Anda di halaman 1dari 11

LANDASAN TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN PANCASILA

A.PENDAHULUAN

Makna pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia adalah sebagai ideology
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara. Namun hal itu menjadi terpinggirkan,pengamalan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terasa semakin jauh panggang
dari api. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional tetap mencantumkan
ideology dasar pancasila sebagai dasar pendidikan nasional, peraturan pelaksanaanya tidak lagi
mencantumkan pendidikan ideology negara dalam kurikulum pendidikan nasional. Akibat dari
penghapusan tersebut sangat mengkhawatirkan. Proses “colonialization of the mind”secara tidak
disadari menjadi semakin marak dan pendidikan tinggi yang ”salah asuhan”.

Siregar (2012: 4) Sekjen MPR RI juga menyatakan bahwa sejak reformasi 1998,dengan
dicabutnya ketetapan MPR No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila
pada siding istimewah MPR 1998, pancasila menjadi semacam ketabuan dan barang aneh.Presiden
Habibie pun pada peringatan lahirnya Pancasila, pidato bung karno 1 juni 2011 menyatakan, ”pancasila
seolah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang tidak relevan untuk disertakan kedalam
dialektika reformasi. Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip dibahas apalagi diterapkan, baik dalam
konteks ketatanegaraan, kebangsaan maupaun kemasyarakatan”.

Susilo bambang yudhoyono mantan presiden republic Indonesia ketika mengawali pidatonya pada
peringatan hari lahirnya pancasila 1 juni 2006, menyatakan, “kita harus memulai dialog kita ini dengan
mengajukan beberapa pernyataan kritis. Kita merasakan dalam delapan tahun terakhir ini, ditengah-
tengah gerakan reformasi ini dan demokratisasi yang berlangsung di negeri kita, terkadang kita kurang
berani, kita menahan diri, untuk mengucapkan kata-kata semacam pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, wawasan kebangsaan, stabilitas, pembangunan, kemajemukan dan
lain-lain. Karena bisa-bisa dianggap tidak sejalan dengan gerak reformasi dan demokratisasi. Bisa-bisa
dianggap tidak reformis.”

Try Soetrisno, mantan wakil presiden republic Indonesia, mengomentari keadaan seperti ini
lebih tajam lagi. Ia menyatakan, “lebih menyakitkan lagi, pancasila malahan telah dijadikan kambing
hitam dari semua permasalahan dan kekurangberhasilan atau pengelolaan kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan negeri ini. Pancasila bahkan disalahkan dan dituding sebagai penyebab terpuruknya negeri
ini pasca krisis moneter tahun 1997. Padahal, jika kita mau jujur dan jernih mendengarkan suara hati
nuranu kita sendiri, bukan pancasilanya yang salah, melainkan manusia yang mengamalkan pancasila
itulah yang salah. Setidaknya ada tiga kesalahan yang kesalahan pertama adalah, bangsa ini kurang
mengerti dan memahami apa itu hakikat dan makna pancasila, serta bagaimana penjabarannya dalam
bentuk implementasi pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari. Adapun kesalahan kedua adalah
adanya beberapa tokoh dan pemimpin bangsa ini yang menjadikan pancasila hanya sekadar sebagai
alaat bagi kepentingannya. Sedangkan kesalahan ketiga adalah kurangnya kemampuan dan kemauan
masyarakat bangsa ini menjadikan pancasila sebagai landasan, orientasi, dan rambu-rambu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam seluruh aspeknya, mencakup berbagai strata
dimensinya meliputi segenap praktik kehidupan nyata. Bangsa ini bukannya melakukan mawas diri dan
koreksi diri atas penyikapan dan tindakannya yang belum sesuai dengan pancasila, melainkan langsung
memikirkan pancasila dan semua hal yang berbau pancasila. Akibat dari sikap non-apresiatif dan
perkambing hitaman terhadap pancasila tersebut, memengaruhi kehidupan kenegaraannya ditengah-
tengah dahsyatnya putaran arus globalisasi tanpa pijakan yang jelas, tanpa arah yang jeelas, dan tanpa
rambu-rambu yang jelas. (Soetrisno, Try 2006:20-21).

Megawati Soekarno Putri ketika membuka Munas IX dan seminar Nasional Keagamaan di
Balikpapan 6 Juni 2001, pernah juga mengomentari tentang pancasila. Dalam pidatonya antara lain
menyatakan, “saya percaya, kita semua sangat prihatin pada kondisi bangsa dan negara kita dewasa ini.
Keadaan ekonomi kita belum dengan mantap memperlihatkan tanda-tanda dapat keluar dari
kompleksitas krisis ekonomi yang kita alami sejak hamper 4 tahun yang lalu. Kita bahkan belum berhasil
memulihkan krisis politik yang terkait dengan krisis kepercayaan terhadap institusi politik pada
umumnya dan terhadap pemerintahan pada khususnya. Krisis ekonomi dan krisis politik yang
berepanjangan itu telah mendorong munculnya berbagai masalah yang semula terpendam tapi hamper
sealau tampil saat melemahnya negara, seperti merebaknya kriminalitas serta konflik social horizontal
yang langsung atau tidak langsung telah menyebabkan tidak adanya rasa aman dan lebih dari itu
menyebabkan luasnya rasa tidak pasti ditengah masyarakat kita. Pada gilirannya, rasa tidak aman dan
tidak percaya ini akan memperparah krisis ekonomi, krisis politik, dan krisis kepercayaan yang semuanya
itu bagai tidak ada ujung pangkalnya.

Di lain pihak, justru pancasila sangat dikagumi oleh tokoh-tokoh di luar negeri. Sebagai contoh,
Yaman ketika baru saja lepas dari bentuk monarki, para pemimpin muda yaman menjadikan pancasila
dan undang-undang dasar republic Indonesia 1945 sebagai pembanding sebelum menentukan dasar
Megara mereka. Begitu pula Dr. Izat Mufti, seorang intelektual dan pejabat tinggi arab Saudi sangat
memuji pancasila. Ia mengatakan, “pancasila telah menjadi bingkai persatuan bangsa Indonesia.”
Berbeda dengan bangsa arab, meskipun mempunyai kesamaan budaya dan bahasa tetapi terkotak-
kotak lebih dari 20 negara (Ali, 2009:XI-XII).

Berdasarkan uraian dan pengalaman diatas, ditambah lagi dengan munculnya ideologi-ideologi
yang betentangan dengan nilai-nilai pancasila, maka bagi bangsa Indonesia sangat perlu upaya untuk
menggalakkan kembali penanaman dan pelaksanaan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada segenap bangsa Indonesia. Kepada lembaga-lembaga
negara dan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada di negara kita. Juga tidak kalah pentingnya
adalah adanya upaya secara terus-menerus untuk mempertahankan dan meningkatkan persatuan dan
kesatuan bangsa dalam rangka pencapaian tujuan nasional yang termakdub didalam pembukaan UUD
Pancasila negara Republik Indonesia tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdassarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Di Jawa Timur juga muncul kerajaan seperti Isana (abad IV), Darmawangsa (abad X), Airlangga (abad XI),
Kediri (abad XII), Singasari (XIII) dan kerjaan Majapahit.

Di Jawa Tengah berdiri kerajaan Kalingga (abad VII), Sanjaya (abad VIII), syailendra (abad VIII-IX) yang
meninggalkan peninggalan sejarah seperti candi Borobudur, Prambanan, Kalasan, dll.

2) Masa Kejayaan Bangsa Indonesia Zaman Kerjaan Islam

Pada abad xiii berkembang kerajaan islam di Samudra Pasai. Kemudian berkembang pula kerajaan
islam di berbagai daerah seperti Demak (abad XV), Banten (abad XVI), Maluku (abad XVI), Goa (abad
XVII).

3) Kedatangan Bangsa-bangsa Asing dan Penjajahan

a) Portugis

Setelah mendengar laporan, Raja Portugal mengutus Diogo Lopez de Sequeira untuk berlayar
dan menemukan Malaka, dan usaha ini berhasil, yakni pada tahun 1509 Diogo Lopez de Sequeira
mendarat di Malaka. Mula-mula disambut dengan baik oleh penguasa Malaka yaitu Sultan Mahmud
Syah. Merasa bahwa kedatangan bangsa portugis merupakan ancaman, maka terjadilah peperangan
bagi kedua belah pihak. Awalnya pihak Portugis dapat dikalahkan. Pihak Portugis akhirnya membalas
dendam pada bulan April 1511, Albuquerque berangkat dari Goa Portugis menuju Malaka dengan
kekuatan 1200 orang dan 18 kapal dan langsung menyerang kesultanan Mahmud Syah, yang akhirnya
Malaka dapat dikuasai oleh Portugis.

b) Belanda

Pada bulan Juni 1596 Cornelis de Houtman mendarat di Bandar Banten. Banten merupakan
pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat. Pada tahun 1602 Belanda mendirikan kongsi dagang yang
bernama VOC (Vereegnide Oost Indische Compagnie) untuk mempersatukan usaha dagang di Indonesia.
Pada tahun 1618 terjadi perselisihan Belanda dengan Kesultanan Banten. Maka pusat perdagangan VOC
dipindah ke Jayakarta yang merupakan bagian wilayah Banten, tanpa izin Kesultanan Banten.

2. Perjuangan Merebut Kemerdekaan

a. Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Abad ke-20

Kehadiran bangsa barat di Nusantara yang kemudian menjajah dan menimbulkan penderitaan
ini kemudian ditanggapi dengan reaksi keras berbagai perlawanan terhadap penjajah. Perjuangan
bangsa Indonesia melawan penjajah bisa dikatakan sejak datangnya para penjajah diseluruh
wilayah nusantara dan sekitarnya, antara lain:

1). Pati Unus dari Kesultanan Demak, tahun 1511 berusaha mengusir Portugis dari Malaka,
setelah Portugis menguasai Malaka.
2). Sultan Agung dari Kesultanan Mataram, tahun 1628 dan 1629 berusaha mengusir Belanda
dari Batavia.

3). Sultan Mirsa dari Kesultanan Cirebon, empat kali bangkit melawan penjajah belanda, yaitu
pada tahun 1788 dipimpin oleh Mirsa kemudian tahun 1793, 1796,dan tahun 1802.

4). Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1680) dari Kesultanan Banten juga berusaha mengusir belanda
dari Banten.

5). Tahun 1674 Trunajaya memimpin rakyat Madura, dibantu laskar banten dan makasar
melawan Mataram karena Mataram sudah bekerja sama dengan Belanda.

6). Sultan Hasanuddin dari Kesultanan Makasar mengadakan perlawanan terhadap Belanda
antara lain terjadi pada tahun 1653-1666.

7). Sultan Khairun dari Kesultanan Ternate dengan dukungan rakyat Ternate menyatakan perang
dengan Portugis, yang kemudian dilanjutkan oleh putranya Baabullah.

8). Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar, bersama rakyat Banjar mengadakan perlawanan
terhadap penjajah Belanda.

9). Sultan Muhammad Salihuddin dari Kesultanan Kutaikartanega tahun 1844 mengadakan
perlawanan terhadap tentara inggris.

10). Sultan Nuku dari Kesultanan Tidore tahun 1802 melawan Belanda.

11). Perlawanan rakyat Saparua, Ambon dan sekitarnya melawan Belanda dibawah pimpinan
Patimura tahun 1817.

12). Pangeran Diponegoro bersama rakyat Jawa Tengah dan Yogyakarta melawan Belanda pada
tahun 1825 – 1830.

13). Perlawanan rakyat Sumatra Barat yang terkenal dengan kaum paderi, melawan belanda pda
tahun 1821 -1837 di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.

14). Perlawanan rakyat Aceh tahun 1873 – 1904 , yang dipimpin oleh panglima polim, Teuku Cik
Ditiro, Tengku Umar, dll.,

15). Kerajaan karang asem di pantai timur bali, bersama suku sasak yang sudah memeluk islam,
mengadakan perlawanan belanda pada tahun 1894.

16). Perlawanan rakyat Bali melawan Belanda di bawah Raja Klungkung tahun 1908 yang
terkenal dengan “ Puputan “, tidak mau tunduk kepada belanda.

17). Perlawanan rakyat Batak melawan Belanda tahun 1875 – 1907 yang di pimpin oleh Si
Singamangaraja.
b. Perjuangan Merebut Kemerdekaan dengan Organisasi Modern

perjuangan bangsa Indonesia yang bersifat fisik melawan penjajah ternyata belum berhasil.
Berdasarkan pengalaman tersebut perjuangan bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah sejak
abad ke 20 mwngalami perubahan. Yang tadinya bersifat fisik, sekarang ini dengan cara
berorganisasi. Maka bermunculanlah beberapa organisasi social, politik, dan keagamaan, antara
lain sebagai berikut :

1. Boedi Oetomo
Usaha - usaha yang dilakukan oleh Budi Utomo antara lain :
a. Memajukan pengajaran sesuai dengan apa yang di cita- citakan oleh Dokter Wahidin .
b. Memajukan pertanian, perternakan, dab perdagangan.
c. Memajukan teknik dan industri.
d. Menghidupkan kembali kehidupan.
2. Sarikat Islam
Tujuan organiasi serikat islam ini berdasarkan tatutenya ( anggaran dasar ) tertanggal 10
september 1912 yang telah di perluas meliputi :
a. Memajukan perdagangan
b. Memberi pertolongan pada anggota yang mengalami kesukaran ( semacam usaha
koperasi)
c. Memajukan kepentingan Rohani Jasmani penduduk asli.
d. Memajukan Agama Islam ( Kansil dan Julianto, 1986:26).
3. Muhammadiyah
Menurut Rickelfs ( 1995:259) muhammadiyah merupakan organisasi islam modern yang
paling penting di Indonesia berdiri di Yogyakarta pada tahun 1912. Pendirinya adalah Kyai H.
Ahmad Dahlan (1968-1923). Beliau berasal elit agama kesultanan Yogyakarta .
4. Indischepartj
Pada tahun 1912 berdirilah indischepartj di bandung yang di dirikan oleh 3 Serangkai yaitu
Dowes Deker ( Dokter Setia Budhi) , Dokter Cipto Mangkusumo dan Suwardi,Suryaningrat (
Ki Hajar Dewantoro ).
5. Perhimpunan Mahasiswa
Pada tahun 1908 telah berdiri “ Indischevereeniging “ di negeri Belanda. Pendirinya adalah
para pelajar yang ada dinegeri Belanda. Pengurus organisasi ini antara lain Moh. Hatta,
Sultan Syahril, Abdul Madjid, Ali Sastro Amidjojo, Natsir dan Pamuncak. Semula tidak
mempunyai tujuan politik sebab mereka memusatkan usahanya pada memperhatikan
kepentingan bersama dar penduduk Hindia Belanda yang ada di negri Belanda. Namun
demikian perhimpunan Indonesia kemudian berasaskan Nasionalisme yang Radikal, yang
kemudian menjadi populer, yaitu :
a. Hanya Indonesia yang bersatu dapat menyingkirkan pertikaian antar golongan .
b. Turut sertanya semua lapisan rakyat mutlak perlu untuk ucapan tujuan tersebut.
c. Kaum penjajah selalu ingin mengurangi jurang antara mereka dengan si terjajah, maka si
terjajah harus melawannya dengan mempertajam jurang tersebut.
d. Segala macam usaha harus di usahakan untuk mengembalikan keadaan rohani jasmani
ke keadaan biasa.
6. Partai Nasional Indonesia
Pada tanggal 4 juli 1927 Soekarno di Bnadung mendirikan partai politik baru, yaitu
Perserikatan Nasional Indonesia, dan Soekarno sebagai ketuanya . pada bulan Mei 1998
nama partai ini di ubah menjadi Partai Nasional Indonesia. Tujuan utama PNI adalah
kemerdekaan bagi kepulauan Indonesia yang akan di capai secara non koperatif dan dengan
organisasi masa ( Ricklefs, 1995:277-278).
a. Bidang Politik memperkuat perasaan kebangsaan dan persatuan Indonesia
menyebabkan pengetahuan tentang sejarah Nasional. Mempererat hubungan antar
negara negara Asia. Menuntut kemerdekaan Pers dan kemerdekaan berserikat.
b. Bidang Ekonomi yaitu berusaha mencapai perekonomian nasional. Menyokong
perdagangan dan perindustrian.
c. Bidang Sosial, yaitu memajukan pengajaran nasional. Memperbaiki kedudukan wanita.
Memajukan serikat buruh dan serikat tani . memperbaiki kesehatan rakyat.
Menganjurkan monogami.
7. Gerakan Pemuda
Sangat erat hubungannya dengan Boedi Oetomo, 20 Mei 1920. Boedi Oetomo ini cenderung
menjadi perkumpulan kaum tua ( Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1992:190).
Maka pada tanggal 7 Maret 1915 para pemuda di Jakarta antara lain Dr.R.Satiman
Wirjosandjojo, Kadarman, dan Soenardi mendirikan Tri koro Darmo, yang berarti 3 Tujuan
yang mulia yaitu Saktibudhi, Bakti. Organisasi ini juga bertujuan mencapai Jawa Raya dengan
jalan pemperkokoh rasa persatuan antar pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
8. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Nasihat dari golongan tua yaitu Sartono, Moh Natsir, A.Mononutu dan Soenaryo ( Soegito,
1995:52). Pada tanggal 27 November 1928 Moh. Yamin menyampaikan ceramahnya yang
berjudul Persatuan dan Kebangsaan Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928, di sampaikan
ceramah tentang pendidikan oleh May. Poernomowelan, S. Manguensarkoro, Djokosarwono
dan Ki Hajar Dewantoro. Yang kemudian terkenal dengan Sumpah Pemuda yang isinya :
a. Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
b. Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
c. Kami putra putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
9. Partai Rakyat Indonesia ( PRI )
14 September 1930 oleh M. Tabrani. Partai ini berusaha menuju kemerdekaan Indonesia,
yang akan di capainya dengan jalan parlementer. Untuk mencapai tujuan tersebut, partai ini
melaksanakan berbagai usaha anatara lain :
a. Perluasan dewan rakyat dan dewan dewan perwakilan yang lain sehingga menjadi
lembaga lembaga rakyat yang bersifat sungguh sungguh perwakilan rakyat.
b. Mempunyai wakil sendiri di dalam serikat bangsa bangsa.
c. Meng – Indonesia - kan segala pangkat pangkat sipil dan militer.
d. Mengadakan aturan tentang kerakyatan negra bagi Indonesia (Pringgodigdog,
1991:135).
E.Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Tanggal 1 Maret 1945,bertepatan dengan 3tahun dimulainya “Pembangunan Jawa Baru”
(Pendaratan tentara jepang dijawa) pemerintahan jepang mengumumkan bahwa akan
segera dibentuk dokuritsu zyunmbi tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang beranggotakan 63 orang, yang terdiri dari Ketua
atau Kaicoo (Dr.KRT,Radjiman Widyodiningrat,Ketua Muda atau Fuku Kaicoo
Ichbangase(Orang Jepang ), dan seorang Ketua Muda dari bangsa Indonesia
R.P.Soeroso)(Effendi,1995:9).
NO NAMA NO NAMA
1 Soekarno 31 Boentaran Martoatmodjo
2 Mohammad Yamin 32 Liem Koen Hian
3 R.Kusumah Atmadja 33 J.Latoeharhary
4 R.Abdulrahim Pratalykrama 34 R.Hindro Martono
5 R.Aris 35 R.Soekardjo Pandji Wirjopranoto
6 Ki Hajar Dewantara 36 H.Ah.Sanoesi
7 Ki Bagoes Hadi Koesoemo 37 A.M.Dasaat
8 B.P.H.Bintoro 38 Eng Hoa
9 Abdul Kahar Moezakkir 39 M.P.Soerachman Tjokroadisoerjo
10 B.P.H.Poeroebojo 40 R.A.A.Soemitro Kolopaking
Purbonegoro
11 R.A.A Wranata Koesoema 41 K.R.M.T.H. Woerjaningrat
12 R.Ashar Soetedjo Moenandar 42 Ahmad Soebarjo
13 Oeidj Tiang Tj Oei 43 R. Djaenal Asikin Widjojokoesoemo
14 Mohammad Hatta 44 Abi Koesno Tjokrosoejoso
15 Oei Tjong Hauw 45 Parada Harahap
16 H.Agoes Salim 46 R.M. Sartono
17 M.Soetardjo Karto Hadikoesoemo 47 K.H.M. Mansjoer
18 R.M.Margono Djojohadikoesoemo 48 K.R.M.A. Sosrodiningrat
19 K.H.Abdoel Halim 49 R. Soewandi
20 K.H.Masjkoer 50 K.H.A. Wahid Hasjim
21 R.Soedirman 51 P.F. Dahler
22 P.A.H.Djajadiningrat 52 Soekiman
23 Soepomo 53 K.R.M.T. Wongsonagoro
24 R.Roeseno 54 R. Otto Iskandar Dinata
25 R.Singgih 55 A. Baswedan
26 Ny.Maria Ulfah Santoso 56 Abdul Kadir
27 R.M.T.A.Soerjo 57 Samsi
28 R.Roeslam Wongsokoesoemo 58 A.A. Maramis
29 R.Soesanto Tirtoprodjo 59 R. Samsoedin
30 Ny.R.S.S.Soenarjo Mangoenpoespito 60 R. Sastromoeljono

BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 (bertepatan kelahiran kaisar Jepang Teno Haika)
oleh Letnan Jendral Kumakici, Panglima Tentara Keenam Belas Jepang di Jawa. Tugas pokok
BPUPKI adalah menyelenggarakan pemeriksaan dasar tentang hal-hal penting, rancangan-
rancangan dan penyelidikan yang berhubungan dengan usaha mendirikan negara Indonesia
yang baru.
1) Siding BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945)

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/ Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai


langsung segera mengadakan sidang, yang dikenal dengan sidang BPUPKI pertama.
Sidang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. Secara berturut-
turut tampil beberapa tokoh, yang menyampaikan usulan yang berupa gagasan dasar
Indonesia Merdeka.

a) Muhammad Yamin
Muhammad Yamin yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945 menyampaikan
usul dasar Indonesia Merdeka adalah
I. Peri Kebangsaan
II. Peri Kemanusiaan
III. Peri Ketuhanan
IV. Peri Kerakyatan
V. Kesejahteraan Rakyat

Ada berapa sumber yang menyebutkan bahwa yang disampaikan yamin di atas
merupakan usul Yamin yang disampaikan pada pidato tertulis yaitu :

I. Ketuhanan Yang Maha Esa


II. Kebangsaan Persatuan Indonesia
III. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
IV. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan’ dalam
permusyawaratan perwakilan
V. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

b). Tokoh -Tokoh Dalam Islam

Sidang ke dua,30 Mei 1945 tampil tokoh tokoh islam,yaitu K.H.Wahid Hasyim, Ki Bagus
Hadikusumo, dan K.H.A Kahar Muzakir.Mereka mengusulkan agar dasar negara yang disepakati
nanti adalah unsur dalam islam,mengingat bahwa sebagian terbesar rakyat Indonesia beragaa
islam.

c).Soepomo

Soepomo berpidato pada tanggal 30 Mei 1945.Menurut effendi (1995 : 14 ) dalam pidatonya
soepomo menguraikan panjang lebar tentang teori kenegaraan secara yuridis,politis dan
sosiologiss,serta syarat-syaraat berdirinya negara,bentuk negara,beentuk pemerintahan dan
hubungan antar negara dan agama.Soepomo mengusulkan negara yang akan dibentuk
merupakan negara yang akan menjadi anggota dari lingkungan kemakmuran bersama di Asia
Timur Raya.Soepomo mengusulkan dasar negara yang mirip usulan yamin.Ia mengusulkan dasar
negara :
I. Persatuan ( Persatuan Hidup )
II. Kekeluargaan
III. Keseimbangan lahir batin
IV. Musyawarah
V. Semangat Gotong royong ( keadilan sosial )

D.Soekarno
Pada Tanggal 1 Juni 1945,giliran soekarno berpidato didepan sidang BPUPKI.Pidato ini
terkenal dengan lahirnya pancasila.Pada awal pidatonya,ia mengemukakan,”sesudah 3
hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu zyunbi tyoosakai mengeluarkan
pendapat pendapatnya,maka sekaraang saya mendapatkan kehormtan untuk
mengemukakan pula pendapat saya.Saya akan menepati permintaan tuan ketua yang
mulia.Apakah permintaan ketua yang mulia? Tuan ketua yang mulia meminta kepada
sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia merdeka
(Soekarno, 1986 : 133 )
Dalam pidato tersebut soekarno mengusulkan dasar negara yang terdiri atas 5
prinsip,yaitu :
1. Nasionalisme
2. Internasionalisme
3. Mufakat
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan yang maha esa
Tinggal lagi ketuhanan yang menghormati satu sama lain.Jadi asalnya itu 5 telah menjadi 3,Socio
nationalisme,dan ketuhananSebagai tadi saya katakana,kita mendirikan negara Indonesia yang
kita semua harus mendukungnya
Selesai sidang (1juni 1945) BPUPKI membentuk panitia kecil (8 orang) dengan susunan sebagai
berikut:
Ketua : Ir.Soekarno
Anggota :1.K.H.A.Wachid Hasyim
2.Mr.M Yamin
3.Mr.Maramis
4.M. Soetarjo Kartohadikoesoemo
5.R.Otto Iskandardinata
6.Drs.M.Hatta
7.Ki Bagus Hadikoesomo
2).Lahirnya Piagam Jakarta,22 Juni 1945
Panitia kecil yang terdiri dari soekarno,Ki Bagoes Hadikusumo,Wachid Hasyim, Yamin,
Soetardjo, A.A.Maramis,Otto Iskandardinataa dan Hatta mengadakan rapat gabungan
dengan 38 orang anggota BPUPKI.Dalam Pidatonya Ketua Panitia Kecil pada rapat tersebut
Soekarno sebagai ketua menyatakan,”Sebenarnya pada permulaan adalah kesukaran antara
golongan yang dinamakan golongan islam dan golongan kebangsaan.Mula-mula ada
kesukaran mencari pertemuan faham antara kedu golongan ini,terutama yang mengenai
soal agam dan negara,tetapi sebagai tadi saya katakana,Allah Subhanahu wa ta’ala
memberkati kita sekarang ini,kita sekarang sudah ada persetujuan.”
Menurut hatta (1981:9) sebelum sidang pertama itu berakhir dibentuk suatu panitia kecil
untuk:
A.) Merumuskan kembali pancasila sebagai dasar negara berdasarkn pidato yang diucapkan
bung karno pada tanggal 1 juni 1995
B.) Menjadikan dakumen itu seagi teks untuk memproklamasikan Indonesia. Dari panitia
kecil itu dipilih 9 orang untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu
dipersetujui pada tanggal 22 juni 1945 yang kemudian diberi nama “piagam Jakarta”

Bunyi perancangan pembukaan itu sebagai berikut :

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
pendjadjahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan
dan peri-keadilan.

Dan perdjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat jang
berbahagia dengan selamat –sentausa mengantarkan rakjat Indonesia kedepan pintu
gerbang negara Indonesia jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkst rahmat allah jang maha kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaja berkehidupan kebangsaan jang bebas, maka rakjat Indonesia menjatakan dengan ini
kemerdekaannya.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia mereka
jang melindungi segenap bangsa indinesia dan seluruh tumpah-darah Indonesia dan untuk
memadjukan keadjahteraan umum, mentjerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksakan
ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hokum dasar negara
indonesia, jang berkedaulatan rakjat, dengan berdasar kepada: ketuhanan, dengan
kewadjiban menjalankan sjari’at islam bagi pemeluk pemelukjna, menurut dasar
kemanusiaan jang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakjatan jang dipimpin oleh
hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawaratan perwakilan, serta dengan mewudjudkan
suatu keadilan social bagi seluruh rakjad Indonesia.

Djkarta, 22 juni 1945

Ir. Soekarno

Muhammad hatta
Abi kusno tjokrosujoso

Abdul khar muzzakir

H.A. salim

Acmad suardjo

Wachid hasjim

Muhammad yamin

Anda mungkin juga menyukai