Hakikat IPA Dalam Pembelajaran SD
Hakikat IPA Dalam Pembelajaran SD
Hakikat IPA
Pendidikan IPA
Dosen pengampu :
Oleh :
NIM : 1401418195
Rombel :D
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan berkat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan baik. Adapun materi yang dapat kami berikan dalam pembahasan kali
ini adalah mengenai “ Hakikat IPA dan Keterampilan Proses IPA”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………..……………………………………………….1
DAFTAR ISI………………………………...………………….………………..2
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...……………………………………………...…………...3
B. Rumusan Masalah……...……………………………………………….....3
C. Tujuan….……………………………………..…………………………...3
A. Kesimpulan…….………………………………………………………..14
B. Saran…………….………………………………………………………14
Daftar Pustaka……………………………………………………………….14
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)?
2. Apa yang dimaksud dengan hakikat IPA?
3. Bagaimana penerapan hakikat IPA dalam pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
2. Mengetahui hakikat IPA sebagai proses, produk, dan sikap
3. Mengetahui penerapan hakikat IPA dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPA
IPA adalah suatu singkatan dari kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan
terjemahan dari kata “Natural Science” , secara singkat sering disebut “Science”. Natural
artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan
Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara harfiah
dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini atau ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam.
IPA adalah ilmu yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Dengan
kata lain, metode ilmiah merupakan ciri khusus yang menjadi identitas IPA, Pengenalan
IPA melalui metodologi atau cara memperoleh pengetahuan itu. IPA adalah penyelidikan
yang terorganisir untuk mencari pola keteraturan dalam alam.
a. Pengertian IPA menurut para ahli
Lalu menurut Carin dan Sund (1993) dalam Puskur-Depdiknas (2006) mendefinisikan
IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum
(universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”
Menurut Trianto (2012: 136), IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang
melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah
seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
Menurut H.W. Flower (dalam Laksmi Prihantoro, 1986: 1.3) IPA adalah
pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.
Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan
dari hakikatnya sebagai proses. Produk IPA adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-
prinsip, hukum-hukum, dan teori- teori. Prosedur yang dipergunakan oleh para ilmuan
mempelajari alam ini adalah prosedur empirik dan analitik. Dalam prosedur empirik
ilmuan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi untuk selanjutnya
dianalisis.
Prosedur empirik, dalam IPA mencakup observasi, klasifikasi, dan pengukuran.
Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuan menginterprestasikan penemuannya dengan
mempergunakan proses-proses seperti hipotesa, eksperimen terkontrol, menarik
kesimpulan, dan memprediksi. Untuk menjalankan suatu penelitian tentang alam
diperlukan pengetahuan terpadu tentang proses dan materi dalam topik yang akan
diselidiki. IPA untuk anak Sekolah Dasar harus dimodifikasi agar anak didik dapat
mempelajarinya. Ide-ide dan konsep-konsep harus disederhanakan sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitifnya supaya mudah dipahami. Webster’a menyatakan “natural
science knowledge concerned with the physical world and its phenomena”. Yang artinya
IPA adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan Purnell’s
mendefinisikan IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara
observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan,
hukum-hukum, prinsip, teori-teori, dan hipotesa. Definisi IPA yang paling sederhana
adalah apa yang dilakukan oleh para ahli IPA.
Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa IPA pada hakikatnya meliputi
IPA produk, IPA proses, dan IPA sikap ilmiah yang tak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya.
B. Hakikat IPA
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap
ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai
prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan
pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru.
Susanto (1991: 3) mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda,
tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian.
• Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada
hubungannya satu dengan yang lainnya. Misal : Makhluk hidup dipengaruhi oleh
lingkungannya.
• Hukum alam adalah prinsip – prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat
tentative, tetapi karena mengalami pengujian – pengujian yang lebih keras daripada
prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal. Misal : Hukum kekekalan energi.
• Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika
ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misal : teori meteorologi
membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan
terbentuk.
IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis
dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan
tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa
berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan.
Melalui proses ini kita bisa mendapatkan temuan-temua ilmiah, dan perwujudannya
berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah.
(Moejiono dan Dimyati, 1992:16) Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya,
keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan: Proses
Dasar (Basic Skills), dan Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated Skills).
2) prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau
pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh.
3) Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil
pengamatan.
Maksudnya adalah dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap, dan cara
berfikir. Dan dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha
mengambil sikap tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap
ini dinamakan sikap ilmiah.
Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan
pada anak SD yaitu:
a. Sikap ingin tahu
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
c. Sikap kerja sama
d. Sikap tidak putus asa
e. Sikap tidak berprasangka
f. Sikap mawas diri
g. Sikap bertanggung jawab
h. Sikap berpikir bebas
i. Sikap kedisiplinan diri
Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi:
a. Jujur
b. Teliti
c. Cermat
C. Penerapan Hakikat IPA
Kelas/Semester : IV/I
Tema/Sub Tema : 2. Selalu Berhemat Energi/ 3. Energi Alternatif
Pembelajaran : 3 (Bahasa Indonesia dan IPA)
Kita telah mengenal energi listrik. Energi listrik merupakan energi yang
paling banyak digunakan oleh manusia. Energi listrik membantu manusia
melakukan berbagai aktivitas. Penggunaan energi listrik dapat yang berlebihan
berdampak pada ketersediaannya. Oleh karena itu, kita bisa menggunakan
energi alternatif untuk mengatasinya.
Kita bisa menggunakan energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan
energi listrik. Selain bermanfaat untuk dikonsumsi, jeruk, apel dan kentang
dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Pada gambar tempak tiga
potongan jeruk, apel dan kentang. Bahan yang dibutuhkan adalah jeruk nipis,
apel, kentang, paku, koin, kabel dan penjepit buaya. Bahan-bahan tersebut
dapat menyalakan lampu LED berukuran kecil jika dirangkai dengan baik.
Lampu LED dapat menyala karena adanya aliran arus listrik dari rangkaian
tersebut. Energi listrik yang dihasilkan dari rangkaian tersebut merupakan
energi listrik berdaya rendah.
Amati gambar berikut. Ikutilah kegiatan yang ada pada gambar sampai
lampu LED menyala. Diskusikan dengan temanmu bagaimana caranya agar
lampu menyala.
C. DAFTAR PUSTAKA
https://sumartoipa.wordpress.com/2013/06/15/hakikat-ilmu-pengetahuan-alam-ipa/
http://eprints.uny.ac.id/32629/3/BAB%20II.pdf
https:// wordpress.com /semester%203/ipa.pdf
http://hakikataipa.uny.com/2018/03/karakteristik-pembelajaran-ipa-di-sd_13.html
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/viewFile/7534/6201
https://drive.google.com/drive/folders/1_gZ-33ECzt_z_NXW4JRp2rdYIUO9R-hM
iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. CV Maulana: Bandung.