OLEH
RENDI EDITYA D, M. Kep
Dari data tersebut dapat dilakukan uji kai kuadrat (X2) untuk membuktikan ada
tidaknya asosiasi antara variabel tingkat ekonomi dan status gizi.
DASAR
Prinsip dasar uji kai kuadrat adalah membandingkan frekuensi yang diamati (O =
observed) ddengan frekuensi yang diharapkan (E=Expected). Uji kai kuadrat
(dilambangkan dengan "χ2" dari huruf Yunani "Chi" dilafalkan "Kai") digunakan untuk
menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun dependennya
berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua
peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit. Misalnya ingin mengetahui
hubungan antara status gizi ibu (baik atau kurang) dengan kejadian BBLR (ya atau
tidak). Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi
hasil observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut
meyakinkan jika harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang
ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel χ2).
Istilah dalam Chi Square
1. Titik kritis (alpha), merupakan nilai peluang dari tingkat kesalahan yang
dapat diterima. Nilai yang sering digunakan yaitu 0.05 (5%). nilai ini
ditentukan oleh peneliti sebelumnya.
2. Degree of freedom (df), atau derajat kebebasan. menentukan nilai degree of
freedom ini berbeda-beda tiap metode yang digunakan. tapi umumnya jumlah
sampel(n)-1.
3. Nilai tabel chi-square. Merupakan nilai batas tolak atau terima hipotesis
awal. Inilah yang akan dicari
Uji Normalitas dan Homogenitas adalah dua jenis uji yang berbeda namun
banyak mahasiswa yang seolah menganggap keduanya adalah satu jenis uji yang
sama dengan istilah yang berbeda.
Uji normalitas digunakan sebagai syarat atau asumsi dari berbagai uji parametris,
misalnya uji regresi linear, uji Anova, Uji Ancova, Uji Manova, Uji Independen T
Test, Uji Paired T Test dan berbagai uji lainnya, baik analisis multivariat ataupun
univariat.
Uji homogenitas berbeda dengan uji normalitas meskipun sama-sama
digunakan sebagai syarat dalam uji parametris. Letak perbedannya adalah, jika
uji normalitas diperlukan pada semua uji parametris, maka uji homogenitas
tidak selalu digunakan. Uji homogenitas hanya digunakan pada uji parametris yang
menguji perbedaan antara kedua kelompok atau beberapa kelompok yang berbeda
subjeknya atau sumber datanya. Oleh karena itu, uji homogenitas diperlukan
sebagai asumsi dari uji independen t test dan uji Anova. Sedangkan pada uji regresi
linear, homogenitas tidak diperlukan sebagai syarat sebab uji regresi linear tidak
menguji perbedaan beberapa kelompok.
Konsekuensi jika asumsi homogenitas tidak terpenuhi, maka yang harus dilakukan
oleh peneliti juga berbeda-beda tergantung pada analisis hipotesis yang utama.
Misalkan pada uji Anova, jika asumsi homogenitas tidak terpenuhi, maka peneliti
dapat menggunakan koreksi oleh uji brown forsythe atau welch’s F. Sedangkan jika
asumsi homogenitas tidak terpenuhi apda uji independen t test, peneliti dapat
menggunakan uji independen t test unequal variance atau menggunakan uji
indepeden welch’s test.
CHI SQUARE UNTUK TES INDEPENDENSI
Pengujian hipotesis independensi merupakan pengujian hipotesis ketidak
tergantungan (kebebasan) suatu pengelompokan hasil penelitian (sampel) dari
populasi terhadap kategori populasi lain. Pengujian tersebut menggunakan tabel
kontingensi (tabel silang) b x k, b=baris dan k-kolom, dengan b ≥ 2 dan k ≥ 2.
KASUS
Seorang peneliti ingin meneliti hubungan antara melakukan hubungan seksual usia
dini dengan kejadian kanker serviks.
Langkah-langkah melakukan uji chi square :
1. Buka SPSS
2. Klik variabel View
3. Isi nama variabel sesuai definisi operasional
4. Klik value untuk mengisi kategori/keterangan pada nilai, kemudian klik add
5. Kopi data dari file excel
Interpretasi
Tabel case processing summary
Tabel ini menerangkan jumlah data yang dianalsisi. Pada tabel terlihat jumlah data
valid sejumlah 30 dengan persentase 100% serta data hilang (missing) 0%.
Uji statistik parametrik adalah suatu pengujian yang modelnya menerapkan adanya
asumsi atau syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan
sumber sampel penelitiannya. Pertanyaannya apakah syarat yang dituntut dalam uji
statistik tersebut?Syarat-syarat tersebut yaitu asumsi normalitas data, homogenitas,
multikolinieritas, dan jenis skala data.
Uji asumsi normalitas yaitu suatu pengujian yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu set data sudah sesuai dimodelan oleh distribusi normal atau tidak,
atau menghitung seberapa besar kemungkinan variabel acak sudah terdistribusi
secara normal.
Uji asumsi normalitas yang lebih kompleks dan lengkap disebut dengan uji
kesesuaian model (goodness of fit) dimaksudkan untuk menguji apakah model yang
diusulkan memiliki kesesuaian (fit) dengan data atau tidak.Suatu model dikatakan fit
apabila matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi estimasi.
CONTOH
Seorang peneliti ingin melihat normalitas data pada perawat rumah sakit X dalam
menentukan mekanisme gaji yang diinginkan dengan data yang ada pada excel.
Langkah-langkah melakukan uji Goodness of fit
1. Buat penamaan variabel pada variabel view
Observed Expected
N N Residual
Remunisasi 6 6.0 .0
TPP 7 6.0 1.0
Jasa Medis 7 6.0 1.0
Jasa medis & TPP 4 6.0 -2.0
Remun,jasa 6 6.0 .0
medis,TPP
Total 30
Test
Statistics Pilihan
Chi- 1.000a
Square
Df 4
Asymp. .910
Sig.
Tes untuk membuktikan bahwa dalam populasi yang berbeda terdapat beberapa
kesamaan proporsi karakteristik. Ciri khasnya yaitu apakah ada perbedaan proporsi
dari beberapa sampel. Contoh kasus peneliti ingin meneliti nilai statistik pada kelas
reguler, transfer dan Ners dengan data pada excel.
Langkah yang dilakukan yaitu :
1. Buat variabel pada variabel view
4. Setelah itu ada dialog sebagai berikut, masukkan kelas dalam gruping
variabel, dan nilai dalam indepependent, lalu klik define range. Isi minimum 1
dan maksimum 3, karena kita ada 3 kelompok.
Group Statistics
Valid N (listwise)
Test Results
Box's M .387
F Approx. .186
df1 2
df2 2547.218
Sig. .830
Catatan :
Box’s M : Manova prints barrlet-Box F Test Statistics