Anda di halaman 1dari 20

a. Apa kemungkinan penyebab dari mata merah pada kasus ini?

Jawab:
Penyebab mata merah:
1. Mata merah yang terjadi akibat pelebaran pembuluh darah konjungtiva pada
peradangan akut:
1. Konjungtivitis
2. Skleritis
3. Keratitis atau Iridosiklitis
2. Pecahnya salah satu dari kedua pembuluh darah dan darah tertimbun di bawah
jaringan konjungtiva. Keadaan ini disebut sebagai perdarahan subkomjungtiva.
3. Akibat iritasi
a. Udara yang panas/kering
b. Terpapar sinar matahari
c. Debu
d. Reaksi alergi
e. Influenza
f. Bakteri dan virus
g. Batuk.
4. Infeksi yang bisa menyebabkan mata menjadi merah antara lain:
a. Peradangan pada folikel bulu mata (blepharitis)
b. Peradangan selaput mata (konjungtivitis/ penyakit mata menular)
c. Borok yang menutupi mata (ulkus kornea)
d. Radang pada uvea (uveitis).
5. Kondisi lain yang dapat menyebabkan mata merah antara lain:
a. Trauma atau luka pada mata
b. Meningkatnya tekanan bola mata yang menimbulkan rasa sakit (glaukoma
akut)
c. Kornea tergores yang disebabkan karena iritasi atau terlalu sering
menggunakan lensa kontak
(Sidarta, I., 2008)
a. Bagaimana cara pemeriksaan visus dasar?
Jawab:
Menggunakan 'chart' yaitu membaca 'chart' dari jarak yang ditentukan, biasanya 5
atau 6 meter. Digunakan jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal
akan relaksasi dan tidak berakomodasi.
Kartu yang digunakan ada beberapa macam :
1. Snellen chart merupakan kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran
yang berbeda dan digunakan untuk pasien yang bisa membaca.

Snellen chart
2. E chart merupakan kartu yang bertuliskan huruf E semua, tapi arah kakinya
berbeda-beda.

3. Cincin Landolt yaitu kartu dengan tulisan berbentuk huruf 'c', tapi dengan arah
cincin yang berbeda-beda.
2. Cara Memeriksa
a. Menggunakan chart
1. Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih
tinggi atau sejajar dengan mata pasien.
2. Bila jarak 5 meter, maka visus normal akan bernilai 5/5 artinya mata
normal dapat melihat pada jarak 5 meter, pasien juga dapat melihat pada
jarak 5 meter. Bila berjarak 6 m, berarti visus normalnya 6/6. Satuan selain
meter ada kaki = 20/20, ada juga log (logaritma).
3. Pastikan cahaya harus cukup
4. Bila ingin memeriksa visus mata kanan, maka mata kiri harus ditutup dan
pasien diminta membaca kartu.
5. Cara menilai visus dari hasil membaca kartu:
1. Bila pasien dapat membaca kartu pada baris dengan visus 5/5 atau 6/6,
maka tidak usah membaca pada baris berikutnya menunjukkan visus
normal.
2. Bila pasien tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu di atas visus
normal, cek pada 1 baris tersebut:
a. Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak
pada baris tersebut dengan false 1.
b. Bila tidak dapat membaca 2, berarti visusnya terletak pada baris
tersebut dengan false 2.
c. Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang
ada, berarti visusnya berada di baris tepat di atas baris yang tidak
dapat dibaca.
d. Bila tidak dapat membaca satu baris, berarti visusnya terdapat pada
baris di atasnya.
3. Bila terdapat penurunan visus, maka cek dengan menggunakan pinhole
(alat untuk memfokuskan titik pada penglihatan pasien)
a. Bila visus tetap berkurang, hal ini menunjukkan bukan kelainan
refraksi
b. Bila visus menjadi lebih baik dari sebelumnya, hal ini merupakan
kelainan refraksi
b. Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan penghitungan jari.
1. Penghitungan jari di mulai pada jarak tepat di depan Snellen Chart sejauh
5 atau 6m.
a. Dapat menghitung jari pada jarak 6m menunjukkan visusnya 6/60.
b. Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, mka maju 1m dan
lakukan penghitungan jari. Bila pasien dapat membaca, visusnya 5/60.
c. Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5m, di majukan
jadi 4m, 3m, sampai 1m di depan pasien.
c. Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka dilakukan
pemeriksaan penglihatan dengan lambaian tangan.
1. Lambaian tangan dilakukan tepat 1m di depan pasien. Dapat berupa
lambaian ke kiri dan kanan, atau atas bawah. Bila pasien dapat
menyebutkan arah lambaian, berarti visusnya 1/300
d. Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka dilakukan penyinaran, dapat
menggunakan 'pen light'. Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~.
Tentukan arah proyeksi:
1. Bila pasien dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti
visusnya 1/~ dengan proyeksi baik. Proyeksi sinar ini di cek dari 4 arah.
Hal tersebut untuk mengetahui apakah tangkapan retina masih bagus pada
4 sisinya, temporal, nasal, superior, dan inferior.
2. Bila tak dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti
visusnya 1/~ dengan proyeksi salah.
e. Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visusnya = 0
(Bickley,2009)
a. Apa kompisisi insto?
Obat Tetes Mata Insto dan Tips Aman Mengunkan Tetes Sakit Mata

Nah, setelah kita mengetahui apa saja penyebab mata merah, maka akan kita
lakukan pembahasan terhadap obat tetes mata insto yang akan dibahas secara
singkat berikut ini. Beberapa tentang obat mata insto, diantaranya :
Obat Tetes Mata Insto
justify;"> Deskripsi
Tetryzoline hydrochloride / Tetrahidrozolin HCl 0,05 %, Benzalkonium
Klorida 0,01 %, Asam Borat 1,5 %.
Indikasi
Menghilangkan iritasi dan kemerahan pada mata.
Kemasan
Ada Tetes mata 15 ml
Dosis

3-4 kali sehari 2-3 tetes.


Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

Pabrik
Sterling.

Guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi, atau suspensi yang
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara
meneteskan dan menggunakan penetes.
Obat tetes mata (guttae ophthalmicae) termasuk guttae untuk obat luar;
untuk jenis yang lainnya ada juga tetes telinga (guttae auricularis), tetes
hidung (guttae nasales), dan tetes mulut (guttae oris).

Pengertian obat tetes mata

Yang dimaksud dengan obat tetes mata (guttae ophthalmicae) adalah suatu
sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang digunakan untuk terapi atau
pengobatan mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di
sekitar kelopak dan bola mata.

Insto 15ml
Fls
PT Glaxo Smith Kline
Indikasi:
Mengatasi kemerahan dan rasa perih di mata yang di sebabkan oleh iritasi
ringan karena debu, asap, angin, dan setelah berenang.
Kontra Indikasi:
Jika iritasi tidak mereda dalam 3 hari segera minta nasehat dokter.tidak boleh
di gunakan pada penderita glaukoma.Obat ini menggandungbenzalkonium
chloride, tidak sesuai untuk penggunaan lensa kontak
a. Apa kemungkinan obat tetes mata dan obat makan yang diberi mantri?
1. Obat anti infeksi dan anti septic mata
2. Obat kortikosteroid
3. Obat midriatikum dan obat miotikum
4. Obat glaucoma

Adapun obat tetes mata berdasarkan konsentrasi:


 Obat tetes mata isotonis
 Obat tetes mata hipertonis
 Obat tetes mata hipotonis
 Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik?
VOS 1/300 : penurunan visus, Pasien hanya mampu melihat lambaian tangan pada
jarak 1 meter, yang pada orang normal lambaian tangan tersebut dapat terlihat jelas
pada jarak 300 meter.
Mekanisme :
Lensa yang terlalu kuat akibat aktivitas otot siliaris yang berlebihan atau
bola mata yang terlalu panjang → pembelokkan berkas cahaya
berlebihan → berkas cahaya terfokus di depan retina (macula lutea) →
penglihatan jarak jauh menjadi kabur → visus menurun (VOD menurun
1/300).
 Pinhole tidak ada kemajuan : mengindikasikan bahwa terdapat kelainan pada
media penglihatan (kornea, lensa, dll) atau kelainan fungsi macula dan saraf
optic
 Mixinjeksi :gabungan injeksi konjungtivitis dan injeksi siliar
mekanisme
Injuri kornea → peradangan kornea → pelepasan mediator inflamasi →
vasodilatasi pembuluh darah konjungtiva posterior dan arteri siliaris
anterior, injeksi telah bergabung (injeksi dari perifer ke central dan
injeksi central ke perifer)
 sekret kuning kehijauan (+) : Purulen (mengindikasikan infeksi jamur)
mekanisme :
injury stroma kornea → reaksi inflamasi → fagositosis → degradasi
mikroba dan juga sel-sel radang → terbentuk sekret putih kekuning-
kuningan (purulen).
 blefarospasme : Spasme pada kelopak mata akibat ada secret kotor
mekanisme :
injury stroma kornea → reaksi inflamasi → fagositosis → degradasi
mikroba dan juga sel-sel radang → terbentuk sekret putih kekuning-
kuningan (purulen) → mata sulit dibuka akibat ada sekret kental →
Blefarospasme.
 infiltrate dan ulkus kornea (+) diameter 3mm terletak di sentral : Ulkus kornea
sentral, kemungkinan penyebabnya bias bakteri, jamur, maupun virus
mekanisme :
injury kornea → timbul respon inflamasi → pengeluaran makrofag,
lekosit PMN → Infiltrat sel radang bagian kornea → Infiltrat
Mata tertusuk daun padi (transmisi bakteri di daun padi ke mata) →
injury kornea → peradangan pada kornea → ulkus kornea central
a) Apa kemungkinan penyakit dengan visus menurun?
Jawab:

a. Visus menurun mendadak dengan mata merah


- Keratitis
- Keratokonjungtivitis
- Ulkus kornea
- Keratomikosis
- Glaucoma akut
- Uveitis
- Endoftalmitis
- Oftalmia simpatika
- Panoftalmitis
b. Visus menurun mendadak tanpa mata merah
- Neuritis optic
- Ablasi retina
- Obstruksi vena retina sentral
- Oklusi arteri retina sentral
- Kekeruhan dan perdarahan badan kaca
- Ambliopia toksisk
- Buta sentral bilateral
- Migrant
c. Visus menurun perlahan tanpa mata merah
- Katarak
- Glaucoma
- Retinopati
(Ilyas, 2010)

a) Apa jenis-jenis dan patofisiologi kelainan refraksi?


Jawab:

Jenis kelainan refraksi mata, yaitu:


1. Mata Myopia (spherical)
Jatuhnya bayangan di depan retina (sesuatu di dalam bola mata), karena titik fokus
mata ada di belakang, perlu dikoreksi memakai lensa negatif (divergen). Benda yang
dekat kelihatan jelas, benda yang jauh keliatan kabur.
Sering juga dikatakan rabun jauh, yaitu penurunan ketajaman penglihatan jauh jika
dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia adalah sumbu bola mata yang terlalu
panjang atau daya bias lensa mata yang terlalu kuat. Keluhan yang biasanya dirasakan
oleh penderita myopia adalah buram dalam melihat benda jauh, mata cepat lelah,
pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan pemberian kaca minus
atau cekung (konkaf) (Guyton, 2012).
Miopia ditentukan dengan ukuran lensa negatif didalam dioptri, dimana 1.00 dioptri
merupakan kekuatan lensa yang memfokuskan sinar sejajar pada jarak satu meter.
Berdasarkan beratnya miopia: Miopia ringan - 3.00 dioptri, miopia sedang - 3.00 - 6.00
dioptri, miopia berat - 6.00 - 9.00 dioptri dan miopia sangat berat - >9.00 dioptri (Ilyas,
2010).
Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk: Miopia stasioner, miopia yang menetap
setelah dewasa, miopia progresif, miopia yang bertambah terus pada usia dewasa
akibat bertambah panjangnya bola mata, dan miopia maligna yaitu miopia yang berjalan
progresif yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan
miopia pernisiosa = miopia degeneratif (Ilyas, 2010) sedangkan berdasarkan bentuknya
miopi di bagi menjadi : Miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan
seperti terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga
pembiasan lebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang terjadi
akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat, miopia aksial,
miopia yang akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan
lensa yang normal (Ilyas 2010). Pembagian berdasarkan pembagian kelainan jaringan
mata: Miopia simpleks, dimulai pada usia 7-9 tahun dan akan bertambah sampai anak
berhenti tumbuh kurang lebih 20 tahun dan berat kelainan refraktif biasanya kurang
dari -5D atau -6D, miopia progresif, miopia bertambah secara cepat (-4D/tahun), sering
terjadi perubahan pada retina dan biasanya terjadi bila miopia lebih dari -6D.
2. Hyperopia (Hipermetropi)
Yaitu rabun dekat atau rabun melihat benda dalam jarak dekat dan rabun dalam
melihat tulisan dalam jarak dekat. di sebabkan titik fokus mata terlalu pendek atau
sistem lensa lemah menyebabkan bayangan jatuhnya dibelakang titik fokus, bisa
dikoreksi dengan lensa positif atau cembung (konveks) (Guyton, 2012). Terdapat
berbagai gambaran klinik hipermetropia seperti: Hipermetropia manifes ialah
hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang
memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia
absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. Hipermetropia manifes didapatkan
tanpa siklopegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata
maksimal. Hipermetropia fakultatif, dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi
dengan akomodasi ataupun dengan kacamata positif. Pasien yang hanya mempunyai
hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kacamata. Bila diberikan kacamata
positif yang memberikan penglihatan normal, maka otot akomodasinya akan
mendapatkan istirahat. Hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomodasi
disebut sebagai hipermetropia fakultatif. Hipermetropia absolut, dimana kelainan
refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk
melihat jauh. Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan hipermetropia
absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi sama sekali
disebut sebagai hipermetropi absolut. Hipermetropia laten, dimana kelainan
hipermetropia tanpa siklopegia (otot yang melemahkan akomodasi) diimbangi
seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan
siklopegia. Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang. Makin
muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang. Hipermetropia total,
hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia (Ilyas, 2010).
3. Presbyopia
Mata yang sudah tua, lensa mata tidak elastis lagi buat berakomodasi (sesuatu yang
bisa dilakukan lensa mata), untuk melihat jarak dekat maupun jauh, harus dibantu
dengan kaca mata bifokus (bagian atas untuk melihat jauh dan bagian bawah untuk
melihat dekat) (Guyton, 2012).
4. Mata Asigmatisme
Mata asigmatisme atau sering disebut juga mata cylindris yaitu kelainan ketajaman
penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat sama jelas pada gambar
disatu bidang datar sehingga penderita biasanya merasa berbayang dalam melihat
benda jauh. Hal ini disebabkan karena tidak sama kelengkungan kornea dan permukaan
kornea yang tidak rata. Mata asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa silindris
(Guyton, 2012). Dikenal beberapa bentuk astigmatisme seperti: Astigmatisme regular
adalah suatu keadaan refraksi dimana terdapat dua kekuatan pembiasan yang saling
tegak lurus pada sistem pembiasan mata. Hal ini diakibatkan kornea yang mempunyai
daya bias berbeda-beda pada berbagai meridian permukannya. Astigmatisme ini
memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara
teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya. Bayangan yang terjadi pada
astigmatisme regular dengan bentuk teratur dapat berbentuk garis, lonjong, atau
lingkaran. Astigmatisme iregular yaitu astigmatisme yang terjadi tidak mempunyai 2
meridian saling tegak lurus. Astigmatisme ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan
kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga bayangan menjadi iregular.
Astigmatisme iregular terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi, atau akibat
kelainan pembiasan. Astigmatisme lazim (astigmat with the rule) adalah suatu keadaan
kelainan refraksi astigmatisme regular dimana koreksi dengan silinder negatif dengan
sumbu horizontal (45-90 derajat). Keadaan ini lazim didapatkan pada anak atau orang
muda akibat perkembangan normal dari serabut-serabut kornea. Astigmatisme tidak
lazim (astigmat against the rule) adalah suatu keadaan kelainan refraksi astigmatisme
regular dimanana koreksi dengan silinder negatif dilakukan dengan sumbu tegak lurus
(60-120 derajat) atau dengan silinder positif sumbu horizontal (30-150 derajat). Keadaan
ini terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih kuat dibandingkan
kelengkungan kornea vertikal. Hal ini sering ditemukan pada usia lanjut (Ilyas, 2010).
a.
Antibiotik
Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas
diberikan dapat berupa salep, tetes atau injeksi subkonjungtiva. Pada pengobatan
ulkus sebaiknya tidak diberikan salep mata karena dapat memperlambat
penyembuhan dan dapat menimbulkan erosi kornea kembali. Berikut ini contoh
antibiotik: Sulfonamide 10-30%, Basitrasin 500 unit, Tetrasiklin 10 mg, Gentamisin 3
mg, Neomisin 3,5-5 mg, Tobramisin 3 mg, Eritromisin 0,5%, Kloramfenikol 10 mg,
Ciprofloksasin 3 mg, Ofloksasin 3 mg, Polimisin B 10.000 unit.

b. Anti jamur
Berdasarkan jenis keratomitosis yang dihadapi bisa dibagi:

1) Jamur berfilamen: topikal amphotericin B, Thiomerosal, Natamicin, Imidazol; 



2) Ragi (yeast): Amphotericin B, 
Natamicin, Imidazol, Micafungin 0,1% tetes mata
3) Actinomyces yang bukan jamur sejati: golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik
(Matsumoto, 2005) (Lalitha, 2014)
2. Keratoplasti
Keratoplasti merupakan jalan terakhir jika penatalaksanaan
tidak berhasil. Indikasi
keratoplasti (Yum, 2013):
a. Dengan pengobatan tidak 
sembuh; 

b. Terjadinya jaringan parut yang 
menganggu penglihatan; 

c. Kedalaman ulkus telah mengancam terjadinya perforasi. 

Ada dua jenis keratoplasti yaitu:

a. Keratoplasti penetrans, berarti penggantian kornea seutuhnya. Karena sel endotel


sangat cepat mati, mata hendaknya diambil segera setelah donor meninggal dan
segera dibekukan. Mata donor harus dimanfaatkan <48 jam. Tudung kornea sklera
yang disimpan dalam media nutrien boleh dipakai sampai 6 hari setelah donor
meninggal dan pengawetan dalam media biakan jaringan dapat tahan sampai 6
minggu (Yum, 2013). Telah dilakukan penelitian tentang pendonoran jaringan kornea
manusia dari sisik ikan (biocornea). Penelitian dilakukan pada kelinci dan
menunjukkan hasil bahwa biocornea sebagai pengganti yang baik memiliki
biokompatibilitas tinggi dan fungsi pendukungan setelah evaluasi jangka panjang
(Yuan, 2014)
b. Keratoplasti lamelar, berarti penggantian sebagian dari kornea. Untuk keratoplasti
lamelar, kornea dapat dibekukan, didehidrasi, atau disimpan dalam lemari es selama
beberapa minggu (Yum, 2013) Selama decade terakhir, tatalaksana bedah untuk
penyakit endotel telah berkembang dengan cepat ke arah keratoplasti endotel, atau
transplantasi jaringan selektif. Keratoplasti endotel menawarkan keuntungan yang
berbeda dalam hal hasil visual dan sayatan lebih kecil (Patel, 2012) (Yum, 2013).
Sebuah penelitian terkini menyatakan bahwa pemberian terapi tambahan berupa
fototerapi laser argon sangat berguna dalam pengobatan ulkus kornea (Khater, 2014)
Jenis-jenis secret pada mata :
1. Purulen : konjungitvitis bakteri hiperakut
Disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, N.kochii, dan N.meningitidis. Jika
pengobatan ditunda , bias terjadi kerusakan kornea atau kehilangan mata .
2. Mukopurulen : Konjungitvitis mukopurulen (catarrhal) akut
Disebut mata merah “pink eye” . Penyebab paling umum adalah Streptococcus
pneumoniae pada iklim sedang dan Haemophilus aegyptius pada iklim tropis yang
dapat disertai dengan perdarahan subkonjungtiva.
3. Eksudat tipis, berair dan berawan : Konjungtivitis subakut
Paling sering disebabkan oleh Haemophilus influenza dan terkadang E.coli.
4. Pseudomembran atau membrane : Konjungtivitis bakteri kronik
Pada pasien obstruksi ductus nasolacrimalis dan dakriosistitis kronik. Dapat
disebabkan oleh Corynobacterium diphtheria dan Streptococcus pyogenes
walaupun jarang.
Jadi, Nn Siska mengalami konjungtivitis bakteri. Konjungtivitis yang dialami
bersifat akut.

a. Apa saja etiologi dari mata merah berair disertai sakit dan kotoran putih
kekuningan ?
Jawab:

 Injeksi konjungtiva (mekanis, alergi, bakteri, virus infeksi konjungtiva).


 Injeksi siliar atau injeksi perikornea (radang kornea, benda asing di kornea, ulkus
kornea, uveitis, glaukoma, endoftalmitis, panoftalmitis).
Pada kasus ini mata merah terjadi akibat infeksi dari bakteri dikonjungtiva

a. Bagaimana cara penularan penyakit ini ?


Jawab:

Infeksi menyebar ke orang lain melalui benda yang dapat menyebarkan kuman
(fomit)/ benda yang terkontaminasi dengan sekret mata penderita (handuk/ tissue
yang dipakai bersama, berjabat tangan)

a. Apa jenis obat mata yang paling sering digunakan oleh masyarakat tanpa
melalui resep dokter dan dijual bebas diwarung?
kemungkinan jenis obat yang dipakai Nn. Siska ?
Jawab:
1. Visine (Tetrahidrolozin HCL 0,05%)
2. Insto (Tetrahidrolozin HCL 0,05%, benzalkonium chloride 0,01%)
3. Rohto (Tetrahidrolozin HCL 0,05%, magnesium L-aspartat kalium-L-aspartat (:),
asam borat, natrium borat, benzalkonium chloride, klorbutanol)
o Indikasi  meredakan mata merah karena iritasi mata ringan
o KI  Glaukoma
o Efek samping  mata perih, panas, hiperemis, mata lelah, mata gatal
 Tetrahydrozoline HCl  vasokontriktor pembuluh darah superfisial konjungtiva
dan mengatasi iritasi dan gatal pada konjungtiva
 Benzalkonium klorida  zat pengawet larutan tetes matanya
 Asam Borat bersifat bakteriostatik dan fungistatik adalah desinfektan yang efektif
dan tidak toksik pada mata berfungsi untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan
jamur pada larutan.
 Mengapa dengan obat tersebut keluhan mata pasien tidak
berkurang?
Jawab:
Obat tetes mata yang dipakai hanya mengurangi simptom atau gejalanya saja tetapi
agen yang menginfeksi (bakteri) masih tetap ada dan dapat menginfeksi kembali
hingga menyebar ke daerah sekitarnya.

Pada kasus Interpretasi Nilai Normal

Nadi : 92x/menit Normal 60-100x/menit

RR : 18x/menit Normal 16-24x/menit

Suhu : 36, 7oC Normal 36,4-37,2oC

TD : 120/80mmHg Normal 100-120/60-80mmHg

OS : VOS 4/60 Visus menurun artinya penderita hanya VOS 6/6


dapat menghitung jari pada jarak 4 meter,
sedangkan pada orang normal bisa
menghitung dalam jarak 60 meter

Mixed Injeksi Pelebaran pembuluh darah konjungtiva Tidak ada injeksi


posterior dan arteri siliaris anterior, injeksi
telah bergabung (injeksi dari perifer ke
central dan injeksi central ke perifer)
Sekret putih Mengindikasikan bahwa adanya sel-sel Tidak ada secret
kekuningan peradangan dan kerusakan epitel sehingga
menghasilkan banyak secret untuk
membuangnya

Blefarospasme Spasme pada kelopak mata akibat ada Tidak ada


secret kotor

Infiltrat bentuk Terdapat bintik-bintik putih pada Tidak ada


punctata permukaan kornea

OD: VOD 6/60, Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat VOS 6/6
dengan koreksi: menghitung jari pada jarak 6 meter,
Speris -2.00 sedangkan pada orang normal bisa
menjadi 6/6 menghitung dalam jarak 60 meter, dengan
dikoreksi dengan lensa speris -2.00 visus
menjadi 6/6

keratitis
Keratitis stafilokaok : Erosi kecil terpulas punctata superficial : focus sel epitel yang
fluorescein, terutama sepertiga bawah kornea sembab, buloat atau lonong, timbul bila
penyakitnya aktif

Keratitits herpetic : Khas dendiritk dengan keratitis varicela-


edema dan degenerasi zoster : lebih difus dari lesi herpetic , sesekali
linier (pseudodendrit)

keratokonjungtivitis
vernal : Lesi mirip synctium, yang keruh dan Keratitis akibat obat terutama banyak
berbercak kelabu , paling mencolok di daerah antibiotic dan pengawet : erosi kecil terpulas
pupil atas. KAdang-kadang terbentuk plak fluorescein dangan edema selular berbintik-
epithelium opak. bintik lingkaran epitel.

KOMPLIKASI

Miopia :

1. Ablasio retina
2. Glaukoma
3. Katarak
4. Juling, biasanya esotropia atau juling ke dalam akibat mata berkonvergensi terus
menerus. Jika terdapat juling keluar mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau
terdapat ambliopia.
Keratitis : blefaritis marginal kronik, trikiasis dan entropion

Firman Allah dalam Q.S. Al-Mu’minun (23):78

Artinya: “Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan
hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur
a. Jelaskan jenis secret mata berdasarkan penyebabnya?
Jawab:

1. Air, disebabkan infeksi virus atau alergi


2. Purulen, oleh bakteri atau klamidia

3. Hiperpurulen, oleh gonokok atau meningokok

4. Mukoid, oleh alergi atau vernal

5. Serous, oleh adenovirus


b. Mengapa terdapat perbedaan onset kejadian mata merah antara mata kiri dan kanan?
Jawab:
Karena mata kanan terinfeksi terlebih dahulu lalu melalui benda yang dapat
menyebarkan infeksi seperti tangan maka terjadi transmisi bakteri dari mata kanan ke
mata kiri sehingga mata kiri ikut berwarna merah.
a. Mengapa dengan obat tersebut keluhan mata pasien tidak berkurang?
Jawab:
Karena obat tetes mata yang biasanya dijual diwarung hanya mengandung
antiinflamasi, dekongestan dan vasokonstriktor sedangkan pada kasus ini disebabkan
oleh bakteri sehingga karena tidak ada antibiotik di dalam obat tetes tersebut maka
keluhan tidak berkurang.
- Mikroba menginfeksi konjungtiva  injuri pada konjungtiva  sekresi mucin
oleh sel goblet dan respon sel-sel radang  mucin + bakteri yang mati dan sel
leukosit yang mati  eksudat hasil peradangan secret putih kekuningan 
melekatkan palpebra  palpebra sulit dibuka  blefarospasme

1. Bagaimana komplikasi pada kasus ini?


Jawab:
Komplikasi Konjungtivitis
1. Blepharitis (Peradangan pada palpebra)
2. Ulkus Kornea
3. Keratokonjungtivitis
4. Terbentuk sikatrik pada kornea Strabismus.
5. Juling atau esotropia.
6. Perdarahan badan kaca.
7. Ablasi retina.
8. Glaukoma sekunder.
9. Kebutaan .
a. Mata merah dengan visus normal
- Konjungtivitis virus
- Konjungtivitis bakteri
- Konjungtivitis alergi
- Konjungtivitis herpetik
- Trakoma
- Episkleritis
- Skleritis
b. Apa saja jenis-jenis sekret pada mata ?
Jawab:
5. Purulen : konjungitvitis bakteri hiperakut
Disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, N.kochii, dan N.meningitidis. Jika
pengobatan ditunda , bias terjadi kerusakan kornea atau kehilangan mata .
6. Mukopurulen : Konjungitvitis mukopurulen (catarrhal) akut
Disebut mata merah “pink eye” . Penyebab paling umum adalah Streptococcus
pneumoniae pada iklim sedang dan Haemophilus aegyptius pada iklim tropis yang
dapat disertai dengan perdarahan subkonjungtiva.
7. Eksudat tipis, berair dan berawan : Konjungtivitis subakut
Paling sering disebabkan oleh Haemophilus influenza dan terkadang E.coli.
8. Pseudomembran atau membrane : Konjungtivitis bakteri kronik
Pada pasien obstruksi ductus nasolacrimalis dan dakriosistitis kronik. Dapat
disebabkan oleh Corynobacterium diphtheria dan Streptococcus pyogenes
walaupun jarang. (Riordan, 2009)

Nama Kandungan Fungsi

INSTO obat Tetrahidrozolin Untuk menyembuhkan secara


tetes 15 ml HCl 0,05 % simtomatis edema konjungtiva,
(golongan hyperemi sekunder yang
antihistamin) disebabkan alergi mata, iritasi
ringan dan konjungtivitis
katarak.
Benzalkonium Bersifat bakterizid, zat
klorida 0,01 % pengawet untuk menjaga dari
kemungkinan mata terinfeksi.

Asam Borat 1,5 % Bersifat bakteriostatik dan


fungistatik adalah desinfektan
yang efektif dan tidak toksik
pada mata berfungsi untuk
mencegah tumbuhnya bakteri
dan jamur pada larutan.

Rohto Tetrahidrozolin Untuk menyembuhkan secara


HCl 0,05 % simtomatis edema konjungtiva,
hyperemi sekunder yang
disebabkan alergi mata, iritasi
ringan dan konjungtivitis
katarak.

Visine Tetrahidrozolin Untuk menyembuhkan secara


HCl 0,05 % simtomatis edema konjungtiva,
hyperemi sekunder yang
disebabkan alergi mata, iritasi
ringan dan konjungtivitis
katarak.

Anda mungkin juga menyukai