Anda di halaman 1dari 4

3

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi sistemik yang

menjadi masalah dunia. Tidak hanya di negara-negara tropis, namun di negara-

negara subtropis pun prevalensi demam tifoid cukup tinggi, terlebih di negara

berkembang. Badan kesehatan dunia, yaitu WHO, mencatat pada tahun 2003 lebih

dari 17 juta kasus demam tifoid terjadi di seluruh dunia, dengan angka kematian

mencapai 600.000, dan 90% dari angka kematian tersebut terdapat di negara-

negara Asia (WHO, 2003).

Berdasarkan studi epidemiologis yang dilakukan oleh WHO pada 441.435

sampel di 5 negara Asia, yaitu: Pakistan, India, Indonesia, Vietnam dan Cina,

didapatkan adanya perbedaan yang cukup signifikan. Insiden demam tifoid lebih

tinggi di negara-negara Asia Selatan (Pakistan dan India) dibandingkan dengan

negara-negara di Asia Timur ( Ochiai et al, 2013).

WHO mencatat Indonesia sebagai salah satu negara endemik untuk

demam tifoid. Di Indonesia, terdapat rata-rata 900.000 kasus demam tifoid dengan

angka kematian lebih dari 20.000 setiap tahunnya.1 Berdasarkan Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2007, angka prevalensi demam tifoid secara nasional

adalah 1,6% dengan 12 provinsi yang memiliki prevalensi diatas angka nasional,
4

yaitu: Provinsi Nangroe Aceh Darusalam, Bengkulu, Jawa Barat, Banten, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,

Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua Barat dan Papua (DEPKES, 2007).

Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang

penderita thypoid, berjenis kelamin perempuan dan berusia 9 tahun, dimana

penderita merupakan salah satu pasien thypoid rawat jalan Puskesmas Candi ,

Kabupaten Sidoarjo, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi.

Mengingat kasus ini masih banyak ditemukan di masyarakat khususnya di

wilayah kerja Puskesmas Candi, Kabupaten Sidoarjo, beserta permasalahannya

seperti masih kurang pengetahuan masyarakat tentang thyfoid fever, terutama

masalah tentang penatalaksanaan jangka panjangnya. Oleh karena itu, penting

kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya untuk kemudian

bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah hubungan antara kehidupan sosial dan ekonomi pasien

dengan penyakit yang diderita pasien?


2. Bagaimanakah hubungan antara lingkungan sekitar pasien dengan

penyakit yang diderita pasien?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui hubungan antara kehidupan sosial dan

ekonomi pasien dengan penyakit yang diderita pasien


5

b. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekitar pasien

dengan penyakit yang diderita pasien


2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui identifikasi pasien sesuai dengan yang

ditetapkan puskesmas
b. Untuk mengetahui identifikasi kehidupan pasien dalam

keluarga melalui APGAR


c. Untuk mengetahui identifikasi faktor sosial ekonomi pasien

melalui SCREEM
d. Untuk mengetahui identifikasi faktor keturunan pasien melalui

Genogram
e. Untuk mengetahui identifikasi faktor pelayanan kesehatan
f. Untuk mengetahui identifikasi perilaku pasien disertai dengan

penyakitnya
g. Untuk mengetahui identifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial,

ekonomi, dlsb)

D. MANFAAT

1. Bagi Pasien dan Keluarganya

Memberikan wawasan dan pemahaman kepada pasien dan

keluarganya mengenai penyakitnya serta pentingnya menjaga

kebersihan terutama lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit

dimana salah satunya adalah thyfoid fever.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan


6

Manfaat home visite ini bagi pelayanan kesehatan adalah

sebagai sumber evaluasi dalam memberikan pelayanan terhadap

penyakit thyfoid fever sehingga bisa dicari solusinya bersama.

3. Manfaat bagi Puskesmas


Manfaat home visite ini bagi puskesmas adalah sebagai

pengetahuan dan sumber evaluasi dalam peningkatan pelayanan

terhadap penyakit thyfoid fever.

Anda mungkin juga menyukai