Anda di halaman 1dari 20

6

BAB II
KUNJUNGAN RUMAH

A. STATUS PENDERITA

a) IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. S

Umur : 59 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : Tamat Sekolah Dasar (SD)

Agama : Islam

Alamat : Desa Semambung RT 1 / RW 2,Wonoayu, Sidoarjo

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 7 April 2016

b) ANAMNESIS (Pada Waktu Sakit)

a. Keluhan Utama : Badan Panas 5

Hari

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengatakan merasa panas sejak 5 hari yang lalu dan

semakin panas pada malam hari, pasien demam hingga menggigil.

Pasien sempat mengeluh sakit kepala disertai mual dan muntah. Pasien

mengatakan mengalami penurun nafsu makan dan lemah. Nyeri perut

dirasakan pasien hilang timbul. BAB agak lebih lunak dari biasanya.
7

Pasien sudah minum obat beli di warung namun masih belum sembuh.

Karena itu ibunya segera membawa ke Puskesmas Wonoayu.

c. Riwayat Penyakit Dahulu:

1) Riwayat Diabetes Melitus : disangkal


2) Riwayat Hipertensi : disangkal
3) Riwayat Asma : disangkal
4) Riwayat Alergi Obat / Makanan : disangkal
5) Riwayat Sakit Jantung : disangkal

d. Riwayat Penyakit Keluarga

1) Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : disangkal

2) Riwayat keluarga alergi obat/makanan : disangkal

e. Riwayat Kebiasaan

1) Riwayat Olahraga : tidak pernah olahraga selama ini

f. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang seorang istri, ibu dari 2 orang anak yang

pertama sudah menikah, yang kedua masih tinggal bersamanya dan

sudah menjadi nenek dari 2 orang cucu. Keluarga pasien tinggal di

sebuah rumah yang berpenghuni 11 orang (pasien, suami, anak,dan 9

orang pekerja). Anak yang sudah menikah dan menantu pasien tinggal

di luar kota tempat tinggal pasien. Pasien tidak bekerja, hanya dirumah

saja membantu suami sebagai produsen makanan bakso. Suami pasien

bekerja sebagai wiraswasta yang bekerja di bidang kuliner yakni


8

produsen bakso, produksi dilakukan di rumah. Suami selalu berada di

rumah pada sore/malam hari. Penghasilan suami pasien tidak menentu,

sehari suami pasien bisa mendapat + Rp. 1.500.000,00.

g. Riwayat Gizi

Pasien untuk makan sehari-harinya biasanya 2 kali, kadang

tidak teratur dengan nasi tidak sampai sepiring dan sayur. Kadang

pasien makan lauk pauk seperti telur dan tahu-tempe, kadang disertai

kerupuk. Pasien kadang makan buah-buahan seperti pisang. Pasien

tidak terlalu suka makan daging. Kesan status gizi cukup.

h. Anamnesis Sistem
1) Kulit : warna kulit sawo matang.
2) Kepala : sakit kepala (+), pusing (+), rambut kepala

tidak rontok, luka pada kepala (-),

benjolan/borok di kepala (-).


3) Mata : pandangan mata berkunang - kunang (+),

penglihatan kabur (-), ketajaman baik.


4) Hidung : tersumbat (-), mimisan (-).
5) Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-),

keluar cairan (-).


6) Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa

pahit (+).
7) Tenggorokan : nyeri telan (+).
8) Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-),

batuk darah (-).


9) Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada(-), ampek(-).
9

10) Gastrointestinal : mual (+), muntah (+), diare (+), nafsu

makan menurun (+), nyeri perut (+).


11) Genitourinaria : BAK lancar, 3-4 kali/hari warna kuning

agak lebih cair dan jumlah cukup.


12) Neuropsikiatri :Neurologik : kejang(-), lumpuh(-).

Psikiatrik : emosi stabil,mudah

marah(-)
13) Muskuloskeletal :kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-),

nyeri otot (-).


14) Ekstremitas : Atas : bengkak (-), sakit (-).
Bawah : bengkak (-), sakit (-).

c) PEMERIKSAAN FISIK

a) Keadaan Umum

Baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi dalam

batas normal.

b) Tanda Vital dan Status Gizi

1) Tanda Vital

Nadi : 80 x/menit, reguler, isi cukup, simetris

Pernafasan : 18 x/menit

Suhu : 37°C

Tensi : 120/80 mmHg

2) Status gizi ( Kurva NCHS ) :

BB : 55 kg

TB : 162 cm

IMT: Berat badan (kg) = 55 = 20,96 (normal)

(Tinggi badan)2 (m) (1,62)2


10

3) Kulit

Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut

tidak mudah dicabut, atrofi m. temporalis

(-), makula (-), papula (-), nodula (-),

kelainan mimik wajah/bells palsy (-).

4) Mata

Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor

(3mm/3mm), reflek kornea (+/+), wama kelopak (coklat

kekitaman), katarak (-/-), radang/conjunctivitis/uveitis (-/-).

5) Hidung

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksls (-),

deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-), sadle nose (-).

6) Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (+), papil lidah

atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)

7) Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang

(-), cuping telinga dalam batas normal.

8) Tenggorokan

Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).

9) Leher
11

Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),

pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).

10) Thoraks

Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)

a) Cor :

I : ictus cordis tak tampak

P: ictus cordis tak kuat angkat

P: batas kiri atas : SIC U 1 cm lateral LPSS

batas kanan atas : SIC II LPSD

batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral LMCS

batas kanan bawah : SIC IV LPSD

batas jantung kesan tidak melebar

A: BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-)

b) Pulmo : Statis (depan dan belakang)

I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri

P : fremitus raba kiri sama dengan kanan

P : sonor/sonor

A: suara dasar vesikuler (+/+)

suara tambahan RBK (-/-), whezing (-/-)

Dinamis (depan dan belakang)

11) Abdomen

I : dinding perut sejajar dengan dinding dada


12

A : BU (+) meningkat

P : soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

P : meteorismus

12) Sistem Collumna Vertebralis

I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

P : nyeri tekan (-)

P : NKCV(-)

13) Ektremitas: palmar eritema (-/-)

akral dingin oedem

14) Sistem genetalia: tidak dilakukan

15) Pemeriksaan Neurologik

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi motorik : dalam batas normal

16) Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos

mentis

Afek : appropriate

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : bentuk :realistik

isi : waham(-), halusinasi (-), ilusi(-)


13

arus : koheren

Insight : baik

d) PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Pemeriksaan Laboratorium : Widal, Darah Lengkap

b) Pemeriksaan rontgen thoraks : Tidak dilakukan

e) RESUME

Seorang pasien perempuan 59 tahun dengan keluhan utama panas 5

hari. Panas sudah dialami sejak 5 hari, panas meninggi pada malam hari

hingga mengigil. Mual disertai muntah.


Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit

ringan, compos mentis, status gizi kesan kurang. Tanda vital T:120/80, N: 80

x/menit, RR: 18 x/menit, S:37°C, BB:47 kg, TB: 162 cm, status gizi cukup.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan lidah kotor. Pemeriksaan widal atas batas

normal.

f) PATIENT CENTERED DIAGNOSIS

Diagnosis Biologis

Thypoid fever

Diagnosis Psikologis

Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya

1. Lingkungan rumah yang kurang bersih


2. Lingkungan keluarga dan teman-teman tidak mendukung
14

6. PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksanaan penderita adalah:

Non Medikamentosa

a) Pemakaian alat-alat makan dan ekstra untuk mencegah penularan kuman

ke orang-orang sekitar pasien.

b) Bedrest

Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali yaitu

istirahat mutlak, berbaring terus di tempat tidur. Seminggu kemudian

boleh duduk dan selanjutnya boleh duduk dan berjalan.

c) Pengaturan diet

Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.

Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang

dan tidak menimbulkan banyak gas. Susu 2 kali satu gelas sehari perlu

diberikan. Bila pasien nafsu makannya baik, maka dapat diberikan

makanan lunak atau makanan biasa tanpa sayuran dan buah.

d) Banyak minum untuk mencegah dehidrasi karena pasien mengalami

demam tifoid dan demam.

Medikamentosa
Obat pilihan utama adalah golongan Fluoroquinolone selama 5-7

hari seperti Ciprofloksasin 20 mg/kgbb/hari selama 6 hari atau

Levofloksasin 10 mg/kgbb/hari selama 1-2 minggu. Namun golongan


15

Fluoroquinolone tidak boleh diberikan pada anak-anak karena akan

mengganggu pertumbuhan tulang karena mempercepat penutupan

epifisis. Maka dapat diganti dengan obat golongan Cephalosporin

generasi ketiga seperti Ceftriaxone dan Cefotaxime. Pada orang dewasa

yang resisten terhadap golongan Fluoroquinolone juga dapat diberikan

golongan Cephalosporin generasi ketiga seperti Ceftriaxone 1-2 gram

intravena atau intramuskular selama 5 hari atau 3 gram dalam 3 hari dan

Cefotaxime 1-2 gram intravena atau intramuskular.


16

Dulu obat pilihan utama adalah kloramfenikol, kecuali bila

penderita mengalami resistensi dapat diberikan obat lain misalnya

ampisilin, kotrimoksasol, dan lain-lain. Dianjurkan pemberian

kloramfenikol dengan dosis yang tinggi, yaitu 100 mg/kgbb/hari,

diberikan 4 kali sehari peroral atau intramuskular atau intravena bila

diperlukan. Pemberian kloramfenikol dosis tinggi tersebut memberikan

manfaat yaitu waktu perawatan dipersingkat dan relaps tidak terjadi.

Akan tetapi mungkin pembentukan zat anti kurang, oleh karena basil

terlalu cepat dimusnahkan. Penderita yang pulang perlu diberikan

suntikan vaksin Tipa.

Tabel 2.1 Terapi Antibioatik Terkini Demam Thypoid (Deperteman Penyakit

Dalam FK UI, 2012)

Bila terdapat komplikasi harus diberikan terapi yang sesuai.

Misalnya pemberian cairan intravena untuk penderita dengan dehidrasi


17

dan asidosis. Bila terdapat bronkopneumonia harus ditambahkan Penicilin

dan lain-lain.

B. APGAR SCORE

ADAPTATION

Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu pertama kali

membicarakannya kepada suaminya dan mengungkapkan apa yang diinginkannya

dan menjadi keluhannya. Penyakitnya ini tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Dukungan dari suami, keluarga dan petugas kesehatan yang sering memberi

penyuluhan kepadanya, sangat memberinya motivasi untuk sembuh dan teratur

minum obat.

PARTNERSHIP

Ny. S menyadari bahwa dirinya mempunyai peran penting dalam

keluarganya, terutama dalam hal mengurus suami dan urusan rumah tangga.

Sehingga Ny. S berusaha sebisa mungkin agar tetap dapat sehat dan

mengurusi keluarganya.

GROWTH
18

Ny. S sadar bahwa ia harus berhati – hati agar keluarga maupun

dirinya sendiri tidak terkena penyakit yang sama.

AFFECTION

Ny. S merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan suami dan

anak-anaknya cukup meskipun ia sering menderita sakit. Bahkan perhatian yang

dirasakannya bertambah. Ia menyayangi keluarganya, begitu pula sebaliknya.

RESOLVE

Ny.S merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia

dapatkan dari semua anggota keluarganya, meskipun kadang suami dan

anaknya harus bekerja.

APGAR Ny. S Terhadap Keluarga Sering/selalu Kadang- Jarang/tidak

kadang
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 

keluarga saya bila saya menghadapi

masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya 

membahas dan membagi masalah dengan

saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya 

menerimadan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau

arah hidup yang baru


A Saya puas dengan cara keluarga saya 

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,


19

perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya 
dansaya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 8 fungsi keluarga dalam keadaan baik

Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Ny.S adalah 8,

Hal ini menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Ny.S dan

keluarganya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga

tersebut terjalin baik.

C. SCREEM

SUMBER PATHOLOGY KET


Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota _

keluarga juga dengan saudara partisipasi

mereka dalam masyarakat cukup meskipun

banyak keterbatasan.
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya _

baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan

sehari-hari baik dalam keluarga maupun di

lingkungan, banyak tradisi budaya yang

masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara

yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll.

Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan

kesopanan
Religius Pemahaman agama cukup baik. Sholat 5 –

Agama menawarkan waktu di jalani dengan baik. Dan setiap


20

pengalaman spiritual yang baik sholat sebisa mungkin mereka sholat

untuk ketenangan individu yang bersama. Di dalam rumah pasien juga

tidak didapatkan dari yang lain memiliki tempat beribadah khusus yang tidak

tercampur dengan ruangan lain.


Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah _

kebawah, untuk kebutuhan primer bisa

terpenuhi dan mampu mencukupi kebutuhan

sekunder tanpa mengabaikan skala prioritas

kebutuhan sehari-hari.
Edukasi Pendidikan anggota keluarga yang masih _

kurang.
Medical Mampu menggunakan pelayanan kesehatan _

Pelayanan kesehatan puskesmas yang memadai. Dalam mencari pelayanan

memberikan perhatian khusus kesehatan keluarga ini biasanya

terhadap kasus pasien menggunakan Puskesmas hal ini mudah

dijangkau karena letaknya dekat

Keterangan :

 Dalam hal sosial, cultural, religius, ekonomi, edukasi, medical

keluarga Ny. S tidak mengalami masalah karena semua berjalan

dengan baik.
21

D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Alamat lengkap : Desa Semambung RT 1 / RW 2, Wonoayu

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Diagram 1. Genogram Keluarga Ny. S

Dibuat tanggal 7 April 2016

Sumber informasi : Informasi dari Ny. S

Keterangan :

: Laki-laki : Perempuan

: Pasien : Meninggal dunia

E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA


22

Suami, 65 th

Keterangan : : hubungan baik

: hubungan tidak baik

Hubungan antara Ny. S dan keluarganya baik dan dekat.

F. FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN

Pada pasien ini dari pihak Puskesmas sudah pernah mendapatkan

penyuluhan, dan saat pasien berobat ke Puskesmas pun telah mendapat KIE

oleh dokter.

G. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

KELUARGA

1. Faktor Perilaku Keluarga


23

Ny. S adalah seorang istri dan ibu rumah tangga. Sehari-hari pasien

hanya dirumah saja tidak bekerja di luar rumah, disebabkan membantu

suami yang punya usaha produksi bakso.

Untuk makan setiap hari baik untuk dirinya dan suami, Ny. S kadang

memasak sendiri di rumah, atau makan makanan hasil produksi baksonya

sendiri, namun pasien kadang makan tidak teratur karena sering merasa tidak

enak makan. Bahan-bahan makanan dicuci menggunakan air yang berasal

dari sumur di belakang rumah, dimana air tersebut juga digunakan untuk

memasak. Ny. S menyadari bahwa air sumur yang digunakan memang

kurang bersih, namun karena PDAM yang susah untuk menjangkau

rumahnya dengan terpaksa masih menggunakan air sumur untuk keperluan

sehari-hari.

2. Faktor Non Perilaku

Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga

ekonomi menengah ke atas. Keluarga ini sumber penghasilannya dari Tn.

N sebagai produsen bakso. Anak pasien yang pertama tinggal jauh di kota

Malang dan anak kedua masih usia sekolah dasar tinggal dengan pasien

kadang membantu pekerjaan rumah tangga di rumah.

Rumah yang dihuni keluarga ini kurang memadai karena belum

memenuhi dalam pemenuhan standar kesehatan. Lantai seluruhnya di tegel,

pencahayaan ruangan agak kurang, ventilasi kurang terutama di kamar tidur,

dan terdapat fasilitas MCK bagi keluarga. Sampah keluarga dibuang

ditempat pembuangan sampah yang terletak beberapa meter dari rumah.


24

Pembuangan limbah keluarga sudah memenuhi sanitasi lingkungan karena

limbah keluarga dialirkan ke septic tank di depan rumah yang jaraknya sudah

jauh dari sumur yang ada di belakang. Fasilitas kesehatan yang sering

dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah Puskesmas Wonoayu.

H. FAKTOR LINGKUNGAN PASIEN

Gambaran Lingkungan

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 4 x 6 m 2 dimana di

depannya terdapat tanah kosong dan pekarangan yang luas. Rumah tidak

memiliki pintu pagar. Memiliki teras yang berukuran 2x2 m 2. Terdiri dari

ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi yang memiliki

fasilitas jamban. Pencahayaan di kamar tidur kurang, sedangkan pencahayaan

di ruang tamu cukup. Ventilasi kurang memadai karena di kamar tidur hanya

terdapat satu jendela kecil.

Lantai rumah seluruhnya belum ditegel. Atap rumah tersusun dari

genting saja tanpa plafon. Dinding rumah di bagian ruang tamu dan kamar

tidur terbuat dari tembok dan dicat, sedangkan dinding rumah di bagian dapur

dan kamar mandi hanya terbuat dari bata dan tidak dicat. Perabotan rumah

tangga tampak minimalis. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya

keluarga ini menggunakan sumur di belakang rumah yang diambil

menggunakan timba. Secara keseluruhan kebersihan rumah masih kurang,

karena pasien jarang membersihkan rumah akibat sakit yang dideritanya.

Pasien tidak memasak setiap hari karena kadang makanan dibawakan oleh
25

anak atau menantu pasien. Bila pasien memasak menggunakan kompor gas

dengan tabung 3 kg.

Keterangan :
A
A : Ruang tamu

B : Kamar tidur

C : Dapur
C D : Kamar mandi
B

Sumur

Anda mungkin juga menyukai