Anda di halaman 1dari 11

PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI OLEH ICJ(INTERNATIONAL

COURT OF JUSTICE) DALAM KASUS SENGKETA MARITIME


DELIMITATION ROMANIA V UKRAINA

Fadel Muhammad1

Jurusan Hubungan Internasional Universitas


Muhammadiyah Malang
Email: fadelakhmad1@gmail.com

Abstraksi
Sebuah wilayah yang ada disebuah negara sangatlah penting terutama bagi
negara tersebut tetapi ketika ada yang beani melangkah atau merampas dari
wilayah tersebut akan diam saja, pada jurnal ini saya membahas tentang
sengketa yang pernah terjadi pada Romania dan Ukraina pada tahun 2004,
ketika mereka bersengketa tentang pulau Serpants dan Romania memutuskan
untuk membawa hal tersbeut kepada Arbitrase Internasional untuk melakukan
pembelaan tentang hal tersebut dan pada tahun 2009 Romania dijadikan
pemenang oleh Pengadilan Internasioonal tersebut.

Keywords: International Court of JusticeMaritime Delimititation, Romania, Ukranie, Serpants Island

A. Pendahuluan
Masalah batas wilayah sebenarnya telah terjadi pada sebelum
Indonesia bahkan sudah terjadi pada saat Yunani kuno masih ada tetapi
masalah masalah seperti ini biasanya berakhir dengan perang hingga
terbentuknya Hukum-Hukum yang mengatur tentang perbatasan
wilayah negara dan juga terbentuknya International Court of Justice.
Tetapi masalah ini tidaklah berakhir dengan adanya Hukum-
Hukum tersebut, masih banyak masalah-masalah yang serupa, apalagi
tentang perbatasan di Laut lepas, banyak masalah atau sengketa antara
dua atau lebih negara dalam memperebutkan batas wilayah pada laut
atau teretorial mereka.2

1
Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang,
angkatan 2018
Kasus yang diselesaikan oleh International Court of Justice salah
satunya adalah Maritime delimination in The Black Sea, dengan negara yang
bersengketa adalah Romania dan Ukraina, pada 16 september 2004
romania melaporkan Ukraina kepada International Court of
Justuce(arbitrase Internasional) tentang pelanggaran batas wilayah Zona
Wilayah Eksklusif dari kedua negara, Romania berupaya menemukan
yurisdiksi atas Pasal 36 (1) Statuta ICJ dan paragraf 4 (h) Perjanjian
Tambahan Perjanjian tentang Hubungan Tetangga yang Baik dan
Kerjasama antara Romania dan Ukraina (Perjanjian 1997). Kedua
Perjanjian Tambahan dan Perjanjian 1997 ditandatangani 2 Juni 1997, dan
mulai berlaku secara bersamaan pada 22 Oktober 1997. 3 Seperti dikutip
oleh Pengadilan (paragraf 20), klausa kompromi dari ayat 4 (h) dari
Perjanjian Tambahan berbunyidi bagian yang relevan:
Jika negosiasi ini tidak akan menentukan kesimpulan dari
perjanjian [pembatasan] yang disebutkan di atas dengan wajar waktu,
tetapi tidak lebih dari 2 tahun sejak inisiasi mereka, Pemerintah
Romania dan Pemerintah Ukraina telah sepakat bahwa masalah
penetapan batas landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif akan
diselesaikan oleh Dewan Internasional PBB. Kehakiman, atas
permintaan salah satu Pihak, dengan ketentuan bahwa Perjanjian
tentang rezim perbatasan Negara antara Romania dan Ukraina telah
mulai berlaku.4
Pengadilan menyimpulkan bahwa kedua syarat klausa kompromi
telah terpenuhi: para pihak telah bernegosiasi tanpa keberhasilan dari 1998
hingga 2004, dan Perjanjian 2003 mulai berlaku beberapa bulan sebelum
Romania mengajukan permohonannya (para. 21). Ukraina tidak
mempermasalahkan yurisdiksi Pengadilan, tetapi ia mempertanyakan
cakupan yurisdiksi tersebut sehubungan dengan segmen pertama klaim
batas Romania - antara Titik F (nama Romania untuk titik akhir Perjanjian
2003) dan Titik X. Di antara poin keduanya.

2
David J. Bederman, 2009, Maritime Delimitation in the Black Sea (Romania v. Ukraine),
http://www.icj-cij.org/
3
ibid
4
ibid
Klaim Romania mengikuti batas terluar dua belas mil laut dari
wilayah laut Pulau Serpents dan akan memisahkan laut teritorial Ukraina
dari zona ekonomi eksklusif Romania (EEZ) dan landas kontinen. Romania
berargumen bahwa segmen F-X telah dibentuk oleh kesepakatan antara para
pihak dan meminta Pengadilan untuk mengkonfirmasi segmen batas ini
sebelum melanjutkan untuk membatasi batas yang tersisa di luar Titik X.
Ukraina berargumen tentang manfaat bahwa segmen ini belum disetujui ,
dan membuat argumen penting bahwa itu berada di luar cakupan yurisdiksi
Mahkamah untuk membatasi zona maritim selain yang secara khusus
disebut dalam ayat 4 (h) Perjanjian Tambahan - yaitu, ZEE dan landas
kontinen (paragraf 24) . Pengadilan setuju bahwa ia "tidak memiliki
yurisdiksi untuk membatasi laut teritorial Para Pihak" tetapi tidak setuju
bahwa karena itu dicegah untuk membatasi antara "di satu sisi, zona
ekonomi eksklusif dan landas kontinen dari satu Negara, dan, di sisi lain,
laut teritorial Negara lain pada batas lautnya "(paragraf 30). 5
Dari Titik X ke Titik T, klaim Romania mengikuti garis tengah antara
pantai-pantai daratan yang berdekatan dengan para pihak. Klaim Romania
berbelok ke selatan di Titik T mengikuti garis median antara pantai daratan
yang berseberangan dengan pihak-pihak dan berhenti di Titik Z. Klaim batas
Ukraina dimulai pada Titik 1 (nama Ukraina untuk titik akhir Perjanjian
2003) dan mengikuti garis tengah antara Romania pantai daratan dan pantai
Pulau Serpents melalui Point 2 ke Point 3. Dari Point 3 klaim batas Ukraina
mengikuti azimuth yang ditentukan "sampai mencapai [d] titik di mana
kepentingan Negara ketiga berpotensi ikut bermain" (para. 13). Metode
equidistance mendasari kedua klaim. Perbedaan utama di antara mereka
menyangkut titik awal penentuan jarak yang sama (Poin 1 Ukraina versus
Titik X di Romania) dan perlakuan terhadap Pulau Serpents’ - yaitu, apakah
memberi Pulau Serpents’ efek penuh dalam penentuan batas atau tidak ada
efek di luar miliknya sendiri. dua belas mil laut teritorial.6
Pengadilan pertama-tama menyelesaikan perbedaan antara posisi
titik awal para pihak. Ia menolak argumen Romania bahwa Poin X mewakili
titik akhir dari batas laut yang disepakati baik antara laut teritorial para

5
ibid
6
ibid
pihak (paragraf 55-66) atau antara laut teritorial Ukraina dan landas kontinen
Rumania dan EEZ (paragraf 67-76).7 Sebagai gantinya, Pengadilan
menemukan bahwa Pasal 1 Perjanjian 2003 menetapkan titik awal dari
delimisasi sekarang dengan menetapkan titik akhir batas laut teritorial para
pihak di Point 1 (paragraf 66). Pengadilan kemudian beralih ke analisisnya
tentang pantai yang relevan dan wilayah maritim yang relevan, yang
menetapkan bahwa seluruh pantai Rumania relevan dengan penetapan batas
dan bahwa sebagian besar pantai daratan Ukraina relevan, dari terminal
batas darat dengan Rumania ke Cape Sarych di ujung selatan Semenanjung
Krimea (paragraf 88, 98-103).8 Namun, Pengadilan menemukan bahwa
pantai-pantai di Teluk Karkinits'ka Ukraina tidak relevan karena mereka
"saling berhadapan" dan "tidak memproyeksikan di daerah yang akan
dibatasi" (paragraf 100), 5 dan bahwa "pantai Ular" "Pulau ini sangat pendek
sehingga tidak membuat perbedaan nyata dengan panjang keseluruhan
pantai Para Pihak yang relevan" (paragraf 1 02). Pengadilan menemukan
rasio panjang pantai antara Rumania dan Ukraina 1: 2,8 (paragraf 104).
Pengadilan mengecualikan perairan Teluk Karkinits'ka dari wilayah maritim
yang relevan, yang jika tidak termasuk semua wilayah di Laut Hitam barat
laut.9
Sebelum mereka melakukan hal tersebut ada aksi dari Romania dan
Ukraina dengan melakukan perjanjian Billateral untuk menuntaskan
permasalahan tersebut tetapi selama 2 tahun masih tidak membuahkan hasil.

B. Metode
Dalam penelitian ini penulis memilih untuk memakai metoede
penelitian kualitatif, penelitian kualitatif sendiri adalah salah satu metode
penelitian yang biasa digunakan dalam sebuah penelitian untuk
memahami fenomena yang terjadi pada subjek penelitian seperti, sifat,
sudut pandang, motivasi, tindakan dan lain-lain dengan menggunakan
metode pendeskripsian melalui media Bahasa dan kata-kata, pada satu

7
ibid
8
ibid
9
ibid
konteks yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai ilmiah metode
ilmiah . (Lexy J. Moleong (2005:6)
Dalam penerapan metodologi Kualtitatif ada beberapa
karakteristik yang harus ada dalam penletitian yang menggunakan
metode kualitatif ini, tetapi dalam penelitian ini penulis hanya
menggunakan karakteristik sederhana yaitu pengambilan beberapa
sumber dari internet(internet source) sebagai sumber utama dalam
penelitian ini, dimana fokus utama dari jurnal ini adalah berdasarkan
web, berita, dan juga artikel jurnal internasional yang memiliki
keterkaitan dengan pembahasan jurnal. Walaupun begitu, jurnal juga
tetap digunakan, tetapi hanya dijadikan perbandingan, pegangan, dan
juga sebagai evaluasi disaat ada pembahasan yang tidak sesuai dengan
jurnal yang dibuat. Prosesnya lebih difokuskan pada hasil, dimana
penelitian ini cenderung dilakukan secara analisa yang bersifat induktif
serta mempunyai makna yang esensial.
Dalam jurnal ini, penulis menggunakan penelitian study kasus
(case study) , dimana suatu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari
secara mendalam mengenai Problematika yang Dihadapi oleh
ICJ(International Court of Justice) dalam Kasus Sengketa Maritime
Delimitation ROMANIA V UKRAINA.10
C. Temuan
1. kondisi sebelum pelaporan Romania pada 26 september 2004
Pada tahun 1997, serangkaian proses negosiasi yang rumit,
Rumania dan Ukraina menyimpulkan dua instrumen hukum. Ini adalah
Perjanjian tentang Hubungan Kerja Sama dan Tetangga yang Baik antara
Rumania dan Ukraina, ditandatangani di Constant¸a pada tanggal 2 Juni
1997 ("Perjanjian tentang Hubungan" - Lampiran 1) dan Perjanjian
tambahan, disimpulkan dengan pertukaran surat dari Menteri Luar
Negeri kedua Negara ("Perjanjian Tambahan" - Lampiran 2). Keduanya
mulai berlaku pada 22 Oktober 1997. Dengan perjanjian-perjanjian ini,
kedua Negara memikul kewajiban untuk menyimpulkan Perjanjian
tentang Perbatasan Perbatasan Negara antara Rumania dan Ukraina, serta

10
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/penelitian-kualitatif.html dikutip pada 15
december 2019 pukul: 19.52
Perjanjian untuk pembatasan landas kontinen dan zona ekonomi
eksklusif. dari dua negara di Laut Hitam. Pada saat yang sama, Perjanjian
Tambahan menetapkan prinsip-prinsip yang akan diterapkan dalam
penentuan batas wilayah laut yang disebutkan di atas, dan menjabarkan
komitmen kedua negara bahwa perselisihan tersebut dapat diajukan ke
Mahkamah Internasional, tergantung pada pemenuhan kondisi-kondisi
tertentu (dijabarkan dalam ayat 4 di bawah). Baik Perjanjian tentang
Hubungan maupun Perjanjian Tambahan didaftarkan oleh Rumania
dengan Sekretariat Organisasi PBB, menurut Pasal 102 Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa.11
Antara 1998 dan 2004, 24 putaran negosiasi diadakan tentang
masalah pembentukan batas maritim. Namun, tidak ada hasil yang
diperoleh dan batas wilayah laut yang disepakati di Laut Hitam tidak
tercapai. Untuk menghindari perpanjangan diskusi yang tidak terbatas yang,
menurut pendapat pihak Rumania, jelas tidak dapat mengarah pada hasil
apa pun, Rumania dengan ini menuntut Pengadilan dengan perselisihan
antara keduanya.

pihak-pihak yang berkenaan dengan pembatasan batas maritim


mereka di Laut Hitam, dan dengan hormat meminta Pengadilan untuk
melanjutkan ke penetapan batas landas kontinen dan zona ekonomi
eksklusif kedua Negara di Laut Hitam dan untuk menetapkan batas laut
maritim tunggal untuk tujuan ini .12

2. ketika Romania melaporkan Ukraina dalam Arbitrase internasional

Pada 16 september 2004 Romania memasukan laporan terhadap


Ukraina kepada ICJ(International Court of Justice) tentang perselisihan
“pembentukan batas maritim tunggal antara kedua Negara di Laut Hitam,
sehingga membatasi landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif yang
memenuhi syarat untuk mereka” memorial Romania dan Counter-Memorial
11
Treaty on the Relations of Good Neighbourliness and Co-operation between Romania
and Ukraine (with exchange of letters), Constant¸a, 2 June 1997 (United Nations, Treaty
Series, Vol. 2159, p. 335)
12
INTERNATIONAL COURT OF JUSTICE,(2004), Application InstititutingProcedings
Maritime Delimitation in The Black Sea
Ukraina harus diajukan dalam batas waktu yang ditetapkan paling lambat 19
November 2004.13
Dalam memorial tersebut Romania mengatakan bahwa:
“sesuai dengan pasal 49 peraturan yang ada di pengadilan
menjadikan dasar fakta dan hokum yang diajukan Romania pada
16 september 2004 dengan berdasarkan konfigurasi geografis yang
ada di dua negara dengan menghadap ke laut hitam dengan
meletakan batas dengan setumpukan batu yang dianggap pulau
oleh kedua negara yaitu pulau Serpants’ (in Romanian Insula
Şerpilor, in Ukrainian Oстров Зміїний) yang mana pada 1948
yang terlepas dari Rumania pada tahun 1948 dalam keadaan yang
dijelaskan di bawah ini dan yang sekarang menjadi milik
Ukraina.14

“Perselisihan saat ini menyangkut pembatasan batas zona


ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang masing-masing ke
Rumania dan Ukraina di Laut Hitam.”15

3. posisi Romania dalam kasus tersebut

Pembatasan yang diminta Mahkamah untuk memerintah harus


dilakukan di daerah di mana - Pulau Serpents terpisah - tidak ada
keadaan besar yang dapat menimbulkan masalah mengenai solusi yang
adil untuk dicapai. Tidak ada klaim teritorial yang beredar. Konteks
geografis pembatasan adalah sesuatu yang sederhana dan batas antara
zona maritim dimana masing-masing Pihak berhak dapat dengan mudah
ditarik. Perjanjian yang berlaku antara Rumania dan Ukraina dengan jelas
menetapkan segmen pertama dari batas maritim, serta prinsip-prinsip
penetapan batas untuk sisa batas tersebut.16

4. isi dari memorial yang diiberikan Romania kepada ICJ

13
INTERNATIONAL COURT OF JUSTICE,(2004), Application InstititutingProcedings
Maritime Delimitation in The Black Sea memorial submitted by romania
14
ibid
15
ibid
16
ibid
Memorial yang diberikan Romania kepada ICJ memiliki 12 chapter dan 4
bab/bagian yang berisi sebagai berikut:
1. Bagian I terdiri dari lima bab yang menguraikan latar belakang
geografis, historis dan diplomatik dari perselisihan tersebut.
Bab 2 menggambarkan situasi geografis. Bab 3 menguraikan
latar belakang sejarah yang penting, mencatat signifikansi
strategis yang diberikan kepada Pulau Serpents sejak
setidaknya abad ke 19PthP dan merinci keadaan seputar
perebutan yang ditaati oleh Uni Soviet pada tahun 1948. Bab 4
secara singkat menguraikan negosiasi batas laut yang
diadakan antara Rumania dan Uni Soviet sebelum 1990 dan
antara Rumania dan Ukraina sejak itu. Bab 5 memperkenalkan
konsekuensi dari keadaan historis pada kasus ini. Bab 6
menguraikan batas laut yang ada di Laut Hitam17
2. Bagian II terdiri dari dua bab yang menganalisis hukum yang
berlaku. Bab 7 menggambarkan perjanjian-perjanjian yang
mengikat Para Pihak dan yang terkait dengan penetapan batas
saat ini. Bab 8 merinci hukum yang berlaku yang merujuk
perjanjian ini.18
3. Bagian III menetapkan batas laut yang menurut pandangan
Romania mengikuti dari hukum yang berlaku dan yang
mewakili solusi yang adil. Bab 9 mengidentifikasi pantai yang
relevan dan daerah yang relevan. Bab 10 membahas status
Pulau Serpents sebagai "batu karang" dalam arti Pasal 121 (3)
UNCLOS 1982. Bab 11 membahas secara bergantian dengan
kedua sektor yang disebutkan di atas, merinci arah perbatasan
yang tepat di masing-masing sektor, dengan memperhatikan
hukum yang berlaku. Bab 12 menunjukkan karakter yang adil
dari batas yang dijelaskan.19

17
ibid
18
ibid
19
ibid
D. Diskusi
Pengajuan yang dilakukan oleh Romania merupakan bentuk
“penetapan kedaulatan diatas segala-galanya”, Romania berdalih bahwa
Ukraina telah Melanggar daerah teretorialnya , yaitu Kepulauan Serpants
yang harusnya ada dibawah kewkuasaan Romania, tetapi pada 1948 pulau
Servants lepas dari kekuasaan Romania dan jatuh kepada pemerintahan
Ukraina, tetapi Pemerintah Ukraine tidak bisa menggunakan Pulau
tersebut sebagai batas daerah terluar karena, pulau tersebut hanya
dianggap sebagai bebatuan, tetapi Romania menuduh Ukraina Ingin
menguabah Pulau tesebut menjadi Pulau sesungguhnya dengan
membangun reklamasi.
Romania merasa ini adalah sebagai ancaman bagi daerah
teretorialnya dan memutuskan untuk membawa kasus ini kepada arbitrase
internasional, setelah penyelesaian secara bilateral tidak berhasil, dan
Romania masih merasa tidak puas dan pada 16 september 2004 dibawalah
ke pengadilan internasional oleh Romania sebagai pelapor dan Ukraina
sebagai terlapor, seperti yang dibawas pada bab temuan yaitu ada
beberapakali memorial yang dilontarkan oleh Romania, dan dibalas oleh
Ukraine, setelah itu ada balasan lagi dari Romania sampai 4 kali berbalas
balasan.20
International Court of Justice mulai mengusut kasus ini dari bulan
November 2004 hingga penghujujng tahun 2007 dan pada saat itu banyak
sekali rintangan yang dilalui oleh ICJ karena kedua belah pihak ingin
menguasai daerah tersebut karena pada daerah tersebut terrdapat
cadangan minyak dan sumber daya alam yang banyak sehingga Romania
dan Ukraina bersikeras bahwa itu sebenarnya dalah Teretori mereka.
Pada 2009 ICJ memutuskan bahwa Romania menang dalam kasus
tersebut ICJ memutuskan bahwa:
Mulai dari Poin 1, sebagaimana disepakati oleh Para Pihak
dalam Pasal 1 Perjanjian Perbatasan Negara 2003, garis batas maritim
tunggal yang membatasi landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif
Rumania dan Ukraina di Laut Hitam akan mengikuti 12 - busur mil
laut teritorial Ukraina di sekitar Pulau Serpents sampai Titik 2 (dengan
koordinat 45 ° 03 ′ 18.5ʺ N dan 30 ° 09 ′ 24.6ʺ E) di mana busur
bersinggungan dengan garis yang berjarak sama dari Rumania dan
Tepi pantai berdekatan Ukraina. Dari Poin 2 garis batas harus

20
Marcin Kałduński (2012), Maritime Delimitation In The black sea: Romania v Ukraine,
Vol. 1, Issue 1–2
mengikuti garis equidistance melalui Poin 3 (dengan koordinat 44 ° 46 ′
38,7ʺ N dan 30 ° 58 ′ 37,3 ʺ E) dan 4 (dengan koordinat 44 ° 44 ′ 13,4 ʺ N
dan 31 ° 10 ′ 27.7ʺ E) hingga mencapai Titik 5 (dengan koordinat 44 ° 02
′ 53.0ʺ N dan 31 ° 24 ′ 35.0ʺ E). Dari titik 5 garis batas laut akan terus
sepanjang garis yang sama dari pantai Rumania dan Ukraina yang
berlawanan arah selatan mulai dari azimuth geodetik 185 ° 23 ′ 54,5 ʺ
sampai mencapai daerah di mana hak-hak Negara ketiga mungkin
terpengaruh.21
Dengan keputusan inilah Romania dianggap menang dalam kasus Maritime
Delimitation, sehingga dia berhasil menguasai dari hasil bumi daerah
tersebnut.
E. Kesimpulan
Dari semua diskusi dan data-data diatas dapat disimpulkan bahwa
proses dari kasus sengketa yang terjadi pada senbuah negara terlebih khusus
dari sengketa daerah atau wilayah perlu waktu yang lama dalam proses
penyelesaian tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa banyak rintangan yang dilalui oleh
kedua belah pihak ataupun pihak ketiga dalam proses pengerjaan tersebut
dan pada itulah kenapa pemerintah dalam proses sengketa negara perlu
untuk menyelesaikan dengan baik dan benar.

21
https://www.icj-cij.org/en/case/132 diakses pada 20 desember 2019 16.01
Bibliography
Bederman, D. J. (2009). Maritime Delimitation in The Black Sea (Romania
v Ukraine.
International Court of Justice. (2004). Aplication Instituting Procedings
Maritime Delmititation in Theb Black Sea.
International Court of Justice. (2004). Aplication Instituting Procedings
Maritime Delmititation in Theb Black Sea Memorial submitted by
Romania.
Kaldunski, M. (2012). Maritime Delimitation in The bLack Sea: Romania
v Ukraine.
United Nation. (1997). Treaty on Relation of Good Neighbourliness adn
Co-operation Between Romania and Ukraine, 335.
me Delmititation in Theb Black Sea.
International Court of Justice. (2004). Aplication Instituting Procedings
Maritime Delmititation in Theb Black Sea Memorial submitted by
Romania.
United Nation. (1997). Treaty on Relation of Good Neighbourliness adn
Co-operation Between Romania and Ukraine, 335.
https://www.icj-cij.org/en/case/132 diakses pada 20 desember 2019 16.01

Anda mungkin juga menyukai