Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR SEHAT JIWA USIA REMAJA

A. Definisi Kesehatan Jiwa Usia Remaja

Remaja dalam ilmu psikologi diperkenalkan dengan istilah, seperti


pubertied, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal
dari bahasa Latin “adolescere“ yang berarti tumbuh kearah kematangan.
Kematangan yang dimaksud adalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga
kematangan sosial dan psikologis (Kumalasari, 2013).

Remaja adalah individu yang unik dengan segala proses perkembangan yang
harus dilaluinya baik secara fisik maupun psikologis. Masa remaja merupakan masa
transisi dan merupakan masa yang sulit bagi remaja sehingga kemungkinan
akan terjadi perubahan perilaku terkait dengan perkembangan yang terjadi pada
remaja tersebut.

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan


perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2005 tahun 2014, remaja
adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahundan belum menikah (Kemenkes RI, 2014).

Pada masa ini, remaja mempunyai tugas –tugas perkembangan yang dapat
menjadi ancaman bagi remaja dan juga sangat dipengaruhi oleh faktor –faktor
lingkungan. Adanya hambatan dalam tahap perkembangan dapat menimbulkan
masalah kesehatan jiwa bila tidak terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut dapat
berasal dari remaja sendiri, hubungan dengan orang tua atau akibat interaksi
sosial diluar lingkungan keluarga. Dampak selanjutnya adalah munculnya
gangguan psikotik yang bisa berlanjut sampai masa dewasa.

Agar kesehatan jiwa remaja dapat tercapai maka deteksi dini dan
intervensi dini perlu dilakukan dengan melibatkan keluarga maupun remaja sendiri
sehingga masalah –masalah kejiwaan remaja dapat diatasi dengan baik.
B. Batasan Usia Remaja

Menurut WHO, remaja adalah periode usia 10 sampai dengan 19 tahun,


sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth)
untuk usia 15 sampai dengan 24 tahun. Sementara itu menurut BkkbN (Direktorat
Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10-21
tahun (BkkbN,2006).

Menurut The Health Resource and Service Administration


GuidelinesAmerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan
terbagi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17
tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan
dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun
(Kusmiran, 2011).

C. Tahapan Remaja

Depkes RI (2007) mengelompokkan tahapan remaja menjadi 3 (tiga)


dengan ciri – ciri sebagai berikut :

1) Remaja Awal ( 10-13 tahun)

a. Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak


pada meningkatnya kesadaran diri (self consciousness).
b. Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah
berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah tersinggung,
atau agresif.
c. Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam
berpakaian, berdandan trendi, dan lain-lain.
d. Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan
lingkungannya.
e. Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan dengan
mode sebayanya.
f. Perasaan memiliki terhadap teman sebaya berdampak punya geng/
kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan
teman sebayanya.
g. Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangannya sendiri dengan
membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk/ hitam atau
baik/ putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi.
2) Remaja Pertengahan ( 14-16 tahun)

a. Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabar, dan


lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.
b. Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri
berdampak menolak mencampur tangan orang lain termasuk orang tua.
c. Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman
berdampak pada gaya baju, gaya rambut, sikap dan pendapat berubah-
ubah.
d. Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun beresiko
yang berdampak mulai bereksperimen dengan rokok, alkohol, seks
bebas, dan mungkin NAPZA.
e. Tidak lagi berfokus pada diri sendiri yang berdampak pada lebih
bersosialisasi dan tidak pemalu.
f. Membangun nilai, norma, dan moralitas yang berdampak
pada mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.
g. Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas yang
berdampak pada ingin banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul
dengan teman-teman.
h. Mulai membina hubungan dengan lawan jenis yang berdampak
pada berpacaran tetapi tidak menjurus serius.
i. Mampu berfikir secara abstrak mulai berhipotesa yang berdampak
pada mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin
mendiskusikan atau berdebat.

3) Remaja Akhir (17-19 tahun)

a. Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik


termasuk agama.
b. Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan, dan hubungan diluar stress
keluarga yang berdampak pada mulai belajar mengatasi, dihadapi, dan
sulit berkumpul dengan keluarga.
c. Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun emosional
yang berdampak pada kecemasan dan ketidak pastian masa depan
yang merusak keyakinan diri sendiri.
d. Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan
banyak menyita waktu.
e. Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung
mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya.
f. Hampir siap menjadi orang dewasa yang berdampak mulai ingin
meninggalkan rumah atau hidup sendiri.

D. Perkembangan Fisik Remaja

1. Perkembangan Fisik

Perubahan –perubahan fisik merupakan gejala primer dalam


pertumbuhan masa remaja yang berdampak terhadap perubahan-perubahan
psikologis.

Anak Perempuan Perkembangan fisik anak perempuan mulai


berkembang pada usia 10,5 tahun dan paling cepat pada usia 12 tahun.

Perkembangan fisik pada anak perempuan meliputi :

a. Pertumbuhan fisik yang pesat ( usia 10 –11 tahun )


b. Pertumbuhan payudara ( 10 –11 tahun )
c. Tumbuhnya rambut pubis (10 –11 tahun ), dan rambut ketiak ( 12 –13
tahun )
d. Pengeluaran sekret vagina ( 10 –13 tahun )
e. Produksi kelenjar keringat ( 12-13 tahun)
f. Menstruasi ( 11 –14 tahun ).

Perkembangan fisik pada anak perempuan nampaknya tidak sejalan


dengan pematangan psikologisnya. Payudara yang tumbuh lebih dini
seringkali menimbulkan rasa malu karena sudah diperlakukan sebagai orang
dewasa padahal remaja ini belum siap untuk menghadapinya.

Anak Laki –Laki Perkembangan fisik pada anak laki-laki 2 tahun


lebih lambat mulainya, namun akhirnya anak laki-laki bertambah 12 –15
cm dalam 1 tahun hingga pada usia 13 sampai menjelang 14 tahun.

Perkembangan fisik pada anak laki-laki meliputi:

a. Pertumbuhan fisik yang pesat (12-13 tahun)


b. Pertumbuhan testis dan skrotum (11-12 tahun )
c. Perkembangan penis (12-13tahun)
d. Terjadi ejakulasi (13-14 tahun)
e. Pertumbuhan rambut pubis (11-12tahun),rambut ketiak dan badan (13-
15tahun ), kumis,cambang, jenggot (13-15 tahun)
f. Perkembangan kelenjar keringat ketiak (13 –15 tahun )
g. Suara pecah dan membesar (14-15 tahun ).
Perkembangan fisik pada anak perempuan maupun laki-laki yang begitu
cepat dan drastis pada usia 11 samapai 16 tahun membutuhkan
waktu beberapa saat untuk dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut.

E. Perkembangan Psikososial

Perkembangan psikososial pada remaja menurut Erikson adalah


identitas dan kebingungan peran yang terjadi pada usia 12-20
tahun.Pembentukan identitas selama masa remaja merupakan tugas utama
dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada masa
remaja akhir.Selama masa remaja ini kesadaran akan identitas menjadi lebih
kuat karena itu ia berusaha mencari identitas dan mendefinisikan kembali
“siapakah” ia saat ini dan akan menjadi “siapakah” atau menjadi
“apakah” ia dimasa mendatang.
Perkembangan identitas selama masa remaja ini juga sangat
penting karena ia memberikan suatu landasan bagi perkembangan
psikososial dan relasi interpersonal pada masa dewasa. Dengan sifat-sifat
yang melekat pada dirinya, seperti kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan yang
ingin dicapai pada masa mendatang, kekuatan dan hasrat untuk
mengontrol kehidupannya sendiri. Ini merupakan saat yang sulit bagi remaja
karena masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa di satu pihak
dan kepekaaan terhadap perubahan sosial dan historis dipihak lain
sehingga seorang remaja merasakan penderitaan paling dalam
dibandingkan dengan masa-masa lain akibat kekacauan peranan atau
kekacauan identitas (identity confusion).
Kondisi ini menyebabkan remaja merasa terisolasi , hampa,
cemas, dan bimbang. Remaja juga menjadi mudah tersinggung dan
merasa malu. Selama masa ini tingkah laku remaja tidak konsisten dan
tidak dapat diprediksi kadang tertutup terhadap siapapun karena takut
ditolak atau dikecewakan namun pada saat lain mungkin ingin jadi pengikut
atau pecinta dengan tidak memperdulikan konsekwensi –konsekwensi dari
komitmennya (Davdson G C, 2006).

Perkembangan Psikososial Remaja Awal ( 10 –14 Tahun )


Perkembangan psikososial remaja awal diantaranya:
a. Cemas terhadap penampilan badan / fisik
b. Perubahan hormonal
c. Menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu, tidak
hanya sebagai anggota keluarga
d. Perilaku memberontak dan melawan
e. Kawan menjadi lebih penting
f. Perasaan memiliki terhadap teman sebaya, anak laki-laki membentuk
gang, kelompok, anak perempuan mempunyai sahabat
g. Sangat menuntut keadilan tapi cenderung melihat sesuatu sebagai
hitam putih serta dari sisi pandang mereka sendiri.

Dampak terhadap anak diantaranya:


a. Kesadarandiri meningkat (self consciousness);
b. Menjadi pemarah, anak laki-laki yang tadinya baik dapat menjadi
agresif.
c. Bereksperimen dengan cara berpakaian, berbicara dan cara penampilan
diri sebagai suatu usaha untuk mendapatkan dentitas baru
d. Kasar dan menuntut memperoleh kebebasan
e. Ingin tampak sama dengan teman dalam cara berpakaian, gaya
rambut, mendengarkan musik;
f. Pengaruh teman menjadi sangat besar, remaja tidak mau berbeda
dengan dari teman sebaya
g. Tampak tidak toleransi dan sulit berkompromi, timbul iri hati dengan
saudara kandung

Perkembangan Psikososial Remaja Pertengahan (15-16 Tahun )


Perkembangan psikososial remaja awal diantaranya:

a. Lebih mampu berkompromi.


b. Belajar berfikir secara independen dan membuat keputusan sendiri.
c. Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang
dirasakan nyaman bagi mereka.
d. Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru, mengujinya
walaupun beresiko.
e. Tidak lagi terfokus pada diri sendiri.
f. Membangun norma/nilai dan mengembangkan realitas.
g. Membutuhkan lebih banyak teman dan rasa setia kawan.
h. Mulai membina hubungan lawan jenis;
i. Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu banyak hal,
berfikir abstrak.
j. Berkembangnya ketrampilan intelektual khusus.
k. Mengembangkan minat yang besar terhadap bidang seni dan
olah raga.
l. Senang berpetualang,ingin bepergian sendiri.

Dampak terhadap anak diantaranya:

a. Lebih tenang, sabar dan lebih toleransi. dapat menerima pendapat orang
lain meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri
b. Menolak campur tangan orang tua
c. Baju, gaya rambut , sikap dan pendapat mereka sering berubah-ubah;
d. Mulai bereksperiman dengan rokok , alkohol dan napza.
e. Lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu.
f. Mempertanyakan nilai , norma yang diterima dari keluarga.
g. Menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman, mulai pacaran.
h. Mulai mempertanyakan sesuatu yang sebelumnya tidak berkesan. ingin
mengikuti debat dan diskusi.
i. Mungkin mengabaikan pelajaran sekolah karena adanya minat yang baru

Perkembangan psikososial remaja akhir ( 17-19 tahun )

diantaranya:

a. Ideal
b. Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga
c. Harus belajar untuk mencapaikemandirian baik dalam bidang finansial
maupun emosional
d. Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
e. Merasa sebagai orang dewasa yang setara dengan anggota
keluarga lainnya.
f. Hampir siap untuk menjadi arang dewasa yang mandiri.

Dampak terhadap anakdiantaranya:

a. cenderung menggeluti masalah sosial politik,nilai –nilai agama


b. mulai belajar mengatasi stress yang dihadapinya
c. kecemasan dan ketidakpastian masa depan dapat merusak harga diri
remaja
d. mempunyai pasangan yang lebih serius
e. cenderung merasa pengalamannya berbeda dengan orang tua

Anda mungkin juga menyukai