Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah berdirinya SMP Al-Irsyad Kota Ternate

SMP Al-Irsyad Kota Ternate merupakan sekolah formal yang beralamat

di kelurahan Jati Perumnas Kota Ternate Selatan, dan merupakan salah satu

sekolah yang berada dalam naungan Yayasan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Kota

Ternate. Sekolah ini berdiri pada tahun 2000 dan mulai beroperasi pada tahun

2000.

Awal berdirinya dirintis oleh beberapa orang tokoh diantaranya : Dra. Hj,

Sitti hawa (Almarhuma) selaku ketua Yayasan Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Drs.

Ramli Karim selaku PC. Al-Irsyad Al-Islamiyyah kota Ternate dan Drs. Anwar

Muhammad selaku sekretaris Yayasan Al-Irsyad Al-Islamiyyah kota Ternate.

2. Visi, Misi dan tujuan sekolah

a. Visi

Pelayanan ilmu dan amal bagi pembentukan kualitas Sumber Daya

Manusia yang menjunjung nilai keislaman.

b. Misi

1. Menyiapkan peserta didik yang mandiri, beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT

2. Menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan membaca

dan memahami Al qur’an


3. Menyiapkan peserta didik yang memiliki bekal pengetahuan dan

keterampilan

4. Menyiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan dalam

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Memberikan dorongan dan motivasi terhadap peserta didik untuk

dapat mengembangkan kemampuan dalam berkreasi dan

memberdayakan potensinya masing-masing

6. Memberikan peluang dan kesempatan bagi peserta didik untuk

turut serta dalam bidang pengabdian masyarakat

7. Meningkatkan kemampuan dan daya saing maju peserta didik

dalam keterlibatanya di bidang seni dan olahraga

8. Menghasilkan para lulusan yang potensial dalam melanjukan ke

jenjang pendidikan menegah atas serta terjun ke masyarakat

c. Tujuan

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berahlak dan budi

pekerti luhur

2. Mencerdaskan kehidupan bangsa yang berwawasan ilmu dan

Islam

3. Mengembangkan bakat mandiri dan meningkatkan prestasi belajar

peserta didik agar kreatif dan terampil

4. Menanamkan rasa disiplin diri bagi peserta didik dan membina

ukhuah Islamiyah
3. Struktur organisasi SMP Al-Irsyad Kota Ternate tahun 2016-2017

Kepala Sekolah
Fauziah S. Ag, M. Pdi
NIP. 1977120202006042026

Kepala Tata Usaha

Nurlely M. Hi Syukur A.Md


NPTT.2015652
Komite Sekolah

Raden K. Hamza

Kaur Kurikulum Kaur Kesiswaan Kaur Sarana/Prasarana Kaur Humas


Afandi Muhammad, S.Pd Nina Chairun, S.Ag Sakina Hasan, S. Ag Amin Hasan, S.Pd
NIP.19820921200931001 NIP 197707112007012022 NIP.19761112006142012 NIP.19740608200008100
1
4. Keadaan guru dan pegawai SMP Al-Irsyad Kota Ternate

Tabel 1

Daftar guru dan pegawai

Jabatan fungsional tertentu (guru) dan jabatan fungsional (umum)


5. Data siswa

Tabel 2

Jumlah siswa dan rombongan belajar


6. Sarana dan Prasarana

Setidaknya SMP Al-Irsyad Kota Ternate memiliki sarana dan prasarana

yang cukup untuk memenuhi standar KBM, sebagaimana di uraikan pada

tabel sebagai berikut :

a. Data lahan dan bangunan sekolah

 Luas lahan sekolah seluruhnya = 3000 m2

 Luas lahan yang terpakai = 1015 m2

 Luas lantai atas siap bangun = 243 m2

 Status kepemilikan lahan

o Sertifikat denga luas tanah = 3000 m2

o Akte dengan luas tanah = 3000 m2

o Sewa dengan luas tanah = - m2

b. Jumlah dan kondisi sarana (bangunan)

Tabel 3

Keadaan sarana dan prasarana SMP Al-Irsyad Kota Ternate


7. Kurikulum yang di gunakan SMP Al-Irsyad Kota Ternate

Berdasarkan uraian diatas serta hasil pengamatan penulis di lapangan

maka penulis menemukan kurikulum yang digunakan di SMP Al-Irsyad Kota

Ternate menggunakan dua kurikulum yaitu kurikulum 2006 (KTSP) dan

kurikulum 2013 (K13). Kurikulum KTSP merupakan kurikulum lama yang

diterapkan di kelas VIII dan IX sedangkan kurikulum baru dalam hal ini

kurikulum K13 diterapkan di kelas VII. Kurikulum KTSP masih diterapkan

meskipun adalah kurikulum lama dikarenakan sekolah tidak boleh menjalankan

kurikulum K13 secara keseluruhan sebab penerapan itu harus berjalan secara

bertahap ( catatan kaki hasil wawancara dgn pak Amin)

B. Hasil Penelitian

1. Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Manajemen

Pembelajaran Guru di SMP Al-Irsyad Kota Ternate.

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa, untuk meningkatkan

manajemen pembelajaran guru, diperlukan seorang pemimpin dalam hal ini

kepala sekolah yang memiliki strategi yang baik, efektif dan efisien.

Strategi kepala sekolah sangat dibutuhkan dalam sebuah lembaga

pendidikan karena kepala sekolah pemimpin yang memiliki tanggung jawab

penuh. tanggung jawab yang dimaksud untuk menyusun perencanaan program

kegiatan, mengelolah administrasi, pengorganisasian, membimbing/mengarahkan,

mengkordinasikan serta melakukaan pengawasan. Agar peningkatan pembelajaran

guru serta visi dan misi sekolah dapat dilaksanakan secara maksimal.
Hal tersebut diatas sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan dengan

Ibu Fauziah S. Ag, M Pdi berikut penyampaiannya :

Manajemen peningkatan pembelajaran guru sangat kita butuhkan, oleh


karena itu saya selalu menyusun perencanaan program kegiatan dimana
program-program yang perlu dan sangat bermanfaat bagi sekolah dan
siswa selalu saya lakukan. Selain itu saya juga selalu mengelola dan
mengevaluasi administrasi, mengorganisasi, membimbing, mengarahkan,
mengkordinasikan dan mengawasi para guru dan siswa sesuai panduan
yang saya punya, dengan niat agar sekolah ini dapat bersaing dengan
sekolah-sekolah lain yang mungkin lebih maju dari kami. (catatan kaki)

Dalam konteks diatas seorang kepala sekolah sebagai pemimpin

sangatlah penting untuk senantiasa melakukan kordinasi dan evaluasi kepada para

guru dalam setiap proses pembelajaran. Sebab proses pembelajaran sekali lagi

adalah hakikat dari aktifitas dalam sebuah lembaga pendidikan untuk

meningkatkan daya pemahaman siswa terhadap ilmu pengetahuan yang

diperolehnya.

Profesi guru sebagai tenaga pengajar tentunya menjadi ujung tombak

dalam proses pembelajaran yang sudah tentu harus menguasai substansi mata

pelajaran yang dibinanya sesuai kurikulum yang berlaku dengan metodologi dan

teknik evaluasi yang baik. Selain itu juga Kurangya pemahaman guru terhadap

substansi materi yang dibinanya maka sudah tentu akan melahirkan siswa dangkal

akan pengetahuan materi tersebut. Tentunya dalam mengantisipasi ini maka

peningkatan kemampuan mengajar guru sangat penting disetiap sekolah dengan

strategi peningkatan manajemen pembelajaran.


Untuk peningkatan mengajar, berikut kutipan hasil wawancara penulis

dengan Kepala sekolah SMP Al-Irsyad Kota Ternate :

“ ada beberapa hal yang telah kami lakukan dan menjadi kendala
kami saat ini, yang pertama peningkatan kemampuan mengajar itu
sangat penting karena gurulah yang merupakan kunci dalam
melaksanakan dan menentukan baik tidaknya pembelajaran tersebut.
Maka karena itu sebagian guru yang hasil pantauan dan evaluasi saya
belum begitu maksimal dalam pemahaman, saya ikut sertakan dan
terutam mereka untuk mengikuti seminar, diklat dan juga partispasi
dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Karena
dengan MGMP para guru dapat bertukar pengalaman dan berdiskusi
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam mengajar. Yang
kedua, ini yang masih belum dimanfaatkan oleh para guru. Selama ini
guru kurang mendayagunakan penggunaan media dan sarana yang telah
ada sehingga keberadaanya tidak bermanfaat untuk memperlancar
pembelajaran”. (catatan kaki)

Dari keterangan diatas penulis juga mendapati masih minimnya sarana

dan prasarana di sekolah tersebut. padahal sarana dan prasarana itu sangat penting

dalam mendorong kemajuan dan kemampuan sekolah, guru dan siswa dalam

proses pembelajaran.

Berikut keterangan Ibu Jani Manan S.Ag saat di wawancara :

“Saat ini sarana dan prasarana yang ada di SMP Al-Irsyad masih sangat
minim, ini yang terkadang menjadi penghambat kami juga dalam proses
belajar-mengajar, keterbatasan ini diantaranya, laboratorium yang
digunakan belum memadai karena menggunakan/menumpang pada
fasilitas lain, kekurangan media seperti infocus dan minimnya buku-
buku untuk siswa ini terjadi karena kami keterbatasan anggaran sekolah
baik yang berasal dari yayasan maupun pemerintah”. (catatan kaki)
Dengan keterbatasan beberapa sarana dan prasarana diatas namun dari

pantauan penulis kepala sekolah beserta dewan guru dan para siswa tetap

semangat melakukan aktivitas seperti biasa dalam proses pembelajaran dengan

manajemen pembelajaran yang telah diterapkan.

Kaitanya dengan hal manajemen pembelajaran Penulis juga sempat

mewawancarai Kaur kurikulum bapak Afandi Muhammad, S.Pd berikut

pernyataanya :

“ Kepala sekolah selalu melakukan pelaksanaan supervisi dan itu


dilaksnakan satu semester sesuai dengan kalender sekolah. Sebab
dengan melakukan supervisi itu diharapkan dapat mengatasi secara
langsung permasalahan yang dihadapi para guru selama melaksanakan
pembelajaran, melaksanakan rapat dengan guru maupun tenaga
pendidikan menyangkut pelaksanaan manajemen pembelajaran. Dan
Alhamdulillah meskipun masih ada sarana dan prasarana yang belum
begitu mendukung tapi kami punya semangat dan motivasi untuk
memajukan pendidikan/sekolah SMP Al-Irsyad Kota Ternate dan
semangat para guru untuk melakukan perubahan” (catatan kaki)

Dari pernyataan diatas dapat penulis simpulkan bahwa tanggung jawab,

motivasi, kordinasi, pengawasan dan semangat merupakan faktor penentu bagi

seorang kepala sekolah dalam meningkatkan manajemen pembelajaran guru di

SMP Al-Irsyad Kota Ternate.

2. Manajemen Pembelajaran Guru di SMP Al-Irsyad Kota Ternate

Manajemen pembelajaran guru yang dilakukan sebagaimana penulis

telah uraikan diatas, peran kepala sekolah dalam melakukan kordinasi serta

pembinaan kepada dewan guru dalam meningkatkan manajemen pembelajaran


sudah cukup baik. Dalam proses pembelajaran para guru berpedoman pada

kurikulum pemerintah.

Berikut pernyataan bapak Amin Hasan, S. Pd saat diwawancara penulis :

“Pembelajaran yang diterapkan di SMP Al-Irsyad Kota Ternate


dilaksanakan sesuai dengan kurikulum pemerintah, meskipun belum
diterapkan secara penuh. Karena kami masih menggunakan dua
kurikulum yaitu kurikulum K13 diterapkan di kelas VII dan Kurikulum
KTSP masih diterapkan di kelas VIII dan IX. kurikulum K13 tidak bisa
diterapkan secara keseluruhan tapi secara bertahap” (catatan kaki)

Dari penyampaian diatas bahwa kedua kurikulum yang diterapkan tidak

memiliki kendala dalam proses pembelajaran. Sebab proses pembelajaran guru

sangat penting dengan adanya partisipasi penuh untuk menuntaskan tujuan

pendidikan. Sudah tentu manajemen pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

siswa sangatlah penting guna menghasilkan output yang dapat bersaing setelah

melanjutkan studi ke jenjang berikut.

Berikut wawancara penulis dengan salah satu guru SMP Al-Irsyad Kota

Ternate Ibu Nursanty, S.Pd, berikut pernyataanya :

“Sesuai dengan tujuan pendidikan, maka guru harus berpartisipasi


penuh dalam menuntaskan tujuan pendidikan. Dalam hal menuntaskan
tujuan pendidikan kami guru harus selalu melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, melaksanakan evaluasi belajar siswa, melaksanakan
kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler dan melaksanakan kegiatan
administrasi KBM. Ini sudah menjadi manajemen pembelajaran para
guru sebagaimana telah disusun mekanisme kerja kami bersama”.
(catatan kaki)
Dalam menunjang mutu pendidikan siswa selain melaksanakan proses

belajar mengajar di dalam ruangan, tentunya peningkatan bakat siswa juga sangat

penting agar siswa dapat mengekspresikan kemampuan bakat yang dimilikinya.

Minat dan bakat siswa sudah tentu harus didukung dengan tersedianya

fasilitas. namun meskipun sekolah belum memiliki fasilitas untuk menunjang

minat dan bakat siswa, sekolah tidak semestinya mengabaikan minat dan bakat

yang dimiliki oleh para siswa.

Kaitan dengan fasilitas penunjang bakat siswa tersebut penulis sempat

juga mewawancarai guru Penjas SMP Al-Irsyad Kota Ternate Bapak Suparto

Hasan berikut penyampaianya :

“ Saat ini kami selalu berupaya untuk menunjang minat dan bakat
siswa, sebab hal tersebut tidak bisa kami abaikan begitu saja. Memang
kendala kami selalu ada, misalnya bakat siswa pada olahraga. Kami
belum memiliki lapangan olahraga seperti, lapangan Volly, basket,
takrau dan lapangan bak lompat. Akan tetapi bakat ini sering kami
lakukan dengan memakai lapangan seadaanya. Terkadang juga kami
menumpang lapangan di sekolah-sekolah lain yang telah memiliki
fasilitas lapangan tersebut”. (Catatan kaki)
Dari penyampaian diatas sekali lagi bahwa penerapan manajemen

pembelajaran sudah tentunya tidak bisa terpengaruh dengan kendala-kendala yang

tidak tersedia. Sebab pembentukan pribadi siswa untuk selalu semangat sangatlah

penting. Selain minat dan bakat dalam manajemen pembelajaran seorang guru

harus juga merapkan pengaturan pelaksanaan kegiatan siswa. Berikut wawancara

penulis dengan Kaur Kesiswaan SMP Al-Irsyad Kota Ternate bapak Afandi

Muhammad S.Pd :
“ kami senantiasa melakukan pengaturan pelaksanaan kegiatan OSIS,
mengatur pelaksanaan kegiatan BP/BK dan juga pelaksanaan kegiatan
pembentukan pribadi siswa”. (catatan kaki)

Dalam pembentukan kepribadian siswa tentunya penulis ingin

menegaskan bahwa peran dan partisipasi masyarakat terutama orang tua siswa

sangat juga dibutuhkan sebab yang namanya pendidikan tidak hanya berlaku di

lembaga-lembaga formal melainkan non formal juga menjadi faktor pembentukan

kepribadian siswa. selain keterlibatan orang tua, masyarakat dan guru peran

Komite Sekolah juga sangat penting dalam mengkordinasikan dan berpartisipasi

dalam upaya menyelesaikan kendala-kendala sekolah yang ada. Maka dari itu

penulis juga sempat mendatangi Ketua Komite Sekolah SMP Al-Irsyad Kota

Ternate Bapak Raden K. Hamza, berikut komentar beliau :

“Saya telah berupaya untuk mengkordinir partisipasi masyarakat selain


itu juga saya selalu membantu kepala sekolah menyusun program dan
perencanaan serta berpartisipasi dalam pembiayaan sekolah agar
kendala-kendala yang kami hadapi dapat kami tangani secara baik.
Memang betul bahwa dalam mengkordinir masyarakat untuk turut serta
dalam pembahasan persoalan-persoalan yang menyangkut dengan
kepentingan siswa tidaklah mudah sebab tidak semua masyarakat
memiliki waktu yang sama dengan lainya, oleh karena kami selalu
sabar dalam menangani persoalan tersebut”. (catatan kaki)

Peran komite sekolah dalam membantu kepala sekolah bukan hanya

menjadi tugas komite dan kepala sekolah semata melainkan juga melibatkan peran

wakil kepala sekolah yang sudah tentu ditugaskan untuk hal tersebut. Sebab wakil

kepala sekolah adalah pelaksana tugas kedua untuk sekolah.


Berikut penyampaian program wakil kepala sekolah Ibu Jani Manan,

S.Ag saat di wawancara penulis :

“Tugas saya selaku wakil kepala sekolah memang sangat penting


karena selain mewakili kepala sekolah dalam hal-hal tertentu, saya
bertugas untuk mengkordinir kegiatan belajar mengajar, mengelola
administrasi, membantu kepala sekolah bersama komite dalam
menyusun program dan perencanaan serta saya juga bertugas untuk
melaksanakan pengawasan. Upaya pengawasan yang saya lakukan
terutama mengawasi dan mengevaluasi proses manajemen
pembelajaran guru, tidak lain untuk peningkatan pembelajaran yang
menjadi target kami bersama”. (catatan kaki)

upaya pengaturan partispasi masyarakat dalam hal ini pihak orang tua

siswa itu diperlukan informasi-informasi dari kaur humas sekolah agar target-

target sekolah dapat terkordinasi secara baik dan efektif. Sebab keikut sertaan

pihak orang tua dalam menyelesaikan masalah sekolah sangat dibutuhkan, selain

itu kendala pembiayaan sarana dan prasaran sekolah untuk menopang proses

manajemen pembelajaran guru harus juga dilakukam upaya-upaya kepada

pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu penting kiranya informasi dan upaya-

upaya itu harus dilakukan.

Kaitanya dengan informasi-informasi penulis mengutip hasil

wawancara penulis dengan Kaur Humas Bapak Amin Hasan, S.Pd, berikut

penyampaiannya :

“ Kami terutama saya telah melakukan upaya-upaya melaui kordinasi


dan informasi sekolah kepada masyarakat, upaya kerjasama sekolah
dengan masyarakat, mengatur kegiatan hubungan sekolah dengan
instansi pemerintah dan pihak swasta dan mengatur kegiatan
pertemuan/rapat kepala sekolah dengan dewan guru, komite dan orang
tua. Ini menjadi program dan tanggung jawab saya selaku kaur humas
sekolah. Dari upaya-upaya itu tentu ada beberapa kendala diantaranya,
kurangnya partisipasi orang tua namun hal itu bisa kami terima dan
maklumi namun perlu saya sampaikan manjemen pembelajarn guru
perlu juga di dukung peran orang tua agar proses pembelajaran
pembentukan karakter siswa dapat kita laksanakan secara maksimal.
Selain itu juga masih minimnya perhatian pemerintah dalam melihat
persoalan yang kami hadapi saat ini tapi ini juga tengah kami upayakan
kordinasi secara berjenjang”. (catatan kaki)

Terlepas dari sarana dan prasaran, kordinasi dan seterusnya, sekolah

sangatlah penting dalam menerapkan manajemen pembelajaran dengan membina

para siswa untuk berorganisasi. Sebab dengan organisasi siswa dapat menuangkan

kreatifitasnya dan kemampuan pengelolaan sebuah lembaga. Untuk itu

keterlibatan siswa dalam Organisasi Siswa (OSIS) juga memberikan dampak

positif bagi siswa dalam menunjang kualitas sekolah karena disana akan adanya

diskusi yang tidak lain untuk membentuk kepribadian mandiri dalam pengelolaan

program.

Berikut wawancara penulis dengan Kaur Kesiswaan Ibu Nina Chairun,

S. Ag. Berikut penyampaianya :

“kami selalu berupaya untuk menjadikan siswa yang berkepribadian


mandiri dalam mengembangkan wawasanya serta melatih siswa untuk
bisa menyususn program-program yang menurutnya baik. Tentunya
panduan dan pengawasan maupun penilaian selalu kami evaluasi maka
itu kami memiliki manajemen pembelajaran dengan menyusun
program-program panduan yakni, program pengembangan OSIS,
merencanakan kegiatan OSIS dan pembentukan pengurus, menyusun
rencana pendanaan OSIS dan mengatur Partisipasi OSIS di sekolah dan
masyarakat”. (catatan kaki)
Dari hasil wawancara diatas penulias menyimpulkan bahwa strategi

kepala sekolah dalam meningkatkan manajemen pembelajaran guru serta

manajemen pembelajaran guru di SMP Al-Irsyad Kota Ternate harus dilakukan

dengan rasa tanggung jawab, perhatian, kordinasi, pengawasan, partisipatif,

evaluasi, perencanaan dan meningkatkan kemampuan guru untuk memahami

materi. Selain itu juga dibutuhkan faktor penunjang lainya.

C. Pembahasan

1. Strategi Kepala sekolah dalam meningkatkan manajemen pembelajaran

guru di SMP Al-Irsyad Kota Ternate.

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar

haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan tentang rangkaian

kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran.(

catatan kaki Psikologi pendidikan dan pengajaran, teori dan praktik hal 84)

dalam merumuskan dan menjalakan strategi yang telah disusun,

dibutuhkan seorang pemimpin yang juga memiliki jiwa kepemimpinan untuk

mampu memaksimalkan perencanaan-perencanaan yang tepat sasaran.


Kepala Sekolah dan para pejabat lainnya di sekolah merupakan figur bagi

bawahan dan peserta didik. Mereka idealnya memiliki jiwa kepemimpinan yang

tegas, rendah hati, membimbing, ramah dan melindungi. Karena ucapan dan

tindakan pemimpin sangatlah berpengaruh bagi orang-orang disekitarnya. Karena

itu, ia harus senantiasa baik dalam tutur kata dan berperilaku.

Pemimpin harus menjadi guru bagi stafnya. Profesor Noel Tichy dari

University Of Mechingan, Barth dan Benfari, sama-sama pada kesimpulan bahwa

theacing is the most important job of every leader, (Reeves, 2002 : 59-60).

Pemimpin bisa memberikan memberikan pengetahuan dan keeterampilan pada

stafnya dan kadang mampu menjadi pendengar yang baik, serta bersedia

menerima masukan dari stafnya. Kouzes dan Posner bertanya pada para staf

tentang bagaimana mereka mengetahui bahwa seorang pemimpin dapat dipercaya.

Semua sepakat bahwa seorang pemimpin dapat dipercaya jika “They do what they

say they will do” (Hesselbein, 1996: 107). (catatan kaki, manajemen pendidikan,

teori, kebijakan dan praktek hal. 19)

Keberhasilan seorang pemimpin tentunya harus memiliki manajemen yang

handal atau perencanaan yang tepat.

Manajemen umumnya diartikan sebagai proses perncanaan,

mengorganisasi , pengarahan dan pengawasan. Usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari manajemen adalah pengaturan.

Menurut Terry dan Franklin (2003: 4) “ Manajemen adalah salah satu

Proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengaturan, penggerakan dan


pengendalian, yang dilakukan untuk menentukan dan memenuhi sasaran hasil

yang diwujudkan dengan penggunaan manusia dan sumber daya lainnya

(Management is the process of designing and maintaining an environment in

which individuals, working together in groups, efficiently accomplish selected

aimns)”. Manajemen terkait dengan kejelasan tujuan atau sasaran dan kesiapan

sumber daya serta serta bagaimana proses-proses mewujudkan tujuan ini.

Keempat aktivitas ini bisa disingkat dengan POAC (Planning, Organizing,

Actuating and Controlling).

Weihrich dan Koontz (2005: 4), menulis bahwa : ” Manajemen adalah

proses perencanaan dan pemeliharaan lingkunagan dimana individu, bekerja

bersama dalam kelompok, mencapai tujuan-tujuan terpilih secara efektif.” Dari

defenisi ini, tergambar pentingnya penciptaan lingkunagan yang kondusif selain

perencanaan, sehingga seseorang dapat bekerja dalam kelompok tanpa merasa

canggung, yang pada akhirnya akan mengefektifkan pencapaian tujuan. (catatan

kaki Manajemen Pendidikan Teori kebijakan dan praktik hal 2)

Dari sekian manajemen yang dipaparkan diatas seorang kepala sekolah

harus senantiasa melakukan supervisi untuk memastikan sejauh mana proses

pembelajaran itu berjalan dan sejauh mana peningkatan kualitas para guru.

Tentunya dengan mengikut sertakan para guru dalam pelatihan-pelatihan untuk

menambah pemahaman dan penguasaan guru terhadap materi yang dibawakanya.

Tujuan utama supervisi pendidikan menurut Oteng Sutisna (1982: 2)

adalah membantu guru memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran

guna meningkatkan efesiensi, efektivitas dan kualitas pendidikan. Sedang tujuan


umum supervisi pendidikan adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan

kepada guru dan staf agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam

melaksanakan tugas dan melaksanakan proses pembelajaran. Bantuan teknis itu

diperlukan guna meningkatkan kualitas profesional guru dalam mengajar serta

mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik. Karena itu usaha

perbaikan pembelajaran ditunjukan kepada pencapaian tujuan akhir dari

pendidikan yakni pembentukan pribadi peserta didik secara maksimal. Tujuan

supervisi berkaitan erat dengan tujuan pendidikan di sekolah, sebab supervisi pada

dasarnya dilaksanakan dalam rangka membantu guru-guru agar dapat

melaksanakan tugasnya secara optimal. (catatan kaki supervisi pendidikan

berbasis kinerja dalam perspektif otonomi daerah hal 24)

2. Manajemen Pembelajaran Guru di SMP Al-Irsyad Kota Ternate

Setiap aktivitas supervisi pendidikan yang berkenaan dengan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru semestinya diikuti dengan kegiatan

penilaian, agar dapat diketahui, apakah pelaksanaan tugas itu berhasil atau tidak.

Menurut undang-undang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa “ Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah”. (pasal 1 UU No 14/2005).

Berdasarkan ketentuan tersebut maka tugas guru bukan hanya mendidik

dan mengajar, tetapi juga mengerjakan tugas-tugas lainnya. Salah satu diantaranya

adalah menilai dan mengevaluasi peserta didik. Hanya saja penilaian supervisor
terhadap pekerjaan guru, tidak dapat disamakan dengan penilaian guru terhadap

prestasi belajar pada siswanya, meskipun keduanya bermaksud mendorong

peningkatan prestasi.(catatan kaki supervisi pendidikan berbasis kinerja dalam

prespektif otonomi daerah hal 197)

Provesi guru sebagai pekerja profesional, sekurang-kurangnya harus

menguasai 4 (empat) kompetensi dengan baik. Empat kompetensi itu sebagai

berikut :

1. Menguasai substansi, yakni materi dan kompetensi berkaitan dengan

mata pelajaran yang dibinanya, sesuai dengan kurikulum yang

berlaku..

2. Menguasai metodologi mengajar, yakni metodik khusus untuk mata

pelajaran yang dibinanya.

3. Menguasai teknik evaluasi dengan baik.

4. Memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai moral dan

kode etik profesi.

Penguasaan substansi menjadi bekal bagi guru

untuk mengajar dan mendidik dengan tepat, mantap, dan

penuh percaya diri. Guru yang tidak menguasai substansi

dengan baik sukar diharapkan dapat mengajar dengan baik

oleh karena itu, penguasaan substansi dengan baik mutlak

diperlukan oleh guru, sebagai kunci bagi keberhasilan

dalam melaksanakan tugas profesionalnya.


Penguasaan metodologi menjadi bekal bagi guru,

untuk mentransfer pengetahuan (knowledge), kecakapan

(Skill), dan nilai-nilai (Values) berkaitan dengan mata

pelajaran yang dibinanya secara efektif dan efesien.

Selanjutnya penguasaan teknik evaluasi dengan

baik juga mutlak diperlukan guru. Dengan penguasaan

teknik evaluasi, guru dapat melakukan penilaian dengan

benar terhadap proses dan hasil belajar mengajar.

Terakhir, pemahaman, penghayatan, dan

pengamalan nilai-nilai moral serta kode etik profesi

menjadi bekal bagi guru untuk menjadi sosok yang patut

digugu dan ditiru. (catatan kaki Standar penilaian kelas hal

1-3)

Dari pembahasan di atas, ketika penulis melakukan

penelitian di SMP Al-Irsyad Kota Ternate, penulis

menemukan ada beberapa kendala yang masih perlu untuk

dibenahi oleh kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai

seorang pemimpin di sekolah, tentunya ia sebagai sumber

semangat bagi para guru, staf dan siswa. keterlibatan kepala

sekolah dengan manajemen peningkatan pembelajaran guru

merupakan suatu strategi yang harus diakui. Namun

metode-metode yang diterapkan harus dibutuhkan juga


ketegasan agar peningkatan kapasitas guru dalam

melakukan proses pembelajaran kepada siswa dapat

tereksplorasi secara baik guna meningkatkan wawasan

pengetahuan peserta didik. Untuk meningkatkan peserta

didik kepala sekolah selain meningkatkan pemahaman guru

untuk mengajar, kepala sekolah juga harus senantiasa

berkordinasi dan berkomunikasi dengan para guru secara

intens agar proses evaluasi berjalan dengan baik demi

kualitas siswa dan kemajuan sekolah.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang strategi

kepala sekolah dalam meningkatkan manajemen pembelajaran guru di

SMP Al-irsyad Kota Ternate dapat disimpulkan bahwa :

1. Strategi kepala Sekolah dalam meningkatkan manajemen

Pembelajaran guru, harus menjalankan fungsinya sebagai penyusun

perencanaan program kegiatan, administrator, organisator, motivator

dalam mengarahkan dan membimbing, selain itu, sebagai

kordinator/manajer dan supervisor agar upaya dalam meningkatkan

manajemen pembelajaran guru dapat dilakasanakan dengan baik.

melalui mengikut-sertakan para guru untuk senatiasa mengikuti

seminar, diklat dan yang terutama partisipasi dalam kegiatan

musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Agar proses evaluasi

pemahaman guru tentang mata pelajarannya dapat dimaksimalkan.

Sebab manajemen pembelajaran guru itu tidak maksimal karena

masih kurangnya pemahan guru tentang materi yang dibawakanya

2. Manajemen pembelajaran guru di SMP Al-Irsyad Kota Ternate,

diketahui bahwa tugas guru sebagai pekerja profesional, dengan

melaksanakan belajar mengajar, mengevaluasi belajar siswa,

melaksanakan kegaiatan-kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler demi


meningkatkan minat dan bakat yang di miliki siswa sekalipun sarana

dan prasarana belum mendukung. seorang guru seharusnya

mengetahui dan memahami setidaknya 4 (empat) hal yakni,

menguasai substansi mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang

berlaku, menguasai metodologi mengajar untuk mata pelajaran yang

dibinanya, menguasai teknik evaluasi dan terakhir seorang guru

harus memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai moral dan

kode etik profesi.


B. Saran

1. Bagi Kepala Sekolah SMP Al-Irsyad Kota Ternate

a. Meningkatkan manajemen pembelajaran guru dengan

senatiasa selalu mengevaluasi kemampuan guru mata

pelajaran.

b. Kepala sekolah harus terus mengupayakan melalui kordinasi

yang intens untuk pengadaan sarana dan prasaran penunjang

mata pelajaran.

2. Bagi Guru

a. Hendaknya lebih memperdalam materi yang dibawakanya

b. Selalu berusaha meningkatkan minat dan bakat bagi siswa

dengan membantu kepala sekolah dalam mengupayakan

pengadaan sarana dan prasarana sekolah.

c. Memiliki teknik evaluasi dalam penilaian siswa.

3. Bagi Pemerintah dan Pihak Yayasan

a. Pemerintah harus memberi perhatian kepada sekolah

swasta yang menyangkut dengan sarana dan prasarana.

sebab mencerdaskan kehidupan bangsa adalah amanat

UUD 1945 yang itu merupakan tanggung jawab

pemerintah.

b. Pihak Yayasan Al-Islamiyyah harus terlibat aktif dalam

memenuhi kekurangan-kekurangan sekolah dengan

melalui kordinasi dengan pihak sekolah dan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai