PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan,
perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan
kesiapan untuk memelihara bayi.
Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan
anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan
trimester III kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem
pencernaan, perubahan sistem perkemihan, dan perubahan sistem muskuloskeletal.
Dari masa kehamilan, persalinan dan nifas tentunya akan mengalami perbedaan dan
perubahan fisiologis pada sistem-sistem yang terjadi di dalamnya, salah satunya adalah
perubahan fisiologis masa nifas pada sistem musculoskeletal dan kadiovaskuler. Mengingat
adanya perubahan itulah maka penyusun membuat makalah yang membahas tentang perubahan
sistem kardiovaskuler dan musculoskeletal pada masa kehamilan.
B. TUJUAN
Mengetahui perubahan perubahan fisiologis yang terjadi pada system muskuloskeletal dan
kardiovaskuler ibu nifas.
Mengetahui masalah sistem muskuloskeletal dan kardiovaskuler pada ibu nifas
BAB II
PEMBAHASAN
Peritoneum adalah membran berkilau yang melapisi semua organ perut. Dengan
mengeluarkan cairan peritoneal, membran ini memungkinkan isi perut bergerak dengan lancar
selama pengolahan makanan di usus. Luas permukaan peritoneum sama besar dengan permukaan
kulit, sekitar dua meter persegi.
Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6
minggu. Pada saat wanita asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdonimis, sehingga
sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis, dan kulit.
2. Kulit Abdomen
Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh yang
berada di antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata lainnya. Pada
arthropoda, abdomen adalah bagian paling posterior tubuh, yang berada di belakang thorax atau
cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum, sering pula disebut dengan perut.
Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh abdomen disebut cavitas abdominalis atau rongga
perut.
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur hingga
berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal kembali dalam beberapa
minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.
3. Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen. Striae
pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang
samar. Tingkat diastasis muskulus trektus abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui
keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan
lama pengembalian tonis otot menjadi normal.
4. Perubahan Ligamen
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut
liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang
ligametum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
5. Simpisis pubis
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan
mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain : nyeri tekan pada pubis
disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur ataupun waktu berjalan. Pemisahan
simpisis dapat dipalapasi. Gejala ii dapat menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca
meahirkan, bahkan ada yang menetap.
GEJALA PERUBAHAN SISEM MUSKULOSKELETAL
Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca partum antara lain :
1. Nyeri punggung bawah
2. Sakit kelapa dan nyeri leher
3. Nyeri pelvis posterior
4. Disfungsi simpisis pubis
5. Diastasis rekti
6. Osteoporosis akibat kehamilan
7. Disfungsi rongga panggul
Walaupun begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil tidak akan terganggu.
Namun pada ibu hamil denngan riwayat penyakit jantung, kondisi ini memperburuk keadaan.
Sehingga seorang wanita dengan penyakit atau gangguan pada jantung sebaiknya berkonsultasi
dulu dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan
Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada kehamilan 6 – 8 minggu dan akan
mencapai maksimum pada kehamilan mendekati 32 – 34 minggu. Peningkatan volume darah
meliputi volume plasma, sel darah merah dan sel darah putih. Volume plasma meningkat 40 – 50
%, sedangkan sel darah merah meningkat 15 – 20 % yang menyebabkan terjadinya anemia
fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %). Oleh karena adanya hemodilusi,
viskositas darah menurun kurang lebih 20%. Mekanisme yang pasti peningkatan volume darah
ini belum diketahui, tetapi beberapa hormon seperti rennin-angiotensin-aldosteron, atrial
natriuretic peptide, estrogen, progresteron mungkin berperan dalam mekanisme tersebut. Volume
darah, factor I, VII, X, XII dan fibrinogen meningkat. Pada proses kehamilan, dengan
bertambahnya umur kehamilan, jumlah trombosit menurun. Perubahan perubahan ini adalah
untuk perlindungan terhadap perdarahan katastropik tetapi juga akan merupakan predisposisi
terhadap fenomena tromboemboli. Karena plasenta kaya akan tromboplastin, maka bila terjadi
Solusio plasentae terdapat risiko terjadinya DIC.
Peningkatan volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :
1) Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena ada pembesaran uterus dan unit
foeto-plasenta.
2) Mengisi peningkatan resevoir vena.
3) Melindungi ibu terhadap perdarahan pada saat melahirkan.
4) Selama kehamilan ibu menjadi hiperkoagulopati.
Delapan minggu setelah melahirkan, volume darah kembali normal.
Perubahan Sistem Muskoloskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik secara hormonal dengan efek
relaksasi jaringan persendian juga secara postural dari berpindahnya pusat gravitasi.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal ini
terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan kesempatan
pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan, tulang pubik
melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis
bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil, pada ibu hamil hal ini menyebabkan sakit
pinggang. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam
abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan
tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung
pada beberapa wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang
disebabkan lordosis yang besar dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan
menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964). Ligament
rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri
pada ligament tersebut.
Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada sistem muskuloskeletal. Bersamaan
dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang
belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada ibu hamil. Lordosis progresif merupakan
gambaran karakteristik pada kehamilan normal.
Mobilitas sendi sakroiliaka, sakro koksigeal, sendi pubis bertambah besar & menyebabkan rasa
tidak nyaman dibagian bawah punggung khususnya pada akhir kehamilan mengakibatkan rasa
pegal, mati rasa dan lemah dialami pada anggota badan atas