Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Keperawatan Komunitas


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun et. al, 2016). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah
desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat
ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2014).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing
process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2014).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2015).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder
dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong
semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan
nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Elisabeth, 2015).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas
sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan
pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2014).

B. Tinjauan Keperawatan Komunitas


C. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 2014), sasaran ini
terdiri dari:
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien / klien.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Yang
termasuk kelompok khusus adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Lansia
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:


1) Wanita tunasusila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain

d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:


1) Panti werdha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi
4) Penitipan balita

4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan
dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien
dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi,
2015).
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi,
2015).

b. Keluarga sebagai klien


Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan dasar manusia
dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri
dan aktualisasi diri (Riyadi, 2015).

c. Masyarakat sebagai klien


Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh
suatu indentitas bersama (Riyadi, 2015).

D. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


1. Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan jalan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
e. Rekreasi
f. Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas, maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun
di rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui

3. Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
a. Perawatn orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatn orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari
puskesmas dan Rumah Sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin
dan nifas
d. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

4. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama.
a. Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, kelainan bawaan
b. Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui
fisioterafi

5. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok
khusus kedalam pergaulan masyarakat.
E. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2014).

2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2015).

3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,
2007).

4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya
atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas
(Mubarak, 2005).

5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
F. Model Pendekatan
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan
masalah (problem solving approach) yang dituangkan dalam proses
keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan
dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat
akan dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan
intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan
profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach,
maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang
datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan
case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan
melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut
community approach.

G. Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,
metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu
pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat adalah:
a. Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan
menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun
informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan
MC. Forlane (2014 terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi;
populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat
kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik;
pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan pemerintahan;
pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi.

b. Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh
dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa
data memerlukan pemikiran yang kritis. Data yang terkumpul
kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam
dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya
dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan masalah tersebut
terdiri dari:
1) Masalah sehat sakit
2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan
Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain :
1) Masalah yang ditetapkan dari data umum
2) Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan
kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan
yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat
mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan :
a) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat
b) Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas :


1. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi
dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
2. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada
suatu kurun waktu tertentu
3. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
4. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya,
srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul

2. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
dan keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.

3. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
a. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dengan
b. instansi terkait
c. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok
dan
d. masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatanny
e. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan
komunitas terdiri atas :
1) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak
fungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan
intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis,
sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi
ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat
diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan
primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri,
yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang
optimal dari ketidakmampuannya.

4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan
berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan
dalam melaksanakan penilaian, yaitu :
a. Daya guna
b. Hasil guna
c. Kelayakan
d. Kecukupan

Fokus evaluasi adalah :


a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses
c. Efisiensi biaya
d. Efektifitas kerja
e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam
rangka waktu berapa ?
Perubahan ini akan berkembang sesuai tingkat peran masing-
masing, apabila peran masyarakat dan perawat sama-sama naik maka
maka status kesehatan akan meningkat. Begitu juga sebaliknya. Untuk
memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada
awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur
peran klien lebih besar daripada perawat.

Anda mungkin juga menyukai