Anda di halaman 1dari 3

(TUGAS 1 ICHA) PREVALENSI OBESITAS DI ACEH

Berdasarkan indikator Indeks Masa Tubuh pada orang dewasa terdapat prevalensi yang cukup
besar pada kategori Lebih dan Obesitas sebesar 52,4% dengan proporsi terbesar pada obesitas
(36,4%). Adapun proporsi obesitas terbesar terdapat di Bener Meriah (45,5%) dan kota Sabang
(43,4%), sedangkan yang terendah terdapat di Kab.Simelue (23,6%) dan Pidie (29,6%).

Sedangkan berdasarkan jeniskelamin antara laki-laki dan perempuan dewasa Aceh terlihat bahwa
sebagian besar penduduk dewasa Aceh yang memiliki status gizi obesitas terdapat pada penduduk
berjenis kelamin perempuan (37,3%) dibandingkan dengan laki-laki (12,2%).

Sumber: https://dinkes.acehprov.go.id/uploads/Laporan_Hasil_Survey_PSG_Aceh_Tahun_2017.pdf

(TUGAS 2 ICHA) Tahap pelaksanaan program yang akan dilaksanakan yaitu:

 Tahap 1 : Pencarian data sekunder mengenai lokasi sasaran untuk pelaksanaan


program.  berarti pura2nya kita ke dinkes dulu utk tau mau ke kecamatan apa
kan
 Tahap 2 : Meninjau langsung ke lokasi sasaran dan melakukan pemantauan.
 Tahap 3 : Menetapkan lokasi sasaran, meminta izin kepada pihak yang
berwenang untuk melaksanakan kegiatan di menasah setempat.
 Tahap X : Mengumpulkan sekelompok masyarakat ke menasah yang telah di
tentukan.
 Tahap 4 : Melakukan persiapan dan penyampaian materi penyuluhan mengenai
obesitas.
 Tahap 5: Melakukan pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh) masyarakat yang
telah berkumpul.
 Tahap 5: Rancangan kegiatan pelatihan untuk kader dari masyarakat setempat
mengenai program “GEMPI-LDRan”. Pada tahap persiapan juga dilakukan
pembelian peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan.
 Tahap 6 : Membuat jadwal pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan kader
sekaligus meminta izin pelaksaan dengan puskesmas dan kepala gampong.
 Tahap 7 : Melaksanakan sosialisasi program kepada petugas kesehatan
puskesmas, pengurus gampong, dan orang yang mengalami obesitas. Program
penyuluhan ini akan dilaksanakan dua kali dengan materi berbeda.
 Tahap 8 : Pemasangan tanda obesitas di rumah penderita obesitas. Tanda ini
dapat menjadi petunjuk baik untuk kader sebagai suatu tanda. Tanda yang
diberikan berupa stiker berwarna biru.

Kegiatan ini berlangsung selama enam bulan, meliputi persiapan penetapan


daerah sasaran, meninjau lokasi, pengamatan awal dipuskesmas, dan pendataan
kepada penderita obesitas pada bulan pertama. Selanjutnya penyusunan dan
pelaksanaan penyuluhan untuk kader dan petugas puskesmas pada bulan kedua, dan
pelatihan untuk kader, penderita obesitas, dan pengurus Gampong serta melakukan
pemasangan tanda obesitas disetiap rumah penderita pada bulan ketiga, pengontrolan/
pengamatan kembali pada pelaksanaan program GEMPI-LDRan (Gerakan Peduli
Obesitas-Latihan Diet Rutinkan) dan kader dilakukan setiap bulan sejak program
diaktifkan setelah pada bulan ketiga.

Keaktifan kader dalam masyarakat sangat dibutuhkan dalam program ini. Kader-
kader kesehatan yang sudah diberikan materi dan pelatihan juga harus aktif untuk
dilingkunganya. Metode program ini minimal dilakukan tiga kali dalam seminggu dan
pentingnya keseriusan penderita obesitas untuk mengikuti program ini demi tercapainya
tujuan dari program GEMPI-LDRan.

(TUGAS 3 ICHA) Kesimpulan

Adapun kesimpulan kami mengenai penerapan program GEMPI-LDRan yaitu:

1. Angka obesitas yang kembali meningkat di Kota Lhokseumawe dipengaruhi berbagai


faktor. Salah satu faktor yang dianggap mempengaruhi yaitu pola hidup yang salah
seperti kurangnya olahraga dan masih rendahnya pengetahuan terkait obesitas itu sendiri.
2. Program GEMPI-LDRan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan tentang
Obesitas pada dewasa dan dapat membentuk kader untuk membantu jalannya program
tersebut. Kader berasal dari tenaga kesehatan puskesmas, dan kader sukarela yang berasal
dari masyarakat.
3. Program Gerakan Peduli Obesitas-Latihan Diet Rutinkan (GEMPI-LDRan) kami susun
dan kami buat untuk meningkatkan pengetahuan penderita obesitas dan menerapkan pola
hidup yang sehat di wilayah Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.
Demikian program ini kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
membutuhkannya dan juga menambah pengetahuan sekaligus kepedulian terhadap obesitas.

(TUGAS 4 ICHA) LOKASI DILAKSANAKAN PROGRAM

Letak geografis Kota Lhokseumawe yaitu 04º54’–05º18’ Lintang utara dan 96º20’ –
97º21’ Bujur Timur. Kota Lhokseumawe berada pada ketinggian +24 meter diatas
permukaan laut, disebelah utara dan daerah di sebelah timur berada pada ketinggian
antara 105 diatas permukaan laut, sedangkan pada daerah di sebelah selatan memiliki
kondisi yang relatif berbukit-bukit dengan ketinggian antara 5-100 diatas permukaan
laut. Kota Lhokseumawe dengan luas wilayah 181,06 Km² atau 18.106 Ha dibagi
menjadi 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Blang Mangat dengan luas wilayah 56,12 Km²,
Kecamatan Muara Dua luas wilayah 57,80 Km², Kecamatan Muara Satu luas wilayah
55,90 Km² dan Kecamatan Banda Sakti luas wilayah 11,24 Km². Kota Lhokseumawe
memiliki 9 pemukiman dengan jumlah gampong sebanyak 68 gampong.

Jumlah kelahiran yang tercatat di Kota Lhokseumawe selama tahun 2017 adalah
sejumlah 3.177 kelahiran. Penambahan penduduk selain karena peristiwa kelahiran
juga karena perpindahan (migrasi) masuk penduduk dari luar wilayah Lhokseumawe.
Selama tahun 2017 tercatat sebanyak 4.025 penduduk masuk. Adapun penambahan
penduduk pendatang paling banyak di Kecamatan Banda Sakti yang merupakan pusat
kota dengan jumlah 1.733 jiwa.

Sama halnya dengan penduduk pendatang, penduduk pindah juga dominan sekali
berasal dari Kecamatan Banda Sakti yaitu sebanyak 1.905 penduduk. Secara
keseluruhan tahun 2017 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe adalah 198.980 jiwa.
Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 99.282 jiwa laki-laki dan 99.689 jiwa perempuan.
Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Banda Sakti. Konsentrasi jumlah
penduduk di Kecamatan Banda Sakti ini dikarenakan kecamatan ini merupakan pusat
Kota Lhokseumawe dengan berbagai kegiatan utama yaitu pemerintahan,
perdagangan, pendidikan dan kesehatan.

Hrusnya ada gambar menasah dan puskesmas ya

Tampak salah satu menasah yang ada di desa Uteun Bayi kota Lhokseumawe, lokasinya tidak
terlalu masuk ke pedalaman sehingga mudan untuk di jangkau oleh masyarakat dan dekat dengan
puskesmas Kecamatan Banda Sakti.

Puskesmas Kecamatan Banda Sakti memiliki wilayah yang cukup luas serta bangunan yang
kokoh, terdapat banyak program-program yang di jalankan sehingga terdapat hari2 tertentu
petugas disana pergi menuju ke lapangan (kata2nya amburadul kehabisan kosakata :”( )

Anda mungkin juga menyukai