Disuatu malam, seorang raja dan ratu sedang berbincang mengenai masa depan
kerajaannya. Raja yang sedang sakit khawatir akan keadaan kerajaan setelah nanti
baliau tiada. Beliau mencoba menceritakan kepada isteri tercintanya yang sedang
merias diri.
Boy: “Jadi begini, Dinda. Aku teringat akan perjodohan antara putra kita, Esa
Andaka, dengan Kalpika putri Paramita yang kulakukan dahulu. Saat ini keadaan
kerajaan membutuhkan penerus. Karena itu, aku akan menikahkan Esa Andaka
segera.
Etik: “Baiklah, Baginda. Jika menurutmu itu yang terbaik maka lakukanlah.”
(mengakhiri perbincangan dan kembali ke meja riasnya)
Adegan 2
Boy: “Aku merasa umurku tidak akan lama lagi. Kepada siapakah tahta ini akan ku
berikan? Sementara putra semata wayangku belum menikah. Sebagai penasihat, apa
pendapatmu tentang hal ini?”
Mella: “Jangan berpikir seperti itu, Baginda. Tahta raja memang seharusnya
diserahkan kepada putra kandungmu, Esa Andaka.Ku pikir Putra Esa telah siap untuk
menanggung beban kerajaan. Jika itu yang jadi permasalahannya, bagaimana jika kita
mengadakan sayembara?”
Boy: “Dulu, aku pernah menjodohkan putraku dengan putri Paramarta, yaitu Kalpika.
Tapi aku tak tahu keberadaan mereka sekarang dimana.”
Mella: “Baginda, cobalah kau utus putramu untuk mencari Kalpika. Jika tidak
ditemukan maka sayembaralah yang menjadi jalan terakhir.’
Adegan 3
Pada suatu pagi, keadaan kerajaan tidak begitu sibuk. Raja Surya Dwipangga sedang
bersiap untuk mengabarkan berita pencarian kepada putranya yang saat ini sedang
bermain panahan. Tanpa sengaja, ia berpapasan dengan Cendhala yang akan menuju
ke arah Putra Esa Andaka.
Boy: “tolong kau panggilkan teman kecilmu itu untuk menghadap kepadaku.”
Desi: “ aku tidak tahu, Baginda hanya menyuruhku untuk memanggilmu saja.”
Boy: “Nak, aku akan membicarakan hal yang sangat serius denganmu, tentangku dan
masa depan kerajaan ini. Tak lama lagi tahta ini akan ku serahkan padamu, karena
kau putraku. Tapi saat ini kau masih belum menikah, dulu, kau pernah dijodohkan
dengan putri teman ayah yang berasal dari kampung, ia bernama Anggara, sedangkan
putrinya bernama Kalpika. sekarang ayah tidak tahu keberadaan mereka. Cobalah kau
ajak temanmu untuk mencarinya.”
Langkah kaki cendhala tiba-tiba terhenti mendengar bahwa teman masa kecilnya
akan dijodohkan dengan seorang wanita. Hatinya terguncang mendengar semua itu,
hati yang selama ini memendam rasa.
Pada sudut yang lainnya, ternyata Ratu Gahana memerhatikan gerak gerik Cendhala
dan menyimpulkan bahwa selama ini Cendhala mempunyai perasaan lebih kepada
Putra Esa.
Etik: “hey, Cendhala. Kemarilah. Apakah kau menyukai putraku? Aku tahu. Aku juga
sebenarnya tidak menyukai anak kampung itu, maka nanti pada saat pencarian
buatlah anakku tersesat agar tidak bisa menemukan keberadaan anak itu.”
Desi: “baik ratu, demi cintaku dan atas perintahmu, akan ku lakukan.”
Adegan 4
Pencarian pun dimulai, begitupun dengan siasat licik Cendhala dengan Ratu Gahana.
Ditengah perjalanan, Cendhala mengganti arah suatu desa menuju ke hutan, sehingga
Putra Esa tidak dapat menemukan satupun penduduk. Akhirnya mereka kembali
dengan tangan hampa.
Boy: “bagaimana ini? Baiklah, akan aku adakan sayembara untuk mendapatkan
pendampingmu. Tolong panggilkan Jalanidhi kemari, nak.”
Adegan 5
Tibalah Jalanidhi ke suatu kampung, tepatnya berada di suatu pasar yang ramai.
Seorang rentenir sedang menagih hutang kepada nasabahnya, penjual sedang
melayani pembeli, dan pembeli sedang memilih berbagai macam buah dan sayur.
Jalanidhi menyuruh mereka untuk berkumpul.
Tidak memikirkan harus dari golongan mana, sayembara ini berlaku untuk semua
wanita lajang.
Dimohon untuk mempersiapkan bakat untuk dipertunjukan kepada kami. Akan ada
penilaian khusus akan hal itu.
Terima kasih,
Ttd
Wulan: “iyaa.. kabar menghebohkan. Putra Raja sedang mencari pendamping hidup,
besok akan diadakan sayembara. Syaratnya hanya harus menampilkan bakat. Nah,
kebetulan sekali kau pandai menari. Cobalah dahulu, Pika..”
Aniza: “Tidak! (sambil memalingkan wajah) aku merasa tidak pantas jika harus
disandingkan dengan Putra Esa. “
Wulan: “Ayolaah, lagipula kau cantik, raja tidak mengkhususkan dari golongan mana
seharusnya pendamping putra Esa. “
Aniza: “hmm.. bagaimana ya? Aku bingung, ku putuskan nanti setelah aku meminta
izin kepada ibuku.”