Spondylosis Cervical
2017
USU Press
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F, Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USU
Jl. Universitas No. 9 Medan 20155, Indonesia
usupress.usu.ac.id
ISBN 978-602-465-004-9
Bibliografi
ISBN: 978-602-465-004-9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT,
yang dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya buku ini dapat
diselesaikan. Buku ini berjudul Spondylosis Cervical, yang
dibuat guna memaparkan secara ringkas dan sederhana
fisiologi, patofisiologi, dan penatalaksanaan spondylosis
cervical.
Penyusunan buku ini diperuntukkan bagi mahasiswa
kedokteran, PPDS bedah saraf, dan spesialis bedah saraf,
sehingga semua materi yang dibahas di dalamnya sesuai ilmu
terkini, disajikan dengan ringkas dan mempermudah memahami
spondylosis cervical.
Akhirnya semoga buku ini dapat bermanfaat tidak hanya
kepada mahasiswa khususnya, melainkan juga pada kita semua
yang ingin menambah pemahaman ilmu mengenai cervical,
amin.
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................... iv
Daftar Gambar .......................................................................... vi
Daftar Tabel ............................................................................. vii
iv
7.1.3. Medikamentosa Anti Nyeri ................................... 77
7.1.4. Fisioterapi ............................................................. 79
7.2. Operatif ........................................................................... 79
7.2.1. Anterior Cervical Discectomy and Fusion............ 81
7.2.2. Anterior Corpectomy ............................................ 82
7.2.3. Fusi Menggunakan Cage ...................................... 83
7.2.4. Posterior Laminectomy Cervical .......................... 84
7.2.5. Laminektomi dan Fusi Menggunakan
Instrumentasi ......................................................... 85
7.2.6. Posterior Foraminotomi ........................................ 85
7.2.7. Laminoplasty ........................................................ 87
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Perkembangan dari somite .................................... 6
Gambar 2.2. Skema perubahan sekuensial pada
pembentukan elemen vertebra............................... 7
Gambar 2.3. Diagram susunan sklerotom kranioservikal
dan segmen-segmen yang secara definitif
membentuk vertebra .............................................. 8
Gambar 3.1. Struktur anatomi vertebra C1 (atlas) dan
struktur anatomi C2 (axis) ................................... 13
Gambar 3.2. Struktur anatomi cervical inferior ....................... 15
Gambar 3.3. Tulang vertebra cervical ke 6 .............................. 16
Gambar 4.1. Skema gerakan rotasi .......................................... 23
Gambar 4.2. Skema deformasi stres dan beban ....................... 24
Gambar 4.3. Sisi Aksial C6-C7 ................................................ 32
Gambar 4.4. Kurva respon beban ............................................. 36
Gambar 4.5. Sifat bikonveks C1 dan C2 .................................. 37
Gambar 4.6. Skema pergerakan sendi atlanto-aksial ............... 40
Gambar 4.7. Instantaneous center of rotation ......................... 41
Gambar 5.1. Keadaan nonpatologis dimana tinggi korpus
vertebra dorsal lebih rendah daripada korpus
vertebra ventral.................................................... 48
Gambar 5.2. Skema patogenesis dan patofisiologi
spondilosis cervical ............................................. 51
Gambar 6.1. Pandangan lateral cervical ................................... 66
Gambar 6.2. CT Scan cervical ................................................. 66
Gambar 6.3. MRI cervical sagital T2 ....................................... 67
Gambar 6.4. Pasien dengan cervical spondilosis
myelopati dengan autofusion C5-C6 dan
hilangnya diskus intervertebralis......................... 67
Gambar 6.5. Nodus Schmorl’s pada endplate superior C7 ...... 68
Gambar 6.6. MRI aksial T2 memperlihatkan kompresi
akar saraf ventral ................................................. 68
Gambar 8.1. MRI sagital T2 spondylosis cervical ................... 97
Gambar 8.2. X ray cervical durante operasi menunjukkan
marker tempat akan dilakukan tindakan
ACDF .................................................................. 97
Gambar 8.3. Marker superfisial ............................................... 98
Gambar 8.4. Tahapan prosedur tindakan ACDF ...................... 99
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Otot-otot kepala leher yang terlibat dalam
pergerakan dan stabilitas vertebra cervical ........... 34
Tabel 4.2. Pergerakan yang mungkin pada
kranioservikal ........................................................ 39
Tabel 6.1. Perubahan degeneratif pada pemeriksaan
MRI ....................................................................... 64
Tabel 6.2. Klasifikasi Nurick untuk myelopathy.................... 70
Tabel 6.3. Skala Japanese Orthopedic Association (JOA)
untuk spondylosis lumbal ...................................... 71
Tabel 6.4. Skala Chile’s modified Japanese Orthopedic
Association (mJOA) mielopati spondylosis .......... 72
Tabel 7.1. Advantage dan Disadvantage of anterior dan
posterior approach to cervical myelopathy ........... 81
Tabel 8.1. Distribusi kunjungan poli penderita
spondylosis cervical berdasarkan kelompok
umur....................................................................... 92
Tabel 8.2. Distribusi kasus spondylosis cervical sesuai
keterlibatan level ................................................... 92
Tabel 8.3. Distribusi kasus spondylosis cervical
berdasarkan level diskus yang terlibat................... 92
Tabel 8.4. Distribusi gangguan sensoris yang dialami
pasien pra dan post operasi .................................... 94
Tabel 8.5. Distribusi gangguan motorik yang dialami
pasien pra dan post operasi .................................... 94
vii
Spondilosis Cercival
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Spondilosis Cercival
c. Facet artikular
d. Ligamen, termasuk :
i. Peningkatan stenosis saat ekstensi yang lebih
sering bila dibandingkan dengan fleksi
(disebabkan oleh ligamentum flavum)
ii. Ossifikasi posterior ligamentum longitudinal
(OPLL), bisa terjadi segmental atau diffuse
yang melekat ke dura
iii. Ossifikasi dari ligamentum flavum (yellow
ligamentum)
4. Subluksasi, yang disebabkan degenerasi diskus dan facet
joint
5. Perubahan posisi, tingkat spondilotik yang parah dapat
menyatu dan biasanya stabil, namun sering terjadi
hypermobility
6. Perubahan teleskopik dari tulang belakang karena
penuruanan berat badan
7. Perubahan dari kurvatura lordosis tulang belakang
(Catatan : kelengkungan abnormal tidak berhubungan
dengan derajat mielopati)
a. Reduksi dari lordosis akibat :
i. Straightening (Lurus)
ii. Lengkung berbalik menjadi kifosis
menyebabkan efek “bow stringing” pada
tulang belakang sepanjang osteofit
2
Spondilosis Cercival
3
Spondilosis Cercival
Daftar Pustaka
4
Spondilosis Cercival
BAB 2
EMBRIOLOGI CERVICAL
5
Spondilosis Cercival
6
Spondilosis Cercival
7
Spondilosis Cercival
8
Spondilosis Cercival
9
Spondilosis Cercival
Daftar Pustaka
10
Spondilosis Cercival
BAB 3
ANATOMI TULANG
CERVICAL
11
Spondilosis Cercival
12
Spondilosis Cercival
13
Spondilosis Cercival
14
Spondilosis Cercival
15
Spondilosis Cercival
16
Spondilosis Cercival
17
Spondilosis Cercival
18
Spondilosis Cercival
gerakan fleksi ekstensi dan fleksi lateral dari segmen ini dan
berfungsi membentuk lordosis tulang belakang sehingga
diskusnya tebal pada sisi anteriornya. Diskus dan badan tulang
vertebra disatukan dan distabilisasi oleh ligamen longitudinal
posterior dan anterior. ligamen longitudinal anterior merupakan
pita fibrous yang berasal dari tulang oksipital dan dari badan
axis dan berjalan di dalam lubang tulang vertebra, ligamen
tersebut masuk pada permukaan posterior dari badan vertebra.
Diskus intervertebral dibentuk oleh bagian sentral yang
dikenal sebagai nukelus pulposus dan di bagian tepinya dikenal
sebagai anulus fibrosus. Nucleus pulposus dibentuk oleh suatu
gel yang dapat berubah bentuk dengan kandungannya terdiri
atas mukopolisakarida dan air.
Sifat hidrofilik dari proteoglikan bergantung pada
kualitas dan kuantitas dari mukopolisakarida. Idrophily dari
nucleus pulposus menentukan resistensi tulang vertebra
terhadap beban mekanis sementara cincin tulang rawan fibrosus
yang mana terbentuk dari serat anular memberikan gerakan
fleksi.
Gambaran struktural dari diskus ini adalah sangat
penting khususnya pada kasus trauma saraf spinal karena hernia
nukleus pulposus ke dalam vertebralis spekus yang mungkin
disertai dengan kompresi akar saraf. Sendi zigoapofi sary
merupakan sendi artrodiae yang memberikan gerakan gelincir
antara prosesus tulang vertebra superior dan inferior dari dua
tulang vertebra berdekatan.
Sendi prosesus superior, yang dikelilingi oleh tulang
rawan ialine, naik dan balik kembali sementara sendi prosesus
inferiornya bergerak ke bawah dan ke depan dan dikelilingi
oleh kapsul sendi yang tipis yang berakhir pada tepi tulang
rawan sendi.
19
Spondilosis Cercival
20
Spondilosis Cercival
Daftar Pustaka
21
Spondilosis Cercival
BAB 4
BIOMEKANIKA CERVICAL
22
Spondilosis Cercival
23
Spondilosis Cercival
24
Spondilosis Cercival
25
Spondilosis Cercival
26
Spondilosis Cercival
27
Spondilosis Cercival
28
Spondilosis Cercival
29
Spondilosis Cercival
30
Spondilosis Cercival
31
Spondilosis Cercival
32
Spondilosis Cercival
33
Spondilosis Cercival
Tabel 4.1. Otot-otot kepala leher yang terlibat dalam pergerakan dan
stabilitas vertebra cervical.
Otot Leher Fungsi
Sternocleidomastoideus Menyokong kepala
Ekestensi C0/C1
Rotasi sisi
Otot vertebra lateralis Bending lateral
Scalenus anterior
Scalenus medius
Scalenus posterior
Otot vertebra anterior Fleksi, bending lateral, rotasi sisi
Longus colli
Longus capitis
Otot suboccipital 1
Rectus capitis Ekstensi, rotasi, fleksi, bending lateral
Obliquus capitis
Otot punggung, M. Dorsi
Trapezius atas Elevasi skapula
Bekerja-sama dengan otot-otot lain,
Otot Superficial erector Postur erect
spinae
Illicostalis cervicis Bending lateral
Longissimus cervicis Ekstensi
Longissimus capitis
Spinalis cervicis
Spinalis capitis
Otot Superfisial Rotasi kepala
Splenius capitis Rotasi dan bending lateral
Splenius cervicis
Otot Deep transverso- Menyokong kepala
spinales
Semispinales cervicis Ekstensi kepala C0-C1 dan tulang
Semispinales capitis vertebra
Mm. Multifidi Stabilisasi segmen individual
Mm. Rotases cervicis Bending lateral
Rotasi sisi
34
Spondilosis Cercival
35
Spondilosis Cercival
36
Spondilosis Cercival
37
Spondilosis Cercival
38
Spondilosis Cercival
39
Spondilosis Cercival
40
Spondilosis Cercival
41
Spondilosis Cercival
42
Spondilosis Cercival
43
Spondilosis Cercival
Daftar Pustaka
44
Spondilosis Cercival
45
Spondilosis Cercival
BAB 5
PATOFISIOLOGI
SPONDILOSIS CERVICAL
46
Spondilosis Cercival
47
Spondilosis Cercival
48
Spondilosis Cercival
1. Faktor Mekanik
Trauma yang berulang-ulang pada medulla spinalis,
yang mana akhirnya akan berujung menjadi spondilosis
ini biasanya disebabkan oleh faktor mekanik statis
maupun dinamik. Kombinasi dari faktor ini berefek
pada medulla spinalis biasanya melalui dua mekanisme
ini : trauma dan iskemi.
49
Spondilosis Cercival
2. Iskemi
Iskemi saraf spinal muncul ketika elemen degeneratif
menekan pembuluh darah yang mensuplai saraf spinal
dan akar saraf (nerve root). Iskemi terjadi akibat efek
dari penekanan langsung pembuluh darah besar seperti
arteri spinal anterior dan secara keseluruhan mengurangi
aliran di pleksus pial dan arteri kevil yang menyuplai ke
saraf spinal. Ditambah lagi, kerusakan dari aliran darah
vena dapat menyebabkan kongesti vena yang
berkontribusi terhadap iskemi saraf spinal.
50
Spondilosis Cercival
Kehilangan air,
protein dan Desikasi Diskus
mukopolisakarida
Peningkatan rasio
Keratin Sulfat : Kehilangan Elastisitas
kondroitin sulfat Fibrosis Nukleus
Pulposus
Kehilangan integritas
dari load bearing Berkurangnya
integritas
Diskus bulging, annular
ligament kendur, dan
tinggi diskus
Kompresi Ventral
berkurang
Tinggi diskus
berkurang =
kehilangan Perubahan angular
lordosisi servikal
dari segmen spinal
Overload dari
uncovertebral dan
facet joint Tidak
menempelnya
fiber pada tulang
Pembentukan
osteofit
Kompresi vascular
Kifosis dan saraf
Progresif
51
Spondilosis Cercival
Daftar Pustaka
52
Spondilosis Cercival
BAB 6
GEJALA KLINIS
DAN DIAGNOSIS
53
Spondilosis Cercival
54
Spondilosis Cercival
6.2. Radikulopati 3
55
Spondilosis Cercival
56
Spondilosis Cercival
57
Spondilosis Cercival
6.4. Diagnosis
58
Spondilosis Cercival
59
Spondilosis Cercival
60
Spondilosis Cercival
61
Spondilosis Cercival
3. Posisi Oblique
Posisi oblique bisa menggambarkan penyempitan
foramen yang diakibatkan oleh tonjolan osteophyt.
4. Posisi Fleksi-Ekstensi
X-ray lateral fleksi-ekstensi memberikan informasi
penting untuk mendeteksi ketidakstabilan dinamis
(abnormalitas pergerakan) yang tidak diperoleh pada kondisi
statis CT atau MRI termasuk penebalan atlanto-dental posisi
fleksi8,9.
5. MRI
MRI memberikan informasi tentang kanalis spinalis, dan
abnormalitas intrinsic medulla (demyelinisasi, syringomyelia,
atrofi medulla spinalis, edema). MRI juga memberikan
gambaran kemungkinan diagnosis lain (Chiari malformasi,
tumor medulla spinalis).
Struktur tulang dan ligament kalsifikasi merupakan
gambaran yang buruk. Kekurangan dan kesulitan dalam
membedakan osteophyt dengan herniasi diskus pada MRI diatas
dengan melakukan foto polos cervical 9 atau dengan CT scan
potongan tipis fokus pada tulang.
62
Spondilosis Cercival
63
Spondilosis Cercival
64
Spondilosis Cercival
x Grade 1 (minimal/awal)
o Pembentukan osteofit minimal di anterior
o Tidak ada pengurangan dari tinggi discus
intervertebrae
o Tidak ada sclerosis pada end plate
x Grade 2 (ringan)
o Pembentukan osteofit anterior yang jelas
o Sedikit pengurangan tinggi diskus
intervertebralis (<25%)
o Tampak sedikit scleroris pada end plate
x Grade 3 (sedang)
o Pembentukan osteofit anterior yang jelas
o Penyempitan sedang pada ruang diskus (25-
75%)
o Sclerosis pada endplate dan sclerosis pada
osteofit terlihat jelas
x Grade 4 (berat)
o Pembentukan osteofit yang besar dan multiperl
o Penyempitan yang berat pada ruang diskus
(>75%)
o Sclerosis pada endplate yang ireguler
65
Spondilosis Cercival
B
A
Gambar 6.1. Pandangan lateral (A) terdapat osteofit kecil di anterior pada
C3-4, C4-5 dan C5-6, adanya penyempitan sendi pada C4-5 dan sclerosis
ringan pada endplate. Hipertropi uncovertebral joint pada C4-5 dan C5-6.
(B) Hilangnya kurva lordotik norma, terdapat penyempitan antar vertebrae,
sklerosis end-plate, dan pembentukan osteofit pada C4-C5 dan C5-C6, serta
hipertropi uncovertebral joint pada level yang sama.
A B
66
Spondilosis Cercival
67
Spondilosis Cercival
6. CT dan CT/myelogram
Ct scan bisa menggambarkan penebalan kanalis, tapi
tidak memberikan informasi yang adekuat untuk jaringan lunak
(diskus, ligament, medulla spinalis dan serabut saraf).
Walaupun, struktur tulang yang detail dapat memberikan
informasi yang penting dalam terapi pembedahan CSM.
68
Spondilosis Cercival
7. EMG
Tidak rutin dilakukan pada CSM. EMG memiliki
sensitivitas yang buruk pada cervical radikulopathy dan tidak
dapat digunakan untuk memprediksi outcome pembedahan pada
CSM (Class III).10 EMG sangat membantu pada kasus yang
mencurigakan seperti neuropathy perifer atau ALS.
6.5. Grading
69
Spondilosis Cercival
70
Spondilosis Cercival
71
Spondilosis Cercival
72
Spondilosis Cercival
Daftar Pustaka
73
Spondilosis Cercival
74
Spondilosis Cercival
75
Spondilosis Cercival
BAB 7
PENATALAKSANAAN
7.1. Non-Operatif
76
Spondilosis Cercival
B. Analgesik Opioid
Penggunaan analgesik opioid pada sindrom spondylotic
telah dibatasi oleh kemungkinan ketidakefektifan mereka dalam
nyeri neuropatik, selain ketakutan akan sifat adiktif mereka.
Meskipun demikian, ada bukti bahwa oksikodon bisa efektif
dalam pengobatan spondilosis.Analgesik opioid diindikasikan
dalam pengelolaan pasien yang dipilih dengan hati-hati dengan
gejala nyeri leher aksial sedang sampai parah dengan
77
Spondilosis Cercival
C. Relaksan otot
Penggunaan pelemas otot pada spondilosis cervical
ditujukan untuk mengurangi kejang otot trapezius dan
paraspinal.Ini telah ditunjukkan oleh agen carbobenzaprine
pada populasi nyeri punggung dan leher campuran, meskipun
kenaikan terbesar tampaknya berada dalam minggu pertama
pengobatan.Perlu dicatat bahwa durasi pengobatan dengan
pelemas otot bertahan maksimal dua minggu.Penggunaan
pelemas otot pada spondilosis cervical ditujukan untuk
mengurangi kejang otot trapezius dan paraspinal yang terkait,
serta memperbaiki tidur dari obat penenang dari pengobatan
ini.Hal ini diduga mendorong penggunaan carbobenzaprine
pada populasi nyeri punggung dan leher belakang. 1,2
D. Antidepresan
Ada bukti perbaikan keparahan nyeri yang sederhana
dengan perbaikan fungsional minimal pada nyeri punggung
bawah. 1,2
E. Antikonvulsan
Gabapentin telah terbukti memperbaiki pengobatan
nyeri neuropatik.Sekali lagi tidak ada bukti yang mendukung
penggunaannya dalam radiculopathy cervical, namun ada bukti
perbaikan kecil skor nyeri saat digunakan pada radiculopathy
lumbar.1,2
F.Kortikosteroid
Hanya didapati sedikit bukti untuk mendukung
penggunaan kortikosteroid sistemik dalam pengobatan
78
Spondilosis Cercival
7.1.4. Fisioterapi
Biasanya terapi membutuhkan waktu 15-20 sesi antara
durasi 30 dan 45 menit selama periode 3 bulan.Perawatan harus
disesuaikan dengan pasien individual namun mencakup latihan
isometrik yang diawasi, pemberian kembali proprioseptif, dan
terapi manual.Terapi termal hanya memberikan kelegaan gejala
saja, dan ultrasound tampaknya tidak efektif. 1,2
7.2. Operatif
79
Spondilosis Cercival
80
Spondilosis Cercival
Dikutip dari:Clark CR, ed. The Cervical Spine, 4th edn. Baltimore:
LippincotWilliams & Wilkins 2004
81
Spondilosis Cercival
82
Spondilosis Cercival
83
Spondilosis Cercival
84
Spondilosis Cercival
85
Spondilosis Cercival
86
Spondilosis Cercival
7.2.7. Laminoplasty
Teknik ini bertujuan untuk melestarikan gerak tapi
dengan sedikit perubahan pada biomekanika alami pada tulang
belakang. Kanalis tulang belakang diperlebar dengan
menciptakan "selokan" di lamina, dan kemudian mendorong
proses spinous dan lebih banyak melibatkan lamina ke sisi yang
berlawanan. Titanium miniplates disekrup di tempat untuk
menjaga pelebaran ini terbuka.8,9,10,11
Potensi destabilisasi, malalignment sagital (kyphosis)
dan kurangnya perlindungan spinal cord setelah laminectomy
cervical bertingkat, memicu para ahli bedah Jepang untuk
mengembangkan teknik laminoplasty cervical.8,9,10,11Oleh
karena itu, keuntungan umum yamg diinginkan melalui
laminoplasty adalah :
x Memperluas kanal tulang belakang
x Mengamankan perlindungan spinal cord
x Menjaga stabilitas tulang belakang
x Menjaga mobilitas tulang belakang
x Mengurangi risiko degenerasi segmen yang berdekatan
Hirabayashi memperkenalkan teknik bedah baru yang
disebut " expansive open door laminoplasty" yang masih
banyak digunakan saat ini. Sebagai alternatif, " French open-
door laminoplasty " diperkenalkan oleh Hoshi dan Kurokawa.
Meskipun berbagai modifikasi bedah telah disarankan, konsep
dasar sebagian besar prosedur mirip dengan salah satu dari dua
teknik ini.Sebuah tinjauan kritis baru-baru ini menyimpulkan
bahwa literatur belum mendukung manfaat yang diklaim pada
laminoplasty.7,8,9,10
87
Spondilosis Cercival
Daftar Pustaka
88
Spondilosis Cercival
89
Spondilosis Cercival
90
Spondilosis Cercival
BAB 8
ANTERIOR CERVICAL
DISKECTOMY AND FUSION
91
Spondilosis Cercival
92
Spondilosis Cercival
93
Spondilosis Cercival
Tabel 8.4. Distribusi gangguan sensoris yang dialami pasien pra dan
post operasi
Jenis Gangguan Jumlah penderita Jumlah penderita
Sensoris pra operasi post operasi
Nyeri Kepala 15 2
Nyeri Leher
Belakang 19 1
Nyeri Bahu 13 2
Nyeri Lengan 13 2
Nyeri Tangan 16 4
Nyeri Kaki 7 2
Nyeri Hoyong 9 2
Tabel 8.5. Distribusi gangguan motorik yang dialami pasien pra dan
post operasi
Motorik Jumlah penderita Jumlah penderita
pra operasi post operasi
Gerakan Leher 5 3
Extremitas Atas 4 2
Extremitas Bawah 4 2
Extremitas Atas &
Bawah 5 0
94
Spondilosis Cercival
95
Spondilosis Cercival
96
Spondilosis Cercival
97
Spondilosis Cercival
98
Spondilosis Cercival
Gambar 8.4. Tahapan prosedur tindakan ACDF. Gambar diambil dari Singh
K, Vaccaro AR. Pocket atlas of spine surgery. New York: Thieme.
2011,p,13-20.
A. Insisi horizontal dibuat medial dari muskulus sternocleidomastoid.
B. Otot dipisahkan lapis demi lapis ke lateral hingga tampak corpus vertebra
dan teridentifikasi diskus. Dengan menggunakan pisau, dilakukan
annulotomy.
C. Dengan menggunakan Kerrison dilakukan pengambilan isi material
diskus dan membuang posterior longitudinal ligament.
D. Gunakan high speed drill untuk decorticasi end plates.
E. Trial sizer dimasukkan untuk memperkirakan lebar antar corpus vertebra.
F. Bone graft yang telah disesuaikan ukurannya dengan sizer ditempatkan
pada ruang antara corpus vertebra.
99
Spondilosis Cercival
Daftar Pustaka
100
Spondilosis Cercival
101
Spondilosis Cercival
102
9 7 8 6 0 2 4 6 5 0 0 4 9