Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik
bersifat abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia, dan alam semesta.
Sehingga untuk memahami masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya
pemetaan-pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari
luasnya ruang lingkup filsafat.
Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembagasan pokok atau
bagian yaitu: epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagian kita
memperoleh pengetahuan. Ontologiy atau teori hakikat yang membahas tentang
hakikat segala sesuatu yang melahirkan pengetahuan dan aksiologi atau teori
nilai yang membahas tentang guna pengetahuan. Mempelajari ketiga cabang
tersebut sangatlah penting dalam memahami filsafat yang begitu luas ruang
lingkup dan pembahasannya.
Ketiga teori diatas sebenarnya sama-sama membahas tentang hakikat, hanya
saja berangkat dari hal yang berbeda dan tujuan yang beda pula. Epistemologi
sebagai teori pengetahuan membahas tentang bagaimana mendapat pengetahuan,
bagaimana kita bisa tahu dan dapat membedakan dengan yang lain. Ontology
membahas tentang apa objek yang kita kaji, bagaimana wujudnya yang hakiki
dan hubungannya dengan daya piker. Sedangkan aksiologi sebagai teori nilai
membahas tentang pengetahuan kita akan pengetahuan diatas, klasifikasi, tujuan
dan perkembangannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat masalah yang harus diselesaikan
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari ontologi?
1.2.2 Apa pengertian dari epistemologi?
1.2.3 Apa pengertian aksiologi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.3.1 Memahami pengertian dari ontologi.
1.3.2 Memahami pengertian dari epistemology.
1.3.3 Mengetahui pengertian aksiologi.

1
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh pembaca dan penulis dari makalah ini
yaitu:
1.4.1 Manfaat Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca melalui tulisan makalah ini adalah pembaca bisa
lebih mengetahui dan memahami apa itu ontology, epistemology,
aksiologi. Selain itu, diharapkan makalah ini dapat bermanfaat
dikehidupan sehari-hari pembaca.
1.4.2 Manfaat bagi Penulis
Melalui makalah ini, penulis dapat membagikan informasi dan ilmu
kepada pembaca tentang ontology, epistemology, aksiologi. Selain itu
penulis juga dapat melatih diri untuk menggabungkan hasil bacaan dari
berbagai sumber yang tentunya dapat menambah wawasan bagi penulis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ontologi

Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ontos berarti yang berada atau (being)
dan logos berarti pikiran atau (logic). Jadi, ontologi berarti ilmu yang membahas
tentang hakekat sesuatu yang ada / berada atau dengan kata lain artinya ilmu yang
mempelajari tentang ‘yang ada’ atau yang dapat dikatakan berujud dan berdasarkan
pada logika. Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang
telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Disisi lain, ontologi filsafat
cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam
dari sesuatu yang ada.

Objek kajian Ontologi disebut “Ada” maksudnya berupa benda yang terdiri dari
alam, manusi individu, umum, terbatas dan tidak terbatas atau ( jiwa ). Di dalam
ontologi juga terdapat aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang ada berasal dari
satu sumber.

Dalam aspek Ontologi diperlukan dari landasan landasan dari sebuah pernyataan
pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan
metafisika. Metafisika merupan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan atau
perubahan yang berkaitan dengan yang ada atu (bing).

Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan atau / ditelahah


secara:

1. Metodis : menggunakan cara ilmiah.

2. Sisitematis : saling berkaitan satu sama yang lain secara beratur dalam satu
keseluruhan.
3. Koheren : unsur unsur harus bertautan tidak boleh mengandung uraian yang
bertentangan.

 Rasional : harus berdasarkan pada kaidah berpikir yang benar(logis).

 Komprehensif: Melihat objek tidak hanya dari satu sisi/sudut


pandang,melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan.

 Radikal : Diuraikan sampai akar personal,atau esensinya.

3
 Universal : Muatan kebenaranya sampai tingkat umum yang berlaku
dimana saja.

Hakikat dari Ontologi ilmu pengetahuan

1. Ilmu berasal dari riset (penelitian).


2. Tidak ada konsep wahyu
3. Adanya konsep pengetahuan empiris
4. Pengetahuan rasional, bukan keyakinan.
5. Pengetahuan metodologis
6. Pengetahuan observatif
7. Menghargai asas verifikasi (pembuktian).
8. Menghargai asas skeptisisme yang radikal.

Jadi,Ontologi pengetahuan filsafat adalah ilmu yang mempelajari suatu yang ada
atau berwujud berdasarkan logika sehingga dapat diterima oleh banyak orang yang
bersifat rasional dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.

2.2 Pengertian Epistimologi

Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari


dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme berarti
pengetahuan atau kebenaran dan logos berarti pikoran, kata atau teori. Dengan
demikian epistimologi dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenai
pengetahuan. Epistimologi dapat juga diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar
(teori of knowledges). Epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan
tentang asal muasal, sumber, metode, struktur, dan validitas atau kebenaran
pengetahuan.

Istilah epistimologi dipakai pertama kali oleh J.F. Feriere untuk


membedakannya dengan cabang filsafat lain yaitu ontologi (metafisika umum).
Filsafat pengetahuan (Epistimologi) merupakan salah satu cabang filsafat yang
mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Epistimologi merupakan bagian dari
filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan,
asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat-sifat dan kesasihan pengetahuan. Objek
material epistimologi adalah pengetahuan. Objek formal epistimologi adalah hakekat
pengetahuan.

4
Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat.
Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan tersebut. Dalam
aspek epistimologi ini terdapat beberapa logika yaitu:

1. Analogi dalam bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar
terjadinya bentuk-bentuk yang lain.
2. Silogisme adalah penarikan kesimpulan konklusi secara deduktif tidak
langsung, yang konklusinya ditarik dari premis yang disediakan sekaligus.
3. Premis Mayor bersifat umum yang berisi tentang pengetahuan, kebenaran, dan
kepastian.
4. Premis Minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur berfikir dan dail-
dailnya.

Dalam epistimologi diknal dengan 2 aliran yaitu:

1. Rasionalisme : pentingnya akal yang menentukan hasil/keputusan.


2. Empirisme : realita kebenaran terletak pada benda kongkrit yang dapat diindra
karena ilmu atau pengalam impiris.

2.3 Pengertian Aksiologi

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti
nilai. Sedangkan logos berarti teori/ilmu.aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu
yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi
dipahami sebangai teori nilai. Jujun S.suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai
teori yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut
John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu
sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu
yang berharga yang diidamkan oleh setiap insan. Aksiologi adalah ilmu yang
mencirikan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi, aksiologi merupakan
ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan,dan
sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan dijalan
yang baik pula karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu
pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan dijalan yang tidak benar.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak


bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan
nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat dalam usahanya meningkatkan

5
kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam
aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu:

1. Etika

Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-
masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada prilaku, norma,dan adat istiadat
manusia. Etika merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Etika sendiri dalam buku
etika dasar yang ditulis oleh franz magnis suzeno diartikan sebangai pemikiran
kritis,sistematis,dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral
ini sebagaimana sudah dijelaskan diatas adalah norma adat, wejangan, dan adat
istiadat manusia.Dalam etika,nilai kebaikan dari tingkah laku manusia maenjadi
sentral persoalan. Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggung
jawab terhadap dri sendiri,masyarakat, alam maupun terhadap tuhan sebagai sang
pencipta.Dalam perkembangan sejarah etika ada empat teori etika sebagai sistem
filsafat moral yaitu hedonism, eudemonisme, utiliterisme dan deontologi.

2. Estetika

Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai


keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat
unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan
yang utuh menyeluruh.Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan suatu kualitas
objek,melainkan sesuatu yang senantiasa bersangkutan dengan perasaan. Aksiologi
berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu agama,tak dapat dibantah lagi bahwa
kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia,dengan ilmu seseorang
dapat mengubah dunia. Berkaitan dengan hal ini, menurut francis bacon seperti yang
dikutip oleh jujun S. suriasumantri yaitu bahwa pengetahuan adalah kekuasaan. Nilai
kegunaan ilmu untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu
itu digunakan,kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal yaitu:

1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami mereaksi dunia


pemikiran.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup.
3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang hakekat sesuatu yang ada / berada
atau dengan kata lain artinya ilmu yang mempelajari tentang ‘yang ada’ atau yang
dapat dikatakan berujud dan berdasarkan pada logika. Sedangkan, menurut istilah
adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun
secara rohani.

Epistimologi merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan tentang


terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas,
sifat-sifat dan kesasihan pengetahuan. Objek material epistimologi adalah
pengetahuan. Objek formal epistimologi adalah hakekat pengetahuan.

Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang


sebenarnya dari pengetahuan,dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang
sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya dan dijalan yang baik pula karena akhir-akhir ini banyak sekali yang
mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan dijalan yang tidak benar.

3.2 Saran
Saran kami adalah supaya pembaca lebih mengetahui tentang materi dari
aliran filsafat pendidikan moderen ditinjau dari ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf pada pembaca apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai