Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENGATURAN POLA HIDUP SEHAT PASIEN DENGAN PENYAKIT

GAGAL JANTUNG KONGESTIF”


DI RUANG ICU (INTENSIVE CARE UNIT) RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Gadar dan Kritis
Ibu Rizeki Dwi Fibriansari, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun Oleh:
1. RIZKY BAGAS PUTRA NIM (172303101041)
2. NUR HALIZA NIM (172303101066)
3. FARA OKTAVIA NIM (172303101026)
4. ARIE JULITA PRABANDARI NIM (172303101027)
5. AULIA FAYLINA RAHMAN NIM (172303101036)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pengaturan pola hidup sehat pasien dengan penyakit gagal jantung
kongestif (CHF)
Pokok bahasan : Pengaturan Diet dan Aktivitas
Sasaran : Keluarga pasien
Waktu : 30 menit
Hari, tanggal : Jum’at, 01 November 2019
Pukul : 10.00-10.30
Tempat : Ruang ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang
Pembicara : Kelompok B4

I. LATAR BELAKANG
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) merupakan penyebab
kematian nomor satu di dunia (PUSDATIN, 2013). Negara Indonesia menduduki peringkat
ke empat penderita gagal jantung kongestif terbanyak di Asia Tenggara setelah negara
Filipina, Myanmar dan laos(Lam, 2015).
Prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 229.696
orang, sedangkan berdasarkan gejalayang di diagnosis oleh dokter sebesar 530.068 orang.
Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah terbanyak nomor 3 yaitu
sebanyak 43.361 orang, setelah Jawa Timur dengan jumlah 54.826 orang dan jawa Barat
dengan jumlah 45.027 orang dari 33 provinsi yang ada di Indonesia (PUSDATIN, 2013).
Dengan melihat kondisi tersebut, menjadi latar belakang kami melakukan
penyuluhan kesehatan kepada keluarga pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) Rumah
Sakit Bhayang kara Lumajang, dengan tema “Pengaturan pola hidup sehat pasien dengan
penyakit gagal jantung kongestif (CHF)”.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran dapat
memahami apa itu penyakit jantung kongestif dan bagaimana pentingnya
pengaturan diet dan aktivitas pada pasien gagal jantung
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan
dapat menjelaskan kembali tentang :

a. Menyebutkan kembali pengertian gagal jantung


b. Memahami penyebab terjadinya gagal jantung
c. Memahami tanda dan gejala gagal jantung
d. Menyebutkan diet dan aktivitas yang dianjurkan pada klien gagal jantung
III. Metode Penyuluhan
Metode promosi kesehatan yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan promosi kesehatan antara lain :
1. Leaflet
2. LCD
V. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Waktu Penanggu jawab
Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 menit 1. Moderator
2. Memperkenalkan diri kepad audien 2. Mendengarkan dan memperhatikan 2. Moderator
3. Menanyakan keadaan audien 3. Menjawab pertanyaan 3. Moderator
4. Menjelaskan tujuan pertemuan 4. Memperhatikan 4. Moderator
5. Menjelaskan kontrak waktu kepada audien 5. Memperhatikan 5. Moderator
6. Menggali pengetahuan audien terkait penyakit 6. Menjawab semampu pengetahuan 6. Moderator
gagal jantunng kongestif audien dan pemateri
Pelaksanaan Menyampaikan materi Memperhatikan dan mengajukan 15 menit Pemateri
1. Penyampaian 1. Menjelaskan tentang Pengertian gagal jantung pertanyaan bila ada yang belum dipahami
materi kongestif
2. Tanya jawab
2. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya gagal
jantung kongestif
3. Menjelaskan tanda dan gejala pada pasien gagal
jantung kongestif
4. Menjelaskan diet dan aktivitas yang dianjurkan bagi
pasien gagal jantung kongestif

Penutup 1. Mengevaluasi pengetahuan audien terkait 1. Menjawab pertanyaan 10 menit Pemateri


materi yang sudah dijelaskan 2. Memperhatikan
2. Membuat kesimpulan 3. Memperhatikan
3. Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam 4. Menjawab salam

VI. Setting tempat


O K Keterangan :
P : Pemateri A : Audiance
D
A A

A A A M : Moderator K : Konsumsi

P M O : Observer D : Dokumentasi
VII. Pengorganisasian Kelompok
1. Pemateri : Fara Oktavia
2. Moderator : Arie Julita Prabandari
3. Observer : Nur Haliza
4. Dokumentasi : Rizky Bagas Putra
5. Konsumsi dan Perkap : Aulia Faylina Rahman

VIII. Materi
Terlampir

IX. Evaluasi

Evaluasi Struktural

1. Sasaran hadir ditempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan


2. Penyelenggaraan di ruang ICU (Intensive Care Unit) RS Bhayangkara Lumajang
3. Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
Evaluasi Proses

1. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan


2. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara berakhir
3. Sasaran mengajukan pertanyaan
4. Petugas melaksanakan penyuluhan sesuai yang direncanakan
Evaluasi Hasil

1. Jumlah audiens > 70% dari undangan yang direncanakan


2. Sebanyak 70% audiens memahamai materi yang disampaikan
Lampiran Materi Penyuluhan Kesehatan

GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)

A. Pengertian
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume
diastolic secara abnormal (Mansjoer, 2001).
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer& Bare, 2001)

B. Penyebab
Ada beberapa penyebab dari gagal jantung :
a. Kelainan Otot Jantung
Menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung
b. Aterosklerosis Koroner
Menyebabkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung.
Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat)
c. Hipertensi Sistemik Atau Pulmonal
Meningkatnya beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrophi serabut
otot jantung

d. Peradangan Dan Penyakit Miokardium Degeneratif


Sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.

e. Penyakit jantung lain


Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade perikardium, perikarditis
konstruktif, stenosis katup AV.

f. Faktor Sisitemik
Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan curah jantung
untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat
menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit juga dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
(Brunner&Suddarth, 2002 ).
C. Tanda dan gejala
Gagal Jantung Kiri :
a. Sesak nafas ,Terjadi akibat penimbunan cairan dalam paru-paru dan mengganggu
pertukaran gas. Beberapa pasien dapat mengalami sesak nafas pada malam hari yang
dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND)
b. Batuk
c. Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga
terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang
terjadi karena distress pernafasan dan batuk
d. Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress
akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik
Gagal Jantung Kanan

a. Oedema pada alat gerak bawah, biasanya oedema pitting, penambahan BB.
b. Hepatomegali atau pembesaran pada hati dan nyeri tekan atas perut terjadi akibat
pembesaran vena hati
c. Tidak nafsu makan dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen
d. Sering kencing di malam hari
e. Kelemahan

D. Pengaturan diet dan aktivitas bagi penderita gagal jantung kongestif (CHF)
1. Diet rendah kolestrol atau rendah lemak
Bukan berarti penderita penyakit jantung tidak boleh mengonsumsi makanan yang berlemak sama
sekali, karena sebenarnya hampir setiap sumber makanan – kecuali sayur dan buah-buahan-
mengandung lemak di dalamnya. Sehingga tidak mungkin untuk menghindari lemak, yang harus
dilakukan adalah membatasi kadar lemak yang dimakan. Menurut Asosiasi Dietisien Indonesia,
penderita penyakit jantung sebaiknya diberikan 25-30% lemak dari total kalori yang dibutuhkan
dalam sehari, dengan 10% yang berasal dari lemak jenuh dan 10-15% lemak tidak jenuh. Jika total
kebutuhan kalori dalam sehari pasien sebesar 2000 kalori, maka lemak yang harus diberikan yaitu
berkisar 55 hingga 66 gram lemak.
Sedangkan hindari juga makanan yang tinggi kolesterol seperti kerang, udang, susu full cream, serta
berbagai jeroan. Hal ini harus dihindari, apalagi untuk pasien yang memiliki dislipidemia yaitu
kadar lemak total dalam tubuhnya tinggi. Untuk penggunaan minyak, gunakanlah minyak jagung,
minyak kedelai, mentega/margarin dan semua dipakai dalam jumlah yang terbatas, tidak dianjurkan
digunakan untuk menggoreng. Sedangkan pemakaian minyak kelapa sawit dan santan kental harus
dihindari.

2. Garam (Sodium)

Salah satu langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah untuk mengurangi jumlah garam
(Sodium) dalam diet . Makanan yang tampaknya tidak "asin" dapat memiliki garam
(natrium) tersembunyi. Hal ini menyebabkan cairan ekstraselular pindah ke intravaskular
sehingga jantung bekerja lebih keras. The Heart and Stroke Foundation merekomendasikan
bahwa gizi masyarakat Kanada tidak lebih dari 2.300 mg natrium (sekitar 1 sdt / 5 mL
garam) total per hari dari makanan olahan dan garam ditambahkan selama makan.

Bagi mereka yang mengalami gagal jantung, konsumsi garam harus dibatasi yaitu, tidak
lebih dari 2.000 mg per hari. Bagi mereka yang telah didiagnosa dengan tekanan darah
tinggi (hipertensi), atau mereka yang sensitif, asupan natrium harus dibatasi sampai 1.500
mg (2 / 3 sdt) sehari. Penderita gagal jantung juga hendaknya menghindari:

a. natrium tinggi pada makanan olahan, minuman atau bumbu


b. Makanan cepat saji
c. daging asap, daging asin
d. makanan kaleng (tidak termasuk buah-buahan)
e. Acar sayuran
f. snack asin
g. Soya saus
h. Bila memungkinkan, ganti garam biasa dengan garam rendah sodium.
3. Serat

Penderita gagal jantung cenderung mengalami keterbatasan dalam aktivitas fisik. Karena
adanya kongesti cairan ke sentral. Oleh sebab itu beberapa metode pengobatan
menggunakan diuretic untuk mengurangi jumlah cairan yang ada Faktor-faktor ini dapat
mengakibatkan sembelit yang menyebabkan ketegangan pada jantung. Sembelit ini dapat
diatasi dengan meningkatkan serat dalam diet. Serat ditemukan pada sereal gandum, roti,
kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran.

4. Cairan

Asupan cairan harus dibatasi perharinya, sesuai kondisi pasien. Ini mencakup semua jenis
cairan yang diminum, pada saat makan dan antara waktu makan. Jika natrium darah berada
pada tingkat yang rendah, pasien mungkin harus secara drastis mengurangi asupan cairan
agar tubuh dapat mengimbangi kadar natrium darah.

Pedoman pilihan makanan untuk sodium 2000 mg

Jenis makanan Dianjurkan Dihindari

Roti, beras, pasta dan sereal Muffin inggris, kraker yang Roti manis, biscuit,
tidak asin, nasi dan pasta krakerasin, sereal instan
yang dimasak tanpa garam
Sayuran Semua sayuran segar, saus Sayuran kaleng, jus tomat
tomat (tanpa garam), sayuran dan sayuran dalam
rendah garam dan jus sayuran kemasan

Buah Semua buah segar Buah kering (umumnya


tinggi kandungan sodium)

Susudan produk susu Susu skim, yogurt rendah Susu cokelat, susu krim,
lemak, dibatasi 2 cangkir susu kental manis, es
(500 ml) per hari.keju rendah krim,
garam, dibatasi 84 gr keju per
minggu

Daging, ikan,telur Daging,ikan,telur segar, Daging, ikan yang diasap,


dagin gmerah, tuna, salmon dikalengkan dan
yang di rendam pada air diasinkan, hotdog, sarden.
untuk melarutkan garam.

Lemak Margarine non hidtogenated, Batasi penggunaan selai


bebas garam, mayonnaise kacang
rendah kalori

Makanan tinggi potassium Jeruk, pisang, jus buah,


apricot, bayam, tomat segar

5. Pembatasan Aktivitas Fisik


Pembatasan aktivitas fisik yang ketat merupakan tindakan awal yang sederhana namun
sangat tepat dalam penanganan gagal jantung. Tetapi harus diperhatikan jangan sampai
memaksakan larangan yang tidak perlu untuk menghindari kelemahan otot-otot rangka.
Kini telah diketahui bahwa kelemahan otot rangka dapat mengakibatkan intoleransi
terhadap aktifitas fisik. Tirah baring dan aktivitas yang terbatas juga dapat menyebabkan
flebotrombosis. Pemberian antikoagulansia mungkin diperlukan pada pembatasan aktivitas
yang ketat untuk mengendalikan gejala
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC, Jakarta.

Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.

Nursalam. M.Nurs, Managemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional, 2002, Salemba Medika, Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar KeperawatanMedikal-Bedah Brunner &Suddarth (Vol.2).


Jakarta: EGC
LEMBAR OBSERVASI

Nama :

Tanggal Pelaksanaan :

Tempat Pelaksanaan :

KETERANGAN
NO. KEGIATAN HASIL OBSERVASI
Tidak
Dilaksanakan
dilaksanakan

1. Persiapan 1) Tanggal pelaksanaan


sesuai dengan
proposal
2) Susunan acara sesuai
dengan proposal
3) Susunan
pengorganisasian telah
dibentuk sesuai
dengan proposal
4) Penyebaran informasi
kegiatan telah
dilakukan H-1
5) Layout penyampaian
sesuai dengan
proposal

2. Pelaksanaan 1) Tugas terlaksana


sesuai dengan jobdisk
per individu
a) Mengucapkan
salam
b) Memperkenalkan
diri
c) Menanyakan
keadaan audien
d) Menjelaskan tujuan
pertemuan
e) Menjelaskan
kontrak waktu
f) Menggali
pengetahuan
tentang gagal
jantung kongestif
2) Durasi waktu kegiatan
sesuai dengan
proposal
a) Pembukaan 5
menit
b) Penyampaian
materii 15 menit
c) Tanya jawab dan
penutup 10 menit
3) Materi yang
disampaikan sesuai
dengan isi proposal
a) Pengertian gagal
jantung kongestif
b) Penyebab gagal
jantung kongestif
c) Tanda dan gejala
gagal jantung
kongestif
d) Pengaturan diet dan
membatasan
aktivitas bag
penderita ggal
jantung kongestif
4) Penyampaian materi
tidak menyimpang (
mengenai gagal
jantung kongestif )
5) Diskusi berjalan aktif.
a) Terdapat
kurang lebih 3
audien yang
bertanya
b) 3 audiens bisa
menyebutkan
kembali yang
di sampaikan
c) Memberi
reinforcement

3. Hasil 1) Materi yang


disampaikan bisa
diterima dengan baik
oleh peserta dengan
melakukan feedback
a) Tanya jawab
pemateri
dengan
audiens (
feedback )
2) Tidak ada peserta
yang meninggalkan
tempat
3) Berapa % jumlah
peserta yang hadir
dari target yang
ditentukan
4) Susunan acara
berjalan sesuai
dengan proposal
5) Setiap penanggung
jawab menjalankan
tugas dan fungsi
masing-masing.
a) Moderator
b) Pemateri
c) Observer
d) Dokumentasi
e) Konsumsi dan
Perkap
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA

TANGGAL ………………… 2019

Ketua Kelompok Observer

………………………………. ……………………………….

NIM : NIM :

Mengetahui

Pembimbing Akademi Pembimbing Klinik

………………………………. ……………………………….
NIP : NIP :

Anda mungkin juga menyukai