Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan manusia mempunyai karakter


pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda - beda dalam menyelesaikan siklus
hidupnya. Pada dasarnya semua jenis tanaman dapat tumbuh dan berkembang tanpa
campur tangan manusia, namun ada beberapa macam tanaman yang pertumbuhannya
menjadi lebih optimal bila ada campur tangan manusia. Untuk mengetahui karakter
pertumbuhan tanaman maka kita harus pahami dulu siklus pertumbuhan dan
perkembangan tanaman mulai dari biji hingga menjadi biji lagi sebagaimana yang
dapat kita lihat dalam gambar 1.1

Gambar 1.1 Siklus Pertumbuhan Tanaman

Sumber :

Berdasarkan siklus pertumbuhan tanaman tersebut kita dapat mengidentifikasi


karakter pertumbuhan tanaman yang pada satu atau lebih dari tahapan
pertumbuhannya memerlukan perlakuan khusus melalui campur tangan manusia
sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

1
a. Biji tanaman dapat tumbuh menjadi bibit melalui proses perkecambahan bila diberi
kondisi lingkungan yang dikehendaki. Pada biji - bijian tanaman tertentu ada yang
sulit berkecambah walaupun sudah diberi lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhannya. Biji - bijian yang demikian inilah yang memerlukan perlakuan
khusus, contohnya adalah pada biji kemiri, biji melinjo, biji sengon (albasia), dan
sebagainya.

b. Biji yang sudah berkecambah akan tumbuh menjadi bibit dan bibit akan tumbuh
menjadi tanaman. Pada tanaman - tanaman tertentu ada yang pertumbuhannya tidak
dapat tegak ke atas karena sifatpertumbuhannya menjalar/merambat sehingga untuk
dapat tumbuh secara optimal dia memerlukan pegangan atau rambatan. Bila tidak
diberi pegangan atau rambatan maka pertumbuhannya akan jatuh di permukaan tanah
dan ini akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil. Contoh dari tanaman -
tanaman yang karakter pertumbuhannya merambat dan perlu pegangan adalah kacang
panjang, timun, tomat, paria dan sebagainya.

c. Tanaman yang telah cukup dewasa dan cukup umur akan memasuki fase generatif
yang ditandai dengan diiukuti dengan keluarnya bunga. Namun demikian ada
beberapa tanaman yang walaupun tumbuh di lingkungan yang sesuai, sudah cukup
umur dan sudah waktunya berbuah tetapi bunga yang nantinya diharapkan menjadi
buah tidak kunjung tiba. Tanaman - tanaman seperti ini perlu dirangsang dengan
perlakuan khusus agar cepat berbunga. Tanaman yang mempunyai karakter demikian
biasanya adalah tanaman - tanaman buah tahunan.

d. Bila kita amati tanaman – tanaman di sekitar kita kadang- kadang dijumpai
tanaman yang selalu berbunga dengan lebat namun kita tidak pernah menjumpai
buahnya. Mengapa hal ini terjadi? Banyak faktor yang menyebabkan tanaman yang
sudah berbunga tidak mau berbuah yang antara lain karena pada bunga tersebut tidak
pernah terjadi persarian atau terjadi persarian tetapi tidak sesuai dengan persyaratan
sehingga buah tidak mau terbentuk. Contoh tanaman yang demikian adalah anggrek,

2
panili, lengkeng, salak, dan sebagainya. Tanaman - tanaman ini agar dapat
menghasilkan buah perlu perlakuan khusus, dalam hal ini peran manusia sangat
menentukan.

Tujuan pemberian perlakuan khusus pada tanaman adalah untuk meningkatkan


kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Walaupiun tanpa diberi perlakuan khusus
tanaman sudah dapat tumbuh, berkembang, dan berproduksi namun dengan diberi
perlakuan khusus tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan lebih baik sehingga
secara kualitas dan kuantitas hasilnya pun akan meningkat. Hal inilah yang mendasari
penulis untuk melakukan perlakuan khusus pada bibit semangka non biji dan tanaman
sawi hijau.

1.2 Rumusan Masalah

Pertumbuhan benih dan tanaman yang memerlukan perlakuan khusus


antara lain adalah : biji dengan kondisi kulit yang keras dan atau tebal sehingga sulit
berkecambah walaupun sudah disediakan lingkungan yang memadai, tanaman yang
tidak dapat tumbuh tegak karena sifatnya memang merambat sehingga perlu
penopang/lanjaran, tanaman tahunan yang sudah waktunya berbunga tetapi bunganya
tidak pernah muncul serta tanaman yang selalu berbunga tetapi tidak pernah berbuah.

Untuk memudahkan perkecambahan benih semangka dan mematikan


bibit penyakit yang terbawa benih, maka dilakukanlah perlakuan khusus, begitupula
dengan tanaman mangga, maka diperlukan pula perlakuan khusus agar mendapatkan
hasil tanam yang maksimal. Berdasarkan hal – hal tersebut maka rumusan masalah
yang diambil adalah :

1. Bagaimana perlakuan khusus pada benih semangka non biji?


2. Bagaimana perlakuan khusus pada tanaman manga?

3
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui tekni perlakuan khusus pada bibit semangka non biji


2. Mengetahui teknik perlakuan khusus pada tanaman mangga

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah :

1. Bagi penulis, sebagai sarana untuk mengetahui dan belajar lebih banyak
mengenai perlakuan khusus pada benih dan tanaman.
2. Bagi pembaca, sebagai sarana untuk menambah pengetahuan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori


2.1.1 Sekilas tentang Semangka

Tanaman semangka (Citrullus vulgaris ) adalah tanaman yang


berasal dari Afrika.15 Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000
tahun SM sehingga tidak mengherankan bila konsumsi buah semangka
telah meluas ke semua belahan dunia. Semangka termasuk dalam keluarga
buah labu – Labuan. Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang
hidupnya merambat dan memiliki anekaragam jenis seperti semangka
merah, semangka kuning, semangka biji dan semangka non biji.

Gambar 2.1 Buah Semangka

Klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai berikut

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

5
Ordo : Violales

Familia : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Spesies : Citrullus vulgaris

Tanaman semangka merupakan tanaman semusim, tumbuh merambat


hingga mencapai panjang 3-5 meter. Batangnya lunak, bersegi, berambut
dan panjangnya mencapai 1,5-5 meter. Daun semangka berseling,
bertangkai, helaian daunnya lebar dan berbulu, menjari, dengan ujungnya
runcing. Panjang daun sekitar 3-25 cm dengan lebar 1,5-5 cm. Bagian tepi
daun bergelombang dan pemukaan bawahnya berambut rapat pada
tulangnya.

Bunga tanaman semangka muncul pada ketiak tangkai daun, berwarna


kuning cerah. Semangka memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan
bunga betina dengan proporsi 7:1. Semangka memiliki bentuk yang
beragam dengan panjang 20-40 cm, diameter 15-20 cm, dengan berat
mulai dari 4 kg sampai 20 kg. Menurut bentuknya buahnya dibedakan
menjadi tiga yaitu bulat, oval dan lonjong bahkan sekarang ada yang
berbentuk kotak.

Semangka mempunyai kulit buah yang tebal, berdaging dan licin.


Daging kulit semangka ini disebut dengan albedo. Warna albedo
semangka putih. Bagian kulit semangka memiliki banyak kandungan yang
bermanfaat bagi kesehatan. Kulit semangka kaya akan zat sitrulin. Warna
kulit buah bermacam-macam, seperti hijau tua, kuning agak putih, atau
hijau muda bergaris putih. Daging buahnya renyah, mengandung banyak
air dan rasanya manis dan sebagian besar berwarna merah, walaupun ada
yang berwarna jingga dan kuning. Bentuk biji pipih memanjang berwarna

6
hitam, putih, kuning atau cokelat kemerahan, bahkan ada semangka tanpa
biji (Seedless).

2.1.2 Mangga

Mangga (Mangifera indica Linn) merupakan buah yang


disukai hampir segala bangsa, karena lezat. Sebagai buah konsumsi,
mangga terdiri atas tiga lapisan, yaitu kulit, daging, dan biji. Komponen
daging buah mangga yang paling banyak adalah air dan karbohidrat.
Selain itu juga mengandung protein, lemak, macam - macam asam,
vitamin, mineral, tanin, zat warna, dan zat yang mudah menguap. Zat
menguap itu beraroma harum khas mangga. Karbohidrat daging buah
mangga terdiri dari gula sederhana, tepung, dan selulosa. Gula sederhana
yaitu sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Gula tersebut memberikan rasa
manis dan tenaga yang dapat segera digunakan oleh tubuh. Zat tepung
mangga masak lebih sedikit dibandingkan dengan mangga mentah, karena
tepung yang ada telah banyak yang berubah menjadigula. (Pracaya, 2004)

Dalam tatanama atau sistematik (taksonomi) tumbuhan, tanaman mangga

diklasifikasikan sebagai berikut :

7
Kingdom : Plantae (tumbuh - tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotiledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Anacardiales

Famili : Anacardiaceae (manga - manggaan)

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indicaLinn.

Tanaman mangga memiliki pohon yang tingginya mencapai 10 m –


30m atau lebih dan umurnya dapat mencapai puluhan tahun. Batangnya
tumbuh tegak, kokoh, berkayu dan berkulit agak tabal yang warnanya abu
abu kecoklat - coklatan, pecah - pecah serta mengandung cairan semacam
damar. Percabangannya banyak yang tumbuh ke segala arah dan tampak
rimbun. Daun tumbuh tunggal pada ranting., letaknya berselang - seling,
dan bertangkai panjang. Bentuk daun panjang - lonjong dengan bagian
ujung meruncing. Permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua,
sedangkan permukaan sebelah bawah berwarna hijau muda. Bunga
mangga tersusun dalam rangkaian bunga (malai). Tiap malai terdapat
bunga dalam jumlah yang sangat banyak, yakni sekitar 1.000 – 6.000
kuntum, namun bunga yang berkembang menjadi buah sangat sedikit ±
1%. ( Rukmana, 1997)

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah


penelitian dan harus relevan dengan permasalahan yang diteliti. Sugiyono
(2013: 6) mengatakan “metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah dalam bidang pendidikan”.
Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat tanpa ada
data yang menggunakan angka-angka. Jadi, berdasarkan hal tersebut maka
metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang mendeskripsikan objek penelitian dengan kata-kata tanpa
menggunakan hitungan. Hal ini selaras dengan pernyataan Mahmud (2011: 100)
“metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk mencandra atau mengamati
permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek
tertentu”.
3.2 Bentuk Penelitian
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan yaitu metode
deskriptif yang artinya menjabarkan hasil penelitian dalam bentuk kata-kata,
maka bentuk penelitian yang sesuai dengan metode tersebut adalah bentuk
penelitian kualitatif. Krik dan Miller (dalam Ismawati, 2011: 10) mengatakan
“penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan
peristilahannya”. Hal serupa juga dijelaskan Moleong (2013: 6) “penelitian

9
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bentuk penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bentuk kualitatif karena dalam proses analisis data
tidak menggunakan analisis statistik dan data penelitian berupa kumpulan kata
atau frasa.
3.3 Data dan Sumber Data
Data merupakan bagian terpenting dalam sebuah penelitian. Data
dalam penelitian kualitatif berupa kata, frasa, dan kalimat, tanpa adanya
hitungan statatistik. Untuk memperoleh data, tentunya kita memerlukan sumber
atau orang yang bisa memberikan data-data yang kita perlukan. Secara lebih
rinci, data dan sumber data dalam penelitian ini adalah.
1. Data
Data dalam penelitian ini adalah perlakuan khusus pada benih dan
tanaman. Data yang didapatkan adalah berupa penjabaran mengenai teknik –
teknik perlakuan khusus pada benih semangka tanpa biji dan juga tanaman
manga.
2. Sumber Data
Berdasarkan data penelitian yang didapatkan, maka sumber data dalam
penelitian ini adalah artikel dari website resmi milik pemerintah Desa Mekar
Mulya. Lofland (dalam Moleong, 2013: 157) “sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata¸dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpul Data


Teknik maksudnya adalah cara yang dilakukan untuk menghimpun
data penelitian. Sedangkan alat pengumpul data adalah media yang digunakan
untuk menunjang pelaksanaan teknik penelitian yang dilakukan. Adapun teknik
penelitian dan alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah teknik studi

10
literatur., yaitu teknik yang dilakukan dengan cara membaca dan mencatat, serta
mengelolah bahan penelitian.
Adapun alat pengumpul data merupakan media penunjang teknik
penelitian yang digunakan. Menurut Djaali (dalam Ismawati, 2011: 98) yang
menyatakan bahwa alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu, berdasarkan teknik yang digunakan, maka
alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah literatur yang berisi artikel –
artikel mengenai teknik perlakuan khusus pada benih dan tanaman.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan guna menganalisis data
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
content analysis (analisis isi). Krippendonrff (dalam Ismawati, 2011: 82)
memaparkan kerangka kerja content analysis yang terdiri dari.
1. Data sebagaimana yang dikomunikasikan kepada analisis.
2. Konteks data.
3. Bagaimana pengetahuan analisis membatasi realitasnya.
4. Target analisis isi.
5. Inferensi sebagai tugas intelektual yang mendasar.
6. Kesahihan sebagai kriteria akhir keberhasilan

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Teknik Perlakuan Khusus pada Benih Semangka Tanpa Biji


Untuk memudahkan perkecambahan benih semangka dan
menghindari penyakit yang terbawa oleh benih, maka dilakukanlah perlakuan
khusus terhadap benih sebelum penyemaian di polybag. Benih semangka non-
biji mempunyai daya kecambah benih yang lebih rendah dibandingkan dengan
semangka berbiji yaitu sekitar 85-90%. Secara ringkas, benih tanaman
semangka tanpa biji mempunyai benih yang lebih besar dan lebih tebal
dibangdingkan benih semangka berbiji sehingga harus dipecah sedikit bagian
tempat tumbuh akarnya agar mudah berkecambah, adapun selanjutnya benih
direndam dalam air hangat kuku yang dicampur dengan zat pertumbuhan
tanaman atau bisa juga air bawang merah selama sekitar 8-10 jam. Selanjutnya,
tiriskan dan bungkus dengan kain basah atau koran. Benih akan mulai
berkecambah selah 3-4 hari. Setelah itu, semai benih pada polybag dan bibit
siap ditanam setelah berumur 7-10 hari setelah semai. Adapun secara rinci
sebagai berikut :
1. Penipisan Kulit Benih
Kulit benih semangka non – biji sangat tebal, sehingga menyulitkan
air (H2O) dan oksigen (O2) yang diperlukan dalam perkecambahan
masuk ke dalam benih. Untuk itu kulit benih tanaman semangka non-biji
harus ditipiskan terlebih dahulu.
Penipisan ini dilakukan pada kedua sisi kulit benih dan dilakukan
dengan menggunakan amplas dengan tingkat kekasaran yang rendah.
Adapun caranya dengan menggosok – gosokkan sisi benih yang
melingkar ( pangkal benih ) pada amplas sebanyak 2 sampai dengan 3
kali, kemudian diulangi di sisi selanjutnya.

12
Gambar 4.1 Penipisan kulit benih semangka non-biji | Sumber : unsurtani.com

Tujuan lain dari penipisan kulit benih ini adalah untuk


mempermudah membukanya daun lembaga pada saat muncul ke
permukaan tanah. Karena, apabila tidak ditipiskan terlehbih dahulu
maka, benih masih menempel sehingga mempersulit pekembangan
daun lembaga.
2. Peretakkan atau Peregangan Mulut Benih
Mulut ( ujung) benih semangkan non-biji harus sedikit diretakkan
(dibuka) agar air dan oksigen dapat masuk untuk memudahkan proses
perkecambahan. Salah satu alat yang dapat dipakai adalah gunting kuku.
Peretakan ini dapat dilakukan sebelum ataupun sesudah
pengamplasan sisi benih.
Adapun caranya sebagai berikut :

13
 Peganglah pangkal benih ( bagian yang membulat) dengan menggunakan
tangan kiri
 Masukkan mulut benih dengan posisi horizontal pada bagian rongga
gunting kuku. Mulut benih diposisikan menghadap ke sebelah kanan.
 Tahanlah tangkai gunting kuku bagian atas dengan jari telunjut tangan
kanan, sementara ibu jari siap menekan gunting kuku. Maksud dan tujuan
dari penahanan ini agar peretakan mulut benih tidak terlalu keras sehingga
dapat merusak benih itu sendiri
 Tekan tangkai gunting kuku secara perlahan, sampai mulut benih retak.
Penekanan tangkai gunting kuku yang terlalu kuat akan menyebabkan
mult benih pecah dan keping biji retak yang justru mengakibatkan benih
itu tidak dapat berkecambah.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam peretakan benih
adalah, sebagian benih yang akan diretakkan akan jauh lebih baik apabilah
disimpan didalam kemasan, karena apabila semua benih yanga akan
diretakkan ditaruh di udara bebas, maka beni akan cepat menyerap uap air
dan sulit untuk diretakkan.

3. Pencucian dan Pencelupan Benih


Benih semangka non-biji seabiknya dicuci terlebih dahulu
sebelum diperam. Pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan lendir –

14
lendir yang masih menempel. Karena lendir – lendir pada benih
semangka non – biji yang masih menempel ini dapat menghambat
proses perkecambahan karena menghalangi masuknya air dan oksigen
kedalam benih.
Untuk melindungi bibit dari serangan penyakit rebah
kecambah, setelah pencucian benih maka dianjurkan untuk melakukan
perendaman benih kedalam larutan fungisida atau bisa juga dengan air
hangat dan tambahan ZPT atau irisan bawang merah untuk merangsang
perkecambahan. Perlu ditekankan bahwa jika perendaman dilakukan
dengan larutan fungisisda maka pencelupan hanya dilakukan selama 5 –
10 menit saja, karena mulut benih sudah diretakkan, sehingga jika
perendaman dengan fungisida dilakukan terlalu lama maka akan
berpotensi pada kematian benih.
Sedangkan apabila perendaman dengan campuran irisan
bawang merah maka, perendaman dilakukan selama jangka waktu
maksimal 10 jam.

15
Kemudian, benih yang telah direndam ditiriskan menggunakan
saringan.

4. Pemeraman Benih
Setelah benih ditirisakan dari pencelupan, benih dikeluarkan
dari plastik selanjutnya dibungkus dalam lipatan handuk basah atau
kertas koran maupun lapisan yang ditutupi kertas koran basah. Lipatan
handuk/ koran basah berisi benih ini dimasukkan ke dalam kaleng
pemeraman yang dapat dibuat dari kaleng bekas biscuit.
Bagian dasar kaleng diberi pasir bersih setebal 5 cm yang
dilapisi kertas koran. Lapisan pasir dan kertas koran ini harus senantiasa
lembab. Untuk membuat kondisi hangat antara 25 sampai dengan 30
derajat celcius dalam ruang pemeraman diberikan lampu 15watt.
Apabila kondisinya kering, harus diperciki dengan air agar benih tetap
lembab. Adapun pemeraman dilakukan kurang lebih selama 1 sampai
dengan 2 malam, tergantung dengan kondisi benih. Setiap 4 – 6 jam
harus senantiasa dikontrol. Benih yang selesai diperam telah tumbuh

16
calon akar ( radikel ) sepanjang 2 – 3 mm. Apabila terlalu panjang, akan
menyebabkan calon akar patah sehingga kecambah gagal menjadi calon
bibit

17
4.2 Teknik Perlakuan Khusus pada Tanaman Mangga

Sebagaimana pada pendahuluan perlakuan khusus bertujuan untuk


meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Adapun perlakuan khusus
tersebut bisa dilakukan pada tanaman Mangga, yang mana perlakuan ini dapat
dilakukan untuk manga yang ditanam didalam polibek maupun yang ditanam
langsung pada lahan. Perlakuan ini dimaksudkan agar pertumbuhan bunga dan buah
tanaman yang telah memasuki umur produktif yaitu sekitar 1,5 – 3 tahun bisa
maksimal. Berikut adalah perlakuan khusus tersebut yang terbagi atas perlakuan
khusus secara fisik dan kimia :

I. Perlakuan Khusus secara Fisik


1. Pemangkasan
Pada tanaman mangga, ada dua bentuk pemangkasan yaitu
pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan
bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka dasar tanaman agar
mempunyai produktivitas yang tinggi dan membentuk tajuk untuk
memudahkan panen serta perawatan tanaman. Pemangkasan
pemeliharaan bertujuan untuk kesehatan tanaman, mengoptimalkan
pertumbuhan dan produktivitas buah maupun kontinuitas buah serta
kemudahan dalam pemanenan.
A. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk pada tanaman mangga dilakukan dengan tipe
terbuka tengah dengan susunan batang utama dan cabang mengikuti pola
1-3-9-27 yakni 1 (satu) batang utama, 3 cabang primer, 9 cabang
sekunder dan 27 cabang tersier. Bunga dan buah mangga muncul di
ujung cabang, hal ini berarti semakin banyak ujung cabang yang dimiliki
tanaman, kemungkinan lebih banyak pula produksinya.
Pemangkasan bentuk dilakukan pertama kali pada saat tanaman
berumur kurang dari satu tahun, saat tinggi tanaman sekitar 1 meter dan

18
diameter batang 1-1,5 cm. Ujung batang dipotong sampai ketinggian 50-
70 cm dari permukaan tanah untuk mengembangkan batang yang kokoh
dan untuk
mendorong

pertumbuhan beberapa tunas samping.

Pemotongan dilakukan 2-3 cm tepat di atas ruas/buku tanaman dengan


menggunakan gunting pangkas. Hal ini dimaksudkan agar tunas yang
keluar nantinya mempunyai posisi yang relatif sejajar. Setelah tunas
tersebut tumbuh menjadi cabang primer, dipilih dua atau tiga terbaik
yang dibiarkan tumbuh, cabang yang dipilih sebaiknya dari ketinggian
yang sedikit berbeda dan membentuk sudut antar cabang yang seimbang
yaitu sekitar 120o agar tanaman menjadi lebih kokoh. Cabang lain yang
tidak dikehendaki dipangkas sampai sekitar 1 cm dari pangkal batang.

19
Pada tahun kedua cabang primer yang telah tumbuh dengan panjang
80-100 cm dipangkas kembali dengan panjang yang tersisa sekitar 30-50
cm dari pangkal cabang, pemangkasan dilakukan 2-3 cm di atas ruas
tanaman. Dari ketiga cabang primer tersebut masing-masing dipelihara
3 cabang sekunder lagi, demikian selanjutnya hingga tahun ketiga dan
bila diperlukan hingga tahun keempat, sampai terbentuk percabangan
yang kompak dan tajuk tanaman diarahkan membentuk setengah kubah
dengan penyebaran daun yang merata. Pemangkasan direkomendasikan
pada awal musim hujan.

B. Pemangkasan Untuk Pemeliharaan


Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada tanaman usia produktif.
Pemangkasan ini dilakukan umumnya setelah umur tanaman 4-5 tahun
dan direkomendasikan setelah panen dan awal musim hujan.
Pemangkasan pemeliharaan pada tanaman mangga dilakukan untuk : (1)
mengontrol ukuran tanaman, (2) menjaga bagian tengah tanaman yang
terbuka untuk penetrasi cahaya dan penyemprotan pestisida, (3)
memaksimalkan ujung cabang yang berbuah, (4) meningkatkan kualitas
warna buah, (5) sinkronisasi dan mendorong pertunasan serta (6)
menghilangkan cabang yang mati dan berpenyakit.

20
Tanaman mangga yang memiliki tajuk yang lebat dapat lambat
bertunas setelah panen dan tunasnya seringkali tidak merata. Tunas yang
lambat tumbuh setelah panen dapat menghambat penumpukan energi
karbohidrat yang mendukung tajuk tanaman di musim berikutnya. Tunas
yang tidak merata dalam suatu tajuk dengan penyebaran umur tunas
yang tidak merata akan menimbulkan pembungaan yang tidak merata
pada musim selanjutnya. Daun-daun yang tidak terkena sinar matahari
secara langsung, lebih bersifat parasit bagi tanaman secara keseluruhan
karena tidak melakukan proses fotosintesis namun tetap mendapatkan
fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun-daun di bagian terluar yang
terkena sinar matahari langsung. Itu sebabnya, banyak tanaman yang
secara keseluruhan tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun dengan warna
daun yang hijau pekat, namun teramat sangat jarang memunculkan
bunga/buah. Jika muncul bunga/buah, maka bunga dan buah yang
muncul jumlahnya terbatas atau sedikit sekali.
Tanaman mangga yang ideal memiliki tajuk yang terbuka, cukup
rendah untuk dipetik dengan mudah (tingginya sekitar 3-5 meter) dan

21
memiliki tiga atau paling banyak empat cabang primer serta banyak
ujung cabang yang berbuah. Hal ini dapat dicapai salah satunya dengan
cara pemangkasan. Tanaman yang dipangkas teratur akan memberikan
lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri, di
mana sinar matahari sebagai sumber energi utama dapat menembus
semua bagian tanaman, memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi
kelembaban yang berlebihan, juga dapat meminimalkan perkembangan
jamur dan organisme pengganggu tanaman (OPT) lainnya. Dengan
demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal untuk
memberikan hasil yang optimal pula.
Cabang-cabang atau tunas liar yang tumbuh tidak pada tempatnya
harus dibuang, demikian pula cabang-cabang/tunas air, ranting atau
tunas yang sakit dipangkas agar daun memperoleh penyinaran matahari.
Tunas air bersifat parasit dan tumbuh sangat cepat, melebihi kecepatan
pertumbuhan tunas-tunas lainnya, dengan mengambil fotosintat hasil
fotosintesis sebagai energi pertumbuhannya. Selain itu tunas air juga
sangat jarang memunculkan bunga meski tanaman telah memasuki
siklus/periode berbunga. Pangkas juga cabang yang bersudut kecil,
dahan dan ranting yang rapat, bersilangan atau terlindung, kemudian
pangkas dahan dan ranting yang pertumbuhannya ke arah dalam tajuk
atau ke arah bawah serta cabang bekas tangkai buah. Tajuk bagian atas
dipangkas yaitu mundur satu ruas pada ujung ranting agar dapat
mempertahankan ketinggian optimal tanaman. Pemangkasan ujung-
ujung ranting akan merangsang keluarnya tunas-tunas baru yang
jumlahnya akan lebih banyak dari jumlah tunas sebagai ujung ranting.
Selain itu akan memudahkan pemeliharaan dengan mempertahankan
tinggi tanaman yang tetap pendek, tidak tinggi menjulang atau tumbuh
terlalu melebar ke arah samping sehingga menghabiskan banyak tempat
untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

22
Alat pangkas yang digunakan adalah gunting pangkas dan gergaji
kayu. Gunakan alat pangkas yang tajam dan bersih agar bekas
pangkasan terbentuk dengan rapi, tidak meninggalkan luka yang
mungkin bisa menjadi sumber infeksi penyakit bagi tanaman. Hindari
penggunaan golok/parang untuk memangkas, lebih baik menggunakan
gunting pangkas untuk ranting kecil, sementara penggunaan gergaji
lebih disarankan untuk memotong cabang tanaman yang berukuran
besar, karena bekas potongan akan menjadi lebih rapi. Jika
pemangkasan dilakukan pada batang yang besar hendaknya setelah
pemangkasan bekas pangkasan disaput menggunakan vaselin, parafin,
ter atau cat minyak agar batang sisa pangkasan tidak terinfeksi penyakit.

2. Memberi Luka pada Batang

Ini adalah perlakuan fisik yang banyak


dilakukan untuk pembentukan buah mangga.
Dengan memberi luka pada batang maka akan
menghambat distribusi hasil fotosintesis yang
berupa karbohidrat dari daun ke akar sehingga
diharapkan nantinya karbohidrat akan
menumpuk pada bagian cabang dan daun.
Kadar karbohidrat yang telah mencapai titik
jenuh pada bagian daun ditambah lagi dengan
rasio nitrogen dan karbohidrat 2 : 3 plus
hormon auksin yang diproduksi oleh bagian
pucuk tanaman akan sangat cepat merangsan
pembentukan bunga.

Pelukaan pada batang terbukti efektif agar pohon mangga cepat berbuah.
Cara pelukaan biasanya dilakukan dengan cara mengelupas kulit batang

23
pohon mangga sampai kambiumnya hilang. Pelukaan bisa dilakukan dengan
lebar 10 – 20 cm.

3. Pelilitan pada Batang


Pelilitan batang mempunyai prinsip yang sama dengan memberikan
luka pada batang tanaman mangga, yaitu menghambat aliran hasil
fotosintesis dari daun menuju akar tanaman. Sehingga nantinya
karbohidrat akan tertahan pada daun yang kemudian digunakan untuk
merangsang tumbuhnya bunga dan buah. Pelilitan atau pencekikan
dilakukan dengan cara melilitkan batang primer atau sekunder dengan
menggunakan kawat. Batang yang dililit dengan kawat akan semakin
tercekik pada saat batang mulai tumbuh membesar. Bunga akan mulai
nampak setelah Anda melakukan pelilitan selama 1 – 2 bulan.

Lilitan bisa dilepaskan setelah bakal buah mulai muncul. Pelilitan ini
adalah cara agar pohon mangga cepat berbuah yang banyak dilakukan
untuk budidaya mangga di dalam pot atau tabulampot mangga.

II. Perlakuan Khusus secara Kimia

24
1. Pemberian Fosfor dan Protein Tinggi
Pemupukan dengan dosis protein dan fosfor tinggi dapat merangsang
pembentukan bunga. Pupuk yang dapat digunakan bisa berupa pupuk
organik maupun anorganik. Pupuk organik yang bisa digunakan adalah
tepung ikan, tepung tulang, tepung darah dan minyak ikan. Sebagai
gantinya air cucian bekas ikan atau hewan laut pun dapat menjadi
alternatif.

Salah satu cara praktisnya yaitu penggunaan tepung tulang setelah


tanaman diberikan pupuk kandang. Pemberian tepung ikan dan tepung
tulang diatur 3 bulan sekali dengan dosis 2 – 3 genggaman tangan.
Sedangkan untuk penggunaan lain, dapat pula digunakan minyak ikan
yang bisa ditambahkan setiap dua minggu sekali dengan komposisi 10
liter air untuk 1 tutup botol minyak ikan. Larutan tersebut diberikan
dengan cara disiram ke tanaman sebanyak 2 – 3 gayung per tanaman.

2. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)

25
Agar pohon mangga cepat berbuah maka dapat dirangsang
dengan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Adapun beberapa
macam zat pengatur tumbuh yang bisa digunakan agar tanaman manga
cepat berbuah adalah sebagai berikut:
 Pemberian paklobutrazol. ZPT ini efektif bagi tanaman mangga.
Pemberian paklobutrazol akan menghambat pertumbuhan daun
dan bisa melumpuhkan titik tumbuh. Fotosintesis akan tetap
berjalan tetapi dengan rasio C/N yang tinggi pada bagian tajuk.
Pada saat titik tumbuh mulai pulih maka bukan daun baru yang
akan muncul melainkan bunga. Dosis pemberian paklobutrazol
adalah 5 – 10 ml dilarutkan ke dalam 10 liter air kemudian
siramkan di sekitar pangkal batang tanaman mangga.

 Memberikan cultar dan dekamon. Agar pohon


mangga cepat berbuah dan menghasilkan buah
dengan lebat, ukuran besar dan rasa yang manis
Anda bisa memberikan kedua ZPT tersebut. Cultar
mempunyai khasiat mampu meningkatkan jumlah
ranting yang produktif dan merangsang
pembentukan bunga. Sedangkan dekamon mampu
merangsang pertumbuhan tunas baru, mencegah rontoknya
bunga dan buah dan mampu meningkatkan kualitas buah yang
dihasilkan.

26
Namun, satu hal yang perlu diingat bahwa pemberian ZPt harus
disertai dengan penyiraman dan pemupukan yang teratur. Pemupukan
bisa dilakukan dengan memberikan fosfor dengan dosis tinggi. Dosis
ZPT yang diberikan tidak boleh berlebih karena bisa menghambat fungsi
dari hormon – hormon tersebut.

27
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya


pada dasarnya semua tanaman bisa tumbuh dan berkembang tanpa campur
tangan manusia. Namun, tanaman akan jauh lebih menghasilkan hasil yang
efisien dan maksimal apabila dilakukan perlakuan khusus pada tanaman
tersebut. Selain itu pula perlakuan khusus pada tanaman mendorong hasil
tanaman yang maksimal dan khusus pula sehingga kualitas dan kuantitas
hasil tanaman dapat terus meningkat.

5.2 Saran

Untuk keberlanjutan dan keberhasilan teknik perlakuan khusus pada


tanaman maka perlulah diketahui hal – hal berikut :

 Memperhatikan struktur dan karakteristik tanaman yang akan


diberikan perlakuan khusus
 Memahami ciri – ciri khusus pada tanaman yang memerlukan
perlakuan yang khusus

28
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, A. 2010. Sukses Panen Semangka Tanpa Biji.


http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47-
47/teknologi/84-sukses-panen-semangka-tanpa-biji-riendow-f1-di-tanah-pasir-
kuarsa. 13 Oktober 2019 (00.01)

Herdiani, E. 2014. Pemangkasan Tanaman Mangga. http://www.bbpp-


lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/788-pemangkasan-tanaman-
mangga. 13 Oktober 2019 (00.01)

Mashuri 2017. Teknologi Pembuahan Mangga di Luar Musim.


http://balitbu.litbang.pertanian.go.id/index.php/hasil-penelitian-mainmenu-46/961-
teknologi-pembuahan-mangga-di-luar-musim-off-season. 13 Oktober 2019 (00.01)

Prajnanta, F. 2003. Agribisnis Semangka Non-biji. Cetakan ke-5. Penebar

Swadaya. Yogyakarta.

Samadi, B. 1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta, Kanisius.

29

Anda mungkin juga menyukai