Anda di halaman 1dari 5

Masalah ekonomi pada masa Umar bin Khattab

1. Tercampurnya sumber pendapatan dari zakat dan pajak


2. Penyalahgunaan wewenang dalam tugas, atau penyalahgunaan pendistribusian pendapatan
negara untuk kepentingan pribadi
Solusi :
1. Melakukan klasifikasi-klasifikasi pendapatan
2. Para pejabat baitul maal tidak mempunyai wewenang dalam membuat suatu keputusan
terhadap harta baitul maal yang berupa zakat
3. Umar bin Khattab ra juga melarang pihak eksekutif turut campur dalam mengelola
harta baitul maal
4. Redistribusi pendapatan hasil zakat kepada 8 golongan yang berhak menerima zakat.
Dan jika terdapat sisa dari hasil pengumpulan zakat, maka khalifah dapat mengambil
kebijakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan sosial. Sedangkan redistribusi pajak
dapat ditentukan oleh khalifah. Dan umumnya hasil pemungutan pajak ditujukan untuk
pembangunan negara.
3. Hak kepemilikan tanah yang sudah ditaklukkan melalui perjanjian damai.
Solusi :

1. Jika suatu saat komunitas muslim semakin bertambah banyak, maka negara berhak
untuk mengambil kembali tanah tersebut sebagai perbendaharaan guna memenuhi
kebutuhan negara. Jadi jelas meskipun berwenang mengambil alih hak kepemilikan,
negara juga harus dan berhak mengatur jangka waktu pemilikan tanah. Bisa saja tanah
dijadikan milik pribadi dengan mengenakan pajak tanah atasnya, tapi negara juga bisa
menguasai tanah yang luas dengan memberi ganti rugi dan kemudian menjadikannya
milik umum.
2. Umar menyadari pentingnya sektor pertanian untuk memajukan ekonomi negeri.
Karena itu beliau mengambil langkah-langkah pengembangan dan mengembalikan
kondisi orang-orang yang bekerja di bidang itu. Dia menghadiahkan kepada orang yang
sejak awalnya mengolahnya. Tapi siapa saja yang selama tiga tahun gagal
mengolahnya, maka yang bersangkutan akan kehilangan hak kepemilikannya atas
tanah tersebut.
4. Krisis Tahun Ramadah
Saat itu di daerah-daerah terjadi kekeringan yang mengakibatkan banyak orang dan
binatang yang mati. Orang-orang pun banyak yang menggali lubang tikus untuk
mengeluarkan apa yang ada di dalmnya—saking langkanya makanan.
Khalifah Umar yang berkulit putih, saat itu terlihat hitam. Ia pun berdoa: “Ya Allah, jangan
Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad pada tanganku dan di dalam
kepemimpinanku.”
Beliau juga berkata kepada rakyatnya: “Sesungguhnya bencana disebabkan banyaknya
perzinaan, dan kemarau panjang disebabkan para hakim yang buruk dan para pemimpin
yang zalim… Carilah ridha Tuhan kalian dan bertobatlah serta berbuatlah kebaikan”.
Tidak lama kemudian berbagai krisis tersebut segera diatasi. Saking sejahteranya, tiap bayi
yang lahir pada tahun ke-1, mendapat insentif 100 dirham (1 dirham perak kini sekitar Rp.
30 ribu, tahun ke-2 mednapatkan 200 dirham, dan seterusnya. Gaji guru pun per bulan
mencapai 15 dinar (1 dinar emas kini sekitar Rp 1,5 juta).
5. Prinsip Pendistribusian Uang Negara
Prinsip keutamaan yang ia terapkan dalam mendistribusikan uang negara kepada
rakyatnya. Prinsip ini menyebabkan ketimpangan di bidang ekonomi dan sosial. Dan
sikapnya ini mengundang reaksi dari salah seorang sahabat yang bernama Hakim bin
Hizam. Menurutnya, tindakan Umar ini akan memicu lahirnya sifat malas di kalangan para
pedagang yang berakibat fatal bagi kelangsungan hidup mereka sendiri, jika suatu saat
pemerintah menghentikan kebijakan tersebut.
Masalah ekonomi pada masa Usman Bin Affan
1. Upaya pemeberian dana bantuan serta pemberian uang lebih kepada masyarakat
berbeda.
2. Dalam masalah zakat Usman mendelegasikan kewenangan menaksirkan harta yang
dizakati kepada pemiliknya masing masing, sehingga tidak jarang, orang yang
mengumpulkan zakat berlaku curang sehingga ada harta yang masuk ke kantong
pribadinya.
3. Usman tidak memiliki kebijakan kontrol dalam menentukan harga. Dari berbagai
kebijakan itulah yang membuat kaum muslim merasa kecewa dan merasa bahwa dari
kebijakan tersebut hanya menguntungkan keluarga Usman.
Solusi :
1. Utsman bin Affan membuat beberapa perubahan administrasi tingkat atas dan
sebagai hasilnya pemasukan kharaj dan jizyah yang berasal dari Mesir meningkat
dua kali lipat.
2. Utsman bin Affan juga menerapkan kebijakan membagikan tanah Negara kepada
individu untuk tujuan reklamasi. Hasil dari kebijakan itu yakni Negara mampu
memperoleh pendapatan 50 juta dirham atau naik 41 juta dirham jika dibandingkan
dengan pemerintahan Umar bin Khattab yang tidak membagi-bagikan tanah
tersebut.
Masala ekonomi pada masa Ali

1. Kemiskinan dan pengakan persamaan hak


2. Penimbunan barang
3. Kelaparan

Solusi :
Suara keadilan
1. Mencegah penimbunan
2. Tidak akan ada orang miskin yang tetap lapar kecuali bila orang kaya menyerobot
bagiannya.
3. Saya tidak pernah melihat kekayaan yang berlebih-lebihan melainkan saya melihat
tak seorang dilanggar.
4. Kamu harus lebih bersemangat meningkatkan pengembangan tanah ketimbang
mengumpulkan pajak.
5. Saya tidak membenarkan seseorang memaksa orang lain mengerjakan pekerjaan
yang tidak disukainya.
6. Hati orang yang takwa ada di surga sementara jasadnya sibuk bekerja di dunia.
7. Saluran pengairan adalah milik orang yang berpartisifasi dalam penggaliannya, dan
bukan milik orang-orang yang tidak membantu pekerjaanya secara fisik atau
financial.
8. Perhatikan prestasi seseorang dan jangan menyangkutkan prestasi seseorang
kepada orang lain.
9. Berhati-hatilah ! Jangan menguasai sendiri barang atau harta yang merupakan milik
bersama.
4. Ketidakpatuhan kaum dzimmy (non Muslim yang berada di wilayah Islam) dalam
membayar jizyah (diambil dari kata Jaza yang berarti upeti). Jizyah tersebut diambil
sebagai akibat kekufuran mereka.
Solusi :
1. Jizyah disesuaikan dengan keuangan mereka. 0rang-orang kaya harus
membayar lebih besar, kelas menengah harus membayar jumlah dibawah orang
kaya, dan orang yang miskin membayar paling murah. Mereka yang miskin
sekali atau tidak memiliki sumber penghasilan yang tetap atau menggantungkan
hidupnya dari orang lain tidak perlu membayar jizyah.
2. Begitu Negara menerima jizyah dari mereka, kaum muslimin dilarang
memperlakukan mereka secara keras dan zalim. Tanah, harta kekayaan serta
nyawa mereka dan sekaligus kehormatannya wajib dilindungi karna sama
sucinya dengan semua yang dimiliki oleh kaum muslimin sendiri. Hak-hak
mereka tidak dapat ditindas dan dirampas ataupun dibebani beban yang tidak
dapat mereka tanggung.

Anda mungkin juga menyukai