Anda di halaman 1dari 10

26

BAB III
PEMBAHASAN

A. MASALAH AKTIF :

1. Post Thyfoid Fever

B. FAKTOR RESIKO :

a. Kebiasaan pasien jajan diluar

b. Kebiasaan pasien tidak mencuci tangan

c. Kebiasaan pasien minum air sumur

DIAGRAM PERMASALAHAN PENDERITA

(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan

faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan penderita)

Keturunan
Penyakit yang diderita pasien bukan
merupakan penyakit keturunan

Perilaku
Lingkungan
 Memasak dengan air
 Pencahayaan dan An. D
sumur
ventilasi ruangan 9 tahun
 Jajan makanan diluar
kurang memadai  Tidak mencuci tangan.

Pelayanan Kesehatan
 Kurangnya penyuluhan mengenai
penanganan penyakit infeksi
 Kurangnya penyuluhan mengenai
pentingnya PHBS
27

C. PEMBAHASAN MASALAH SESUAI DENGAN H.L BLUM

1. Faktor keturunan/genetik
Thyfoid fever yang diderita pasien bukan merupakan penyakit

keturunan, karena tidak terdapat faktor genetik yang berpengaruh pada

timbulnya penyakit ini. Dalam genogram pasien An. D juga tidak

ditemukan riwayat keturunan pada penyakit thyfoid fever pasien.


2. Faktor perilaku
a. Memasak dengan air sumur
Air merupakan sarana utama dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, karena merupakan salah satu media berbagai

penularan penyakit, terutama penyakit saluran pencernaan. Sampai saat

ini penduduk Indonesia sulit terbebas dari penyakit diare, kolera, disentri

hingga tifus. Sebab, semua penyakit tersebut berhubungan erat dengan

air (waterborne diseases). Bila air tersebut terminum oleh manusia maka

bakteri patogen yang masih hidup masuk sekali lagi ke usus dan akan

berkembang hingga dapat menyebabkan penyakit. Air di sini berfungsi

sebagai pemindah penyakit.


Dalam hal ini, An. D dan keluarga menggunakan air sumur untuk

memasak, maka kemungkinan untuk tertular penyakit lebih besar apabila

air yang digunakan tidak dimasak dengan benar. Permasalahan ini

tersebut dapat diupayakan pemecahan masalahnya, yaitu disarankan bila

memungkinkan keluarga AN.D untuk mengajukan pengadaan sumber air

PDAM, atau bila memang tidak memungkinkan setidaknya

menggunakan air kemasan yang bisa dibeli di warung terutama untuk

keperluan air minum dan untuk memasak.


28

b. Tidak mencuci tangan ketika mau makan


Perilaku kebersihan merupakan rangkaian dari berbagai wujud

perilaku/tindakan yang dilakukan orang terhadap sampah, mencakup

perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan seperti tindakan

mengotori lingkungan hingga tindakan-tindakan yang bertanggung jawab

seperti tindakan-tindakan memelihara dan membersihkan lingkungan.

Sebagian besar masyarakat masih belum peduli terhadap kebersihan

lingkungan sekitarnya maupun dirinya sendiri. Kebanyakan dari mereka

berfikir secara parsial dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri,

seperti masalah pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya,

pembungan limbah pabrik, polusi udara, pencemaran air, dan juga

kesehatan mereka sendiri.


Hal tersebut juga terjadi pada An. D dan keluarga, terbukti dengan

lingkungan rumah yang masih ditemukan perbaotan atau sampah

dirumah yang tidak tertata dan juga kbisaan An.D yang belum paham

pentingnya cuci makan sebelum makan. Permasalahan ini dapat

dipecahkan dengan lebih seringnya An. D beserta keluarga untuk

membersihkan rumah dan menata perabotan yang ada di rumah agar

lingkungan rumah lebih bersih sehingga tidak menjadi sumber penularan

penyakit. Selain itu dari petugas kesehatan perlku melakuykan

penyuluhan tentang PHBS khususnya mencuci tangan sebelum makan

agar tidak mudah tertular penyakit yang diakibatkan kurangnya hygine

perorangan.
c. Sering jajan diluar rumah
29

Makanan yang dijual dijalanan belum terjamin kebersihannya. Hal

ini disebebakan juga oleh penjual yang tidak memperhatikan kebersihan

makanan, cara memasak makanan, dan juga mencuci alat makan

denganvtidak menggunakan air mengalir. Hal ini juga terjadi pada An. D

dimana sebagai anak yang masih sekolah dia sering jajan diluar tanpa

memperhatikan kebersihannya.
Hal yang perlu dilakukan adalah sebagai kekuarga perlu

menyiapkan bekal makanan sendiri yang tentu lebih terjamon kebersihan

dan gizinya yuntuk dibawakan bekal pada An. D ketika sekolah serta

memberikan informasi kepada An. D ketika akan jajan diluar rumah untuk

melihat kebersihan makanan yang dijual.


3. Faktor pelayanan kesehatan
a. Kurangnya penyuluhan mengenai penanganan penyakit kronis
Penyakit infeksi adalah penyakit yang mempunyai karakteristik

yaitu suatu penyakit yang hasil dari suatu proses infeksi dalam tubuh,

mempunyai perjalan penyakit yang cukup cepat, dan sering dapat

disembuhkan. Karakteristik penyakit infeksi adalah penyebabnya pasti,

memiliki faktor resiko yang multiple, membutuhkan durasi yang singkat,

bisa atau juga tidak menyebabkan kerusakan fungsi, dan dapat

disembuhkan.
Penyakit infeksi dapat disembuhkan maupun dihindari atau

dicegah dengan merubah prilaku, gaya hidup dan pajanan terhadap

faktor-faktor tertentu di dalam kehidupan. Seperti halnya An. D yang

menderita penyakit infeksi seperti thyfoid fever. Penyuluhan tentang

penyakit infeksi sangat diperlukan An. D karena penyakit yang

dideritanya kadang membuat An.D merasa malu sehingga cenderung


30

menutup diri terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu penyuluhan dan

sosialisasi dari tenaga kesehatan yang terlatih juga dapat berpengaruh

pada kesembuhan penyakit An.D.

b. Kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya PHBS

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS merupakan salah satu strategi

yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang

kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada

komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan

informasi dan melakukan pendidikan kesehatan. Dalam hal ini,

penyuluhan mengenai pentingnya PHBS pada An. D dan keluarga di

rumah tangga penting agar tidak semakin memperburuk kondisi pasien.

Dengan adanya penyuluhan, Ny. S dan keluarga dapat memahami

pentingnya PHBS di dalam rumah tangga dan tempat-tempat umum untuk

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga dapat

mengurangi resiko terjadinya suatu penyakit.

4. Faktor lingkungan
a. Pencahayaan dan ventilasi ruangan kurang memadai
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan

keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan

produktivitas manusia. Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang


31

cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang

masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari di samping

kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup

dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sementara ventilasi rumah

berfungsi untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap

segar. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam

rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya

menjadi meningkat. Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan

menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadinya

proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini

merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen. Pencahayaan

dan ventilasi di lingkungan rumah An. D termasuk kurang sehat karena

hanya sedikit cahaya yang masuk dan kurang terjadi pertukaran udara. Hal

ini bisa diatasi dengan membuat ventilasi baru agar pencahayaan menjadi

baik dan suasana lingkungan menjadi lebih nyaman dan sehat untuk

beraktivitas.

D. SKALA PRIORITAS PENYELESAIAN MASALAH YANG

DITEMUKAN

Untuk mempermudah penyelesaian masalah pada sekenario diatas dapat

menggunakan system scoring. Hal ini dilakukan untuk

mempermudahpenyelesaianmasalah berdasarkan skala prioritas yang dari yang

tertinggi sampai yang terendah.


32

No Kegiatan M I V C P (MxIxV/C)
Memberikan penyuluhan
1 mengenai penanganan 4 3 4 4 12
penyakit infeksi
Memberikan penyuluhan
2 mengenai pentingnya 3 2 2 4 3
PHBS di rumah tangga
Pengadaan PDAM di tiap-
3 4 3 4 5 9,6
tiap rumah

Tabel 1. Penentuan Prioritas Penyeselaian Masalah

Keterangan :
P :Prioritas penyeselaian masalah
M :Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi

inidilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)


I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, Biaya yang diperlukan

Berdasarakan skala prioritas di atas masalah didapatkan hasil memberikan

penyuluhan mengenai penanganan penyakit infeksi sebagai prioritas solusi.

Tentunya rencana program penyuluhan dapat dilakukan untuk melaksanakan

penyelesaian tersebut terlampir pada tabel dibawah.


33

Tabel 2. Rencana Kegiatan Memberikan Penyuluhan Mengenai Alur Penularan Thyfoid Fever Serta Pentingnya PHBS

Kebutuhan
Volume Rincian Tenaga
No Kegiatan Sasaran Target Lokasi Jadwal
Kegiatan Kegiatan Pelaksana
Pelaksanaan
 Konsumsi
1. Memilih/menyeleksi
Semua  Ruangan
Pegawai Ruang
Pembentukan Terbentuk 2x Pegawai Senin-  LCD
1 kandidat TIM
TIM TIM Pertemuan Yang kamis  MIC
Puskesmas 2. Persetujuan rapat
terpilih  Laptop
3. Pembentukan structural
 Kursi
 Konsumsi
Penyusunan
1. Pengumpulan bahan  Ruangan
Terbentuk 2x Ruang
Senin-  LCD
2 materi TIM TIM
mengenai thyfoid fever kamis  MIC
materi pertemuan rapat
2. Penyusunan materi  Laptop
penyuluhan
 Kursi
Pembuatan 1 hari
Terbentukn
bahan Anggota Anggota setelah
ya PPT, 1x 1. Mendesign PPT, leaflet, Ruang 1. Laptop
3 penyuluhan TIM yang TIM yang bahan 2. Printer
leaflet, pertemuan banner rapat 3. Flasdisk
yang akan ditunjuk ditunjuk terkump
banner
disajikan ul
34

Warga desa Materi bisa 1x Angota  Konsumsi


1. Penyuluhan  LCD
Sebulan
4 Penyuluhan tempat diterima penyuluhan 2. Tanya jawab Balai desa TIM yang  MIC
Sekali
3. Membagikan leaflet  Laptop
penyuluhan peserta tiap desa ditunjuk  Kursi

Tingkat
Desa yang
kejadian
1. Pendataan pasien dengan sudah Anggota Sebulan
 Buku
5 Evaluasi Warga desa Thyfoid 1x sebulan
 Pulpen
penyakit infeksi mendapat TIM sekali
fever
penyuluhan
berkurang
26

Anda mungkin juga menyukai