak berat sebelah: tugas ibu bapa ialah berlaku ~ dlm sesuatu pemberian
kpd anak-anak dgn tidak melebihkan seorang drpd yg lain; mengadili menimbangkan dgn
saksama serta memutuskan (dlm mahkamah dsb), memeriksa dan menghukum orang dgn
adil: ~ dan menghukum orang-orang yg melanggar undang-undang; keadilan sifat (perbuatan,
tindakan, dll) yg adil: ~ seseorang raja atau pemerintah; ia menuntut ~ ia menuntut
penyelesaian yg adil; menciptakan ~ masyarakat mengadakan susunan dan keadaan yg adil
bagi kehidupan dlm masyarakat; ketidakadilan perihal (keadaan, perbuatan, kejadian, dsb)
tidak adil; peradilan segala yg berkaitan dgn perkara pengadilan: selalunya ahli sains
membuat ~ moral kpd rakan-rakan mereka; pengadilan 1. mahkamah, majlis, dsb yg
mengadili: aku akan dihadapkan ke muka ~ dan di sanalah aku akan menerima keadilan; 2.
perihal (perbuatan dsb) mengadili, perbicaraan serta keputusan oleh pengadil: penjahat-
penjahat perang dijatuhi hukuman mati dlm ~ di mahkamah Nuremberg; 3. perihal (perbuatan
dsb) mengadili sesuatu pertandingan dsb: ~ pertandingan pakaian aneka ragam; pengadil 1.
orang yg mengadili sesuatu perkara, hakim: jikalau orang yg membuat undang-undang juga
menjadi ~ undang-undang, nescaya tidak ada kebebasan; ~ litar pengadil yg beredar ke
beberapa tempat (bandar dsb) utk menjalankan perbicaraan; 2. orang yg mengadili
pertandingan atau perlawanan (spt bola sepak, tinju, dll). (Kamus Dewan Edisi Keempat)

Maksud perkataan adil adalah / The meaning of adil is

fair , impartial , deserved , just

Adil menurut bahasa adalah tidak berat sebelah, tidak memihak atau manyamakan yang satu dengan
yang lain.

Adil menurut istilah adalah seimbang atau tidak memihak dan memberikan hak kepada orang yang
berhak menerimanya tanpa ada pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang
sebenarnya tanpa ada aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali
terhadap Allah swt saja.

Kata adil sering disinonimkan dengan kata al musawah (persamaan) dan al qisth (moderat/seimbang)
dan kata adil dilawankan dengan kata dzalim.

pengertian adil menurut istilah

adil berarti tidak berat sebelah , atau meletakkan sesuatu sesuai dengan kadarnya , tidak memihak
pada salah satu , memberikan sesuatu sesuai dengan apa yang telah diperbuat
pengertian adil menurut para ahli :

1) menurut al-ghazali

adil adalah keseimbangan antara sesuatu yang lebih dan yang kurang

2) menurut ibnu miskawaih

adil adalah adalah Memberikan sesuatu yang semestinya kepada orang yang berhak terhadap
sesuatu itu.

Pengertian Adil Dan Hikmah Bersifat Adil – Pengertian Adil menurut bahasa artinya tidak
berat sebelah dan tidak memihak. Adil menurut istilah adalah menetapkan hak dan kewajiban
pada proporsinya dan seimbang, ditempatkan secara tepat dan objektif. Pengertian adil
menurut syariat Islam adalah melaksanakan suatu perintah Allah atau amanah Allah, dengan
menempatkan sesuatu pada kedudukan yang sebenarnya tanpa melebihi atau mengurangi.

Supaya bisa bersifat adil dalam mempertahankan hak dan kewajiban secara seimbang, maka
harus menekan hawa nafsu yang ingin menyimpang dari kebenaran. Sebagaimana firman
Allah Swt dalam surat An Nisa ayat 135, berikut ini :

‫نيِاِ أنيَيِنهاِ اَّلوطذيِنن آنمننواَّ نكوننواَّ قنوواَّطميِنن طباِسلقطسسطط‬


Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan.” (QS An Nisa :135)

Berperilaku adil tidak hanya kepada orang lain tetapi dianjurkan juga berperilaku adil kepada
diri sendiri, keluarga dan kerabat. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat An Nahl ayat
90:

‫ان يِنأسنمنر طباِسلنعسدطل نواَّ س طلسحنساِطن‬


‫إطون و‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.” (QS
An Nahl :90)

Baca juga : Pengertian Egois Dan 5 Akibat Sifat Egois Dalam Islam
4 Hikmah Bersifat Adil Dalam Islam
Berikut ini beberapa hikmah bersifat adil, diantaranya yaitu:

1. Orang yang bersifat adil berarti telah melaksanakan perintah Allah Swt, dan sifat adil akan
mendekatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:

‫اَّسعطدلنواَّ هننو أنسقنر ن‬


‫ب طللِتوسقنوىى‬
Artinya : “Berlakulah adil, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS Al Maidah : 8)

2. Berperilaku adil dapat mencegah perpecahan dan perselisihan antara individu, kelompok
dan masyarakat. Karena segala sesuatunya sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan-Nya.

3. Permohonannya kepada Allah tidak ditolak. Hal ini sesuai dengan hadits nabi yang
menjelaskan bahwa pemimpin yang adil itu doanya akan dikabulkan.

4. Dapat meminimalisir kecemburuan sosial dan masyarakat karena telah menempatkan


dirinya sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.

Cara Menumbuhkan Sifat Adil

Menumbuhkan sifat adil dapat ditumbuhkan dengan cara berikut ini:

1. meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. Dengan demikian seseorang akan sadar
bahwa hak itu harus dipenuhi dan kewajiban harus dilaksanakan.

2. Melatih hawa nafsu agar tidak hanya mementingkan kepentingan diri sendiri,
sehingga orang lain pun akan diberikan haknya.

Baca Juga : Pengertian Munafik dan Ciri-ciri Orang Yang Munafik

Demikianlah mengenai pengertian adil dan hikmah berperilaku adil dalam Islam. Semoga
bisa bermanfaat dan bisa membantu kita untuk bersifat adil kepada orang lain, keluarga dan
terutama bersifat adil untuk diri sendiri.

Pengertian Adil Dalam Islam


Pengertian adil secara bahasa adalah pertengahan, seimbang, atau teguh pendirian. Pengertian adil
menurut batasan syara adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Lawan dan adil, yaitu zalim,
artinya menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.

“Wahai orang-orangyangberirnan,jadilah karnu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi


saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri a ta u ibu bapak dan ka urn keraba trn u. Jika ia
kaya ata upun miskin, maka Allah ]ebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah karn u mengikuti ha
wa nafsu karena ingin menyimpang dan kebenaran. Dan Jika karn u rnern utarbaiikkan (kata-kata)
atau enggan menjadi saksi maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan.” (QS an-Nisa, 4: 135)

Allah SWT menyuruh kaum mukminin, supaya senantiasa berlaku adil dan menegakkan keadilan
sesuai dengan firman-Nya.

“Sesungguhnya Allah menyuruh karnu supaya berlaku adil dan berbuat kebaikan. … “ (QS an-Nahi,
16:90)

Selain itu, Allah SWT juga memerintahkan kepada kaum mukminin supaya senantiasa menjauhi
perbuatan zalim dan memberantas kezaliman itu sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan
masing-masing.

Secara garis besar keadilan yang wajib ditegakkan oleh setiap muslim itu ada empat macam, yaitu
adil terhadap Allah SWT, terhadap sesame manusia, terhadap din sendiri, dan terhadap lingkungan
alam sekitar.

Adil Terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya


Allah SWT menciptakan bumi dah langit beserta isinya adalah untuk kepentingan umat manusia..
Oleh karena itu, manusia mempunyai kewajiban untuk mengelola dan memakmurkannya. Untuk
kesejahteraan dan ketentraman umat manusia dalam melaksanakan tugasnya di dunia ini, Allah SWT
menurunkan agama sebagai undang-undang atau peraturan. Undang-undang dan Allah dan rasul-
Nya itu tertulis pada al-Qur’an dan al-Hadits.

Bersikap adil terhadap Allah SWT dan rasul-Nya adalah dengan menaati segala peraturan yang
terdapat pada keduanya, serta menjauhi segala larangan yang terdapat pada keduanya.

“Hai orang-orang yang beriman taatlah kamu sekalian kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya,
dan janganlah kamu berpaIing dariada-Nya, padahal kamu sekalian mendengar. “(QS al-Anfâl, 8:20)

Seseorang yang telah berbuat baik kepada Allah SWT, mengerjakan segala perintah-perintah-Nya,
menjauhi segala larangan-Nya, dan berterima kasih kepada-Nya, berarti ia telah berbuat adil kepada-
Nya. Apabila seseorang telah kufur kepada-Nya, berarti ia telah berbuat zalim kepada-Nya.

Adil Terhadap Sesama Manusia


Setelah seorang mukmin itu bersikap adil kepada Allah SWT dan rasul-Nya, seorang mukmin
berkewajiban pula untuk bersikap adil terhadap sesama manusia. Berbuat adil kepada mereka,
maksudnya sikap dan perbuatan kita kepada sesama manusia itu harus berdasarkan peraturan atau
kebiasaan tertentu, selama peraturan atau kebiasaan tersebut tidak bertentangan dengan dasar-
dasar peraturan Allah dan rasul-Nya karena berbuat adil terhadap manusia, sebenarnya masih
merupakan ibadah dan juplaksanaan peraturan yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Hadits.

...Dan apabila kamu menetapkan suatu hukum di antara man usia hendaklah dengan hukuman yang
adil “ (QS an-Nisâ’, 4 : 58)
Berbuat adil terhadap sesarna manusia itu ruang lingkupnya sangat luas, meliputi berbagai aspek
kehidupan, antara lain adil dalam berbicara, dalam memberi upah, terhadap pemimpin, terhadap
yang dipimpin, terhadap ibu dan bapak, terhadap anak, terhadap suami dan istri, terhadap murid,
dan adil terhadap guru.

Adil Terhadap Diri Sendiri


Seorang mukmin selain berkewajiban berbuat adil terhadap sesame manusia, berkewajiban pula adil
terhadap din sendiri, yaitu berbuat sesuai dengan peraturan atau kadar kemampuan yang terdapat
pada dirinya. Pengertian lain adalah memberikan hak-hak yang harus diterima oleh din sendiri, dan
yang dapat dilaksanakan oleh dirinya sendiri, seperti hak menerima makanan dan minuman,
beristirahat, hidup sehat, dan berpakaian.

Adil dalam pengertian menempatkan sesuatu pada tempatnya, jika tidak pada tempatnya termasuk
perbuatan zalim, misalnya, batas kemampuan seseorang dalam memikul suatu benda umumnya tiga
puluh kilogram, kemudjan ia memikul benda tidak melebihi berat benda tersebut, maka ia telah
bersikap adil. Namun, apabila ia memikul sesuatu di luar batas kemampuannya atau dipaksakan dan
mengakibatkan kerusakan pada dirinya sendiri, maka perbuatan tersebut termasuk zalim terhadap
din sendiri. Allah SWT melarang manusia untuk membinasakan dirinya sendiri.

…Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dengan tanganmu kepada kecelakaan…” (QS al-
Baqarah, 2: 195)

Adil terhadap din sendiri dalam hubungannya dengan membina diri sendiri supaya terhindar dan
malapetaka, diperintah oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya berikut ini.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu, keluargamu, dan api neraka…. “(QS at-Tahrim,
66 : 6)

Memelihara din sendiri supaya tidak terjerumus kepada malapetaka, yaitu dengan jalan beribadah
kepada-NIya, antara lain mendirikan salat, berpuasa, dan bersedekah. Selain itu, menjauhi segala
perbuatan yang dilarang Allah SWT dan rasul-Nya, seperti berdusta, mencuri, membunuh, berjudi,
dan meminum atau meriakan makanan yang diharamkan.

Allah SWT Mahaadil terhadap segala perbuatan makhluk-Nya juga dalam menentukan ganjaran dan
siksaan terhadap makhluk-Nya. Orang yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan, dan
sebaliknya, orang yang berbuat zalim akan dibalas dengan siksa neraka. Orang yang beriman itu juga
akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan dan hanya diri sendiri yang bertanggung jawab,
orang itu tidak akan mempertanggung jawabkan dosa orang lain.

“(Yaitu) bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bah wasannya
seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya
usahanya itu kelak akan diperiihatkan kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
baiasan yang paling sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu).”
(QS an-Najm, 53 : 38-42)

Adil Terhadap Alam Sekitar

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa Allah SWT menciptakan langit dan bumi berikut isinya
untuk umat manusia. Oleh karena itu,manusia berkewajiban mengolah dan memakmurkan alam
semesta ini untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Adil terhadap lingkungan alam sekitar, mengandung pengertian bahwa manusia dalam mengolah
alam untuk diambil manfaatnya itu, tidak merusak lingkungan. Apabila seseorang atau kelompok
masyarakat telah memelihara lingkungan dengan baik, seperti memelihara hutan supaya tidak
gundul dan tidak menimbulkan banjir, memelihara air laut dan sungai dan pencemaran sampah,
serta memelihara udara dan pencemaran udara, sikap dan perbuatan tersebut termasuk salah satu
dan perbuatan adil terhadap lingkungan alam sekitar. Seandainya seseorang atau kelompok
masyarakat berbuat sebaliknya, hal itu termasuk salah satu dan perbuatan zalim.

“.. dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu
membuat kerusakan dimuka bumi ini dengan membuat kerusakan.”(QS Hüd, 11:85)

Anda mungkin juga menyukai